Latar Belakang
Amerika. Konon, bentuk liar tanaman jagung yang disebut pod maize telah
tumbuh 4500 tahun yang lalu di pegunungan Andes, Amerika Selatan. Literatur
penyebaran yang pertama di Eropa antara lain adalah Spanyol, Portugal, Prancis,
Italia sampai ke Afrika Utara. Pada abad ke-16, jagung mulai ditanam di daerah
pantai Barat Afrika kemudian meluas ke India dan Cina (Rukmana, 1997).
abad yang lalu oleh orang-orang Portugis dan Spanyol melalui India dan
Sulawesi. Hingga saat ini tanaman jagung merupakan tanaman makanan yang
menempati urutan ke-3 setelah tanaman gandum dan padi (Ginting, 1995).
ikilim panas. Tanaman ini berumah satu, dengan bunga jantan tumbuh sebagai
perbungaan ujung pada batang utama dan bunga betina tumbuh terpisah sebagai
perbungaan samping (tongkol) yang berkembang pada ketiak daun. Tanaman ini
menghasilkan satu atau beberapa tongkol. Kadang-kadang bunga jantan tumbuh
Jagung manis sekarang merupakan hasil panen khusus dan satu bahan
yang popular dalam sop timur dan masakan sayuran. Kultivar-kultivar khusus
lokal yang ditanam lebih rapat dan dipetik sangat muda, jaga dijual sebagai
pelaksanaannya memperhatikan empat kunci “tepat” yaitu tepat jenis, tepat dosis,
tepat waktu dan tepat cara pemberian. Mengingat hasil pemupukan pada jenis
tanaman yang sama tidak selalu memberikan hasil sama baik maka ada hal yang
perlu diperthatikan yaitu tingkat kesuburan, reaksi tanah, kadar air, sifat pupuk
yang diberikan, pengolahan lahan, penyiangan dan pemilihan bibit yang baik
(Musnamar, 2003).
menjadi pemberian lewat akar dan lewat daun. Pupuk yang diberikan lewat akar
lewat daun ini umumnya dilakukan dengan cara melarutkan pupuk tersebut ke
(Prihmantoro, 2003).
Tujuan Percobaan
(Zea mays saccharata Sturt.) terhadap pemberian pupuk cair Indofloor dan
pupuk NPK
Hipotesis Percobaan
- Ada pengaruh interaksi antara pemberian pupuk cair Indofloor dan pupuk
Kegunaan Percobaan
Botani Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Genus : Zea
sepanjang 25 cm. Akar menyebar pada lapisan olah tanah. Bentuk system
Batang tanaman jagung kaku tingginya berkisar antara 1,5 m dan 2,5 m
dan terbungkus oleh pelepah daun yang berselang-seling yang berasal dari setiap
buku. Buku batang mudah terlihat. Percabangan (batang liar) umumnya terbentuk
pada pangkal batang. Batang liar adalah batang sekunder yang berkembang pada
ketiak daun terbawah dekat permukaan tanah. Tongkol yang berbentuk pada
pelepah daun yang menyelubungi batang. Daun mempunyai dua jenis bunga yang
helai. Hal ini tergantung varietas dan umur tanaman jagung. Tangkai / pelepah
Pada satu tanaman jagung terdapat bunga jantan dan bunga betina yang
letaknya terpisah. Bunga jantan terletak pada bagian ujung tanaman, sedangkan
bunga betina pada sepanjang pertengahan batang jagung dan berada pada salah
satu ketiak daun. Bunga jantan disebut staminate. Bunga jantan yang terbungkus
ini di dalamnya tedapat benag sari. Bunga jantan biasanya lebih dahulu masak
daripada bunga betina yaitu antara 1 – 3 hari sebelum bunga betina masak. Sel
telur atau ovary terdapat pada bunga betina yang dilindungi oleh suatu carpel yang
memanjang atau tangkai putik, kemudian berbentuk benang yang biasa disebut
Biji jagung letaknya teratur, berbaris pada jenggel sampai sesuai dengan
letak bunga. Biji dibungkus oleh pericarp yang terdiri dari embrio dan endosperm.
Embrio terdiri dari plumula, radicle, dan scutellum. Bentuk biji ada yang bulat,
berbentuk gigi / pipih sesuai dengan varietasnya. Warna biji juga bervariasi antara
lain : kuning, putih, merah / oranye, dan merah hampir hitam. Biji mengandung
protein, tepung dan lemak. Disebut jagung manis karena memiliki kadar gula
dalam biji yang lebih tinggi disbanding jenis yang lain (Ginting, 1995).
