Anda di halaman 1dari 40

Budidaya Tanaman Sayur Dan Buah.

OLEH :
M SYA'BAN BUTAR BUTAR
NPM : 19021028

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ASAHAN
KISARAN

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Berkat
rahmat dan karunia-Nya, Alhamdulillah penyusun dapat menyelesaikan dan menyusun
makalah ini, dalam rangka memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Budidaya Tanaman
Sayur Dan Buah.

Penyusun sudah berusaha dengan segala kemampuan untuk menyusun makalah


ini dengan baik. Dalam penyusunan makalah penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, tetapi penyusun tidak akan menyerah begitu saja,
penyusun akan terus berusaha mempersembahkan yang terbaik. Maka dari itu penyusun
sangatlah mengharapkan bimbingan, serta kritik dan saran yang bersifat membangun
guna penyempurnaan makalah ini.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat, penyusun mengucapkan terima kasih


kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam kelancaran penyusunan makalah
ini, dan mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi pembaca.

Kisaran, April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................................

ii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................................

iii

BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................................

1.1. Latar Belakang .....................................................................................................

1.2. Tujuan ....................................................................................................................

BAB II.ISI (Nama Tanaman Dan Nama Latin Serta Gambar Utuh)..........................

2.1. Nama Umum, Nama Lokal, Nama Asing ..........................................................

2.2. Sejarah Tanaman (Asal Usul), Daerah Penyebaran, Dan Sentra Produktif ...

2.3 Habitat Tananam Dan Syrat Tumbuh Tanaman ...............................................

2.4 Botani Tanaman (Klasifikasi Tanaman, Deskripsi Tanaman) ..........................

4
2.5 Morfologi Tanaman (Akar, Batang, Daun, Bunga, Buah, Biji) ........................

2.6 Penggolongan Tanaman ........................................................................................

2.7 Teknis Budidaya Tanaman, Panen Dan Pasca Panen ........................................

2.8 Kegunaan Dan Khasiat Tanaman ........................................................................

6.......................................................................................................................................

BAB III PERKEMBANGAN TERBARU (REVIEW JURNAL 1) ............................

BAB IV PERKEMBANGAN TERBARU (REVIEW JURNAL 2) ............................

BAB V PENUTUP ........................................................................................................

5.1 KESIMPULAN ......................................................................................................

10

5.2 SARAN ....................................................................................................................

11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................

12

LAMPIRAN (PPT Dan Draft Original 2 Jurnal) ..........................................................

13

DAFTAR GAMBAR
BAB II.ISI PISANG BARANGAN ( Musa acuminata Linn.)...............................................
2
2.5 Morfologi Tanaman
1. Akar.................................................................................................................................
7
2. Batang..............................................................................................................................
8
3. Daun ................................................................................................................................
8
4. Bunga ..............................................................................................................................
9
5. Buah ................................................................................................................................
10
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk famili terung-terungan dan


merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak mendatangkan keuntungan bagi
petani, mempunyai dampak baik dalam pemasaran dan ekspor, tidak mudah rusak
seperti sayuran lain, dan merupakan sumber kalori, protein dan juga vitamin. Kentang
merupakan sayuran umbi dan dipanen bagian umbinya sebagai sumber karbohidrat
pengganti nasi. Tanaman kentang memiliki prospek yang sangat besar untuk menunjang
program diversifi kasi pangan, bahan baku industri, dan komoditas ekspor. Umbi
kentang dapat diolah menjadi bermacammacam hasil olahan seperti kentang goreng,
tepung kentang dan keripik kentang. Kebutuhan kentang cenderung mengalam
peningkatan seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat
terhadap pentingnya gizi bagi kesehatan. Untuk mengantisipasi permintaan produk
kentang yang sesuai dengan preferensi pasar, perlu dilakukan upaya pembinaan secara
intensif sehingga seluruh sentra produksi yang ada di kawasan sentra dapat ditingkatkan
produksi maupun mutunya.(Diwa et al., 2015)

