Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumber genetic tanaman jagung berasal dari benua Amerika. Linnaeus (1737),

seorang ahli botani telah memberikan nama Zea mays untuk tanaman jagung. Jagung

berasal dari bahasa yunani yang digunakan untuk mengklasifikasikan jenis padi-

padian. Adapun jagung berasal dari bahasa Indian, yaitu mahis yang kemudian

digunakan untuk sebutan spesies sampai sekarang nama jagung adalah Zea mays L.

(Anonimous, 1993).

Pada abad ke- 19, penanaman jagung meluas di Negara – Negara beriklim sub

tropis di Dunia. Negara produsen jagung kedua adalah Cina setelah Amerika. Di

Indonesia tanaman jagung sudah dikenal sekitar 400 tahun yang lalu, didatangkan

oleh orang Prancis dan Spanyol. Daerah produksi jagung di Indonesia pada mulanya

terkonsentrasi di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura (Anonimous, 2006)

Dari hasil survey pertanian Biro Pusat Statistik tahun 1991, daerah sentrum

jagung paling luas di Indonesia, antara lain provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah,

Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timurm, Lampung dan Jawa Barat. Areal

pertanaman pertanaman jagung sekarang terdapat di seluruh provinsi di Indonesia

dengan areal luas bervariasi (Danarti dan S. Najiyati. 1994).

Produktivitas jagung di Indonesia tiap tahun cenderung meningkat karena

adanya varietas unggul baru. Pada tahun pertama PELITA 2 hasil jagung nasional

hanya 0,9 ton/ha, teaoi dalam lima tahun terakhir ( 1990 – 1994 ) meningkat menjadi

2,17 ton/ha. Di Indonesia jagung pun digunakan sebagai bahan makanan yang
sebagian besar untuk ternak ayam ras, sebaliknya penggunaan sebagai bahan pangan

menurun (Fryer,J. D. dan S. Matsunaka. 1997).

Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan

dan produksi tanaman jagung (Zea mays L.)

Hipotesa Percobaan

Adanya pengaruh pemberian pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman jagung (Zea mays L.)

Kegunaan Percobaan

Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di laboratorium

Dasar Agronomi program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Purwono dan Hartono (2005) Sistematika tanaman jagung adalah:

Kingdom : Plantae , Divis : Spermatophyta , Sub divisi : Angiosperma , Kelas:

Monocotyledoneae , Or Ado : Graminae , Family : Graminaceae , Genus: Zea ,

Spesies : Zea mays L.

Jagung merupakan tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar,

yaitu seminal, akar adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh dari radikula dan

embrio. Akar adventif disebut juga akar tunggang akar ini tumbuh dari buku paling

bawah, yaitu sekitar 4 cm di bawah permukaan tanah. Sementara akar udara adalah

akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah dekat permukaan tanah.

Perkembangan akar jagung tergantung dari dua varietas, kesuburan tanah, dan

keadaan air tanah (Lockwood. 1984).

Jagung adalah tanaman semusim yang berbatang tinggi, tegap dan biasanya

berbatang tunggal yang dominan, walaupun mungkin ada beberapa yang mengandung

tunas (anakan). Kedudukan daunnya distik (dua baris daun tunggal yang keluar dalam

kedudukan berseling) dengan pelepah-pelepah daun saling bertindih dan daunnya

lebar serta relatif panjang (Moenandir, . 1993).

Daun berkisar 20 – 30 helai tiap tanaman. Daun muda pada setiap ruas batang

dan kedudukannya berlawanan antara satu daun dengan daun lainnya. Daun panjang

ini memiliki lebar agak seragam dan tulang daunnya terlihat jelas. Bentuk daunnya

seperti pita atau tigalatus (Nurjannah,2003).


