Pembimbing Utama :
Pembimbing Pendamping :
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang sangat penting bagi
keberlangsungan hidup manusia di muka bumi. Padi merupakan salah satu hasil pertanian
yang merupakan kebutuhan pokok mayoritas masyarakat Indonesia. Hampir diseluruh
wilayah negara Indonesia menjadi sentra produksi tanaman padi. Kebutuhan beras yang
semakin meningkat karena jumlah penduduk yang setiap tahunnya meningkat sehingga
membuat konsumsi beras meningkat. Konsumsi beras di Indonesia tergolong tinggi yaitu
sebesar 97,4 kg/kapita/tahun pada tahun 2013. Kebutuhan beras terus meningkatkan karena
peningkatan jumlah konsumen tidak diimbangi dengan produksi yang cukup (Statistik,
2014). Data menurut BPS pada tahun 2021 produksi padi Indonesia sebear 54,42 juta ton
GKG, mengalami penurunan sebanyak 233,91 ribu ton atau 0,42 persen dibandingkan tahun
2020 yang sebesar 54,65 juta ton GKG, Produksi padi nasional pada 2 tahun terakhir
mengalami peningkatan pada 2017 produksi padi mencapai 81.148.594 ton dan naik
sebanyak 2,33% atau 83.037.150 ton padi (Kementan, 2019), produksi padi di Indonesia
terus mengalami fluktuatif, hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor salah satunya adalah
kualitas bibit padi yang kurang baik
Petani sering mengalami kendala dalam proses penyemaian benih padi mulai dari
sulitnya perkecambahan benih padi, bibit padi tidak normal karena proses perkecambahan
yang terganggu dan lainnya, maka dari itu perlu dilakukan inovasi dengan tujuan untuk
menghasilkan perkecambahan yang normal sehingga hasil persemaian nantinya tumbuh
dengan baik, maka dari itu perlu dilakukan penelitian mengenai pemberian hormon sitokinin
karena hormon sitokinin saat ini mampu merangsang pertumbuhan tanaman, sitokinin dapat
disintesa secara alami di dalam jaringan tanaman. Namun demikian, metabolisme tanaman
yang tinggi di dataran rendah memerlukan tambahan sitokinin untuk memacu dan
meningkatkan pertumbuhan. Sitokinin sangat baik dalam menstimulasi sintesis protein dan
berperan dalam kontrol siklus sel, sitokinin berperan pada pembelahan sel dan mempercepat
pertumbuhan tunas dan batang (Arif et al. 2016).
Kadar sitokinin yang tinggi pada tanaman padi menyebabkan tanaman masih bisa
tumbuh baik walaupun terjadi kekeringan dan kekurangan nutrisi pada tanah tanaman
tersebut tumbuh, akan tetapi jika tanaman kekurangan sitokinin tanaman padi akan
mengalami kekerdilan dan tumbuh tidak optimal sehingga tanaman padi menjadi tidak
normal yang mengakibatkan produktivitas padi menurun. Pengaruh konsentrasi sitokinin
sangat penting, karena dapat mengetahui konsentrasi sitokinin berapa untuk mendapatkan
hasil yang terbaik. Pengaruh Sitokinin terlihat pada penelitian Fithriyandini et al. (2015),
yang melaporkan bahwa penambahan BAP Sitokinin 2,5 ppm pada media ½ MS terhadap
anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) menghasilkan waktu muncul tunas cepat, jumlah
tunas dan jumlah daun terbaik.
Salah satu cara perlakuan menggunakan Sitokinin adalah dengan cara merendam
benih. Tanaman yang melewati tahap perendaman akan meningkatkan kadar air pada benih,
secara alamiah kadar air yang lebih tinggi ini menjadi pemicu pada benih untuk tumbuh.
Benih yang melewati proses perendaman relatif lebih cepat tumbuh dibandingkan yang
tidak. (Neurafram, 2021). Perendaman ini memungkinkan benih mengalami inbibisi
sehingga kadar air di dalam benih setelah perendaman akan meningkat mengakibatkan masa
dormasi benih terhenti dan menstimulir perkecambahan (Kusumo, 1990). Menurut Budianto,
Badami dan Asryadmunir (2013), lama perendaman yang berbeda dapat berpengaruh secara
nyata terhadap parameter saat muncul tunas, jumlah daun, panjang akar, jumlah akar, bobot
kering akar dan bobot kering tunas akan tetepai tidak berpengaruh terhadap bobot kering
batang, setelah dilakukannya perendaman selanjutnya benih harus diperam. Tujuan dari
pemeraman adalah untuk menyeragamkan keluarnya akar, sehingga persebaran benih
seragam. Benih yang diperam akan memiliki daya tumbuh yang lebih cepat dibandingkan
dengan benih yang tidak diperam (BBPP Cianjur, 2022). Berdasarkan uraian di atas, maka
dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan lama perendaman
Sitokinin terhadap perkecambahan padi (Oryza sativa).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah konsentrasi Sitokinin mempengaruhi perkecambahan padi (Oryza sativa) ?
