Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PERKECAMBAHAN BIJI KOPI, KELAPA SAWIT, KAKAO DAN


PENGARUH ASAL LETAK BIJI DALAM BUAH TERHADAP
PERTUMBUHAN SEMAI BIJI KAKAO

A. Pelaksanaan Praktikum
Hari : Rabu
Tanggal : 13 Februari 2019
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta

B. Tujuan
1. Praktek cara memepersiapkan bahan tanam dengan cara mengecambahkan biji
kopi, kelapa sawit dan kakao
2. Mengetahui pengaruh letak biji dalam buah terhadap pertumbuhan semai biji
kakao

C. Tinjauan Pustaka
Perkecambahan (germination) merupakan tahap awal perkembangan suatu
tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Kecambah adalah tumbuhan (sporofit)
muda yang baru saja berkembang dari tahap embrionik di dalam biji. Perendaman
dengan air akan mempercepat proses imbibisi pada biji. Setelah biji menyerap air
dan mencapai imbibisi yang optimum maka kulit biji akan menjadi lunak dan
mempermudah masuknya oksigen ke dalam biji. Air sendiri diperlukan dalam
proses pelunakan kulit biji, pengembangan embrio dan pembesaran sel-sel dititik
tumbuh, aktivasi dan transport enzim, perombakan cadangan makanan dan
mengatur keseimbangan zat pengatur tumbuh. Sedangkan oksigen diperlukan
oleh benih untuk proses respirasi yang selanjutnya akan melepaskan
karbondioksida, air dan energi (Marthen dkk, 2013).
Perkecambahan biji dimulai dari proses penyerapan air oleh biji diikuti
dengan melunaknya kulit biji serta terjadinya hidrasi sitoplasma dan peningkatan
suplai oksigen sehingga menyebabkan peningkatan respirasi dalam biji. Proses
perkecambahan dapat terjadi jika kulit biji permeabel terhadap air dan tersedia
cukup air dengan tekanan osmosis tertentu. Ada dua tipe perkecambahan biji,
yaitu perkecambahan epigeal dan hipogeal. Tipe perkecambahan epigeal ditandai
dengan hipokotil yang tumbuh memanjang sehingga plumula dan kotiledon
terangkat ke atas (permukaan tanah) Kotiledon dapat melakukan fotosintesis
selama daun belum terbentuk. Perkecambahan hypogeal. Perkecambahan
hipogeal ditandai dengan epikotil tumbuh memanjang kemudian plumula tumbuh
ke permukaan tanah menembus kulit biji. Kotiledon tetap berada di dalam tanah
(Kozlowski, 1972).
Proses pertumbuhan kecambah dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
internal tanaman dan faktor lingkungan. Faktor internal tersebut antara laingen
dan hormon. Faktor lingkungan meliputi dua faktor yaitu faktor dalam tanah dan
faktor di atas tanah. Faktor dalam tanah terdiri dari keasaman, aerasi, kandungan
unsur kimia, dan lain-lain. Sedangkan faktor di atas tanah adalah radiasi matahari,
temperatur, kelembaban, dan lain-lain (Sitompul dan Guritno, 1995). Adapun
faktor lain yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
adalah medan magnet.
Klasifikasi tanaman kopi (Coffea sp.) menurut Rahardjo (2012) adalah
sebagai berikut :
Kigdom : Plantae
Subkigdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea sp. ( Cofffea arabica L., Coffea canephora, Coffea
liberica, Coffea excels)
Tanaman kopi merupakan jenis tanaman yang kukuh, kuat dan kaku.
Tanaman kopi hidup subur di daerah pegunungan yang sejuk. Adapun syarat-
syarat tumbuhnya tanaman kopi adalah tumbuh di daerah dengan ketinggian 10-
1500 meter di atas permukaan air laut, memerlukan banyak sinar matahari dan
hujan, dapat juga tumbuh di dataran rendah dan pegunungan, tanahnya harus
subur dan memiliki kondisi udara yang sejuk.
Kelapa sawit merupakan tumbuhan pohon dengan tinggi dapat mencapai
24 meter. Bunga dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buah yang
masak berwarna merah kehitaman dengan daging buah padat. Klasifikasi tanaman
kelapa sawit menurut Pahan (2012), sebagai berikut:
Divisi : Embryophyta Siphonagama
Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonae
Famili : Arecaceae (dahulu disebut Palmae)
Subfamili : Cocoideae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq.
Tanaman kelapa sawit berasal dari Camerun (Afrika Barat). Kelapa
sawit tumbuh subur di daerah dataran rendah yang beriklim tropis. Adapun syarat
tumbuhnya adalah tanahnya subur dan gembur, curah hujan cukup banyak dengan
musim kemarau yang singkat, suhu udara antara 24ºC-26ºC
Klasifikasi tanaman kakao menurut Cronquist (1981) adalah sebagai
berikut
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Malvales
Suku : Sterculiaceae
Marga : Theobroma
Jenis :Theobroma cacao L.
Kakao memiliki batang berkayu, tinggi tanaman di kebun ada umur 3
tahun berkisar 1,8-3 m dan pada umur 12 tahun mencapai 4,5-7 m, sedangkan
kakao yang tumbuh liar ketinggiannya dapat mencapai 20 m. Daun kakao
memiliki bentuk helai daun bulat memanjang dengan ujung daun yang meruncing
dan pangkal daun meruncing serta susunan tulang daunnya menyirip. daun kakao
yang masih muda memiliki beberapa warna berbeda seperti kuning, kuning cerah,
cokelat, merah kecokelatan, hijau kecokelatan, hijau kemerahan, dan hijau. Daun
kakao merupakan daun tunggal, dimana pada tangkai daun hanya terdapat satu
helaian daun. Tanaman kakao mempunyai akar tunggang yang disertai dengan
akar serabut dan berkembang di sekitar permukaan tanah kurang lebih sampai 30
cm (Martono, 2017).
Kakao merupakan jenis tanaman yang dapat berbunga sepanjang tahun
tanpa mengenal musim. Bunga kakao disusun oleh 5 daun kelopak yang bebas
satu sama lain, 5 daun mahkota, 10 tangkai sari yang tersusun dalam 2 lingkaran
dan masing-masing terdiri dari 5 tangkai sari tetapi hanya 1 lingkaran yang fertil,
dan 5 daun buah yang bersatu (Tjasadihardja, 1981). Buah kakao berupa buah
buni dengan daging buah lunak. Kakao memiliki 4 bentuk buah, yaitu Angoleta
(buah berbentuk oblong), Cundeamor (buah berbentuk ellips), Amelonado, dan
Calabacil (buah berbentuk bulat) (Cuatrecasas, 1964).
Perlakuan perendaman dan posisi biji dalam buah kakao secara nyata
mempengaruhi persentase perkecambahan biji. Biji yang baik adalah yang
berasal dari bagian tengah buah. Dengan demikian, secara kuantitatif, biji yang
berukuran besar jumlah cadangan makanan akan semakin banyak sehingga dapat
mencukupi kebutuhan hidupnya (Hendrata dan Sutardi, 2009). Biji yang direndam
memiliki persentase perkecambahan lebih tinggi dibanding biji yang tidak
direndam, dalam hal ini perendaman membantu menyediakan kebutuhan air untuk
proses perkecambahan sekaligus mempercepat proses imbibisi pada biji. Menurut
Travlos dan Economou (2006) salah satu cara untuk meningkatkan kecepatan dan
daya kecambah biji adalah dengan cara perendaman. Perlakuan benih untuk
mematahkan dormansi benih dapat dilakukan melalui perendaman benih,
sedangkan untuk menghilangkan atau memproteksi benih dari serangan jamur
biasanya benih direndam dalam larutan fungisida. Tujuan perendaman ini adalah
untuk menghilangkan inokulum penyakit yang terbawa