Produksi kentang di Indonesia pada tahun 2012 adalah 1.09 juta ton dengan
ratarata produktivitas mencapai 16.58 ton/ha, sedangkan pada tahun 2013 adalah 1.12
juta ton dengan rata-rata produktivitas mencapai 16.02 ton/ha (Badan Pusat Statistik,
2014). Meskipun pada tahun 2013 hasil produksi kentang di indonesia naik 30.042 ton,
akan tetapi produktivitas kentang menurun 0.56 ton/ha. Penurunan produktivitas
kentang ini disebabkan karena banyak faktor. Penggunaan benih kentang yang kurang
berkualitas, dan ketersediaan benih pada waktu akan digunakan menjadi salah satu
penyebab turunnya produktivitas, karena petani akan menggunakan umbi kentang yang
dihasilkan dari hasil budidaya (Sayaka dan Hestina, 2011). Ketersediaan benih kentang
bersertifikat yang sedikit, sehingga membuat petani memilih menyisihkan sebagian
hasil panen untuk benih musim tanam berikutnya. Usaha untuk meningkatkan produksi
benih kentang berkualitas semakin gencar dilakukan oleh para peneliti kentang. Hasil
produksi kentang yang maksimal, bisa didapatkan dengan menggunakan benih yang
berkualitas dalam proses budidayanya. Salah satu usaha yang dilakukan oleh para
peneliti adalah dengan penyediaan benih kentang G0 yang bebas dari penyakit dengan
berbagai teknologi. Salah satu teknologi yang mulai dikembangkan adalah budidaya
system screen dengan media steril cocopeat sebagai upaya memanfaatkan potensi
sumberdaya lokal sebagai media tanam pembibitan kentang G0. Teknologi budidaya
kentang system screen dengan media steril cocopeat mampu menghasilkan 3-4 knol per
tanaman.(Putra et al., 2015)

1.2. Tujuan Penulisan


Untuk menggali informasi tentang meningkatkan pertumbuhan bibit pisang
Barangan Serta Untuk mengetahuai lebih dalam sejarah,penyebaran dan Morfologi
tanaman pisang barangan.Serta Lebih Memahami Habitat Tumbuh serta manfaat Buah
Pisang Bagi tubuh Manusia.
BAB II. KENTANG ( Solanum tuberosum .)
2.1. Nama Umum,Nama Lokal dan Nama Asing

Nama Umum dari Tanaman ini ialah KENTANG, dikenal dengan nama
Lokal/Sebutan  ubi kentang, ubi belanda, atau ubi benggala,dengan nama Asing / latin
Solanum tuberosum. Daging buah berwarna kuning.Tekstur daging buah empuk.(Intani,
2022)

2.2. Sejarah Tanaman ( Asal Usul ) Kentang ,Daerah Penyebaran Di Indonesia dan
Sentra Produksi.

Di Indonesia, kentang ( Solanum tuberosum L.) pertama kali ditemukan pada


tahun 1794 di daerah Cisarua, Cimahi, Jawa Barat. Jenis kentang yang di tanam di
Cisarua berasal dari Amerika Serikat, yang dibawa oleh orang–orang Eropa. Varietas
kentang yang pertama kali didatangkan ke Indonesia adalah Eigenhiemer. Pada tahun
1811 kentang sudah ditanam secara luas di berbagai daerah, terutama di Pacet,
Lembang, Pengalengan (Jawa Barat), Wonosobo, Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu,
Tengger (Jawa Timur), Aceh, Tanah Karo, Padang, Bengkulu, Sumatera Selatan,
Minahasa, Bali dan Flores(Cookson & Stirk, 2019)
Sejarah berdasar daerahAmerika Selatan

Kultivasi kentang di Amerika Selatan dapat ditarik sejarahnya menuju 10000


tahun lalu, namun umbinya tidak tersimpan dengan baik dalam catatan arkeologis, dan
ada masalah dalam identifikasi umbi yang ditemukan.Bekas arkeologis umbi kentang
yang terverifikasi paling awal didapati di pesisir Ancón (Peru tengah), bertanggal 2500
SM. Ia diketahui mula-mula sekali ditanam di tempat yang kini ada di selatan Peru dan
barat laut terjauh dari Bolivia. antara 8000 dan 5000 SM. Kentang yang bertanggal
sekira 2000 SM ditemukan di Huaynuma, Lembah Casma yang terletak du Peru, dan
kentang-kentang yang berasal dari 800-500 SM juga ditemukan di
situs Altiplano dari Chiripa, sisi timur Danau Titicaca. Selain dari temuan-temuan di
atas, kentang juga ditemukan pada catatan arkeologis Peruvia sebagai pengaruh desain
dari tembikar keramik, yang seringnya dalam bentuk wadah. Wadah itu dibentuk
sebagai 3 cara: pertama, apa adanya sebagai bentuknya kentang; kedua, dibentuk
sebagai tubuh manusia (apakah dia dipotong ataupun tidak); yang terakhir, gabungan
antara keduanya. Fakta ini menunjukkan akan adanya pengaruh kentang terhadap
keadaan kemasyarakatan yang ada di sana.(Cookson & Stirk, 2019)

