TESIS
OLEH :
INDAH DAMAYANTI
PASCASARJANA
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
BAB I
PENDAHULUAN
daerah tropika, sebagai sumber pangan dengan kandungan gizi yang cukup tinggi.
Kacang hijau kaya akan protein, kandungan gizi kacang hijau per 100 gram untuk
kandungan protein kacang hijau berkisar 21,04 gram, lemak 1,64 gram,
karbohidrat 63,55 gram, air 11,42 gram, abu 2,36 gram dan serat 2,46% (Aminah
kelebihan seperti mudah dibudidayakan, dapat ditanam pada tanah yang kurang
subur, lebih tahan kekeringan, dan panen lebih cepat yaitu umur 60 hari
(Nasution, 2015).
mempunyai nilai jual yang relatif tinggi dan cukup stabil sehingga usahatani
kacang hijau mempunyai prospek yang lebih baik untuk terus dikembangkan
Provinsi Riau memiliki hasil produksi kacang hijau yang terus menurun tiap
tahunnya, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, pada tahun
2014 data produksi kacang hijau mecapai 645 ton, pada tahun 2015 mengalami
penurunan dengan hasil produksi 598 ton, pada tahun 2016 produksi kacang hijau
mengalami peningkatan mencapai 650 ton, pada tahun 2017 kembali mengalami
penurunan produksi yaitu menjadi 448 ton dan pada tahun 2018 dengan hasil
Provinsi Riau, pada tahun 2014 produktivitas kacang hijau mencapai 10.79
Ku/Ha, Tahun 2015 ditandai dengan penurunan yaitu menjadi 10.38 Ku/Ha, pada
Ku/Ha, dan pada tahun 2018 produktivitas kacang hijau meningkat menjadi 10.92
Ku/Ha.
penanaman dan produksi kacang hijau mengalami penurunan dari 1.200 ton di
tahun 2010 menjadi hanya setengahnya pada tahun 2015. Hal ini memberikan
indikasi bahwa luas panen yang menurun dari tahun ke tahun berikutnya. Kampar,
salah satu kabupaten di Provinsi Riau, merupakan sentra produksi kacang hijau di
Provinsi Riau dengan luas wilayah budidaya kacang hijau mencapai 176 Ha (BPS
Riau, 2013).
lebih lama dari yang diharapkan dan membutuhkan lebih banyak pekerjaan. Petani
di Kampar menanam kultivar kacang hijau Kampar yang adaptif dan cocok
yang tidak serempak, dan memiliki trikoma. Meskipun trikoma berfungsi sebagai
pertahanan kacang hijau terhadap serangan hama, keberadaan trikoma pada semua
Oleh sebab itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan
varietas unggul baru yang mempunyai sifat yang diinginkan (Herman et al.,2015).
Mutasi adalah perubahan urutan DNA dalam gen atau perubahan kromosom dan
bertanggung jawab atas variasi genetik. Mutasi dapat terjadi secara spontan atau
akibat paparan radiasi atau bahan kimia. Cara tambahan untuk merekayasa
varietas genetik tanaman adalah dengan menginduksi mutasi buatan, yaitu dengan
menghasilkan galur mutan berproduksi tinggi, genjah, dan berbiji besar, kegiatan
pemuliaan mutasi masih dilakukan pada tanaman kacang hijau (Sulistyo dan
Yuliasti, 2013).
sinar gamma. Karena mutasi yang diinduksi sinar gamma bersifat acak dan unik,
diinginkan saat menggunakan metode induksi ini. Sinar gamma telah diketahui
dapat memutasi DNA pada tanaman dan menghasilkan sifat-sifat baru ketika
ditanam kembali. Oleh karena itu, kegiatan ini diharapkan sesuai dengan apa yang
dipaparkan oleh Jelita et al., (2013) bahwa pada umumnya tujuan pemuliaan
tanaman adalah untuk mendapatkan kultivar baru dengan daya hasil yang tinggi.
1.2 Tujuan Penulisan
karakter polong masak serempak dan berat polong pertanaman pada tanaman
kepada masyarakat dan peneliti kacang hijau mengenai hasil seleksi karakter
polong masak serempak dan berat polong pertanaman pada tanaman kacang hijau
dan toleran terhadap kekeringan karena berakar dalam dan dapat tumbuh di lahan
yang miskin unsur hara (Alfandi, 2015). Menurut Purwono dan Hartono (2012),
Susunan morfologi kacang hijau terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan
biji. Kacang hijau mempunyai akar utama yang disebut akar tunggang. Ujung akar
tanaman kacang hijau akan tumbuh secara lurus dan menembus tanah hingga
kedalaman 40 – 80 cm. Pada tanaman kacang hijau sistem perakaran dibagi dua,
xerophytes memiliki akar cabang lebih sedikit dan memanjang ke arah bawah.
atau berbulu dengan struktur yang beragam, warnanya cokelat muda atau hijau.
Batang kacang hijau kecil dan berbentuk bulat, tinggi batangnya berkisar 30 cm.
majemuk dimana setiap tangkai daun mempunyai anak daun tiga helai yang
berwarna hijau sampai hijau tua. Daun yang berkembang pertama kali diatas
sedangkan daun yang terbentuk setelah itu disebut daun trifoliate yang
mempunyai tiga helai anak daun (Sumarji, 2013). Helai daun berbentuk oval
dengan bagian ujung lancip dan berwarna hijau muda hingga hijau tua. Letak daun
berseling. Tangkai daun lebih panjang daripada daunnya sendiri (Purwono dan
Purnamawati, 2009).
seperti kupu-kupu tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan
sempurna. Proses penyerbukan terjadi pada malam hari sehingga pada pagi
harinya bunga akan mekar dan pada sore hari menjadi layu (Balai Pengkajian
panjang polong 6-15 cm dengan 6-16 biji per polong. Polong muda berwarna
hijau sedangkan polong tua berwarna cokelat atau hitam yang cenderung untuk
pecah sendiri. Biji kacang hijau kecil dan bulat, berwarna hijau atau hijau
(Sumarji, 2013). Muafifah (2006) menambahkan buah atau polong kacang hijau
daerah tropis. Ketinggian tanah yang cocok untuk tanaman kacang hijau adalah
500-750 m di atas permukaan laut (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh,
2015).
