TINJAUAN TEORETIS
(Sunarjono, 2003) :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
ekonomitinggi dan bersifat khas daerah tropis yang digemari oleh masyarakat.
disebutkan bahwa kangkung darat adalah salah satu tanaman sayuran yang diprioritaskan
Kangkung darat merupakan tanaman yang relatif tahan kekeringan dan memiliki daya
jamur dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, sehingga petani yang berada
disekitar usaha jamur dapat memanfaatkan limbah tersebut. Perbaikan sifat fisik dan
kimia tanah dengan menggunakan pupuk kompos dari limbah media jamur tersebut
informasi terkait dengan pemanfaatan kompos berbahan limbah media jamur untuk media
tanam sayuran daun khususnya kangkung darat masih cukup terbatas bahkan belum ada.
Oleh karena itu, kajian mengenai pengaruh penggunaan kompos berbahan limbah media
jamur sebagai media tanam dalam budidaya tanaman kangkung darat cukup diperlukan.
Di Indonesia terdapat kangkung darat dengan berbagai aksesi seperti aksesi 511
asal Bekasi, 504 asal Bengkulu, 512 asal Cikampek dan sebagainya dengan ciri tanaman
dengan tipe tumbuh tegak warna daun hijau, batang bulat, bunga berbentuk terompet dan
warna bunga putih (Kusandryani dan Luthfy, 2006). Kangkung darat termasuk tipe
sayuran dataran rendah yang pertumbuhannya kurang optimal bila ditanam di dataran
lebih dari 700 m dpl (Westphal, 1994). Di dataran rendah tropika sekitar khatulistiwa
kangkung dapat dipanen setelah 25 hari dan dapat menghasilkan lebih dari 20 ton/ha
daun segar, sedangkan di dataran tinggi kangkung darat membutuhkan 40 hari untuk satu
panenan (Williams et al, 1993). Kangkung darat dapat tumbuh di daerah dengan iklim
panas dan tumbuh optimal pada suhu 25-30°C (Palada dan Chang, 2003). Kangkung
darat sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang dengan kelembaban
60%. Kangkung darat tumbuh optimal pada tanah banyak mengandung bahan organik,
tinggi kandungan air dengan pH 5.3-6.0 (Westphal, 1994). Jumlah curah hujan yang baik
untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun (Aditya, 2009).
1. Morfologi Tanaman Kangkung
b. Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun.
hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih,
terutama pada jenis kangkung air (Djuariah, 2007).Batang kangkung bulat dan
bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan
c. Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak
daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru.
Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas
berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda.
berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah
d. Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji.
Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika
sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm,
dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau
tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping
dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan
Morfologi tanaman kangkung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah, biji. Tanaman
kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabang akarnya menyebar ke semua
arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60-100 cm dan melebar secara mendatar pada
radius ±150 cm, terutama pada jenis kangkung air (Rukmana, 2007). Menurut Mangoting, (1994)
bahwa batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air, dari buku-
bukunya mudah sekali keluar akar. Daun kangkung memiliki tangkai daun yang melekat pada
buku-buku batang dan di ketiak daunnnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi
percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing, permukaan daun bagian atas berwarna hijau
tua dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Bunga pada tanaman kangkung
memiliki bentuk terompet. Buah kangkung berbentuk bulat yang didalamnya berisi tiga butir biji,
warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda, berukuran kecil sekitar 10 mm dan umur
buah kangkung tidak lama sekitar 3-5 hari (Nazaruddin, 1994). Bentuk biji kangkung bersegi-segi
atau bulat, biji berkeping dua, pada jenis kangkung akar, biji berfungsi sebagai alat perbanyakan
1. Iklim
Tanaman kangkung dapat tumbuh baik di tempat yang bersuhu dingin, sehingga
dapat diusahakan di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah, meskipun demikian
tanaman kangkung akan lebih baik jika ditanam di dataran tinggi dan daerah yang cocok
adalah mulai dari ketinggian 500-2000 meter di atas permukaan laut (mdpl) (Haryanto,
dkk. 2007). Ketinggian tempat yang memberikan pertumbuhan optimal pada tanaman
kangkung akar adalah 1000-1750 meter di atas permukaan laut (mdpl) (Supriati dan Ersi,
2010). Kondisi iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan kangkung adalah daerah yang
mempunyai suhu malam 18 0C dan siang harinya 280C (Rukmana, 2007). Tanaman
kangkung juga tahan terhadap air hujan sehingga dapat ditanam sepanjang tahun. Pada
musim kemarau, jika penyinaran dilakukan dengan teratur dan dengan air yang cukup,
tanaman kangkung akan tumbuh sebaik pada musim penghujan. Jika budidaya kangkung
dilakukan di dataran tinggi, tanaman ini umumnya akan cepat berbunga (Haryanto, dkk.