Syarat Tumbuh
Iklim
tinggi sampai ketinggian 2000 m di atas permukaan laut. Jagung yang diusahakan
tanaman jagung berkisar antara 20 – 240C. Suhu yang lebih tinggi dari 350C akan
menyebabkan tepung sari menjadi steril sehingga tidak terjadi pembentukan buah
(Sutarno, 1995).
Jagung manis beradaptasi cukup baik terhadap iklim bebas bunga es dan
ditanam hingga lintang sejauh 500 dari khatulistiwa. Namun, jagung manis tidak
beradaptasi dengan baik pada kondisi tropika basah. Hari panas dan suhu malam
masaknya biji dibutuhkan keadaan yang panas dan intensitas sinar matahari yang
membutuhkan curah hujan yang relatif sedikit. Tanaman akan tumbuh normal
pada curah hujan yang berkisar 250 – 500 mm per tahun. Idealnya tanaman
jagung membutuhkan curah hujan 100 – 125 mm per bulan dengan distribisi
Tanah
Jagung dapat tumbuh hampir di semua jenis tanah, tanah berpasir maupun
tanah liat berat. Namun tanaman ini akan tumbuh lebih baik pada tanah yang
gembur dan kaya akan humus dengan pH tanah (kemasaman tanah) antara 5,5 –
7,0. Tanah yang padat serta kuat menahan air tidak baik bila ditanami jagung,
dengan pH 5,6 – 7,2. Tanah yang bertekstur berat, harus diolah sehingga aerasi
dan draenasenya baik, membutuhkan air yang cukup terutama pada saat awal
Jagung manis dapat tumbuh dengan baik pada semua jenis tanah seperti
tanah andosol, tanah latosol, tanah grumosol, tanah berpasir. pH tanah yang ideal
untuk pertumbuhan jagung manis yaitu antara 5,8 sampai 6,5 (Decoteau, 2000).
yang berguna bagi tanaman dari dalam tanah, atau dengan kata lain supaya zat-zat
makanan untuk tanaman itu bertambah. Pupuk yang diberikan pada tanaman ada
berbagai macam bentuknya, secara garis besar dapat dibagi dua yaitu pupuk alam
dan pupuk buatan, sedangkan berdasarkan cara pemberiannya dibagi atas pupuk
daun perlu diencerkan dengan konsentrasi teretentu sesuai dosis yang dianjurkan
tanaman, pupuk yang diberikan ke tanah tidak seluruhnya mencapai akar tanaman
karena adanya beberapa kendala baik dari sifat kimia pupuk maupun sifat tanah,
kelarutan pupuk daun lebih baik disbanding pupuk akar, pengaruh kekurangan
hara berlangsung lebih cepat disbanding pupuk akar, pemberiannya dapat lebih
kekurangan dari pupuk daun yaitu bila dosis pemupukannya salah (misalnya
terlalu tinggi) maka daun akan rusak, tertutama sering terjadi pada musim kering,
tidak semua pupuk daun dapat digunakan untuk tanaman yang langsung
dikonsumsi dan biaya yang digunakan lebih mahal (Lingga dan Marsono, 2004).
Pupuk daun berbentuk serbuk dan cair. Kualitasnya dianggap baik jika
mudah larut di dalam air tanpa menyisakan endapan. Karena mudah larut di dalam
air, sifat pupuk daun menjadi sangat higroskopis. Akibatnya, tidak dapat disimpan
terlalu lama jika kemasannya telah dibuka. Keuntungannya yaitu respon terhadap
pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi atau pada sore hari karena bertepatan
dengan saat membukanya stomata. Faktor cuaca termasuk kunci sukses dalam
penyemprotan pupuk daun, tidak disarankan menyemprot pupuk daun pada saat
udara sedang panas karena konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke daun cepat
meningkat sehingga daun dapat terbakar. Contoh pupuk daun yang beredar di
pasaran yaitu Bayfolan, Complesal, Gandasil Daun, Gandasil Bunga, Grow More,
harus sesuai dengan petunjuk pada kemasan, jangan berlebihan, pupuk daun
saat matahari tidak terik, jangan dilakukan menjelang musim hujan Karena pupuk
daun akan tercuci habis oleh air hujan (Calvin and Knutson, 1983).
