Bicara masalah HIV/AIDS adalah bicara masalah penyakit menular yang hingga sampai saat ini
belum ada obatnya, dan jumlah penderita nya juga semakin bertambah saja.. Bahkan sekarang
bukan hanya di kota-kota besar saja yang terkena virus HIV/AIDS, kini penderita penyakit
tersebut juga sudah sampai masuk ke pelosok desa-desa terpencil.
Perkembangan HIV di Indonesia
Sejak dilaporkannya kasus AIDS yang pertama di Bali pada 1987, infeksi HIV telah
menyebar ke seluruh Indonesia. Sejak itu perkembangan kasus secara cepat terus meningkat.
Pada saat ini perkembangan epidemi HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. Sebagian
besar infeksi baru diperkirakan terjadi pada beberapa sub-populasi berisiko tinggi (dengan
prevalensi lebih dari 5%), yaitu pada pengguna napza suntik (penasun), wanita penjaja seks
(WPS), dan waria
Laki laki lebih rentan terhadap penularan HIV
Pengidap HIV/AIDS terbanyak pada laki-laki, kaum laki-lakilah yang lebih rentan
tertular virus penyakit ini jika dibandingkan dengan perempuan. Kenapa kaum pria yang paling
rentan tertular virus penyakit ini? Karena pada banyak kasus, yang sering ditemukan pria lebih
banyak mengkonsumsi narkotika dengan jarum suntik dibandingkan dengan wanita, dan pria
sering melakukan hubungan sexual dengan berganti-ganti pasangan, dsb.
Mengapa sangat banyak pengidap virus HIV/AIDS pada laki-laki?
Kebanyakan mereka yang terkena HIV/AIDS adalah heteroseksual yang disebabkan oleh
berganti pasangan, dibandingkan penggunaan Napsha. Ujar perwakilan Direktur Jenderal
Penanggulangan Penyakit Menular dan Lain-lain, Departemen Kesehatan, M. Subuh, Jumat, 16
Maret 2012. Lebih banyaknyal aki-laki yang terkena HIV/AIDS dibandingkan perempuan karena
beberapa hal, yaitu populasi laki-laki yang lebih banyak. Seorang wanita yang melayani
beberapa laki-laki sehingga hanya 1wanita yang terkena tetapi banyak lelaki yang terkena.
Melakukan hubungan seksual hanya dengan seorang mitra seksual yang setia dan tidak
terinfeksi HIV (homogami)
Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin
Hindari hubungan seksual dengan kelompok rediko tinggi tertular AIDS.
Tidak melakukan hubungan anogenital.
Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksual dengan kelompok
resiko tinggi tertular AIDS dan pengidap HIV.
Untuk itu, diharapkan kaum pria mampu menjaga kesehatannya secara mandiri, dan selakigus
menjauhi perilaku seks bebas. Termasuk menggunakan kondom bila ketemu dengan istrinya.
Karena usaha individu merupakan cara cukup signifikan. Maka perlu diketahui, penularan
HIV/AIDS bukan semata-mata karena hubungan seksual. Jarum suntik para pecandu narkoba
yang dipakai bergantian juga sangat potensial untuk menularkan penyakit yang belum ada
obatnya tersebut, karena para pecandu tersebut juga berpotensi untuk melakukan hubungan seks
bebas.
HIV terdapat pada semua cairan tubuh penderita tetapi yang terbukti berperan dalam penularan
AIDS adalah mani, cairan vagina dan darah. HIV dapat menyebar melalui hubungan seksual pria
ke wanita, dari wanita ke pria dan dari pria ke pria. Tidak melakukan hubungan seksual.
Walaupun cara ini sangat efektif, namun tidak mungkin dilaksanakan sebab seks merupakan
kebutuhan biologis.
Sumber :
1. Budiarto, eko. Anggraeni, dewi. 2002. Pengantar Epidemiologi. EGC : Jakarta
2. H. JH. Wartono, Abu Chanif, Dra. Siti maryanti, Yon subardiyo Bsc. 1999.
AIDS/HIV. LEPIN: Jakarta
3.