OLEH :
DIAN PARTA WIJAYA
NPM : 19021040
A.Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
Untuk menggali informasi tentang kemampuan FMA dalam meningkatkan
pertumbuhan bibit pisang Barangan yang diperbanyak secara in-vitro dan mempercepat
rehabilitasi lahan yang tercemar propagul patogen tersebut serta mendukung program
nasional revitalisasi pisang dalam rangka penyediaan bibit sehat/bermutu dan ketahanan
pangan, revitalisasi perekonomian pisang serta isu pemeliharaan lingkungan menekan
penggunaan pupuk dan pestisida kimia perlu dilakukan upaya budidaya pisang sesuai
dengan Good Agricultural Practices (GAP) dan Standard Operasional Prosedure ( SOP )
C .Kegunaan Penulisan
1. Akar
Akar utama memiliki ketebalan sekitar 5 - 8 mm bewarna putih ketika baru dan
sehat. Kemudian dari beberapa akar utama akan berkembang akar skunder dan akar
tersier, yang terakhir akan semakin tipis dan lebih pendek dari akar utama. Akar skunder
berasal dari protoxilem berada dekat ujung akar dan terus berkembang melewati tanah.
Beberapa jarak di belakang ujung akar pada perkembangan akar pertama dihasilkan
rambut akar yang bertugas dalam pengam bilan air dan mineral .(Vinet & Zhedanov,
2011a)
2. Batang
Batang tanaman pisang yang sesungguhnya berada sebagian atau seluruh nya
berada di dalam tanah yang dikenal sebagai bonggol (tu berous rhizome). Rhizome yang
telah dewasa memiliki diameter dan tinggi sekitar 300 mm walaupan akan berbeda
menurut vigor dan kondisi tanaman. Rhizome pisang memiliki ruas yang sangat pendek
dan tertutup oleh daun. Rhizome merupakan organ penyimpanan penting untuk
mendukung pertumbuhan buah dan perkembangan peranakan (Alhusna, 2018)
Pisang yang di tanam secara komersil di panen dalam keadaan hijau pada
berbagai tingkat kemasan. Bila harus di angkut ke tempat-tempat yang jauh, pisang itu di
petik dalam keadaaan kurang matang, kriteria seperti 75 - 80 % matang. Yang sudah
menampakkan sudut-sudut nya dengan jelas dan yang akan matang dalam kira-kira tiga
minggu. Pisang untuk pengapalan antar pulau di petik dalam keaadaan 85-95 % matang
(Ade, 2019).
3. Daun
Daun pisang letaknya tersebar. Helaian daun berbentuk lanset dan memanjang,
dan muda sekali robek oleh hembusan angin yang keras karena tidak mempunyai tulang
- tulang pinggir yang menguatkan lembaran daun. Bunfa berkelamin satu, berumah satu
dan tersusun di dalam tandan. Daun pelindung berukuran panjang 10 - 25 cm, berwarna
merah tua, berlilin dan mudah rontok. Bunga tersusun dari dua baris yang melintang.
Bakal buah berbentuk persegi, sedangkan bunga jantan tidak ada. Setelah bunga keluar
bunga berbentuk sisir pertama, kedua dan seterusnya (Vinet & Zhedanov, 2011a)
4. Kandungan Gizi dan Manfaat Tanaman Pisang
Buah pisang mengandung gizi yang sangat tinggi, rendah kolestrol serta
Vitamin B6 dan Vitamin C tinggi. Zat gizi terbesar pada buah pisang terletak pada buah
pisang yang telah masak adalah kalium sebesar 373 miligram per 100 gram pisang.
Pisang juga merupakan sumber karbohidrat terbesar pada buah pisang, vitamin A 250 -
335 gram per 100 gram pisang dan klor sebesar 125 miligram per 100 gram pisang.