hijau hanya kritis pada awal petumbuhannya hingga fase pembungaan atau selama
30 hari. Kebutuhan minimalnya pada masa kritis setara dengan curah hujan 100
mm per bulan. Kelembaban udara yang cocok untuk pertumbuhan kacang hijau
berkisar antara 65-75%. Untuk suhu diharapkan berkisar antara 20-28%. Hujan
Menurut Syofia et al., (2014) kacang hijau tumbuh dengan baik pada tanah
yang tidak terlalu liat dan pada tanah yang memiliki kandungan bahan organik
tinggi. Sumartoyo (2016) menyatakan bahwa penanaman kacang hijau lebih baik
pada tanah berstruktur liat lempung atau lempung seperti tanah latosol dan
bahan organik dan sistem drainase yang baik, jenis tanah yang dikehendaki oleh
tanaman kacang hijau yaitu tanah liat berlempung atau tanah lempung seperti
podsolik merah kuning atau latosol. Kemasaman tanah yang baik sebagai syarat
tumbuh tanaman kacang hijau yaitu pada kondisi pH tanah berkisar anatar 5,5 -
Kacang hijau galur lokal kampar memiliki banyak trikoma yang tumbuh
pada semua organ tanaman terutama pada polong, produksi buahnya rendah, dan
sifat fisiologis masak yang tidak serempak membuat petani tidak berminat untuk
bercocok tanam kacang hijau (Kosmiatin & Mariska 2005). Di Riau kacang hijau
yang di tanam dibagi menjadi dua golongan yaitu kacang hijau yang polongnya
pecah saat masak (dehiscent) dan kacang hijau yang tidak mudah pecah
polongnya saat masak (indihecent). Kacang hijau galur Kampar memiliki daun
berwarna hijau, bunga bewarna kuning dan terdapat trikoma yang tersebar di
seluruh bagian tanaman. Selain itu, kacang hijau lokal Kampar biasanya memiliki
masa panenn yang lama yaitu dipanen hingga 5-6 kali panen. Pada setiap polong
memiliki biji yang berjumlah antara 6-10 biji, ukuran biji kecil (0,46 x 0,36 cm),
kacang hijau galur Kampar sekitar 10.000 tanaman per hektar dengan rata-rata
banyak trikoma, sifat fisiologis matang yang tidak serempak dan produksi rendah
justru terdapat pada kacang hijau galur Kampar. Karena dinilai kurang
tanaman secara tetap (baka) sehingga memiliki sifat atau penampilan sesuai
Widodo (2003) bahwa pemuliaan tanaman dapat diartikan sebagai ilmu dan seni
yang mempelajari adanya pertukaran dan perbaikan karakter tanaman yang
diwariskan pada suatu populasi baru dengan sifat genetik yang baru. Pemuliaan
adalah ilmu terapan multidisiplin yang mengacu pada berbagai disiplin ilmu lain,
introduksi bahan genetik dari luar negeri, mengoleksi genetik lokal, mutasi gen,
antara tanaman yang satu dengan tanaman yang lainnya. Keragaman merupakan
parameter yang perlu dicermati dalam memilih suatu populasi yang akan
transfer gen, dan (4) memilih kandidat terbaik, (5) menguji dan mengevaluasi
hasil, dan (6) melepaskan, menyebarluaskan, dan mengkomersialkan varietas.
Metode yang paling umum untuk menyusun inovasi kultivar unggul baru adalah
kultivar, teknik induksi mutasi, dan mutasi spontan yang juga memunculkan
lebih produktif sebagai hasil dari sistem fisiologi yang lebih efisien, dalam
dengan keunggulan tertentu, misalnya tahan hama, tahan penyakit, tahan kering,
kromosom maupun gen tunggal. Secara molekuler, mutasi terjadi karena adanya
perubahan pada protein yang dihasilkan. Mutasi dapat terjadi pada setiap bagian
dan pertumbuhan tanaman, namun lebih sering terjadi pada bagian sel yang aktif
membelah, misalnya tunas dan biji yang berkecambah. Mutasi pada tanaman
warna juga perubahan pada sifat lainnya. Tanaman hasil mutasi dinamakan mutan,
2008).
Varietas unggul merupakan faktor utama yang menentukan tingginya
produksi yang diperoleh bila persyaratan lain dipenuhi. Varietas unggul dapat
diperoleh melalui pemuliaan tanaman, salah satunya yaitu melalui mutasi induksi
tetapi makin lama produksi akan menurun tergantung pada komposisi genetiknya.
yang akan menjadi varietas baru. Adapun didalam pemuliaan tanaman varietas
dimuliakan dan hubungan antara sifat-sifat tersebut. Untuk varietas unggul tidak
produksi akan semakin menurun tergantung pada komposisi genetik itu sendiri
(Mangoendidjojo 2003).
Efektivitas radiasi sangat ditentukan oleh dosis radiasi yang digunakan dan
bervariasi untuk tanaman yang berbeda. Oleh sebab itu perlu ditentukan dosis
optimum untuk masing-masing tanaman dan jenis bahan yang akan diradiasi.
sedangkan dosis yang terlalu tinggi akan mematikan bahan yang dimutasi atau
dan akan diperoleh galur tanaman yang berumur genjah (Lestari et al., 2016).
Gamma, dan mutagen kimiawi untuk menginduksi variasi pada tanaman telah
yang diradiasi karena tingkat radiosensitivitas antar genotipe dan kondisi tanaman
LD50 (lethal dose 50), yaitu tingkat dosis yang menyebabkan kematian 50% dari
populasi tanaman yang diradiasi. Dosis optimal dalam induksi mutasi yang
Radiasi sinar gamma adalah salah satu mutagen fisik yang sering
keragaman genetik pada tanaman. Namun pemakaian radiasi sinar gamma untuk
seleksi. Bila nilai kemajuan seleksi suatu karakter tinggi berarti besar peluang
bersangkutan dapat dilakukan pada satu kali generasi untuk membentuk populasi
yang seragam atau kegiatan seleksi dapat dihentikan karena perbaikan yang akan
tanaman atau sifat lainnya. Pada generasi selanjutnya (M 2-M7), metode seleksi
yang digunakan sama seperti pada seleksi galur hasil persilangan, yaitu single
plant selection (pedigree) atau bulk method, dengan cara memilih tanaman yang
dari populasi bersegregasi melalui selfing selama beberapa generasi tanpa seleksi.
