Anda di halaman 1dari 7

Budidaya Tanaman Sawi

Sawi (Brassica rapa) merupakan jenis sayuran yang di-kenal dikalangan konsumen
karena dapat berkhasiat untuk kesehatan, selain me-miliki vitamin dan zat gizi, sawi
juga dipercaya dapat menghilangkan rasa gatal ditenggorokan pada penderita batuk
dan dapat pula berfungsi sebagai penyembuh sakit kepala (Nursanti ,2010). Secara
umum dalam wikipedia, sawi merupakan tanaman sekelommpok tumbuhan dari
marga brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan
(sayuran), baik secara segar maupun diolah.
Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa
kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain
itu, terdapat pula sawi putih (Brassica rapa kelompok pekinensis, disebut juga
petsai) yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-
kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sesawi sayur (untuk membedakannya
dengan caisim). Kailan (Brassica oleracea kelompok alboglabra) adalah sejenis
sayuran daun lain yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok
menjadi bahan campuran mi goreng.
Tanaman ini bukan asli tanaman Indonesia, sawi diduga berasal dari Tiongkok
(Cina), tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2500 tahun lalu, kemudian menyebar
luas ke Filipina dan Taiwan (anonim, 2010). Ada juga yang berpendapat berasal dari
daerah Medeterania.

Botani Sawi
Klasifikasi tanaman sawi ( wikipedia ) sebagai berikut :
Kingdom: Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub-kelas : Dicotyledonae
Ordo : Brassicales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica rapa L.

Sistem perakaran tanaman sawi memiliki akar tunggang (radix primaria) dan
cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar kesemua
arah dengan kedalaman antara 30-50 cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain
mengisap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya
batang tanaman .
Batang tanaman sawi pendek sekali dan beruas-ruas sehingga hampir tidak
kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun .
Sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu dan tidak berkrop. Pada umumnya pola
pertumbuhan daunnya berserak (roset) hingga sukar membentuk krop (Sunarjono,
2004).
Tanaman sawi umumnya mudah berbunga dan berbiji secara alami baik di dataran
tinggi maupun di dataran rendah. Stuktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga
(inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap
kuntum bunga sawi terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun
mahkota bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik
yang berongga dua .
Syarat Tumbuh Tanaman
a. Iklim
Curah hujan yang cukup sepanjang tahun dapat mendukung kelangsungan hidup
tanaman karena ketersedian air tanah yang mencukupi. Tanaman sawi hijau
tergolong tanaman yang tahan terhadap curah hujan, sehingga penanaman pada
musim hujan masih bisa memberikan hasil yang cukup baik. Curah hujan yang
sesuai untuk pembudidayaan tanaman sawi hijau adalah 1000-1500 mm/tahun.
Akan tetapi tanaman sawi yang tidak tahan terhadap air yang menggenang.
(Cahyono, 2003)
Tanaman sawi pada umumnya banyak ditanam di dataran rendah. Tanaman ini
selain tahan terhadap suhu panas (tinggi) juga mudah berbunga danmenghasilkan
biji secara alami pada kondisi iklim tropis Indonesia (Haryanto dkk, 2002).
Kelembapan udara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi hijau yang
optimal berkisar antara 80%-90%. Kelembapan udara yang tinggi lebih dari 90 %
berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman. Kelembapan yang tinggi tidak
sesuai dengan yang dikehendaki tanaman, menyebabkan mulut daun (stomata)
tertutup sehingga penyerapan gas karbondioksida (CO2) terganggu. Dengan
demikian kadar gas CO2 tidak dapat masuk kedalam daun, sehingga kadar gas CO2
yang diperlukan tanaman untuk fotosintesis tidak memadai. Akhirnya proses
fotosintsis tidak berjalan dengan baik sehingga semua proses pertumbuhan pada
tanaman menurun. (Cahyono, 2003).
Selain dikenal sebagai tanaman sayuran daerah iklim sedang (sub-tropis) tetapi saat
ini berkembang pesat di daerah panas (tropis). Kondisi iklim yang dikehendaki
untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah daerah yang mempunyai suhu malam hari
15,6C dan siang hari 21,1C serta penyinaran matahari antara 10-13 jam per hari .

