Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kangkung (Ipomoea Spp.) merupakan salah satu sayuran yang tumbuh baik di

daerah tropis. Di Indonesia terdapat dua macam kangkung yang dibudidayakan secara

komersial, yakni kangkung darat (Ipomoea reptans) dan kangkung air (Ipomoea

aquatica). Perbedaan utama dua jenis kangkung ini adalah pada bentuk daun dan

warna bunga. Kangkung darat berwarna hijau terang dengan ujung daun yang

runcing. Warna bunga kangkung darat putih. Sedangkan kangkung air daunnya

berwarna hijau agak gelap dengan ujung yang membulat atau lebih tumpul sehingga

terlihat lebih lebar. Warna bunga kangkung air cenderung ungu. Selain perbedaan

fisik, kebiasaan cara memanen dua jenis kangkung ini berbeda pula. Kangkung darat

di panen dengan cara dicabut, sedangkan kangkung air dipanen dengnan cara

dipotong.

Saat ini kangkung darat lebih banyak beredar di pasar-pasar komersial dibanding

kangkung air. Kangkung air lebih banyak dikonsumsi dan ditanam secara subsisten

oleh masyarakat. Budidaya kangkung darat sangat mudah, karena sayuran ini

bersiklus panen cepat dan relatif tahan hama. Karena itulah, harga kangkung

dipasaran relatif murah dibanding jenis sayuran lain. Untuk meningkatkan nilai

tambah, kita bisa melakukan budidaya kangkung darat secara organik. Harga

kangkung darat organik relatif lebih tinggi. Kangkung darat ini hanya bisa tumbuh di

lahan kering. Ciri-cirinya adalah batangnya lebih kecil dan berwarna putih kehijauan,
daunnya lebih tipis dan lebih lunak, bila dimasak lebih cepat layu/matang, dan

memiliki bunga yang berwarna putih bersih.

Penanaman kangkung darat umumnya hanya sebagai tanaman budidaya yang di

kelola sendiri untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Tetapi karena adanya kebutuhan

sayuran di pasaran maka tanaman kangkung darat menjadi salah satu sayuran yang

banyak di cari oleh konsumen. Bukan hanya di edarkan di pasaran, kangkung darat

juga sering kali di jual oleh penjual sayur.

Hortikultura sebagai sektor pertanian meliputi sayuran, tanaman hias danbuah-

buahan yang banyak diusahakan petani. Hortikultura adalah tanaman yang paling

sering diminati manusia untuk di budidayakan pada lahan kebun ataupun pekarangan

rumah sendiri. Hal ini dikarenakan produksi yang dihasilkan dapat langsung

dimanfaatkan sebagai kebutuhan sehari-hari. Salah satu contoh tanaman hortikultura

yang paling sering dikembangkan adalah kangkung. Tanaman kangkung tergolong

jenis sayuran yang sangat populer dalam masyarakat. Tanaman ini berasal dari india

yang kemudian menyebar ke Malaysia, Birma, Indonesia, Cina Selatan, Australia,

dan bagian negara Afrika. Kangkung dapat tanam di daratan rendah dan daratan

tinggi. Kangkung yang dikenal dengan nama latin (Ipomea reptans) terdiri dari 2

(dua) varietas, yaitu kangkung darat (Ipomeareptans) dan kangkung air (Ipomea

aquatica). Perbedaan utama dua jeniskangkung ini adalah bentuk daun dan warna

bunga. Kangkung darat berwarnahijau terang dengan ujung daun yang runcing.

Warna bunga kangkung darat putih. Sedangkan kangkung air daunnya berwarna hijau
agak gelap dengan ujung yang membulat atau lebih tumpul sehingga terlihat lebih

lebar (Haryoto, 2009).

2. Tujuan

Tujuan kegiatan adalah untuk meningkatkan kemampuan keprofesian penulis

dalam memahami dan menghayati kerja nyata dalam proses produksi tanaman

perkebunan terutama pada tanaman Kangkung, selain itu penulis juga mempelajari

aspek budi daya dan manajerial di bidang perkebunan, serta mempelajari

menganalisis permasalahan yang ditemui pada produksi tanaman Kangkung.

Tujuan khusus dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman,

keterampilan teknis dan manajemen penulis, serta mempelajari dan menganalisis

kegiatan pengelolaan tanaman Kangkung.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tanaman Kangkung

Kangkung (Ipomoea sp.) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi.

Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun dan termasuk kedalam famili

Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan yang

merupakan sumber vitamin pro vitamin A.

Kangkung merupakan salah satu anggota famili Convolvulaceae. Menurut

Pracaya (2009) tanaman kangkung dapat digolongkan sebagai tanaman sayur.

Kangkung terdiri atas 3 jenis yaitu kangkung air (Ipomoea aquatica F.), kangkung

darat (Ipomoea reptans P.), dan kangkung hutan (Ipomoea crassiculatus R.). Adapun

taksonomi tanaman kangkung darat adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotiledonae

Ordo : Solanales

Famili : Convolvulaceae

Genus : Ipomoea

Species : Ipomoea reptana P.