pedigree. Selama tumbuh tercampur, terjadi seleksi alam sehingga tanaman yang
Galur Kampar
M1
M2
M3
M4
M5
M6
M7
Tanaman mutan generasi M1, M2, M3, M4, M5, M6 dan M7 kacang hijau
hasil radiasi sinar gamma telah dievaluasi secara fenotipe oleh tim peneliti bidang
Fitri Yanti pada tahun 2017 telah melakukan penelitian pada Generasi M2
dan M3 dengan hasil penelitian memiliki ukuran biji yang besar dan berkualitas
dengan bobot diatas 6,5 g per 100 biji. Generasi M4 oleh Wardani Hasanah
Passaribu tahun 2020 dengan hasil berdasarkan tiga induk penomoran galur
18 (99)1, M4-18 (72)7, M4-18 (3)1. Apriza Fatmala pada tahun 2020 telah
gamma telah menyebabkan tanaman pada generasi kelima (M5) menjadi lebih
pendek kecuali M5-18-5(3) (80,42 cm) dan M5-18-95(1) (84,58 cm), jumlah buku
batang menjadi lebih sedikit kecuali M5-18-95(1) (10,58 buku) serta jumlah
Damayanti, (2020) dari hasil generasi M6 memiliki keragaman jumlah polong per
tanaman dan berat biji per tanaman setiap individu masih tinggi. Muhammad
Yusuf Tahun 2021 dari hasil generasi M7 menghasilkan umur panen lebih cepat,
jumlah cabang lebih banyak dan jumlah biji per tanaman tertinggi dibandingkan
METODE PENELITIAN
Pekanbaru, Riau. Penelitian ini dilakukan pada pada bulan Juli hingga Oktober
2022.
kertas label, tali rafia, meteran, timbangan analitik, kertas HVS, kertas karton,
handsprayer.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah hasil biji kacang hijau
18-3-1-18, M7-18-3-1-19) yang telah diteliti oleh Muhammad Yusuf dan induk
18-3-1-18, dan 8 plot percobaan M7-18-3-1-19, dan setiap plot percobaan terdiri
dari 36 biji kacang hijau dan semua tanaman populasi dijadikan sebagai sampel
dilakukan dengan pembuatan plot percobaan dalam bentuk bedengan dengan luas
3.4.2 Penanaman
sedalam 3 cm dengan tugal. Setiap lubang ditanam 1 butir benih kacang hijau
Gambar 1. Pemberian tanda tanaman kacang hijau menggunakan pipet untuk melihat tanaman
yang tumbuh
3.4.3 Pemeliharaan
3.4.3.1 Penyiraman
3.4.3.2 Penyiangan
lapangan.
3.4.4 Panen
menunjukkan kriteria panen. Kriteria panen adalah polong berwarna hitam dan
sebagian besar daun tanaman telah kering. Panen dilakukan pada pagi hari dengan
tanaman kacang hijau yang ada pada setiap populasi yang dievaluasi. Variabel
Daya tumbuh dilakukan untuk mengetahui potensi biji yang dapat tumbuh,
JTB µ
DT = X 100 %
JTBα
DT = persentase biji tumbuh
leher akar sampai titik tumbuh tertinggi tanaman dengan menggunakan mistar.
bunga per individu tanaman dicatat dan dirata-ratakan untuk setiap plot.
tanaman mulai tumbuh hingga warna kulit polong berubah warna dari hijau
tanaman. Polong yang dihitung adalah polong yang memiliki isi atau berbiji pada
setiap tanaman. Jumlah polong dihitung pada saat tanaman telah dipanen.
dipanen.
Jumlah biji per polong dihitung setelah panen dengan membuka kulit
per individu tanaman. Jumlah biji dihitung pada saat tanaman telah dipanen.
timbangan analitik.
polong yang masak dari setiap individu tanaman. Persentase masak serempak
dilakukan sidik ragam dilanjutkan dengan pengujian Beda Nyata Terkecil (BNT)
pada taraf 5%. Model linear untuk rancangan adalah sebagai berikut:
Yij = µ + αi + ԑij
Yij = Nilai pengamatan galur kacang hijau ke-i pada ulangan ke-j
sama antara satu dengan lainnya dengan Levene’s test (Zhang, 1998).
∑Y
Ῡ = dimana n merupakan banyaknya anggota populasi
n
σ² = ¿¿
σ =√ σ ²
KK = (σ /Ῡ ¿ x 100 %
Keterangan :
Ῡ = nilai tengah
σ² = ragam
σ = simpangan baku
KK = koefisien keragaman genetik
(0% ≤ 25%), agak rendah (25% ≤ 50%), cukup tinggi (50%≤75%) dan tinggi
(75%≤ 100%).
Keterangan:
W = Lavene’s test
n = jumlah populasi
k = banyak kelompok
𝑍𝑖𝑗 = |𝑌𝑖𝑗 − 𝑌𝑡 |
dari hasil radiasi sinar gamma terlihat pada beberapa peubah morfologi tanaman
kacang hijau generasi M8. Hal ini dapat dilihat dari tabel analisis ragam yang
Tabel 1.
Tabel 1. Daya Tumbuh Tanaman Kacang Hijau Generasi M8 Hasil Mutasi Sinar
Gamma.
Parameter M0 M8-18-3- M8-18-3- M8-18-3- M8-18-3-
1-6 1-17 1-18 1-19
Rata-Rata (%) 100 a 89,24 ab 74,31 c 81,25 bc 89,93 ab
Kisaran (%) 100 61-97 41-97 36-100 58-100
Keragaman 0 148,67 334,55 369,82 215,91
Koefien 0 13,66 24,61 63,88 16,33
keragaman (%)
Jumlah Individu 288 257 214 234 259
F Hitung HOV 2,456 tn
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata menurut Uji
Lanjut BNT pada taraf nyata 0,05.HOV = homogeneity of variance
Tabel 1 menunjukkan bahwa daya tumbuh tanaman kacang hijau tanaman
tetua (M0) tidak berbeda nyata dengan generasi M8-18-3-1-6 dan M8-18-3-1-19
namun berbeda nyata dengan tanaman kacang hijau M8-18-3-1-17 dan M8-18-3-
1-18 hasil mutasi sinar gamma. Secara angka daya tumbuh tanaman induk lebih
tinggi dari pada tanaman kacang hijau generasi M8. Tanaman Induk (M0) dapat
bertahan hidup hingga masa panen berkisar 100%. Tanaman kacang hijau hasil
radiasi sinar gamma generasi M8-18-3-1-6 kisaran daya tumbuh yaitu 89,24%,
yaitu 89,93% yang mampu tumbuh dan bertahan hidup hingga sampai masa
panen. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tanaman kacang hijau induk
Kampar memiliki daya tumbuh yang lebih baik dari tanaman kacang hijau progeni
terletak pada faktor kuantitatif karena mudah diamati, yaitu perubahan jumlah dan
100% tumbuh. Hal ini menunjukkan bahwa efek awal adanya mutasi ditunjukkan
hampir semua benih berkecambah, ada sebagian jumlah kecambah yang abnormal
atau bahkan tidak semua tanaman yang ditanam mampu tumbuh. Hal ini
radiasi pada benih, radiasi pada dosis rendah dapat meningkatkan persen
akan mati.