2. Apakah lama perendaman Sitokinin dapat mempengaruhi perkecambahan padi (Oryza
sativa) ?
3. Apakah terdapat interaksi anatara konsentrasi dan lama perendaman Sitokinin terhadap
perkecambahan padi (Oryza sativa) ?
C. Tujuan
1. Mengatahui pengaruh konsentrasi Sitokinin terhadap perkecambahan padi (Oryza sativa)
2. Mengetahui pengaruh lama perendaman Sitokinin terhadap perkecambahan padi (Oryza
sativa)
3. Mengetahui interaksi antara konsentrasi dan lama perendaman Sitokinin terhadap
perkecambahan padi (Oryza sativa)
D. Hipotesis
1. Konsentrasi sitokinin berpengaruh nyata terhadap perkecambahan padi (Oryza sativa)
2. Lama perendaman sitokinin berpengaruh nyata terhadap perkecambahan padi (Oryza
sativa)
3. Terdapat interaksi antara konsentrasi dan lama perendaman sitokinin terhadap
perkecambahan padi (Oryza sativa)
II. TINJAUAN PUSTAKA
C. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok lengkap dengan 2
faktor dan 3 blok sebagai ulangan. Faktor pertama adalah Konsentrasi dengan taraf
100 ppm (S1), 200 ppm (S2), dan 300 ppm (S3). Faktor kedua adalah Lama
perendaman 3 jam (L1), 6 jam (L2) dan 12 jam (L3).
S0 S1 S2 S3
2. L1 L1S0 L1S1 L1S2 L1S3
L2 L2S0 L2S1 L3S2 L2S3
L3 L3S0 L3S1 L3S2 L3S3
Pelaksanaan Penelitian
a. Persiapan Media Perkecambahan
Persiapan media perkecamabahan yang dilakukan yaitu mencampur tanah
dengan kompos dengan perbandingan 1 : 1 diaduk rata kemudian dimasukkan
dalam 9 baki kemudian media tanam disiram dengan air.
b. Perendaman benih padi dalam larutan ZPT Sitokinin
Benih padi ditempatkan dalam wadah dan ditambahkan larutan ZPT sitokinin
dengan konsentrasi yang berbeda, benih direndam dalam larutan ZPT sitokinin
selama lama waktu yang berbeda, kemudian setelah itu benih siap untuk di uji
sesuai prosedur.
c. Penanaaman
Penanaman dilakukan dengan menaruh benih padi pada media tanam yang telah
disiapkan sebanyak 10 biji per baki.
d. Perawatan
Perawatan yang dilakukan meliputi penyiraman, pengontrolan dan pembersihan
gulma, penyiraman harus dilakukan dengan teratur jangan sampai media
tanaman mengalami kekeringan.
e. Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah berumur 10 HSS
D. Variabel Pengamatan
Parameter yang diamati meliputi : persentase perkecambahan, laju vigor dan viabilitas
benih, panjang hipokotil, panjang radikula dan bobot kering kecambah, dengan
menggunakan satuan cm untuk mengukur panjang hipokotil dan radikula.
E. Analisis Data
Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis keragaman (Anova), kemudian untuk
membandingkan kontrol dan kombinasi perlakuan faktorial dilakukan analisis kontras,
sedangkan untuk menguji antar perlakuan konsentrasi dan lama perendaman digunakan
Uji Jarak Berganda Duncan (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%, dengan
menggunakan aplikasi minitab.
DAFTAR PUSTAKA
Arif M, Murniati, Ardian. 2016. Uji beberapa zat pengatur tumbuh alami terhadap
pertumbuhan bibit karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) stum mata tidur. Jom Faperta
Universitas Riau 3(1): 1-10.
BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Jawa Tengah Dalam Angka 2014. Semarang: BPS Jawa
Tengah.
Budianto, E.A., K. Badami., A. Arsyadmunir. 2013. Pengaruh Kombinasi Macam ZPT
dengan Lama Perendaman yang Berbeda terhadap Keberhasilan Pembibitan Sirih
Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) Secara Stek. Jurnal Agrovigor. ISSN 1979 5777.
Vol. 6 No. 2 September 2013.
Ferdous, M.H., A.A.M. Billah, H. Mehraj, T. Taufique, and A.F.M.J. Uddin. 2015. BAP and
IBA pulsing for in vitro multiplication of banana cultivars through shoot-tip culture.
J.Bioscie. Agri. Research 3(2): 87-95.
Fithriyandini A, Maghfoer M D, Wardiyati, T. 2015. Pengaruh Media Dasar dan 6-
benzylaminopurine (BAP) Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Nodus
Tangkai Bunga Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) Dalam Perbanyakan Secara
in Vitro. Jurnal Produksi Tanaman. 3 (1): 43-49. doi:10.21176/protan. v3i1.167.
Kusumo, S. 1990. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Jakarta: Yasaguna.