Saat ini di pasaran banyak dijual pupuk pelengkap cair (PPC) dan zat
pengatur tumbuh (ZPT) dalam berbagai merek, salah satunya pupuk cair
Indofloor. Selain itu juga dikenal pupuk cair hasil sampingan pabrik penyedap
makanan. Oleh karena itu pengaruh pupuk sangat beragam tergantung musim dan
Pupuk NPK
cepat tersedia yang paling dikenal saat ini. Bentuk pupuk NPK yang sekarang
kadarnya masih rendah. Kadar NPK yang banyak beredar adalah 15-15-15, 16-16-
16, dan 8-20-15. Kadar lain yang tidak terlalu umum beredar adalah 6-12-15, 12-
12-12, atau 20-20-20. Tiga tipe pupuk NPK yang pertama sangat umum didapati.
Tipe pupuk NPK tersebut juga sangat popular karena kadarnya cukup tinggi dan
Sumber makanan bagi tanaman sebagian besar diambil melaui akar dalam
bentuk larutan nutrient ataupun senyawa-senyawa khusus. Oleh karena itu, pupuk
yang diberikan melalui akar harus cukup jumlahnya agar akar benar-benar dapat
tanaman menjadi maksimal. Meskipun demikian, aplikasi pupuk lewat akar ini
memiliki kelemahan yaitu akan cepat hilangb akibat menguap, tercuci oleh air
hujan, terbawa oleh makhluk lain atau diserap tanaman lain yang tidak diinginkan.
Untuk aplikasinya, pupuk ini dapat diberikan dengan cara ditabur atau
Pemakaian pupuk majemuk saat ini sudah sangat luas. Pupuk majemuk
berkualitas prima memiliki besar butiran yang seragam dan tidak terlalu
hiroskopis, sehingga tahan disimpan dan tidak cepat menggumpal. Variasi analisis
dengan variasi analisis sepeti ini antara lain untuk mempercepat perkembangan
bibit, sebagai pupuk awal penanaman dan sebagai pupuk susulan saat tanaman
memasuki fase generatif seperti saat mulai berbunga atau berbuah. Kandungan P
dan K yang tinggi dan N yang rendah misal analisis 6.30.30 atau 10.45.12 akan
(Novizan, 2002).
Pupuk NPK tidak hanya mengandung dua unsur, tetapi tiga unsur
sekaligus yang tidak lain dari gabungan pupuk tunggal N, P, K. Itulah sebabnya
belakangan ini NPK sangat digemari petani. Biasanya harga pupuk NPK siap
pakai sangat mahal dibanding pupuk tunggal. Agar tidak terlalu mahal, ada
baiknya kalau NPK dibuat sendiri dari pupuk tunggal. Caranya mudah dan
Selain unsur N, di dalam NPK juga terdapat unsur K dan P. Unsur K ini berfungsi
batang, cabang, dan daun, selain itu juga berguna dalam pertumbuhan klorofil,
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah benih jagung
manis sebagai bahan / objek percobaan, pupuk cair Indofloor sebagai pupuk daun
yang membantu pertumbuhan tanaman, pupuk NPK sebagai pupuk akar yang
memabntu pertumbuhan tanaman, pupuk urea, SP-36 dan KCl sebagai pupuk
dasar, kapur dolomite untuk menetralkan kemasaman tanah, air untuk bahan
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah cangkul untuk
mengolah lahan dan membersihkan lahan dari gulma dan batu-batuan, meteran
untuk mengukur lahan dan tinggi tanaman, gembor untuk menyiram tanaman,
Indofloor, plastik sebagai tempat meletakkan pupuk NPK, urea, SP-36 dan KCl
serta kapur dolomit, pacak sampel untuk menanadai tanaman sampel, plank nama
timbangan untuk mengukur berat pupuk, kapur dan produksi tanaman, suntikan
untuk mengukur dosis pupuk cair Indofloor, alat tulis untuk menulis data, buku
data untuk tempat mencatat data dan kalkulator untuk menghitung data
Metode Percobaan
Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor I = pupuk cair Indofloor
faktor II = pupuk NPK yang terdiri dari 4 taraf yaitu No = 0 gr, N1 = 100 gr, N2 =
Jarak tanam = 70 x 40 cm
Plot = 36 plot
Dimana :
µ = nilai tengah
ρi = pengaruh blok i
αj = pengaruh perlakuan pupuk cair Indofloor pada taraf ke-j
Peubah Amatan
tanaman tertinggi
Jumlah daun yang dihitung adalah daun yang telah membuka sempurna
pangkal batang tanaman dan diambil 2 kali yaitu pada sisi horizontal dan sisi
vertikal
jagung per plot. Penimbangan ini juga dilakukan setelah tanaman dapat dipanen
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Lahan
bedengan / blok dengan ukuran 3 x 3m dengan parit dalam 30 cm, parit luar 50
Pengapuran
digunakan adalah kapur dolomite sebanyak 500 gr. Kapur ini diberikan dengan
cara pertama-tama tanah dibalik, lalu kapur disebarkan ke tanah sesuai dengan
arah mata angin, lalu ditutup kembali dan tanah digemburkan dan didiamkan
selama 1 minggu
Penanaman
tugal sedalam + 2 cm, kemudian dilakukan penanaman tiga benih / lubang tanam
Penyisipan
tanam, dengan memberikan pupuk urea, pupuk SP-36 dan pupuk KCl.
