Anda di halaman 1dari 7

PERBANYAKAN ANGGREK

Nama : Herawati Prayitno


NIM : B1A018118
Rombongan :I
Kelompok :4
Asisten : Maura Savika

LAPORAN PRAKTIKUM ORCHIDOLOGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2020
1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anggrek merupakan tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi
bila dibanding dengan jenis tanaman hias lainnya.Iklim tropis Indonesia, selain
cocok untuk pertumbuhan anggrek juga sangat potensial untuk menghasilkan jenis-
jenis anggrek alam yang bermutu. Salah satu jenis anggrek yang banyak diminati
masyarakat dan mempunyai nilai ekonomi tinggi adalah anggrek vanda. Anggrek
Vanda digemari karena keindahan dan kecantikan bunganya. Genus vanda
diperkirakan berjumlah lebih dari 40 spesies dengan penyebaran yang sangat luas.
Bibit anggrek dapat diperbanyak secara generatif maupun vegetatif. Perbanyakan
anggrek secara generatif sering menghadapi kendala pada rendahnya kemampuan
dan lamanya waktu yang diperlukan biji untuk berkecambah. Hal ini dikarenakan
ukuran biji anggrek sangat kecil dan tidak mempunyai endosperm sebagai cadangan
makanan pada awal perkecambahan biji. Perkecambahan biji anggrek dalam kondisi
in vivo memiliki daya kecambah rendah, yaitu kurang dari 1%. Dengan kendala
tersebut menyebabkan perbanyakan anggrek lebih sering dilakukan secara vegetatif.
Perbanyakan vegetatif pada anggrek dapat ditempuh secara konvensional atau pun
dengan teknik kultur jaringan. Namun demikian, perbanyakan anggrek secara
konvensional dinilai kurang efektif karena jumlah anakan yang dihasilkan sangat
terbatas (Rupawan et al., 2014).
Perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan alternatif untuk mendapatkan
tanaman baru yang mempunyai sifat sama dengan induknya dalam jumlah besar.
Perbanyakan secara vegetatif dengan sistem konvensional, umumnya masih
memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, saat ini dibeberapa negara
maju telah banyak dikembangkan suatu sistem perbanyakan tanaman secara vegetatif
yang lebih cepat dengan hasil yang lebih banyak lagi, yaitu dengan sistem kultur
jaringan (Warpur & Kailola, 2017)

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah dapat melakukan perbanyakan vegetatif
anggrek dengan benar sesuai dengan pola pertumbuhan jenis anggrek.
II. MATERI DAN CARA KERJA

A. Materi

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah pot, gunting, dan sprayer.

Bahan yang digunakan adalah Vanda sp. dan fungisida.

B. Cara Kerja

1. Tanaman anggrek dalam pot yang sudah banyak akar udaranya disiapkan.

2. Bagian tengah tempat menempel anakan anggrek dipotong.

3. Akar udara yang sudah mati/tidak aktif dipotong dengan gunting steril.

4. Anakan dipisahkan dan ditaruh di pot khusus akar gantung.

5. Anggrek disemprot dengan fungisida agar terbebas dari jamur.

6. Diamati perkembangannya.
2. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 2.1 Pemisahan keiki ( Herliana et al., 2019)

Gambar 2.2 Perbanyakan anggrek dengan cara pemisahan (Split) (Asnawati, 2019).
B. Pembahasan