yang sejuk, maka akan lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab.
Dengan demikian, tanaman ini cocok bila ditanam pada akhir musim penghujan
2. Tanah
Tanah yang sesuai untuk ditanami kangkung adalah tanah gembur, banyak
mengandung humus, subur. Derajat keasamaan (pH) tanah yang baik untuk tanaman
kangkung berkisar antara 5,5-6,5, aerasi lahan sempurna dan tanaman cukup mendapat
Sisa tanaman, kompos, dan pupuk kandang merupakan sumber bahan organik yang
cukup dikenal. Bahan organik yang berupa pupuk kandang apabila terdekomposisi dengan
baik akan memperbaiki kondisi tanah, mengurangi erosi, serta meningkatkan aktivitas
mikrobiologi tanah. Pupuk kandang yang dibenamkan ke dalam tanah dapat memperbaiki
sifat fisik tanah dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyerap air dan bahkan
dilaporkan dapat memperbaiki produktivitas tanah selama dua musim tanam (Erfandi,
dkk. 2001). Pupuk kandang digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kadar
bahan organik tanah dengan menyediakan hara lebih lengkap dan faktor-faktor
pertumbuhan lainnya yang biasanya tidak disediakan oleh pupuk kimia (anorganik).
aktivitas berbagai mikroba heterotrof dalam tanah, peningkatan kandungan P tersedia dan
penurunan retensi P tanah. Hal ini memungkinkan petani menggunakan pupuk kandang
yang tersedia untuk pertanian dengan biaya rendah untuk memenuhi kebutuhan hara
tanaman.Pupuk kandang ayam mengandung kadar air yang lebih rendah dibandingkan
pupuk kotoran kambing dan ayam sehingga kemampuan menahan air lebih tinggi. Pupuk
kotoran ayam lebih cepat dalam menyediakan unsur hara dan memiliki nisbah C/N lebih
rendah dibandingkan dengan pupuk kotoran ayam, kudadan domba. Pemberian pupuk
kandang ayam akan meningkatkan pertumbuhan tanaman yaitu daya tumbuh, vigor bibit
serta komponen hasil. Penelitian Eliyani (1999) menunjukkan bahwa pemberian pupuk
kandang ayam 10 ton/ha pada pertanaman kedelai dapat memperbaiki sifat kimia tanah
yaitu meningkatkan kadar C organik tanah (1.72 %), meningkatkan pH tanah berkisar
antara 0,08 hingga 0,17 satuan. Respon tanaman terhadap pemberian pupuk kandang
berbeda satu sama lain. Hal ini sangat berkaitan dengan berbagai faktor seperti takaran
pupuk, jenis pupuk, tingkat kematangan pupuk, cara pemberian pupuk di samping
kesuburan tanahnya. Jenis pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam mengandung N,
P, K dan unsur hara penting lainnya yang tinggi dibanding dengan pupuk kandang lain
Pupuk hayati adalah jenis pupuk yang mengandung mikroba, yang dimasukkan ke
dalam tanah untuk meningkatkan pengambilan hara oleh tanaman dari dalam tanah atau
udara. Salah satu jenis pupuk hayati adalah pupuk Bio-Extrim (Anonimus, 2005). Pupuk
8% P205, 10% K2O, 1% CaO, 0,8% MgO, asam-asam amino, senyawa bioaktif (GA3 800
ppm) dan mikroorganisme (Supadno, 2010), konsentrat organik dan nutrisi tanaman hasil
berkualitas tinggi (ikan, ternak, dan tanaman), mengandung senyawa bioaktif (plant
