Anda di halaman 1dari 4

ACARA II

PERBANYAKAN TANAMAN TAHUNAN SECARA GENERATIF

A. TUJUAN
Mengetahui cara-cara perbanyakan tanaman secara generatif.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman tahunan (perinnial crops), yaitu tanaman yang hidup bertahun-
tahun. Tahun atau musim pertama berlangsung pertumbuhan vegetatif (akar,
daun, batang), dan pada musim/tahun kedua mereka menghasilkan bunga, buah
atau organ reproduktif lainnya. Proses yang terjadi setelah organ reproduktif
masak, tanaman kembali melangsungkan pertumbuhan vegetatif (akar, batang,
daun baru), diikuti lagi dengan menumbuhkan organ generatif. Proses itu
seterusnya terjadi sehingga pertumbuhan vegetatif dan generatif terjadi secara
bergantian sepanjang hidupnya (Rai, 2018).
Kakao atau yang lebih dikenal dengan sebutan cokelat merupakan
tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Tanaman kakao
digolongkan kedalam kelompok tanaman caulifloris. Kakao merupakan tanaman
perkebunan sekaligus tanaman tahunan. Tanaman kakao dapat mulai berbuah
pada umur 4 tahun, dan apabila dikelola secara tepat maka masa produksinya
dapat bertahan lebih dari 25 tahun (Agustina, 2014).

Klasifikasi tanaman kakao sebagai berikut :

Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Order : Malvales
Family : Sterculiaceae
Genus : Theobroma
Species : Theobroma cacao L. (Tjitrosoepomo, G , 2013)
Syarat tumbuh tanaman pada kakao yaitu di tanam pada ketinggian
tempat antara 0 sampai dengan 600 m dpl. Curah hujan yang baik untuk kakao
adalah antara 1.500 sampai 2.500 mm per tahunnya. Penanaman kakao
dilakukan pada tanah yang memiliki ph 6-7,5 dan paling tidak di tanam sedalam
1 meter. Tanaman kakao masih bisa hidup pada musim kering yang berlangsung
2 bulan (Fauzan, 2012).
Pencucian lender pada kakao bertujuan untuk menghentikan proses
fermentasi, mengurangi lapisan lendir agar pengeringan dapat dipercepat, kadar
kulit lebih rendah dan rupa luar lebih menarik. Biji yang mengalami pencucian
menghasilkan kulit biji yang tipis sehingga rapuh dan mudah terkelupas. Biji
yang tanpa pencucian memiliki rendemen yang tinggi dan kulitnya tidak rapuh.
Pencucian biji juga mengurangi persentase kegagalan dalam penanaman
(Agustina, 2014).
Perbanyakan generatif adalah perbanyakan yang dilakukan menggunakan
biji. Alat perkembangbiakan generatif berupa bunga. Perbanyakan generatif
diawali dengan cara penyemaian biji untuk dijadikan tanaman baru dan bisa
dijadikan bibit. Tanaman baru dari biji meskipun telah diketahui jenisnya kadang
kadang sifatnya menyimpang dari pohon induknya, dan bahkan banyak tanaman
yang tidak menghasilkan biji atau jumlah bijinya yang sedikit (Suwandi, 2013).
Perbanyakan tanaman secara generatif biasanya dilakukan melalui biji
dan mengalami penyerbukan alami dengan bantuan angin atau serangga.
Menurut Nursyamsi menjelaskan bahwa, perbanyakan tanaman secara generatif
memiliki kelebihan yaitu penanganan yang praktis atau mudah dengan harga
yang relatif murah dan tidak memerlukan keahlian yang khusus. Perbanyakan
secara generatif juga memiliki beberapa kelemahan seperti penanaman
dilakukan pada saat musimnya, keturunan yang dihasilkan kemungkinan tidak
sama dengan induknya, persentase berkecambah yang rendah dan membutuhkan
waktu yang agak lama untuk berkecambah
C. BAHAN DAN ALAT
1. Alat
a. Pisau
b. Polybag
2. Bahan
a. Buah kakao
b. Pupuk kendang
c. Tanah

D. CARA KERJA
1. Menyiapkan wadah pesemaian kakao, mengisi media dengan pasir dan pupuk
2. Buah kakao dipotong membujur, lalu biji yang berada ditengah diambil,
dibersihkan dari lender dengan meremas-remas dalam pasir. Kemudian biji
dicuci dengan air.
3. Benih ditanam di media semai dengan cara membenamkan 1/3 bagian (mata
benih diletakan di bagian bawah)
4. Menyiram dilakukan dua kali sehari
5. Setelah 4-5 hari, bibit yang sudah berkecambah dipindahkan ke polybag
dengan media tanah plus pupuk
6. Melakukan penyiraman tiap hari

E. PENGAMATAN
Pengamatan dilakukan pada 2 minggu setelah tanam di polybag (tinggi bibit, dan
jumlah daun) selama 3 kali dengan interval 1 minggu sekali.
DAFTAR PUSTAKA
Agustinaz 2014. Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao. L) Dengan
Pemberian Pupuk NPK dan Hayati. Jurnal Online Agroekoteknologi.
Vol.2. No.2. Medan: Fakultas Pertanian USU
Fauzan, A. Lahmuddin, L. dan Pinem, M.I. 2012. Keparahan Penyakit Busuk
Buah Kakao (Phytophthora Palmivora Butl.) pada Beberapa Perkebunan
Kakao Rakyat yang Berbeda Naungan di Kabupaten Langkat: Fakultas
Pertanian USU. Jurnal Online Agroekoteknologi Medan. Hal: 377.
Tjitrosoepomo, G. (2013). Taksonomi tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta:
UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai