Anda di halaman 1dari 5

OUTLINE PERSILANGAN TANAMAN

KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.)

Disusun oleh:
1. Agista Dwi Anggraeni (492487)
2. Ken Inayah Pasambangan (496421)
3. Rafa Alivia Salimah Putri (497666)
4. Khoirul Fadhila (503461)
5. Fajar Brillian Muhammad Asfar (505946)

Golongan : C2
Kelompok : 01
Asisten Koreksi: Agnes Theresia

LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN


DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2023
I. Persilangan Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
Kacang panjang (Vigna sinensis L.) adalah salah satu jenis tanaman kacang-kacangan
yang umumnya ditanam oleh petani di seluruh dunia, baik sebagai tanaman utama maupun
sebagai tanaman sela. Tanaman ini dapat tumbuh dengan mudah di berbagai jenis lahan,
termasuk dataran rendah dan dataran tinggi, seperti sawah, tegalan, dan pekarangan. Tingkat
konsumsi masyarakat terhadap kacang panjang cukup tinggi dan menjadi salah satu jenis
sayuran yang populer dan sering ditemui di pasar. Di Indonesia, kacang panjang menduduki
peringkat ke-8 dari 20 jenis sayuran yang paling banyak dikonsumsi (Hartati et al., 2019).

Alasan pemilihan kacang panjang untuk disilangkan diantaranya dari kandungan gizi
yang tinggi sehingga memiliki potensi produksi. Kacang panjang mengandung banyak nutrisi
penting seperti serat, vitamin, mineral, dan protein. Persilangan yang dilaksanakan pada
karakteristik gizi dalam kacang panjang dapat meningkatkan manfaat kesehatannya (Hartati et
al., 2019). Selain itu, kacang panjang memiliki potensi variasi genetik yang besar dalam
karakteristik morfologi seperti bentuk, warna, dan tekstur polong. Persilangan digunakan
untuk menggabungkan sifat-sifat yang diinginkan dari berbagai varietas, dengan
mengharuskan varietas yang berbeda secara morfologis dipilih. Contohnya, satu varietas
memiliki polong yang lebih panjang dan tipis, sementara yang lain memiliki polong yang lebih
pendek dan tebal. Varietas dengan warna polong yang berbeda juga bisa digunakan untuk
menciptakan variasi hasil persilangan (Kustanto et al., 2023). Berdasarkan pada penjabaran
Paulus et al. (2015), klasifikasi kacang panjang adalah kerajaan Plantae, divisi
Magnoliophyta, kelas Magnoliophyta, ordo Fabales, famili Fabaceae, genus: Vigna, dan
spesies V. sinensis.

Kacang panjang adalah tanaman semak menjalar, tumbuh hanya dalam satu musim, bisa
mencapai lebih dari 2,5 meter tingginya. Batangnya tegak, berbentuk silindris, hijau, dan
halus. Daunnya majemuk, lonjong, bergantian, ukurannya sekitar 6-8 cm x 3-4,5 cm, dengan
tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, dan pertulangan menyirip. Tangkai daun berbentuk
silindris, sekitar 4 cm panjangnya, juga berwarna hijau. Bunga kacang panjang muncul di
ketiak daun, bentuknya majemuk dengan tangkai silindris sekitar 12 cm, berwarna hijau
hingga putih. Mahkota bunganya menyerupai kupu-kupu dengan warna ungu keputih-putihan,
benang sari sekitar 2 cm panjangnya, berwarna putih, dan kepala sari berwarna kuning.
Putiknya berbatang, berwarna kuning, panjang sekitar 1 cm. Akarnya adalah akar tunggang
berwarna coklat muda.a (Paulus et al., 2015). Buah kacang panjang berbentuk polong dan
memiliki panjang sekitar 15-25 cm. Umumya, kacang panjang memiliki polong berwarna
hijau. Akan tetapi, sekarang ini telah dikembangkan kacang panjang yang menghasilkan
polong berwarna merah. Polong berwarna merah berasal dari kandungan antosianin yang
terkandung di dalamnya. Biji kacang panjang berbentuk lonjong, pipih, dan berwarna coklat
muda. (Ardian et al., 2016).

Narendri et al. (2017) menyatakan bahwa kacang panjang hijau dan merah adalah
tanaman yang melakukan penyerbukan sendiri dengan tingkat penyerbukan silang yang
rendah, yaitu kurang dari 5%. Oleh karena itu, diharapkan bahwa tanaman ini memiliki
genetika yang homozigot, sehingga menghasilkan tanaman dengan tingkat keseragaman yang
tinggi. Proses persilangan kacang panjang melibatkan penyerbukan antara bunga jantan dan
betina. Hasil dari persilangan berupa biji yang merupakan hasil dari perpaduan karakter
genetik dari kedua varietas yang disilangkan. Waktu antesis bunga kacang panjang pada pagi
hari antara pukul 05.00 hingga 08.00 (Rizkyma & Ariyanti et al., 2023). Umur berbunga
kacang panjang bervariasi antara 30-35 hari setelah tanam. Terjadinya variasi ini disebabkan
oleh faktor genetis sehingga umur panen pun bervariasi (Suwandi et al., 2019).