Terjadinya penurunan daya tumbuh pada tanaman kacang hijau juga dapat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar yang tidak optimum seperti cekaman,
suhu yang ekstrem, curah hujan yang tinggi dan dipengaruhi oleh radiasi sinar
gamma.
Menurut Sudjadi (2006) selain itu adapun faktor lain yang dapat
gen. Materi genetik yang membentuk sebuah fenotipe akan terbentuk apabila
berada pada keadaan lingkungan yang optimal. Kecambah kacang hijau dapat
tumbuh dengan baik jika faktor tumbuh, misalnya cahaya, suhu, air, nutrisi serta
1-18 dan M8-18-3-1-19 (Lampiran 3.b). Besarnya nilai keragaman, kisaran, nilai
Tabel 2. Tinggi Tanaman Kacang Hijau Generasi M8 Hasil Mutasi Sinar Gamma.
Parameter M0 M8-18-3- M8-18-3- M8-18-3- M8-18-3-
1-6 1-17 1-18 1-19
Rata-Rata (cm) 60,31 a 53,80 ab 42,79 c 47,09 bc 52,64 ab
Kisaran (cm) 57,2-62,3 36,2-59,5 25,5-56,4 22,3-57,6 32,7-59,9
Keragaman 3,07 62,81 96,63 112,9 77,28
Koefien 2,90 14,73 22,97 22,56 16,70
keragaman (%)
Jumlah Individu 288 257 214 234 259
F Hitung HOV 1,594 tn
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata menurut Uji
Lanjut BNT pada taraf nyata 0,05.HOV = homogeneity of variance
Tabel 2 menunjukkan bahwa radiasi sinar gamma terhadap benih
M0. Tinggi tanaman kacang hijau M0 tidak berbeda nyata dengan M8-18-3-1-6,
dengan tanaman induk (M0) hal ini diduga karena adanya pengaruh sinar gamma
penelitian dari Hartati (2004) yang menyatakan bahwa dosis radiasi yang tinggi
(2010) pada hasil penelitiannya juga menyatakan bahwa radiasi secara signifikan
mempengaruhi tinggi tanaman kedelai, semakin tinggi dosis radiasi sinar gamma
pada benih menyebabkan tinggi tanaman semakin pendek. Pengaruh yang terjadi
diduga karena energi radiasi yang diterima oleh benih kacang hijau menyebabkan
mutasi pada materi genetik tanaman mutasi dalam segala macam tipe perubahan
mutasi gen.
cahaya sinar matahari dibutuhkan dalam proses fotosintesis yang mampu berperan
tanaman generasi M8 masih terlihat adanya pengaruh dari hasil radiasi sinar
gamma yang ditunjukkan dalam tabel pengamatan dengan tinggi tanaman yang
masih bervariasi.
Mutasi dapat mempengaruhi proses fisiologis pada pertumbuhan tanaman.
seperti pada tanaman kacang hijau M8. Perkembangan suatu varietas sangat
lokal yang tumbuh dan terseleksi selama beberapa generasi oleh petani dan
Tinggi tanaman yang diinginkan yaitu tidak terlalu tingi karena akan
Ketinggian kultivar kacang hijau hasil tinggi adalah 30-80 cm, menurut laporan
tahun 2016 dari Lembaga Penelitian Aneka Kacang dan Umbi. Tanaman kacang
hijau yang tinggi memiliki umur panen yang lebih panjang, menurut Trustinah et
al. (2017).
nilai tengah dan koefisien keragaman umur panen disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Umur Berbunga Tanaman Kacang Hijau Generasi M8 Hasil Mutasi Sinar
Gamma.
Parameter M0 M8-18-3- M8-18-3- M8-18-3- M8-18-3-
1-6 1-17 1-18 1-19
Rata-Rata (HST) 34,00 c 32,64 a 35,46 d 33,35 b 33,08 b
Kisaran (HST) 34-34 31,9-33,3 35-35,8 33-33,6 33-33,4
Keragaman 0,0 0,19 0,09 0,07 0,02
Koefien 0,0 1,33 0,84 0,83 0,50
keragaman (%)
Jumlah Individu 288 257 214 234 259
F Hitung HOV 5,94*
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata menurut Uji
Lanjut BNT pada taraf nyata 0,05.HOV = homogeneity of variance
Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai tengah umur berbunga tanaman tetua
kacang hijau dengan tanaman kacang hijau generasi M8 hasil radiasi sinar gamma
berbeda nyata. Dimana umur berbunga tercepat yaitu pada tanaman kacang hijau
M8-18-3-1-6 yaitu berkisar 32,64 HST. Waktu berbunga tanaman kacang hijau
hasil sinar gamma menunjukkan hasil yang lebih cepat berbunga dibandingkan
tanpa sinar gamma (M0). Hal ini dapat diartikan bahwa generasi M8 hasil radiasi
sinar gamma telah merubah struktur genetik yang berperan dalam pengaturan
umur berbunga. Oeliem et al. (2008) menyatakan bahwa mutasi dapat terjadi pada
setiap bagian tanaman pada fase pertumbuhan tanaman, namun lebih banyak
terjadi pada bagian yang sedang aktif mengadakan pembelahan sel. Tabel 3 juga
umur berbunga. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arwin (2015), mutasi radiasi
berpengaruh terhadap umur berbunga menjadi lebih cepat, demikian juga umur
panen menjadi lebih genjah dari varietas induknya. Umur muncul bunga yang
berbunga pada tanaman yaitu faktor eksternal seperti cahaya matahari dan
ketersediaan unsur hara didalam tanah dan faktor internal (genetik) yaitu apabila
umur tanaman sudah melewati masa vegetatif maka tanaman akan berbunga.
tanaman kacang hijau lebih cepat 31,18 HST dari tanaman induk kampar.
lamanya waktu polong tanaman akan masak, semakin cepat bunga muncul maka
dapat diperkirakan bahwa waktu polong masak juga akan semakin cepat.
lingkungan serta varietas yang telah ditanam. Semakin beragam nilai populasi
kesempatan untuk mendapatkan genotipe yang lebih baik melalui seleksi semakin
besar. Sebaliknya bila nilai ragam genetik sempit, maka individu dalam populasi
cenderung seragam, sehingga seleksi untuk perbaikan sifat menjadi kurang efektif.