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Cutter
b. Cetok
c. Ember
2. Bahan
a. Buah kakao
b. Biji kopi
c. Biji kelapa sawit
d. Polybag 10x15
e. Larutan fungisida
f. Serbuk kapur
g. Pasir
h. Kompos

E. Cara Kerja
1. Perkecambahan biji kopi
a. Mengambil biji kopi yang sudah disediakan (25 biji)
b. Mengupas kulit biji (kulit tanduk tidak sampai lepas)
c. Merendam biji kopi dengan larutan fungisida selama 5 menit kemudian
mengering anginkan
d. Menyiapkan media tanam campuran antara tanah dan kompos (1:1) dan
masukkan ke dalam polybag
e. Membenamkan semua biji kopi pada media tanam dengan posisi bagian
punggung di atas dan bagian perut menghadap ke bawah kemudian
menutupnya menggunakan sisa media tanam
2. Perkecambahan biji kelapa sawit
a. Mengambil buah kelapa sawit dari pohon yang telah diketahui mutunya
b. Memperlakukan buah untuk siap menjadi benih
c. Merendam buah kelapa sawit (brondolan) dalam air selama dua malam
kemudian mengambil 25 biji
d. Mengupas serabut buah kelapa sawit dan membersihkan menggunakan
serbuk kapur atau tanah berpasir
e. Menggosok bagian ujung biji menggunakan amplas, kemudian merendam
dalam larutan fungisida selama 5 menit
f. Mengambil biji yang sudah direndam, kemudian mengecambahkan dalam
media tanam campuran tanah dan kompos (1:1)
3. Perkecambahan dan cara mengambil biji dari buah kakao
a. Memilih 3 buah yang sudah masak, membelah buah kakao menggunakan
cutter
b. Mengeluarkan atau mengambil biji dan memisahkan biji yang tengah
(perlakuan 1) dan menyatukan biji ujung dan pangkal sebagai perlakuan 2
c. Membersihkan biji yang dilapisi daging buah menggunakan serbuk kapur
dengan cara diremas-remas
d. Merendam biji dalam larutan fungisida selama 5 menit
e. Menyiapkan media perkecambahan yang terdiri dari campuran tanah dan
pupuk kompos (1:1)
f. Menanam biji dalam media semai (bagian yang rata menghadap ke
media)
DAFTAR PUSTAKA

Pahan, I. 2012. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu ke
Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta. Penebar Swadaya:Jakarta.

Marthen, E. Kaya & H. Rehatta. 2013. Pengaruh Perlakuan Pencelpan dan


Perendaman Terhadap Perkecambahan Benih Sengon (Paraserianthes
falcataria L.) Agrologia. Vol. 2. No. 1 Hal. 10-16

Tjasadihardja, A. 1981. Pertumbuhan dan Pola Pembentukan Buah dan Pengaruh Zat
Tumbuh Terhadap Kelayuan Buah Muda dan Hasil Buah/BijiCokelat
(Theobroma cacao L.). Tesis. FPS IPB. Bogor.

Cuatrecasas, J. (1964). Cacao and its allies: a taxonomic revision of the genus
Theobroma (p.613). Smithsonian Institution. Washington DC.

Copeland, L.O & M.B. Mc Donald. 1996. Principles of Seed Science and
Technology. MacMillan Publishing Co

Anda mungkin juga menyukai