Pemupukan ini dilakukan dengan cara tugal sekitar 5– 10 cm dari batang tanaman.
Pemupukan ini diberikan dengan cara menyatukan pupuk SP-36 dan KCl dan
Pemeliharan
Penyiraman
Penyiraman dilakukan satu kali setiap hari yakni pada sore hari. Apabila
Penyiangan
cangkul
Pembumbunan
Aplikasi Pupuk
tanam dengan range pemberian 2 minggu sekali. Pupuk yang digunakan adalah
pupuk cair Indofloor yang terdiri dari 3 taraf yaitu I = pupuk cair Indofloor yang
pupuk NPK yang terdiri dari 4 taraf yaitu No = 0 gr, N1 = 100 gr, N2 = 200gr dan
N3 = 300 gr. Pada lahan 10 kombinasi aplikasi pupuk yang diberikan yaitu I2N1 = 4
Hasil
Data rataan jumlah daun dapat dilihat pada lampiran pengamatan 3 MST,
perlakuan pemberian pupuk cair Indofloor, pupuk NPK dan interaksi antara pupuk
Data pengaruh pupuk PPC Indofloor dan pupuk NPK terhadap jumlah
Dari data rataan jumlah daun diperoleh bahwa jumlah daun tertinggi yaitu
pada perlakuan I0 sebesar 38,35 helai dan terendah pada perlakuan I2 sebesar
37,99 helai ; dan pengaruh pemberian pupuk NPK tertinggi pada perlakuan P2
sebesar 38,91 helai dan terendah pada perlakuan P3 sebesar 37,49 helai.
perlakuan pemberian pupuk cair Indofloor, pupuk NPK dan interaksi antara pupuk
Data pengaruh pupuk PPC Indofloor dan pupuk NPK terhadap tinggi
Dari data tinggi tanaman diperoleh bahwa tinggi tanaman tertinggi yaitu
549,54 cm; dan pengaruh pemberian pupuk NPK tertinggi pada perlakuan P1
perlakuan pemberian pupuk cair Indofloor, pupuk NPK dan interaksi antara pupuk
Dari data diameter batang diperoleh bahwa diameter batang tertinggi yaitu
Data rataan produksi per sampel dapat dilihat pada lampiran pengamatan
perlakuan pemberian pupuk cair Indofloor, pupuk NPK dan interaksi antara pupuk
Data pengaruh pupuk PPC Indofloor dan pupuk NPK terhadap produksi
tertinggi yaitu pada perlakuan I1 sebesar 507,50 gr dan terendah pada perlakuan
gr.