N, pelarut P, K dan penghasil fitohormon) dan diperkaya dengan hara esensial. Mikroba-
mikroba bahan aktif pupuk hayati Bio-Extrim dikemas dalam bahan pembawa, bisa dalam
bentuk cair atau padat. Ciri-ciri pupuk hayati Bio-Extrim yang siap dipakai adalah cair,
berwarna coklat tua dan beraroma. Pupuk hayati Bio-Extrim mempunyai peran dalam
memperbaiki struktur tanah dengan cara menambah secara ekstrim jumlah populasi
mikroba penambat N, pelarut P, K dan unsur hara lainya : meningkatkan kadar unsur hara
makro dan mikro secara alami dengan ekstra cepat yang sangat dibutuhkan oleh tanaman
pembuahan secara cepat tapi dalam proses alami, menekan biaya produksi dan
macam mikroba. Mikroba yang terdapat di dalam pupuk hayati Bio-Extrim mempunyai
Media tanam jamur yang biasa dipakai berasal dari campuran serbuk gergaji,
dedak, kapur dan terkadang pula ditambah elemen lain seperti gips atau pupuk. Serbuk
gergaji kayu yang biasa digunakan berasal dari kayu sengon. Terdapat dua macam media
tanam yang berpotensi menjadi limbah lingkungan, yaitu limbah media tanam tua dan
media tanam terkontaminasi. Media tanam tua berasal dari media yang sudah tidak
produktif lagi atau sudah tidak menghasilkan jamur. Media tanam tua biasanya telah
berumur lebih dari tiga bulan. Media tanam terkontaminasi disebabkan karena sebelum
media tanam ditumbuhi jamur, media tanam mengalami masa inkubasi, yaitu masa
pertumbuhan mycelium hingga media tanam tidak produktif. Pada masa inkubasi terdapat
media tanam yang gagal menumbuhkan jamur. Media tanam yang gagal menumbuhkan
jamur tersebut dikeluarkan dari bedeng dan menjadi limbah (Maonah, 2010). Media tanam
jamur yang tidak dapat berproduksi lagi dibuang sebagai limbah (Miles dan Chang,1997),
dan sering disebut sebagai Spent Mushroom Substrate (SMS) atau Spent Mushroom
Compost(SMC)
yang diperoleh dari aplikasi limbah media tanam jamur yang telah dikomposkan meliputi
perbaikan kapasitas penyangga tanah dan menjaga kelembapan tanah, serta sedikit
mengandung logam berat. Sifat-sifat fisik dan kimia limbah media tanam jamur yang
disyaratkan sebagai kompos adalah warna kompos coklat sampai hitam, ukuran 0,95 cm
sampai 1,2 cm, memiliki bau earthy (bau tanah), kelembapan mencapai 30-50% ,
kandungan bahan organik lebih besar dari 40 %, dan kandungan abu lebih kecil dari 60%.
Karateristik kandungan kimia pada limbah media tanam jamur antara lain memiliki rasio
C/N lebih kecil dari 30, kandungan nitrogen diantara 1,5-3,0 %, kandungan fosfor (P2O5)
diantara 0,5-2,0%, kandungan kalium (K2O) diantara 1,0-3,0%, dan memiliki pH diantara
6,0-8,0 (American Mushroom Institute, 2003). Kompos limbah media tanam jamur dapat
Dosis pupuk organik pada tanah yang haranya sangat rendah dan strukturnya padat
adalah berkisar antara 5-15, 15-20 dan 20-30 ton/ha (Sarwanto dan Widyastuti 2000).
Margono dan Sigit (2000) menyarankan dosis pupuk organik sebanyak 5-15 ton/ha(2000)
sedangkan Martodenso dan Suryanto (2001) 20-22 ton/ha untuk tanaman kangkung darat.