4.4 Umur Panen (HST)
Tabel 4. Umur Panen Tanaman Kacang Hijau Generasi M8 Hasil Mutasi Sinar
Gamma.
Parameter M0 M8-18-3- M8-18-3- M8-18-3- M8-18-3-
1-6 1-17 1-18 1-19
Rata-Rata 65,00 c 61,75 a 65,39 d 62,26 b 62,06 b
(HST)
Kisaran (HST) 65-65 61,3-62,1 65-65,8 62-62,5 62-62,3
Keragaman 0,0 0,07 0,08 0,05 0,15
Koefien 0,0 0,44 0,45 0,38 0,19
keragaman (%)
Jumlah Individu 288 257 214 234 259
F Hitung HOV 5,80*
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata menurut Uji
Lanjut BNT pada taraf nyata 0,05.HOV = homogeneity of variance
Tabel 4 menunjukkan bahwa umur panen tanaman kacang hijau tetua
(M0) berbeda nyata dengan tanaman kacang hijau hasil mutasi sinar gamma
panen kacang hijau hasil radiasi sinar gamma menunjukkan hasil lebih cepat
dibandingkan tanpa sinar gamma hal ini terlihat pada kacang hijau generasi M8-
Umur panen pada tanaman kacang hijau generasi M8 lebih lambat jika
dibandingkan dengan keturunan sebelumnya M7, dimana pada penelitian ini umur
tanaman generasi M7 (60,24 HST) yang diteliti oleh Yusuf pada tahun 2021.
generasi M8 yang lebih luas dengan kisaran antara 61-65 hari. Dilihat dari umur
panen tanaman kacang hijau tetua M0 dan M8 termasuk dalam golongan varietas
varietas genjah jika dipanen di bawah umur 60 hari, varietas berumur sedang jika
dipanen pada umur 60-70 hari, dan varietas berumur dalam jika dipanen diatas
umur 70 hari.
Keterlambatan umur panen yang terjadi pada beberapa mutan M8 bisa saja
terjadi akibat adanya mutasi yang dialami oleh tanaman tersebut, tetapi dapat juga
diketahui bahwa pemberian mutasi pada bidang pertanian dengan dosis yang tepat
memenuhi harapan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Aryanto (2008) yaitu teknik
Penggunaan sinar gamma dengan dosis yang tepat pada tanaman akan
radiasi sinar gamma dengan dosis yang tepat diperoleh tanaman yang mempunyai
sifat-sifat yang perbaikan yang diinginkan seperti hasil tinggi tanaman yang tidak
terlalu rendah maupun terlalu tinggi, umur panen yang lebih cepat, keserempak
panen lebih cepat pada generasi M7 hasil radiasi sinar gamma galur M8-18-3-1-6,
panen tanaman induk. Umur panen tanaman progeni M8-18-3-1-6 yaitu 60, 24
HST, M6-18-3-1-17, M6-18-3-1-18 dan M6-18-3-1-19M6-18-3-1-19 65,65 HST
sedangkan pada tanaman induk umur panen 66,13 HST. Hal ini bisa disebabkan
oleh faktor genetik (varietas) dan lingkungan, seperti perbedaan iklim lingkungan
hasil radiasi sinar gamma memiliki umur panen lebih dalam dibandingkan dengan
tetua. Hal ini kemungkinan terjadi karena pada saat dilakukan seleksi pada
generasi awal, umur panen tidak dijadikan sebagai kriteria utama seleksi. Namun,
kemungkinan diperolehnya galur mutan berumur genjah pada generasi lanjut akan
polong tanaman kacang hijau antara induk dengan generasi M8-18-3-1-6, M8-18-
Tabel 5. Panjang Polong Tanaman Kacang Hijau Generasi M8 Hasil Mutasi Sinar
Gamma.
Parameter M0 M8-18-3- M8-18- M8-18- M8-18-3-
1-6 3-1-17 3-1-18 1-19
Rata-Rata (cm) 10,51 a 10,58 a 10,00 a 10,51 a 11,21 a
Kisaran (cm) 10,08–11,04 7,31-11,4 5,5-13 4,7-12,9 7,4-12,8
Keragaman 0,07 1,99 6,40 6,09 3,26
Koefien 2,56 13,35 25,29 23,49 16,1
keragaman (%)
Jumlah Individu 288 257 214 234 259
F Hitung HOV 2,22 tn
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata menurut Uji
Lanjut BNT pada taraf nyata 0,05.HOV = homogeneity of variance
Tabel 5 menunjukkan bahwa panjang polong tanaman kacang hijau tetua
dan M8-18-3-1-19. Secara angka panjang polong terpanjang terjadi pada M8-18-
3-1-19 yaitu 11,21 namun tidak berbeda nyata dengan M0 yaitu 10,51, M8-18-3-
1-6 yaitu 10,58, M8-18-3-1-18 yaitu 10,51 dan M8-18-3-1-17 yaitu 10,00.
panjang polong 6-15 cm dengan 6-16 biji per polong (Sumarji, 2013). Hasil
penelitian yusuf (2021), menunjukkan bahwa radiasi sinar gamma secara angka
induk (8,60) lebih rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian Nadya (2022) yang
polong pertanaman kacang hijau antara induk dengan generasi M8-18-3-1-6, M8-
(M0) berbeda nyata dengan hasil mutasi sinar gamma generasi M8. Nilai
keragaman, kisaran, dan koefisien keragamannya jumlah polong tanaman populasi
hijau dipengaruhi oleh jumlah polong; semakin banyak polong, semakin banyak
kacang hijau yang dihasilkan. Jumlah cabang produktif dan jumlah polong yang
berkaitan dengan jumlah bunga yang terbentuk, tetapi hal ini akan ditentukan oleh
(Yudiwanti, 2002).