Suhu udara yang tinggi lebih dari 210 C dapat menyebabkan tanaman sawi hijau
tidak dapat tumbuh dengan baik (tumbuh tidak sempurna). Karena suhu udara yang
tinggi lebih dari batasan maksimal yang di kehendaki tanaman, dapat menyebabkan
proses fotosintasis tanaman tidak berjalan sempurna atau bahkan terhenti sehingga
produksi pati (karbohidrat) juga terhenti, sedangkan proses pernapasan (respirasi)
meningkat lebih besar. Akibatnya produksi pati hasil fotosintsis lebih banyak
digunakan untuk energi pernapasan dari pada untuk pertumbuhan tanaman
sehingga tanaman tidak mampu untuk tumbuh dengan sempurna. Dengan demikian
pada suhu udara yang tinggi tanaman sawi hijau pertumbuhannya tidak subur,
tanaman kurus, dan produksinya rendah, serta kualitas daun juga rendah (Cahyono,
2003).

b. Tanah
Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah yang subur, gembur dan banyak
mengandung bahan organik (humus), tidak menggenang (becek), tata aerasi dalam
tanah berjalan dengan baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk
pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7 (Haryanto dkk, 2002)
Kemasaman tanah sangat berpengaruh terhadap ketersediaan hara didalam tanah,
aktifitas kehidupan jasad renik tanah dan reaksi pupuk yang diberikan kedalam
tanah. Penambahan pupuk ke dalam tanah secara langsung akan mempengaruhi
sifat kemasamannya, karena dapat menimbulkan reaksi masam, netral ataupun
basa, yang secara langsung ataupun tidak dapat mempengaruhi ketersediaan hara
makro atau hara mikro. Ketersediaan unsur hara mikro lebih tinggi pada pH rendah.
Semakin tinggi pH tanah ketersediaan hara mikro semakin kecil .
Pada pH tanah yang rendah akan menyebabkan terjadinya gangguan pada
penyerapan hara oleh tanaman sehingga secara menyeluruh tanaman akan
terganggu pertumbuhannya. Di samping itu, kondisi tanah yang masam (kurang dari
5,5), menyebabkan beberapa unsur hara , seperti magnesium, boron (B), dan
molbdenium (Mo), menjadi tidak tersedia dan beberapa unsur hara, seperti besi
(Fe), alumunium (Al), dan mangan (Mn) dapat menjadi racun bagi tanaman.
Sehingga dengan demikian bila sawi ditanam dengan kondisi yang terlalu masam,
tanaman akan menderita penyakit klorosis dengan menunjukkan gejala daun
berbintik-bintik kuning dan urat-urat daun berwarna perunggu dan daun berukuran
kecil dan bagian tepi daun berkerut (Cahyono, 2003).
Sawi dapat ditanam pada berbagai jenis tanah, namun untuk pertumbuhan yang
paling baik adalah jenis tanah lempung berpasir seperti tanah andosol. Pada tanah-
tanah yang mengandung liat perlu pengolahan lahan secara sempurna antara lain
pengolahan tanah yang cukup .

Tekhnik budidaya

Cara bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada
umumnya. Budidaya konvensional di lahan meliputi proses pengolahan lahan,
penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta
pemeliharaan tanaman. Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun tumpang
sari (Edi, 2009). Tanaman yang dapat ditumpangsarikan antara lain : bawang daun,
wortel, bayam, kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi ada yang secara
langsung tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu. Berikut ini akan
dibahas mengenai teknik budidaya sawi secara konvensional di lahan.

a. Benih
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang
baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan benih
sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat,
kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat
kehitaman
Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli
harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat
menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh.
kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan
dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya
tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan
penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain.
Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan mesilnya dengan
dianginkan,tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak
lebih dari 3 tahun.

b. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan
bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki
struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki
fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita
gunakan. Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan,
rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah ternaungi,
karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung. Sedangkan
kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian pupuk
organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk
kandang yang baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan
agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan. Bila daerah
yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran.
Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini
dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu
sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu
2 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah
kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).