Pisang juga merupakan sumber karbohidrat vitamin A dan C, serta mineral komponen
terbesar pada buah pisang adalah pati 21 daging buahnya, dan akan diubah menjadi
sukrosa, glukosa dan fruktosa pada saat pisang yang telah matang (15-20%) (Ade, 2019)
B. Syarat tumbu
1. Iklim
Tanaman pisang barangan sangat cocok ditanam pada daerah iklim tropis basah,
lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang, namun demikian tanaman pisang
masih dapat tumbuh didaerah subtropis. Tanaman pisang barangan akan berproduksi
dengan baik apabila pertumbuhannya juga subur. Tanaman ini dapat tumbuh didataran
rendah maupun dataran tinggi, ketinggian tidak lebih dari 1.600 m diatas permukaan
laut. Suhu optimum adalah 270 celcius dan maksimum 280 celcius. Serta curah hujan
2000 - 2500 mm/tahun. Tanaman ini menghendaki iklim panas, terutama di daerah
tropik. Pisang barangan umumnya memerlukan sinar matahari penuh, sangat peka
terhadap angin kencang karena dapat merobek daun - daunnya, sehingga berpengaruh
terhadap hasil buah nya, memerlukan curah hujan bulanan antara 200 - 220 mm.
Kapasitas lapangan tidak boleh dibawah 60 - 70%, karena itu pengairan pada tanaman
pisang barangan menghendaki tanah yang gembur, kaya akan organik (3%), berdrainase
baik dan pH antara 4-5 hingga 7.5. tanaman ini dapat tumbuh pada tanah dengan pH
antara 4,5 hingga 8,5, sedangkan pH optimal adalah 6,0. Untuk itu tanah yang terlalu
rendah pH nya dapat ditambahkan pupuk dolomit sebagai penetral tingkat keasaman
pada tanah masam.(BPTPSU, 2008)
III. PEMBAHASAN
Marin mengemukakan bahwa lebih dari 80% tanaman dapat bersimbiosis dengan
CMA serta terdapat pada sebagian besar ekosistem alam dan pertanian serta memiliki
peranan yang penting dalam pertumbuhan, kesehatan dan produktivitas tanaman (Noor,
2006). Kehadiran Fungi Mikoriza Arbuskula penting bagi ketahanan suatu ekosistem,
stabilitas, tanaman, dan pemeliharaan biologi. Peranan mikoriza dalam menjaga
keanekaragaman hayati dan ekosistem sekarang mulai dikenal, terutama sekali karena
pengaruh mikoriza untuk mempertahankan kenaekaragaman tumbuhan dan
meningkatkan produktivitas (Ahmad, 2013).
Keanekaragaman dan penyebab mikoriza sangat bervariasi, hal ini dapat disebabkan
oleh kondisi lingkunagn yang bervariasi juga. Semua mikoriza tidak mempunyai sifat
morfologi dan fisiologi yang sama, oleh karena itu sangan penting untuk mengetahui
identitas dan berbagai jenisnya.(Rina et al., 2020)
Pada kondisi ekologis suatu daerah yang berbeda dapat ditemukan jenis cendawan
ektomikoriza yang berbeda. Mikoriza tersebar luas di seluruh dunia, bahkan, bisa
dibilang hampir setiap pohon memiliki mikorizanya sendiri Berdasarkan cara menempel
dan struktur hifanya, mikoriza dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu ektomikoriza dan
endomikoriza. Keduanya sama-sama bermanfaat untuk tanaman dalam membantu
penyerapan nutrisi dalam tanah. (Pangan, 2020)
2. Cendawan Ektomikoriza
3. Peran ektomikoriza
Ekto mikoriza berperan dalam efisiensi pengambilan unsur hara mineral dan air,
serta melindungi akar dari cekaman faktor abiotic dan biotik. Ektomikoriza menutupi
permukaan bagian tanaman yang tertutup tanah. Umumnya ektomikoriza bersimbiosos
dengan tumbuhan tertentu. Dari satu jenis tumbuhan inang dimungkinkan adanya
beberapa jenis cendawan ektomikoriza yang menjadi simbionnya atau dari satu jenis
cendawan ektomikoriza dapat bersimbiosis dengan beberapa jenis tumbuhan inang.