Polong dikatakan bernas apabila 50% atau lebih ruang dalam polong terisi
oleh biji dan bentuk bijinya sempurna (tidak rusak). Namun pada umumnya, tidak
semua polong yang tumbuh pada tanaman kacang hijau akan terisi oleh biji dan
menjadi polong yang bernas, ada banyak faktor yang dapat menyebabkan hal itu
bisa terjadi salah satunya dari faktor genetik atau dipengaruhi oleh faktor
pengisian polong tidak sempurna disebabkan oleh kurangnya cadangan air dan
kelembaban tanah.
sering dikaitkan dengan ukuran suatu populasi dimana populasi yang ukurannya
lebih kecil dapat menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya nilai keragaman
populasi induk. Hal ini dikarenakan benih yang diberikan radiasi sinar gamma
dengan dosis tertentu dan tepat sasaran mampu meningkatkan rataan jumlah
induk.
polong pertanaman kacang hijau antara induk dengan generasi M8-18-3-1-6, M8-
dengan radiasi sinar gamma generasi M8 berbeda nyata dengan tanaman induk
M0. Tanaman kacang hijau generasi M8-18-3-1-17 berbeda nyata dengan M8-18-
M8 lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman tetua (M0). Jumlah dan bobot
produktivitas kacang hijau. Hasil penelitian menunjukkan berat polong total per
Jumlah polong dan ukuran biji berpengaruh terhadap berat polong yang
dihasilkan oleh tanaman kacang hijau. Polong tergolong fase generatif dimana
jumlah polong ditentukan oleh jumlah bunga dan keberhasilan proses fertilisasi.
hari setelah tanam. Pembentukan polong dan pembesaran biji akan semakin cepat
setelah proses pembentukan bunga berhenti, yaitu pada saat terjadi pembuahan.
perkembangan biji memiliki rangkaian proses yang berhubungan erat. Jumlah biji
kacang hijau tergantung pada jumlah polong yang dihasilkan, namun tidak semua
polong menghasilkan biji yang penuh karena faktor lingkungan maupun tingkat
kesuburan tanah.
Tanaman dengan jumlah polong terbanyak belum tentu menghasilkan
berat polong yang terberat begitu pula dengan jumlah polong yang sedikit belum
tentu menghasilkan berat polong dengan nilai yang rendah. Hal ini dipengaruhi
oleh sarapan unsur hara dan tingkat kesuburan tanaman sehingga tinggi rendahnya
bahan berat polong tergantung dari banyak atau sedikitnya serapan unsur hara
berkisar 17-43 polong dengan rata-rata 28 polong, sedangkan bobot polong per
tanaman berkisar 15-26 g dengan rata-rata 21.5 g. Menurut Desnilia (2014) dan
Putri (2015), bobot polong tanaman tergantung pada jumlah cabang tanaman dan
hijau, Garg et al. (2017) menyatakan bahwa faktor hasil seperti jumlah polong per
tanaman, panjang polong, dan hasil merupakan kriteria pemilihan yang sangat
penting.
biji perpolong tanaman kacang hijau antara induk dengan generasi M8-18-3-1-6,
kacang hijau generasi M8. Secara angka tanaman kacang generasi M8-18-3-1-17
M0. Hal ini dapat dilihat dari nilai kisaran jumlah biji per polong yang diperoleh
tanaman generasi M8-18-3-1-17 yakni 8,6 sampai dengan 13,9 sementara nilai
kisaran dari tanaman tetua M0 adalah 7,0 hingga 8,1. Jumlah polong sangat
berhubungan dengan biji yang ada didalam polong tersebut (Sands, 1995 dalam
Budiastuti, 2000). Semakin panjang polong kacang hijau maka semakin banyak
Sumarji (2013), biji kacang hijau kecil dan bulat, berwarna hijau atau hijau
kekuningan dengan bobot 100 bijinya antara 3-4 gram. Pada tanaman mutan M8
warna biji kacang hijau sudah seragam. Warna biji kacang hijau mutan M8 sama
dengan tanaman M0 (kontrol) yaitu hijau kecokelatan. Keseragaman warna biji ini
telah ditemukan sejak keturunan M5 yang diteliti oleh Fatmala (2020). Berbeda
dengan penelitian fiatin (2014) yang melaporkan bahwa warna kulit biji pada
tanaman M1 yaitu hijau, hijau kecokelatan, cokelat dan hitam. Sedangkan
Triyaningsih (2017) melaporkan bahwa waran kulit biji pada tanaman M2 yaitu
hijau kecokelatan, cokelat, hijau kekuningan dan hijau tua. Keseragaman warna
biji kacang hijau mutan dan kontrol ini diduga terjadi kaena pemulihan mutasi
atau reverse mutation, sehingga gen tanaman mutan mendekati gen aslinya.
ini diduga benih hasil radiasi sinar gamma telah menimbulkan perubahan pada
karakter-karakter agronomi secara genetik pada tanaman kacang hijau. Jumlah biji
perpolong pada tanaman induk (M0) merupakan jumlah biji terendah jika
pada pembentukan polong dan biji per polong kacang hijau. Minimnya
Jumlah biji kacang hijau tergantung pada jumlah polong yang dihasilkan,
namun tidak semua polong menghasilkan biji penuh karena faktor lingkungan.
Menurut Hapsoh (2003) bahwa kekurangan air terjadi pada proses pembungaan
dihasilkan lebih kecil. Hal ini diduga berkaitan dengan intensitas matahari dan
suhu dalam proses fotosintesis, tanaman yang mengalami cekaman air stomatanya
akan menutup lebih awal untuk mengurangi hilangnya air dan hal ini mengganggu
serta energi yang dihasilkan menjadi rendah akibatnya pengisian polong tanaman
Kondisi ini menyebabkan produksi biji menjadi rendah. Pola distribusi fotosintat
bukan hanya ditentukan secara genetik akan tetapi faktor hormonal maupun faktor
biji pertanaman kacang hijau antara induk dengan generasi M8-18-3-1-6, M8-18-
Tabel 9. Jumlah Biji Pertanaman Kacang Hijau Generasi M8 Hasil Mutasi Sinar
Gamma.