Menurut Purwono (2008) tanaman kangkung merupakan jenis tanaman sayuran

yang memiliki akar, batang, daun bunga, buah dan biji. Kangkung memiliki

perakaran tunggang dengan banyak akar samping. Akar tunggang tumbuh dari

batangnya yang berongga dan berbuku-buku. Daun kangkung berbentuk daun tunggal

dengan ujung runcing maupun tumpul mirip dengan bentuk jantung hati, warnanya

hijau kelam atau berwarna hijau keputih-putihan dengan semburat ungu dibagian

tengah. Bunganya berbentuk seperti terompet berwarna putih ada juga yang putih

keungu-unguan. Buah kangkung berbentuk seperti telur dalam bentuk mini warnanya

cokelat kehitaman, tiap-tiap buah terdapat atau memiliki tiga butir biji. Umumnya

banyak dimanfaatkan sebagai bibit tanaman. Jenis dari kangkung ini terdiri dari dua

jenis yaitu kangkung air dan kangkung darat. Namun jenis tanaman yang paling

umum dibudidayakan oleh masyarakat yaitu tanaman kangkung darat atau yang

biasanya dikenal baik dengan sebutan kangkung cabut.

Bagian kangkung yang dikonsumsi adalah daunnya, rasanya segar dan banyak

mengandung zat besi dan juga vitamin A, B, dan C. Kangkung beradaptasi terhadap

kondisi iklim dan tanah yang cukup beragam, akan tetapi memerlukan kelembaban

tanah yang relatif tinggi untuk pertumbuhan yang optimum. Tanah dengan kandungan

bahan organik tinggi lebih disukai. Kangkung dapat memberikan hasil yang optimum

pada kondisi dataran rendah Tropika dengan temperatur tinggi dan penyinaran yang

pendek. Temperatur yang ideal berkisar 25o-30oC, sedangkan dibawah 10°C tanaman

akan rusak (Djuariah, 1997).


Menurut Edi dan Yusri (2009) kandungan gizi dan manfaat kangkung sama

seperti sayuran pada umumnya kangkung mengandung serat yang tinggi. Seratus

gram kangkung darat mengandung 458 gram kalium dan 49 gram natrium. Kedua zat

ini merupakan persenyawaan garam bromida yang bekerja sebagai obat tidur karena

sifatnya yang menekan susunan saraf pusat. Kangkung mengandung zat sedatif

dimana dapat menurunkan ketegangan dan menginduksi ketenangan. Zat sedatif

dalam kangkung ini lebih banyak kandungannya pada kangkung darat daripada

kangkung air. Senyawa ipomea dalam kangkung juga mengandung senyawa lysergic

acid, yaitu morning glory seed yang berkhasiat sebagai halusinogenik.

Upaya untuk meningkatkan produksi tanaman kangkung kedepan masih dan

terusmenerus bertumpu pada perbaikan kesuburan tanah dan penggunaan media yang

efektif dan efisien. Kondisi ini akan mempengaruhi pertumbuhan kangkung. Keadaan

tanah yang baik akan memberikan hasil pertumbuhan tanaman kangkung yang baik

pula. Penyerapan nutrien atau unsur hara dalam tanah oleh tanaman berpengaruh

terhadap pertumbuhan tanaman (Murwono, 2012).

2. Morfologi Tanaman Kangkung

a. Akar

Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dengan cabang-

cabangnya banyak menyebar ke berbagai areah. Kangkung sendiri merupakan

salah satu tanaman yang waktu tumbuhnya tergolong lama.


b. Batang

Pada tanaman kangkung, batangnya memiliki bentuk yang bulat dan

berlubang serta banyak sekali mengandung air, sekalipun pada jenis kangkung

darat.

c. Daun

Tangkai daun pada tanaman kangkung terletak pada bagian muka-muka

batangnya. Pada kateak daun kangkung ini terdapat mata tunas, ini bias

tumbuh menjadi percabangan baru.

d. Bunga

Secara umum bunga yang dimiliki tanaman kangkung bentuknya

menyerupai bentuk terompet. Pada mahkota bunganya memiliki warna putih

dan merah.

e. Biji

Untuk biji atau benih kangkung, memiliki bentuk yang bulat dan bersegi-

segi. Warna dari bijinya coklat kehitan-hitam ketika sudah tua, dan memiliki

warna hijau pada saat usia mudah.

3. Syarat Tumbuh

a. Iklim

Tanaman kangkung darat dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun.

Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) dapat tumbuh pada daerah yang

beriklim panas dan beriklim dingin. suhu yang cocok untuk tanaman
kangkung yaitu berkisar antara 20 sampai 28°C dan kelembaban diatas 60%.

Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan

subur (Aditya, 2009).

Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat

sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman

kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung

sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila

ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas

sehingga disukai konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat,

setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 0C (Aditya,

2009).

b. Ketinggian tempat

Kangkung darat dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran

rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung

darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana

saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi (Anggara, 2009).

c. Media Tanam

Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) menghendaki tanah yang subur,

gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman

tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang,

karena
akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah

yang selalu tergenang air. Tanaman kangkung (Ipomoea reptans Poir)

membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki

kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik

(Haryoto, 2009).
BAB III

BAHAN DAN METODE

1. Tempat dan Waktu Pratikum

Pratikum ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Islam

Riau, Pekanbaru. Pratikum Penanaman Kangkung pada tanggal 2 mei 2023.

Pratikum berlangsung selama 2 bulan.

2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum ini yaitu benih kangkung,

cangkul, garu, traktor, gemborr, meteran.

Anda mungkin juga menyukai