Kustanto et al. (2022), kacang panjang polong merah maupun hijau memiliki banyak
keunggulan, diantaranya adalah nilai gizi yang tinggi, mengandung vitamin A, vitamin B,
vitamin C, dan mineral dalam polongnya, sementara bijinya mengandung protein, lemak, dan
karbohidrat. Selain itu, melalui kerjasama simbiosis dengan bakteri bintil akar, tanaman ini
mampu mengikat nitrogen dan dengan demikian meningkatkan kesuburan tanah (Riskyma &
Ariyanti, 2023). Oleh karena itu, kacang hijau merah dan hijau dimanfaatkan dengan
menggabungkan sifat-sifat yang dapat meningkatkan produksi polong, seperti meningkatkan
jumlah atau panjang polong. Selain itu, variasi dalam bentuk dan warna polong juga
diharapkan dapat menciptakan daya tarik visual dan variasi produk yang lebih menarik.
Peningkatan kandungan nutrisi, seperti protein atau vitamin tertentu, juga dapat menjadi fokus
untuk menghasilkan kacang panjang yang lebih bergizi (Kustanto et al., 2022).

II. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum persilangan tanaman ini berupa pinset digunakan
untuk proses pengambilan serbuk sari, plastik digunakan untuk penyungkupan bunga, label
digunakan untuk identitas persilangan, gunting digunakan untuk pemotongan plastik yang
tidak digunakan, dan alat tulis untuk pemberian nama. Bahan yang digunakan dalam
praktikum persilangan tanaman ini yaitu tanaman yang sedang dalam fase pembungaan.
Tanaman yang digunakan dalam praktikum persilangan ini yakni kacang panjang (Vigna
sinensis L.).
III. Tahapan Persilangan
Persilangan kacang panjang (Vigna sinensis L.) di Rumah Kawat, Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada dilaksanakan dalam beberapa tahapan. Sebelum melakukan
persilangan tanaman, terdapat tahapan yang harus dilakukan agar kegiatan persilangan
tanaman berhasil. Awal kegiatan persilangan tanaman adalah menentukan bunga yang akan
disilangkan. Bunga yang dipilih berupa bunga dari tanaman yang memiliki sifat unggul. Pada
kegiatan persilangan tanaman harus memperhatikan waktu antesis dan reseptif bunga yang
telah dipilih. Pada kegiatan persilangan kali ini, bunga kacang panjang memiliki waktu antesis
pagi hari sekitar pukul 05.00 sampai 08.00 (Rizkyma & Ariyanti, 2023). Bunga kacang
panjang termasuk kedalam bunga yang melakukan persilangan sendiri atau autogami. Tahap
kastrasi pada bunga kacang panjang dilakukan pada sore hari. Sebelum melakukan kegiatan
persilangan, dilakukan tahapan emaskulasi dan kastrasi. Emaskulasi merupakan kegiatan
membuang alat kelamin jantan atau stamen pada bunga yang akan dijadikan tetua betina
sebelum bunga mekar atau sebelum terjadi penyerbukan sendiri (Utomo et al., 2021). Kastrasi
merupakan kegiatan membuang semua alat generatif bunga (Sujadmiko et al., 2021).
Pembuangan alat kelamin jantan tersebut dimaksudkan agar bunga dengan tipe penyerbukan
sendiri atau autogami tidak dapat melakukan penyerbukan alami. Cara melakukan kastrasi
adalah
1. Menentukan bunga yang akan disilangkan, memilih bunga yang masih kuncup.
2. Bunga kemudian dibuka, bagian generatif bunga dibersihkan, dan dilakukan
pembuangan benang sari menggunakan pinset.
3. Setelah itu bunga disungkup menggunakan plastik yang telah diberikan label nama.
Penyungkupan dilakukan agar bunga tidak diserbuki secara alami oleh bunga lainnya.
Setelah dilakukan kastrasi pada bunga kacang panjang, dilakukan hibridisasi dengan
bunga kacang panjang yang ingin disilangkan. Hibridisasi dilakukan dengan mengambil serbuk
sari unggul dari kacang panjang varietas lain yang kemudian ditempelkan pada bagian putik
bunga kacang panjang yang telah dikastrasi. Apabila tahapan tersebut sudah dilakukan, bunga
betina disungkup menggunakan plastik klip untuk menjaga bunga agar hasil hibridisasi tidak
terpengaruh faktor eksternal. Kegiatan hibridisasi ini bertujuan agar diperoleh kombinasi
genetik yang diinginkan melalui persilangan bunga yang berbeda genotipenya. Kegiatan
hibridisasi buatan harus efisien untuk mendapatkan individu beragam dalam jumlah banyak.
Hibridisasi dapat dikatakan berhasil jika serbuk sari bunga jantan dapat membuahi putik
dari bunga betina dengan baik. Hal ini dapat dilihat salah satunya ditandai dengan pembentukan
ginofor (pangkal putik). Ginofor akan memanjang dan menjadi pangkal polong. Apabila bunga
layu (gugur) dan tidak menunjukkan munculnya ginofor, maka dapat dikatakan bahwa
hibridisasi gagal. Selain itu, dapat pula dilakukan pemeriksaan polong yang terbentuk dari
ginofor. Polong akan berisi biji kacang panjang. Apabila polong tidak terbentuk, maka
hibridisasi dapat dikatakan gagal.