Jagung merupakan tanaman monoceus. Pada satu tanaman terdapat bunga

jantan dan bunga betina yang terletak terpisah. Bunga jantan terletak pada bagian

ujung tanaman sedangkan bunga betina pada sepanjang pertengahan batang jagung

dan berada pada salah satu ketiak daun. Bunga jantan disebut juga staminate. Bunga

ini terbentuk pada saat tanaman sudah mencapai pertengahan umur (Pasaribu, 2001).

Biji jagung letaknya teratur, sesuai dengan letak bunga. Embrio terdiri dari

plumula, radikula dan acutelina. Pada biji ada yang berbentuk bulat, berbentuk gigi

atau pipih sesuai dengan varietasnya. Warna biji juga bervariasi antara lain kuning,

putih, merah, orange dan merah hampir hitam. Bii mengandung protein tepung dan

lemak (Rukmana. 1993.).

Syarat Tumbuh

Iklim

Faktor – faktor iklim yang paling mempengaruhi pertumbuhan tanaman

adalah curah hujan dan suhu. Jumlah dan sebaran curah hujan merupakan dua faktor

lingkungan yang memberikan pengaruh terbesar terhadap kualitas jagung manis.

Secara umum, sweet corn memerlukan air sebanyak 200 – 300 mm/ bulan, sedangkan

selama pertumbuhannya sebanyak 300 – 660 mm. jika terjadi kekurangan air akibat

kelembapan rendah dan cuaca panas, maka pembentukan fotosintat akan berkurang

dan hasilnya rendah (Sastropawiro,1983).

Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerah-

daerah yang beriklim sedang hingga daerah yang beriklim subtropis atau tropis basah.
Didaerah tropis juga banyak ditanam jagung. Jagung dapat tumbuh pada daerah yang

terletak 40o LS dan 40o LU (Sukman, Y. dan Yakup. 1995).

Pada waktu perkecambahan, suhu optimal tanaman jagung adalah

0 0
30 – 32 C. Apabila tanah cukup lembab dan suhu berada diatas 21 C, maka

tanaman akan muncul dipermukaan tanah 5 – 6 hari setelah tanam. Keadaan suhu

sangat berpengaruh sejak tanaman muncul dipermukaan tanah sampai berbunga

karena itu keadaan suhu sangat mempengaruhi sekali saat berbunga

(Suprapto, 1992.).

Tanah

Tanaman jagung dapat tumbuh dengan baik pada semua jenis tanah. Tetapi

tanaman ini akan dapat tumbuh lebih baik pada tanah yang gembur dan kaya akan

humus. Tanah yang padat serta dapat menahan air tidak baik ditanami jagung karena

pertumbuhannya kurang baik atau akan menjadi busuk (Suprapto, 1999).

Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain Andosol, Latosol, dan

Grumosol. Pada tanah bertekstur berat (Grumosol) masih dapat ditanami jagung

dengan hasil yang baik, tetapi perlu pengolahan secara baik serta aerasi dan drainase

yang baik. Tanah bertekstur lempung atau liat berdebu (latosol) merupakan jenis

tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung antara 5,6 – 7,5. Pada tanah yang

memiliki pH kurang dari 5,5,tanaman jagung tidak bisa tumbuh maksimal karena

keracunan ion aluminium (Williams,., 1980)

Kemiringan tanah ada hubungannya dengan gerakan air pada permukaan

tanah. Hal ini juga merupakan salah satu syarat kehidupan tanaman termasuk
tanaman jagung. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8% dapat dilakukan

penanaman jagung. Pada tingkat kemiringan tersebut sangat kecil kemungkinan

terjadinya erosi tanah (Sarasutha,2002. ).

Kemasaman tanah biasanya ada hubungannya dengan ketersediaan unsur hara

tanaman. Kemasaman tanah (pH) yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung

adalah berkisar antara 5,6 - 7,5 (Lockwood, 1984.)