Pemberian kompos dari rumput mampu meningkatkan tinggi dan jumlah daun
tanaman kangkung lebih baik jika dibandingkan dengan kompos dari sayuran dan limbah
budidaya nanas (Sriharti, 2007). Pemberian kompos pelepah daun pisang dengan dosis
produktivitas sawi dengan perlakuan kascing 5 ton/ha sejak musim pertama perlakuan
pupuk adalah sebesar 28.09 ton/ha sedangkan produktivitas sawi dengan perlakuan pupuk
buatan (250 kg Urea/ha, 250 kg ZA/ha, 200 kg SP36/ha dan KCl 100 kg KCl/ha) hanya
sebesar 12.82 ton/ha. Krishnawati (2003) melaporkan bahwa tanaman kentang dengan
perlakuan kascing 1 kg/tanaman menghasilkan tinggi tajuk 35% lebih besar dibandingkan
perlakuan tanpa kascing. Penggunaan pupuk organik juga dapat mengurangi penggunaan
pupuk anorganik yang harganya semakin tinggi. Harga eceran tertinggi pupuk urea
berdasarkan keputusan pemerintah adalah Rp 1800/kg, namun harga pupuk yang harus
dibayar oleh petani tetap saja lebih dari Rp 1800/kg (Peraturan Menteri Pertanian
Republik Indonesia, 2013). Dengan menggunakan pupuk organik maka input yang harus
dikeluarkan petani lebih rendah karena selain harganya yang lebih murah, pupuk organik
juga dapat.
Sebelum proses penanaman, kita bisa menyediakan benihnya dulu. Benih ini dapat
diperoleh di toko pertanian atau toko penyedia bibit tanaman yang ada di sekitar rumah
anda. Sebaiknya kita memilih bibit yang berkualitas baik yang dikemas dalam kemasan
yang baik pula. Dengan kata lain tidak membeli benih dalam kemasan repackage. Benih
ini dapat Anda beli dari supplier yang terpercaya. Namun jika kita ingin melakukan
pembibitan sendiri pun tidak masalah. Pembibitan tanaman ini dapat dilakukan dengan
cara degeneratif yaitu dengan biji maupun dengan cara vegetatif atau stek pucuk batang.
Jenis kangkung darat dapat berkembang biak dengan biji.
Tahap yang tidak kalah pentingnya adalah persiapan lahan untuk menanam. Cara
persiapan lahan sebagai berikut:
1) Kita harus mencangkul tanahnya terlebih dahulu sedalam sekitar dua puluh sampai
tiga puluh sentimeter. Pencangkulan ini penting agar tanah menjadi gembur dan
siap untuk ditanami.
2) Bedengan dibuat membujur dari barat ke timur agar sinar matahari dapat masuk
dengan baik. Lebar bedegan yang ideal sekitar kurang lebih tiga puluh sentimeter.
Tempat yang memiliki ph rendah harus dikerjakan pengapuran dengan
menggunakan kapur kalsit atau dolomit. Fungsi pengapuran ini agar tanah bersifat
basa. Tanah yang bersifat asam membuat kangkung tidak bisa tumbuh dengan baik
dan optimal.
3) Jika tanah telah siap, biji kangkung dapat ditanam di bedengan tersebut. Benih
ditanam di dalam lubang. di lahan yang lebih luas, kita bisa memasukkan antara
dua sampai lima biji.
4) Sistem penanaman di bedengan dikerjakan dengan cara zig-zag atau bergaris-garis.
Sistem bergaris-garis ini dinamakan garitan.
Perawatan kangkung dilakukan dengan penyiraman rutin, dan pengamatan dari hama
penyakit, diperlukan juga penambahan asupan zat hara pada saat ada indikasi tanaman
mulai menguning. Penyiangan perlu dilakukan apabila terdapat rumput ataaupun gulma
yang nantinya dipastikan akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Hama yang biasa
menyerang biasanya berupa ulat dan belalang, sementara itu penyakit yang biasanya
menyerang adalah penyakit karat putih, penangannya bisa secara manual dan jika sudah
parah bisa menggunakan pestisida hayati seperti daun nimbi, gadung, sereh, wangi dan
sebagainya.