IV. Jadwal Lengkap Waktu Persilangan


Tabel 4.1. Jadwal Persilangan Kacang Panjang Merah dengan Kacang Panjang Hijau
No Waktu Tanggal Kegiatan Keterangan
1 15:45-16:00 WIB 07 September 2023 Persiapan Mempersiapkan
alat-alat
2 16.00-17.00 WIB 07 September 2023 Kastrasi Pembuangan
kelopak bunga pada
kacang panjang
sebelum melakukan
polinasi
3 06.00-07.00 WIB 08 September 2023 Polinasi Penyerbukan
benang sari ke
bunga betina,
serbuk sari diambil
pada bunga jantan
4 13:30-14:00 WIB 12 September 2023 Pengamatan hasil Pengamatan hasil
persilangan
5 07:00-8:00 WIB 31 September 2023 Panen Memanen hasil

V. Daftar Pustaka
Ardian, A., G. Aryawan, dan Y. C. Ginting. 2016. Evaluasi karakter agronomi beberapa
genotipe tetua dan hibrid tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) berpolong merah.
Jurnal Floratek. 11(1): 36-43.
Hartati, H., N. Azmin, A. Andang, dan M. E. Hidayatullah. 2019. Pengaruh kompos limbah
kulit kopi (Coffea) terhadap pertumbuhan tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.).
Florea: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, 6(2): 71-78.
Kustanto, H., Fachriyan, H. A., & Subantoro, R. (2022). pengujian keunggulan dan analisis
usahatani pada kacang panjang (Vigna sinensis L.) varietas longer 02. MEDIAGRO,
18(2): 131-241.
Narendri, G. O., I. Yulianah, dan K. Kuswanto. 2018. Pemurnian genetik empat varietas kacang
panjang (Vigna sesquipedalis (L.) Fruwirth) berpolong ungu. PLANTROPICA: Journal
of Agricultural Science, 2(1), 1-9.
Paulus, A. L., W. M. Wangke, dan V. R. Moniaga. 2015. Kontribusi usahatani kacang panjang
terhadap pendapatan rumah tangga petani di Desa Warembungan Kecamatan Pineleng.
Agri-Sosioekonomi, 11(3): 53-62.
Rizkyma, F. N. dan S. N. Ariyanti. 2023. Fenologi fase pembungaan dan perbuahan serta
produksi polen pada tanaman kacang panjang kultivar sabrina. Jurnal Sumberdaya
Hayati, 9(2): 87-95.
Sujadmiko, H., S. B. Daryono, H. Hanini, dan S. Supriyadi. 2021. Pengembangan benih unggul
semangka citra jingga melalui teknik kastrasi dan polinasi di Desa Depokrejo,
Purworejo, Jawa Tengah. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal
of Community Engagement), 6(2): 129-135.
Suwandi, A., S. Zahrah, dan F. Fathurrahman. 2019. Pengaruh jarak tanam dan berbagai dosis
kompos tkks terhadap pertumbuhan serta produksi kacang panjang renek (Vigna
unguiculata var. sesquapedalis). Dinamika pertanian, 35(2): 59-68.
Utomo, D. S., , F. K., Hidayat, A. Edy, N. Sa’diyah, R. Indriyani, E. Halimaturosidah, dan
Yustina, H. 2021. Hibridisasi buatan kacang tanah dan fenotipe karakter tipe
pertumbuhan, ukuran polong, dan jumlah biji per polong tanaman F1 hasil hibridisasi.
Jurnal Agrotropika, 20(1): 49.

Anda mungkin juga menyukai