c. Pembibitan
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk
penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap
lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 120 cm dan
panjangnya 1 3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20
30 cm. Dua mingguv sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi
dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl.
Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah
setebal 1 2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3 5 hari benih
akan tumbuh setelah berumur 3 4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan
ke bedengan.
d. Penanaman
Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak
tanah. Tinggi bedeng 20 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu
sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10
ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40
cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-
hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 8 x 6 10 cm.

e. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap
hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman,
penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka
kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim
kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita
tanam. Bila tidak terlalu panaspenyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau
pagi hari. Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu
setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.
Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan
penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu
tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang
baru. Penyiangan biasanya dilakukan 2 4 kali selama masa pertanaman sawi,
disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya
penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan
penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan. Pemupukan
tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat
juga dengan satu sendok the sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat
disiramkan untuk 5 m bedengan.

Hama dan penyakit tanaman sawi

1. Hama.
- Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.)
- Ulat tritip (Plutella maculipennis).
- Siput (Agriolimas sp.).
- Ulat Thepa javanica.
- Cacing bulu (cut worm).

2. Penyakit
- Penyakit akar pekuk.
- Bercak daun alternaria.
- Busuk basah (soft root).
- Penyakit embun tepung (downy mildew).
- Penyakit rebah semai (dumping off).
- Busuk daun.
- busuk Rhizoctonia (bottom

Panen Dan Penanganan Pasca Panen


Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya.
Umur panen sawi paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu
melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Cara panen ada 2
macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong
bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam. Lakukan
pemanenan pada pagi hari untuk pemasaran luar daerah dan sore hari untuk
pemasaran lokal.(Anonim, 2014 ) Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan adalah :
- Pencucian dan pembuangan kotoran.
- Sortasi.
- Pengemasan.
- Penympanan.
- Pengolahan.

Kandungan Gizi Sawi Hijau


Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada
penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki
fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan, bijinya
dimanfaatkan sebagai minyak serta pelezat makanan. Sedangkan kandungan yang
terdapat pada sawi adalah kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, Ca, P, Fe,
Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.
Tabel Kandungan gizi setiap 100 g sawi
No Komposisi Jumlah
1 Kalori 22,00 k
2 Protein 2,30 g
3 Lemak 0,30 g
4 Karbohidrat 4,00 g
5 Serat 1,20 g
6 Kalsium (Ca) 220,50 mg
7 Fosfor (P) 38,40 mg
8 Besi (Fe) 2,90 mg
9 Vitamin A 969,00 SI
10 Vitamin B1 0,09 mg
11 Vitamin B2 0,10 mg
12 Vitamin B3 0,70 mg
13 Vitamin C 102,00 mg
Sumber: Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI, 1979.

Kadar vitamin A pada sawi sangat tinggi.Vitamin A berperan menjaga kornea mata
agar selalu sehat. Mata yang normal biasanya mengeluarkan mukus, yaitu cairan
lemak kental yang dikeluarkan sel epitel mukosa, sehingga membantu
mencegah terjadinya infeksi.
Kandungan vitamin E pada sawi dapat berfungsi sebagai antioksi dan utama di
dalam sel. Sawi termasuk dalam kategori sangat baik sebagai sumber vitamin E.
Kebutuhan rata-rata vitamin E mencapai 10-12 mg/hari. Kandungan vitamin E pada
sawi juga berperan baik untuk mencegah penuaan
Kandungan vitamin K pada sawi sangat tinggi, yaitu mencapai 419,3 mkg. Vitamin K
sangat berguna untuk membantu proses pembekuan darah, sehingga sering disebut
sebagi vitamin koagulasi. Vitamin K mempunyai potensi dalam mencegah penyakit-
penyakit serius, seperti penyakit jantung dan stroke, karena efeknya mengurangi
pengerasan pembuluh darah oleh faktor timbunan plak kalsium.
Kandungan kalsium yang tinggi pada sawi dapat mengurangi hilangnya bobot tulang
yang biasa terjadi pada usia lanjut. Tekanan darah tinggi juga dapat disebabkan oleh
rendahnya kadar kalsium di dalam darah. Mineral lain yang cukup berarti pada sawi
adalah magnesium. Kandungan magnesium pada sawi sangat berguna untuk
mereduksi stres dan membantu membentuk pola tidur
yang baik

Anda mungkin juga menyukai