CARA PENULARAN
Cara penularan HIV yang paling penting pada anak adalah dari ibu kandungnya yang
sudah mengidap HIV baik saat sebelum dan sesudah kehamilan. Penularan lain yang juga
penting adalah dari transfusi produk darah yang tercemar HIV, kontak seksual dini pada
perlakuan salah seksual atau perkosaan anak oleh penderita HIV, prostitusi anak, dan sebab-
sebab lain yang buktinya sangat sedikit.
Ibu hamil dengan HIV (+) Ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus tersebut
ke bayi yang dikandungnya. Cara transmisi ini dinamakan juga transmisi secara vertikal.
Transmisi dapat terjadi melalui plasenta (intrauterin) intrapartum, yaitu pada waktu bayi terpapar
dengan darah ibu atau sekret genitalia yang mengandung HIVselama proses kelahiran, dan post
partum melalui ASI. HIV dapat diisolasi dari ASI pada ibu yang mengandung HIV di dalam
tubuhnya baik dari cairan ASI maupun sel-sel yang berada dalam cairan ASI (limfosit, epitel
duktus laktiferus). Risiko untuk tertular HIV melalui ASI adalah 11-29%. Bayi yang lahir dari
ibu HIV (+) dan mendapat ASI tidak semuanya tertular HIV, dan hingga kini belum didapatkan
jawaban pasti; tetapi diduga IgA yang terlarut berperan dalam proses pengurangan antigen.
WHO menganjurkan untuk negara dengan angka kematian bayi tinggi dan akses terhadap
pengganti air susu ibu rendah, pemberian ASI eksklusif sebagai pilihan cara nutrisi bagi bayi
yang lahir dari ibu HIV (+). Transmisi melalui perawatan ibu ke bayinya belum pernah
dilaporkan.
FAKTOR RISIKO
Dari cara penularan tersebut di atas maka faktor risiko untuk tertular HIV pada bayi dan
anak adalah, 1) bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan biseksual, 2) bayi yang lahir dari ibu
dengan pasangan berganti, 3) bayi yang lahir dari ibu atau pasangannya penyalahguna obat
intravena, 4) bayi atau anak yang mendapat transfusi darah atau produk darah berulang, 5) anak
yang terpapar pada infeksi HIV dari kekerasan seksual (perlakuan salah seksual), dan 6) anak
remaja dengan hubungan seksual berganti-ganti pasangan.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan assay antibodi dapat mendeteksi antibodi terhadap HIV. Tetapi karena
antibodi anti HIV maternal ditransfer secara pasif selama kehamilan dan dapat dideteksi hingga
usia anak 18 bulan, maka adanya hasil antibodi yang positif pada anak kurang dari 18 bulan tidak
serta merta menjadikan seorang anak pasti terinfeksi HIV. Karenanya diperlukan uji laboratorik
yang mampu mendeteksi virus atau komponennya seperti: assay untuk mendeteksi DNA HIV
dari plasma assay untuk mendeteksi RNA HIV dari plasma assay untuk mendeteksi antigen p24
Immune Complex Dissociated (ICD) Teknologi uji virologi masih dianggap mahal dan kompleks
untuk negara berkembang. Meskipun uji deteksi antibodi tidak dapat digunakan untuk
menegakkan diagnosis definitif HIV pada anak yang berumur kurang dari 18 bulan, antibodi
HIV dapat digunakan untuk mengeksklusi infeksi HIV, paling dini pada usia 9 sampai 12 bulan
pada bayi yang tidak mendapat ASI atau yang sudah dihentikan pemberian ASI sekurang-
kurangnya 6 minggu sebelum dilakukannya uji antibodi.
DIAGNOSIS
Anak yang berumur kurang dari 18 bulan Diagnosis definitif laboratoris infeksi HIV
pada anak yang berumur kurang dari 18 bulan hanya dapat ditegakkan melalui uji virologik.
Hasil yang positif memastikan terdapat infeksi HIV.
PENGOBATAN
Tatalaksana pada penderita HIV atau yang terpapar HIV harus lengkap, meliputi pemantauan
tumbuh kembang, nutrisi, imunisasi, tatalaksana medikamentosa, tatalaksana psikologis dan
penanganan sisi social yang akan berperan dalam kepatuhan program pemantauan dan terapi.
Pemberian imunisasi harus mempertimbangkan situasi klinis, status imunologis serta panduan
yang berlaku.
Di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2015 berdasarkan rekapitulasi profil kesehatan kabupaten/kota
tahun 2015, kasus HIV sebesar 531 kasus, sedangkan AIDS ada sebesar 99 kasus, dengan jumlah
kematian akibat AIDS sebanyak 30 orang. Distribusi penyebaran kasus HIV AIDS menurut kelompok
umur Tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Barat.
DAFTAR PUSTAKA
UNICEF. The state of the worlds children, 2006. New York, USA; 2005. Report
No.: ISBN-13: 978-92-806-3916-2
Centers for Disease Control and Prevention. 1994 Revised classification system for
human immunodeficiency virus infection in children less than 13 years of age;
Official authorized addenda: human immunodeficiency virus infection codes and
official guidelines for coding and reporting ICD-9-CM. MMWR 1994;43(No.RR-
12):1-10