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk melakukan perbanyakan


anggrek adalah menyiapkan anggrek dalam pot yang sudah banyak akar udaranya
lalu lihat bagian anakan yang akan dipisahkan dengan metode split. Potong bagian
tengah dari induk dan anakan aggrek dan pastikan anakan anggrek mempunyai cukup
akar aktif atau akar yang masih produktif dalam menerima makanan. Akar udara
yang sudah mati/tidak aktif dipotong dengan gunting steril. Anakan dan indukan
anggrek dipisahkan lalu diletakan dalam pot khusus akar gantung. Anggrek
disemprot dengan fungisida agar terbebas dari jamur. Anggrek ditanam dalam pot
baru dan diamati pertumbuhanya. Berdasarkan referensi, pemisahan rumpun (split)
merupakan metode perkembang biakan vegetatif yaitu dengan memotong,
memisahkan rumpun anggrek, dan biasanya dilakukan pada anggrek simpodial. Split
yang biasa dilakukan untuk memperbanyak anggrek adalah pada tanaman yang
masih segar atau ketika tanaman dalam kondisi sehat. Teknik split seperti ini menjadi
inovasi baru dalam budidaya tanaman anggrek. Teknik ini cukup mudah dilakukan
dan membuat tanaman anggrek menjadi memiliki nilai fungsi kembali karena
menghasilkan tunas yang baru (Pratiwi et al., 2019).
Keiki adalah anakan yang tumbuh liar di ujung umbi. Keiki ini umumnya
muncul di ruas-ruas tanaman anggrek dewasa. Keiki terbentuk jika media tanam
tidak pernah diganti, sehingga akar tanaman banyak rusak. Hal ini menyebabkan
pertumbuhan tunas pindah ke ruas tanaman. Pada tanaman anggrek yang rajin diganti
media tanamnya, jarang muncul keiki. Gunakan keiki yang berukuran panjang
kirakira sejengkal dan sudah menghasilkan akar sebanyak 3-4 helai. Saat memotong
keiki, umbi induk harus ikut terangkat. Tujuannya agar anggrek tetap mendapat
suplai makanan lewat umbi. Keiki sebaiknya tidak langsung ditanam tetapi
ditempelkan dulu di lempengan pakis sampai terjadi penambahan umbi. Jika umbi
sudah terbentuk 2-3 buah, keiki siap dipindahkan ke pot. Anggrek yang diperbanyak
dengan keiki masa berbunganya lebih lama dibandingkan dengan cara pemisahan
rumpun. Perbanyakan anggrek dengan keiki ini hanya bisa dilakukan pada anggrek
Dendrobium sp. (Herliana et al., 2019).
Cara perbanyakan dengan setek umumnya dilakukan pada anggrek
monopodial atau berbatang satu serta cara hidupnya terestrial, seperti anggrek
Arachnis sp. ,Vanda terestrial, dan Aeridachnis sp. Ambil tanaman yang tingginya
sudah mencapai dua meter atau lebih. Sekitar 80 cm dari pucuk tanaman, batang
anggrek dipotong dengan gunting tajam. Potongan batang ini kemudian ditanam dan
bagian pangkalnya dirawat. Setelah enam bulan, pada batang ini sudah muncul
tunastunas baru (sekitar 60 cm) dan berakar. Tunas baru ini pun bisa dijadikan bahan
setek untuk ditanam kembali (Herliana et al., 2019).
Perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan merupakan peluang besar untuk
mengatasi kebutuhan bibit dalam jumlah besar, serentak, dan bebas penyakit
sehingga bibit yang dihasilkan lebih sehat serta seragam dalam waktu relative singkat
sehingga lebih ekonomis dan teknik perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan
sepanjang waktu tanpa tergantung musim. Selain itu itu kultur jaringan juga dapat
digunakan dalam pelestarian plasma nutfah yang hampir punah, percepatan pemulian
tanaman. Manfaat lain dari kultur jaringan yaitu keseragaman genetik dan
memperbanyak tanaman yang sulit secara vegetatif. Perbanyakan dengan cara ini
akan menghasilkan bibit dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan
perbanyakan cara lainnya. Hanya dengan sebagian kecil dan jaringan tanaman sudah
bisa diperoleh ribuan bibit. Perbanyakan ini umumnya dilakukan pembudidaya
tanaman anggrek yang berorientasi usaha atau bisnis dalam skala besar, untuk
memenuhi permintaan konsumen (Herliana et al., 2019).
Pemisahan rumpun (split) merupakan metode perkembang biakan vegetatif
yaitu dengan memotong, memisahkan rumpun anggrek, dan biasanya dilakukan pada
anggrek simpodial (Pratiwi et al., 2019). Setek umumnya dilakukan pada anggrek
monopodial atau berbatang satu serta cara hidupnya terestrial, seperti anggrek
Arachnis sp. ,Vanda terestrial, dan Aeridachnis sp. (Herliana et al., 2019).
Perbanyakan anggrek monopodial seperti Phalaenopsis secara konvensional dapat
dilakukan menggunakan keiki yang muncul dari tangkai bunga. Perbanyakan secara
konvensional sangat lambat prosesnya, sehingga tidak dapat diandalkan untuk
memproduksi bibit secara massal jika dibutuhkan klon anggrek tertentu dalam
jumlah besar (Yusnita et al., 2007).

.
DAFTAR REFERENSI
Asnawati, A. 2019. Pemberdayaan Perempuan melalui Budidaya Anggrek Soecies
dan Hibrid di Desa Bhakti Mulya Bengkayang. Adimas: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 2(2), pp.8-13.
Herliana, O., Rokhminarsi, E., Iqbal, A., & Kartini, K. 2019. Pelatihan Pembibitan
Anggrek Secara Vegetatif, Generatif dan Kultur Jaringan pada Paguyuban
Mantan Buruh Migran “SeruniI” Kabupaten Banyumas . LOGISTA-Jurnal
Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, 3(2), pp. 61-69.
Pratiwi, I. S., Purbajanti, E. D., & Fuskhah, E. 2019. Pertumbuhan Vegetatif Hasil
Split Dendrobium (Dendrobium sp.) pada Dua Jenis Pupuk Nitrogen dan
Tempat Tanam. Journal of Agro Complex, 3(1), pp. 65-74.
Rupawan, I. M., Basri, Z., & Bustami, M. 2014. Pertumbuhan Anggrek Vanda
(Vanda sp.) pada Berbagai Komposisi Media secara In Vitro. Agrotekbis, 2(5).
Pp 8-11.
Warpur, A. R., & Kailola, I. N. (2017). Pengaruh Pemberian Air Kelapa Terhadap
Perakaran Anggrek Kelinci (Dendrodium antennatum Lindl.). Jurnal
Kehutanan Papuasia, 3(2), pp. 84-90.
Yusnita.2003. Kultur Jaringan : Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisien.
Agromedia. Tangerang.

Anda mungkin juga menyukai