Data rataan produksi per plot dapat dilihat pada lampiran pengamatan
Dari pengamatan data rataan produksi per plot diperoleh bahwa perlakuan
pemberian pupuk cair Indofloor, pupuk NPK dan interaksi antara pupuk cair
Data pengaruh pupuk PPC Indofloor dan pupuk NPK terhadap produksi
Dari data produksi per plot diperoleh bahwa produksi per plot tertinggi
yaitu pada perlakuan I1 sebesar 10,21 kg dan terendah pada perlakuan I0 sebesar
9,14 kg; dan pengaruh pemberian pupuk NPK tertinggi pada perlakuan P0 sebesar
Pembahasan
Indofloor berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun, nyata terhadap tinggi
tanaman, nyata terhadap diameter batang, nyata terhadap produksi per sampel dan
nyata juga terhadap produksi per plot. Hal ini mungkin dikarenakan adanya faktor
cuaca yang mendukung dalam penyemprotan pupuk daun, respon pupuk daun
sangat cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman dan pupuk daun bersifat
higroskopis. Hal ini sesuai dengan pendapat Novizan (2002) yang mengemukakan
bahwa pupuk daun mudah larut di dalam air sehingga bersifat higroskopis, respon
terhadap tanaman sangat cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman dan
dalam penyemprotan pupuk daun faktor cuaca termasuk kunci sukses dalam
penyemprotan pupuk daun, tidak disarankan menyemprot pupuk daun pada saat
udara sedang panas karena konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke daun cepat
Manis yaitu :
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa pemberian pupuk NPK
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun, nyata terhadap tinggi tanaman,
nyata terhadap diameter batang, nyata terhadap produksi per sampel dan nyata
juga terhadap produksi per plot. Hal ini mungkin dikarenakan pupuk yang
diberikan sudah menguap akibat tercuci oleh air hujan sedangkan pada tinggi
tanaman, diameter batang, produksi per sampel dan produksi per plot berpengaruh
nyata, mungkin dikarenakan kadar pupuk yang digunakan telah tepat sehingga
akar harus cukup jumlahnya agar akar benar-benar dapat menyerap unsur hara
namun pupuk ini juga mempunyai kelemahan yaitu akan cepat hilang akibat
menguap, tercuci oleh air hujan, terbawa oleh makhluk lain atau tanaman lain
Pengaruh Interaksi Pemberian Antara Pupuk Cair Indofloor dan Pupuk NPK
cair Indopfloor dan pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun,
nyata terhadap tinggi tanaman, nyata terhadap diameter batang, nyata terhadap
produksi per sampel dan nyata juga terhadap produksi per plot. Hal ini mungkin
dikarenakan dosis pupuk yang digunakan belum tepat, pemberiannya tidak merata
dan adanya faktor yang mendukung pertumbuhan seperti curah hujan dan sinar
matahari. Hal ini sesuai dengan pendapat Lingga dan Marsono (2004) yang
diperhatikan dahulu dosis penggunaannya sebab bila dosis yang diberikan salah
maka daun akan terbakar, pemberiannya harus merata dan kepekatannya harus
diatur sesuai dengan kebutuhan tanaman. Hali ini juga sesuai dengan pendapat
energi dan sangat membantu dalam proses asimilasi daun, pembentukan batang
Kesimpulan
terhadap produksi per sampel dan nyata juga terhadap produksi per plot
produksi per sampel dan nyata juga terhadap produksi per plot
nyata terhadap jumlah daun, nyata terhadap tinggi tanaman, nyata terhadap
diameter batang, nyata terhadap produksi per sampel dan nyata juga
Saran
Sebaiknya dalam melakukan percobaan kita harus memperhatikan betul
dosis penggunaan pupuk yang tepat dan memperhatikan perlakuan mana yang
lebih bagus
DAFTAR PUSTAKA
Calvin, C.L. and D.M. Knutson, 1983. Modern Home Gardening. John Wiley &
Sons, New York.
Decoteau, D.R., 2000. Vegetable Crops. Prentice Hall Upper Saddle River,
New York.
Jones, U.S., 1982. Fertilizers and Soil Fertility. Reston Publishing Company,
Reston, Virginia.
Lingga, P dan Marsono, 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Cetakan 21. Edisi
Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Marsono dan P. Sigit, 2001. Pupuk Akar : Jenis & Aplikasi. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Musnamar, E.I., 2003. Pupuk Organik Padat Pembuatan dan Aplikasi. Cetakan 1.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Najiyati, S dan Danarti, 1999. Palawija Budidaya dan Analisis Usaha Tani.
Cetakan 9. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rubatzky, V.E dan M. Yamaguchi, 1998. Sayuran Dunia Prinsip, Produksi, dan
Gizi. Terjemahan Catur Herison. Jilid Kesatu. ITB Press, Bandung.
Suprapto, H.S dan A.R. Marzuki, 2004. Bertanam Jagung. Cetakan 23. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Sutarno, H., 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah. UGM Press,
Yogyakarta.
William, C.N., J.O. Uzo dan W.T.H. Peregrine, 1993. Produksi Sayuran
Di Daerah Tropika. Terjemahan S. Ronoprawiro. UGM Press, Yogyakarta.