Parameter M0 M8-18- M8-18-3- M8-18-3- M8-18-3-
3-1-6 1-17 1-18 1-19
Rata-Rata (bij) 279,03 b 300,24 a 268,36 c 268,25 c 273,95 bc
Kisaran (biji) 272,1-283,6 296,8- 265,6- 255,6- 259,7-
304,1 271,2 279,8 289,8
Keragaman 19,96 7,71 3,77 84,15 118,7
Koefien 1,60 0,92 0,72 3,42 3,97
keragaman (%)
Jumlah Individu 288 257 214 234 259
F Hitung HOV 11,61*
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata menurut Uji
Lanjut BNT pada taraf nyata 0,05. HOV = homogeneity of variance
Tabel 9 menunjukkan bahwa produksi sinar gamma merupakan penyebab
rata-rata jumlah biji per tanaman kacang hijau generasi M8-18-3-1-6 berbeda
dari nilai tengah generasi M3 lebih sedikit di bandingkan dengan tetua M0. Nilai
keragaman generasi M8-18-3-1-6 lebih besar dibandingkan tetua dengan kisaran
Hal ini dapat diartikan bahwa pada taraf ini jumlah biji per tanaman
perubahan. Fakta ini didukung dengan kisaran nilai individu pada populasi yang
luas yaitu antara 296,8 sampai 304,1 biji pada generasi M8-18-3-1-6 sedangkan
tetua M0 berkisar antara 272,1 sampai 283,6 biji. Nilai keragaman generasi M8
lebih besar dibandingkan tetua (M0) dengan kisaran yang lebih luas pada M8. Hal
ini dapat diartikan bahwa pada taraf ini jumlah biji pertanaman mengalami
Alatas et al. (2016) menyatakan bahwa mutasi yang terjadi tidak dapat di
duga, akan tetapi mutasi bisa saja terjadi pada tingkat genom, kromosom, maupun
DNA. Radiasi sinar gamma akan menyebabkan terjadinya kerusakan yang akan
menghasilkan tiga konsekuensi yaitu sel hidup yang normal, sel hidup yang tidak
normal, dan sel mati. Kerusakan sel akibat radiasi tersebut menyebabkan tanaman
tumbuh normal. hal ini dibuktikan dengan melihat morfologi tanaman kacang
tersebut mengalami mutasi akibat radiasi sinar gamma yang telah dilakukan.
suhu dan laju pertumbuhan yaitu penyinaran yang bergabung untuk menentukan
jumlah biji dari setiap polong yang pada akhirnya akan dipanen. Jumlah polong
pada tanaman kacang hijau mempengaruhi jumlah biji pertanaman kacang hijau,
namun tidak bisa dikatakan bahwa semua polong dapat menghasilkan biji secara
Rendahnya jumlah biji setiap tanaman disebabkan oleh rendahnya jumlah polong
Hal ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Hastuti et al.,
(2018), melaporkan bahwa jumlah biji per tanaman tergantung pada jumlah
polong yang dihasilkan, semakin banyak polong, maka biji yang dihasilkan
semakin banyak.
biji pertanaman kacang hijau antara induk dengan generasi M8-18-3-1-6, M8-18-
tanaman induk (M0) berbeda nyata dengan tanaman kacang hijau generasi M8.
Nilai kisaran berat biji pertanaman pada tanaman induk lebih sempit dibanding
3-1-18, dan M8-18-3-1-19. Rata-rata berat biji pertanaman kacang hijau generasi
M8 menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari pada tanaman induk (M0), dimana
berat biji pertanaman yang paling tinggi dimiliki oleh M8-18-3-1-6 yaitu 17,35
gram dan berat biji pertanaman yang terendah yaitu pada M0 yakni 16,48 gram.
Tabel 10. Berat Biji Pertanaman Kacang Hijau Generasi M8 Hasil Mutasi Sinar
Gamma.
Parameter M0 M8-18-3- M8-18-3- M8-18-3- M8-18-3-
1-6 1-17 1-18 1-19
Rata-Rata (g) 16,48 b 17,35 a 17,32 a 16,61 b 17,13 a
Kisaran (g) 16,2-16,8 17,0-17,5 16,7-17,5 16,4-16,9 16,9-17,3
Keragaman 0,04 0,02 0,07 0,06 0,03
Koefien 1,25 0,85 1,57 1,47 1,07
keragaman (%)
Jumlah Individu 288 257 214 234 259
F Hitung HOV 0,817 tn
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata menurut Uji
Lanjut BNT pada taraf nyata 0,05. HOV = homogeneity of variance
Hal ini memberikan indikasi bahwa dengan sinar gamma terjadi mutasi
ditunjukkan dengan nilai kisaran yang semakin luas pada tanaman hasil radiasi
sinar gamma di bandingkan generasi M0. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
bobot biji per tanaman kacang hijau mutan M2 dibandingkan tanaman kontrol
(tetua). Populasi kontrol memiliki rata-rata bobot biji per tanaman 13,10 g,
sedangkan mutan generasi M2 memiliki rata-rata bobot biji per tanaman 18,83 g.
Alfarisi et al. (2018) melaporkan bahwa rataan bobot biji per tanaman
tertinggi pada tanaman kedelai terdapat pada tanaman hasil radiasi sinar gamma.
Hal ini dapat dilihat dari ukuran biji yang dihasilkan pada tanaman radiasi lebih
besar, sehingga bobot yang dihasilkan semakin berat. Peningkatan yang sama juga
terjadi pada tanaman M1 yang diteliti oleh Tah (2006), dimana peningkatan
Menurut Wirnas dkk. (2006), jumlah cabang, jumlah polong isi, dan
dihasilkan per tanaman. Menurut Sutjahjo et al. (2007) bobot biji pertanaman dan
selang panen merupakan kriteria seleksi untuk memperoleh varietas berdaya hasil
tinggi dan serempak panen. Bobot biji (hasil) serta selang panen merupakan
Komponen hasil yang turut berpengaruh terhadap hasil biji kacang hijau
antara lain adalah jumlah polong, ukuran biji, dan jumlah biji per polong. Selain
itu faktor genetik juga dapat mempengaruhi hasil biji dari tanaman kacang hijau.
Hal ini sejalan dengan dengan pernyataan Alatas et al. (2016) yang mengatakan
bahwa setelah radiasi pada bahan tanaman akan terjadi beberapa kemungkinan
pada materi genetik tanaman, yaitu mutasi kearah positif, mutasi kearah negatif
atau tanpa mutasi. Mutasi yang terjadi kearah positif dan terwariskan ke generasi
umumnya.
100 biji tanaman kacang hijau antara induk dengan generasi M8-18-3-1-6, M8-18-
Bobot 100 biji kacang hijau generasi M8 hasil mutasi sinar gamma
ditampilkan pada Tabel 11 berbeda nyata dengan tetua M0, dan pada nilai
keragaman generasi M8 lebih luas dibandingkan tetua M0. Hal ini dapat dilihat
dari nilai kisaran berat 100 biji yang diperoleh tanaman generasi M8-18-3-1-6 dan
M8-18-3-1-17 yakni 7,6 sampai 7,8, M8-18-3-1-18 yakni 7,3 sampai 7,5, dan
M8-18-3-1-19 yakni 7,5 sampai 7,7 sementara nilai kisaran dari M0 adalah dari
Tabel 11. Bobot 100 Biji Tanaman Kacang Hijau Generasi M8 Hasil Mutasi Sinar
Gamma.