(Pangan, 2020)
4. Cendawan Endomikoriza
Endomikoriza menginfeksi bagian dalam akar, di dalam dan di antara sel-sel ujung
akar (root tip). Hifa masuk ke dalam sel atau mengisi ruang-ruang antarsel. Jenis
mikoriza ini banyak ditemukan pada tumbuhan semusim yang merupakan komoditas
pertanian penting, seperti kacang-kacangan, padi, jagung, beberapa jenis sayuran dan
tanaman hias. Infeksi ini tidak menyebabkan perubahan morfologi akar, tetapi
mengubah penampilan sel dan jaringan akar. Berdasarkan tipe infeksinya, dikenal tiga
kelompok endomikoriza: ericaceous (Ericales dengan sejumlah Ascomycota),
orchidaceous (Orchidaceae dengan sekelompok Basidiomycota), dan vesikular
arbuskular (sejumlah tumbuhan berpembuluh dengan Endogonales, membentuk struktur
vesikula (gelembung) dan arbuskula dalam korteks akar disingkat MVA.(Pangan, 2020)
B. Manfaat Mikoriza
Akar tanaman yang terbatas tidak mampu menyerap semua unsur hara dari pupuk
dalam tanah. Dengan adanya infeksi mikoriza pada akar tanaman, kinerja akar akan
meningkat hingga berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus kali lipat dengan bantuan hifa
jamur mikoriza yang akan membantu menyerap nutrisi pupuk dalam tanah. Dengan
demikian maka tanaman menjadi lebih subur dan produktif karena mendapat lebih
banyak unsur hara.(Dahono, 2015)
Pada musim kemarau persediaan air tanah semakin sedikit akibat penguapan.
Akibatnya kita perlu melakukan pengairan ekstra pada tanaman budidaya kita. Mikoriza
dengan hifanya yang luas akan membantu akar tanaman untuk menyerap air secara
optimal dengan cakupan wilayah yang luas. Tanaman yang terinfeksi mikoriza terbukti
mampu bertahan dengan baik di kekeringan (musim kemarau atau lahan kering).
Jenis-jenis mikroorganisme patogen tular tanah sangat banyak. Ada yang dari
golongan bakteri dan ada yang dari golongan jamur. Penyakit seperti busuk akar, layu
bakteri, dan layu fusarium sangat mengancam akar tanaman. Dengan adanya hifa
mikoriza menyelubungi akar, akar tanaman akan dilindungi dari infeksi patogen
tersebut.
Mikoriza menahasilkan beberapa fitohormon alami seperti auksin dan giberilin yang
dibutuhkan tanaman untuk memacu tumbuh kembangnya. Otomatis tanaman yang
memiliki mikoriza di akarnya akan memiliki pertumbuhan lebih pesat karena
meningkatnya hormon tumbuh.(Vinet & Zhedanov, 2011)
A. HASIL PENGAMATAN
1. Peningkatan Pertumbuhan Bibit Pisang Barangan dengan Aplikasi Fungi
Mikoriza Arbuskular (Khafiz et al., 2018)
1.3.1. Hampir semua isolat FMA indigenus terpilih diatas mampu menekan
perkembangan penyakit layu Fusarium pada bibit pisang Cavendish di
rumah kaca. Introduksi FMA pada bibit pisang Cavendish umumnya dapat
memperpanjang masa inkubasi serangan Foc, menurunkan persentase daun
terserang, skala kerusakan bonggol, dan disklorosi batang semu.
1.3.2. Dari kultivar pisang Kepok dan Buai, dapat memperlambat masa inkubasi
30,00 – 31,75 hari setelah inokulasi (hsi) dengan efektifitas penekanan
(66,66-76,38%). Hal ini diikuti dengan lebih rendahnya persentase daun
terserang, skala kerusakan bonggol dan persentase disklorasi batang semu.
Efektifitas penekanan isolat FMA terhadap persentase daun terserang 26,54
– 80,8l %, skala kerusakan bonggol 4,34 -78,26 % dan disklorosi batang
60,00-l00 %.
1.3.3. Persentase daun terserang terendah adalah pada bibit pisang yang
diintroduksi dengan isolat (berasal dari rizosfir tanaman pisang Buai dataran
tinggi), isolat (berasal dari dataran tinggi) dan (berasal dari rizosfir tanaman
pisang Kepok dataran rendah) 17,10 % dengan efektivitas penekanannya
80,8l % menyusul isolat (berasal dari rizosfir tanaman pisang Buai dataran
sedang) 26,12 % dengan efektivitas 70,69 %.
1.3.4. Tiga isolat FMA terbaik tersebut berasal dari rizosfir pisang Buai dan satu
dari rizosfir pisang Kepok.
1.3.5. Hasil pengujian menunjukkan semua isolat FMA indigenus yang diuji dapat
meningkatkan pertahanan bibit pisang Cavendish dengan variasi antar isolat
terhadap serangan Foc ras 4.
IV. PENUTUP
A. KESIMPULAN