Tingkat kesuburan tanah sangat diperlukan untuk mempermudah fase

perkecambahan dan pertumbuhan, juga untuk menekan pertumbuhan gulma pada saat

sweet corn tumbuh. Pengolahan tanah gembur juga berguna untuk mempermudah

perkembangan akar tanaman. Lahan yang bagus gembur akan mempertinggi kualitas

sweet corn dari hasil rata – rata walau tanpa irigasi (Moenandir1993).

Pupuk Nitrogen

Pupuk majemuk merupakan pupuk campuran yang umumnya mengandung lebih

dari satu macam unsur hara tanaman (makro maupun mikro) terutama N, P, dan K

(Anonimous, 2006).

Kelebihan pupuk NPK yaitu dengan satu kali pemberian pupuk dapat mencakup

beberapa unsur sehingga lebih efisien dalam penggunaan bila dibandingkan dengan

pupuk tunggal (Anonimous, 2006)

Pupuk majemuk NPK yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai yang

memiliki kandungan N, P2O5, dan K2O masing-masing 18%, 12% dan 8%. Dosis

yang digunakan untuk tanaman caysin sebesar 200 kg ha-1 . Kelebihan lain 2 dari

penggunaan pupuk majemuk NPK yaitu menghemat waktu, tenaga kerja, dan biaya
pengangkutan. Penggunanan pupuk NPK dapat menjadi solusi dan alternatif dalam

meningkatkan pertumbuhan tanaman sayuran khususnya caysin. Penggunaan pupuk

NPK diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam pengaplikasian di lapangan

dan dapat meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan di dalam tanah serta

dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutejo

(2002) bahwa pemberian pupuk anorganik ke dalam tanah dapat menambah

ketersediaan hara yang cepat bagi tanaman. Fungsi N untuk tanaman sayuran yaitu

sebagai penyusun protein, untuk pertumbuhan pucuk tanaman dan menyuburkan

pertumbuhan vegetatif sehingga sesuai untuk tanaman sayuran daun seperti caysin.

Fungsi P sebagai salah satu unsur penyusun protein, dibutuhkan untuk

pembentukan bunga, buah dan biji, merangsang pertumbuhan akar menjadi

memanjang dan tumbuh kuat sehingga tanaman akan tahan kekeringan. Kekurangan

pupuk P akan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, pembungaan dan pembentukan

biji terhambat, serta tanaman menjadi lemah sehingga mudah roboh. Unsur K

berperan dalam proses metabolisme seperti fotosintesis dan respirasi yang merupakan

hal penting dalam pertumbuhan (Anonimous, 2006).

Unsur P merupakan salah satu kendala utama pada lahan yang bersifat masam

seperti Inceptisols. Hara P merupakan hara yang tidak mobil dan efisiensinya ± 20 %

sehingga P yang tidak diserap tanaman akan tetap berada dalam tanah sebagai residu

menjadi P cadangan atau diikat oleh bahan organik (Sri Adiningsih, dkk., 3 1995).

Fosfor organik di dalam tanah terdapat sekitar 5 – 50 % dari P total tanah dan

bervariasi sekitar 15 – 80 % pada kebanyakan tanah (Anonimous, 2006)


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara dengan ketinggian ± 25 m dpl. Percobaan dilaksanakan mulai bulan

Maret 2015 sampai dengan bulan Juni 2015.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan meliputi benih jagung (Zea mays L.) varietas Pioneer

23 yang digunakan sebagai bahan tanam dan pupuk nitrogen sebagai pupuk

rekomendasi.

Alat yang digunakan meliputi cangkul yang digunakan sebagai alat untuk

mengolah lahan, gembor sebagai alat untuk menyiram tanaman jagung, meteran

sebagai alat untuk mengukur tinggi tanaman, pacak sebagai tanda pada sampel yang

ditetapkan, plank sebagai tanda pada plot, ttimbangan untuk menimbang hasil panen

dan alat tulis untuk menulis jurnal harian dan data harian.

Anda mungkin juga menyukai