Parameter M0 M8-18-3- M8-18-3- M8-18-3- M8-18-3-
1-6 1-17 1-18 1-19
Rata-Rata (g) 7,36 d 7,74 a 7,77 a 7,48 c 7,65 b
Kisaran (g) 7,2-7,5 7,6-7,8 7,6-7,8 7,3-7,5 7,5-7,7
Keragaman 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00
Koefien 1,25 0,85 0,71 1,47 1,07
keragaman (%)
Jumlah Individu 288 257 214 234 259
F Hitung HOV 2,229 tn
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata menurut Uji
Lanjut BNT pada taraf nyata 0,05. HOV = homogeneity of variance
Tanaman tetua M0 memiliki nilai kisaran yang sempit dikarenakan
populasi tanaman M0 merupakan lini murni yang ditanam petani secara berulang-
ulang sehingga masih terjadi perubahan sifat secara lambat. Diduga bobot 100
biji dipengaruhi oleh ukuran biji, baik yang besar ataupun kecil, bobot biji yang
semakin besar dapat berkontribusi pada hasil panen yang lebih tinggi, begitu juga
sebaliknya.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Sitompul dan Guritno (2005) bahwa
berat 100 biji merupakan salah satu parameter pengamatan yang erat
hubungannya dengan produksi yang dicapai. Bila berat 100 biji tinggi maka
semakin banyak pula hasil yang akan diperoleh. Namun semua dipengaruhi oleh
genotipe dan varietas tanaman itu sendiri. Dewi (2015), menyatakan bahwa
kualitas kacang hijau yang baik apabila memiliki bobot diatas 6,5 g per 100 biji.
Hakim (2008) melaporkan bahwa biji kacang hijau dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu berbiji besar (>6,1 g/100 biji), sedang (5−6 g/ 100 biji), dan kecil (<5 g/100
biji).
Berat 100 biji berhubungan dengan kualitas biji yang dihasilkan tanaman.
Berat 100 biji yang dihasilkan dipengaruhi oleh jumlah cabang produktif dan
jumlah polong tanaman. Hasil Penelitian generasi M8 ukuran biji tanaman kacang
hijau yang dihasilkan tergolong kedalam ukuran biji yang besar. Populasi M8
tergolong besar karena memiliki bobot 100 biji besar dari 6,5 gram.
gamma terhadap kacang hijau lebih terlihat pada perbaikan karakter ukuran biji
(berat 100 biji). Hal ini dapat dilihat dari rataan berat 100 biji galur-galur mutan
serempak tanaman kacang hijau antara induk dengan generasi M8-18-3-1-6, M8-
Tabel 12. Masak Serempak Tanaman Kacang Hijau Generasi M8 Hasil Mutasi
Sinar Gamma.
Parameter M0 M8-18-3- M8-18-3- M8-18-3- M8-18-3-
1-6 1-17 1-18 1-19
Rata-Rata (%) 58,60 a 69,04 a 55,64 a 60,56 ab 61,23 ab
Kisaran (%) 52-62 54-79 31-70 27-75 42-69
Keragaman 8,72 55,44 172,48 204,46 83,08
Koefien 5,04 10,78 23,60 23,61 14,88
keragaman (%)
Jumlah Individu 288 257 214 234 259
F Hitung HOV 1,91 tn
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata menurut Uji
Lanjut BNT pada taraf nyata 0,05. HOV = homogeneity of variance
Tabel 12 menunjukkan keserempakan masak tanaman kacang hijau M0
Masak serempak adalah salah satu tujuan dari pemuliaan tanaman untuk
dalam biaya serta dapat berkontribusi dalam produktivitas. Berdasarkan dari hasil
penelitian M7 hasil seleksi yang sudah dilakukan, tanaman kacang hijau dapat
dikatakan masak serempak apabila dalam satu tanaman jumlah polong yang
pribadi). Karakter polong masak serempak ini tentunya sangat disukai oleh para
petani karena dapat mengurangi biaya perawatan dan tenaga kerja lebih efisien
dengan periode panen, yaitu rentang waktu panen dari polong pertama hingga
polong terakhir. Panen tidak serempak menunjukkan periode panen yang panjang
oleh Ullah et al. (2012) dan Putri et al. (2014) menunjukkan bahwa periode panen
pendek pada kacang hijau diikuti dengan biomassa dan jumlah polong bernas per
genotype dengan periode panen pendek dan potensi hasil tinggi. Keragaman
al., 2015), namun informasi tentang kendali genetiknya masih terbatas. Karakter
periode panen dikendalikan oleh faktor genetik serta interaksi antara faktor
polong atau disebut periode panen pendek (Marwiyah et al., 2020). Periode panen
pendek atau pembungaan serempak ditandai dengan hasil yang lebih tinggi, atau
jumlah polong yang lebih banyak dalam satu kali panen sejak munculnya bunga
ditandai dengan tanaman yang mampu memproduksi bunga secara maksimal pada
10-15 hari setelah umur berbunga pertama dan berhenti berbunga pada 15-20 hari
masak yang terbaik yaitu pada M8-18-3-1-6. Kacang hijau progeni M8 telah
memiliki sifat umur polong masak serempak dalam satu populasi. Hal ini
disebabkan karena masa pematangan antar polong dalam satu tanaman sama.
Umur panen 50% adalah keadaan 50% polong dalam satu plot sudah matang.
berada dalam keadaan seimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman sehingga pada
Karakteristik polong yang matang ditandai dengan warna kulit yang hitam,
warna polong salah satu karakter yang penting dalam petani walaupun tidak
umur polong masak, kondisi lingkungan dengan suhu dingin atau panas akan
5.1 Kesimpulan
karakter polong masak serempak dan berat polong pertanaman kacang hijau
generasi M8 hasil mutasi sinar gamma yang unggul didapatkan pada mutan hasil
(36,64 hst), umur panen (61,75 hst), jumlah biji perpolong (8,98 biji), jumlah biji
pertanaman (300,24 biji), bobot 100 biji (7,74 g), dan masak serempak (69,04%).
polong pertanaman (30,08 g), jumlah biji perpolong (9,78 biji), dan bobot 100 biji
(7,77 g).
5.2 Saran
suatu program pemuliaan tanaman untuk mencapai hasil akhir yaitu perakitan
varietas baru. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman kacang hijau M8-
18-3-1-6 merupakan generasi yang memiliki kriterian unggul yang lebih baik
fisiologi) radiasi sinar gamma yang diberikan akankah lebih baik atau kembali