Di Altiplano, kentang adalah sumber energi penting untuk Kerajaan Inca,


pendahulunya, dan pelanjutnya, kolonial Spanyol. Orang-orang Indian Andes
memperlakukan kentang dalam macam-macam variasi, seperti ditumbuk, dipanggang,
direbus, atau dikukus mirip dengan seperti orang-orang Eropa modern. Mereka
menyebut suatu hidangan kentang yang disebut papas secas, yang dibuat dengan cara
perebusan, pengupasan, dan pemotongan. Setelah diperlakukan demikian, kentang
kemudian difermentasikan untuk membuat toqosh: lalu dihancurkan jadi bubur,
direndam, dan disaring sampai jadi yang disebut almidón de papa. Namun hasil panen
yang masih ada disebut orang-orang Andea chuño: dengan membiarkan kentang yang
ada beku semalaman penuh, dan lalu akan mencair di pagi hari. Seperti inilah langkah
yang dilakukan untuk melembutkan kentang. Setelah petani mengekstrak air dari
kentang tersebut, kentang akan mengecil dan lebih ringan. Inilah yang nantinya akan
dipersiapkan untuk pengukusan, dan bisa ditambah dalam pengukusan. Keuntungan dari
chuño itu banyak, terutama sekali bahwa ia dapat disimpan bertahun-tahun tanpa
pendinginan, terlebih ketika sedang musim kelaparan atau panen buruk. Kedua, oleh
sebab waktu simpannya yang lama, prajurit-prajurit Inca menjadikannya sebagai
makanan pokok, karena keadaan rasa dan masa kedaluwarsanya cukup lama untuk
dibawa bepergian. Chuño dulu diberikan pihak Spanyol kepada para penambang emas
yang menghasilkan kekayaan yang besar di abad ke-16 kepada pemerintah Spanyol.
Kentang juga merupakan makanan pokok bagi orang Mapuche pra-Columbus, "terlebih
di teritorial selatan dan pesisir Mapuche, yang di situ jagung tak dapat tumbuh
matang".Agaknya, para pelaut membawa kentang juga jagung ini dari Andes ke
Spanyol sebagai makanan mereka selama perjalanan mereka seraya membawa perak.
[8] Ahli-ahli sejarah mendugakan bahwa sisa-sia umbi kentang (dan jagung) sampai
juga akhirnya ke darat dan ditanam, karena dikatakan bahwa "kentang tiba beberapa
tahun sebelum akhir abad ke-16 dengan dua jalan masuk: pertama, ke Spanyol sekitar
1570, dan kedua lewat Kepulauan Britania antara 1588 dan 1593 ... kami temukan jejak
pembawaan kentang ini bergerak Kepulauan Kenari menuju Antwerp pada 1567 ...
kami mengatakan juga bahwa kentang diintroduksi kemari [Kepualauan Kenari] dari
Amerika Selatan sekitar 1562 ... catatan paling awal mengenai kentang ini [adalah] ...
sebuah resep yang hendak dikirim bertanggal 28 November 1567 antara Las Palmas di
Grand Canaries dan Antwerp." Orang-orang Eropa di Amerika Selatan berhati-hati pada
pertengahan abad ke-16, dan masih menolak memakan tanaman ini.[10] Dalam
buku Crónica del Peru, tahun 1553, Pedro Cieza de León menyebutkan hal itu
di Quito, Popayán dan Pasto pada 1538. Nelayan-nelayan Basque dari Spanyol
menjadikan kentang sebagai simpanan kapal untuk perjalanan mereka melintasi Atlantik
di abad ke-16, dan memperkenalkannya ke Irlandia barat, tempat pendaratan mereka
untuk mengeringkan ikan kod. Privateer Inggris Sir Francis Drake, sekembalinya ia dari
petualangannya, atau pengawai Sir Walter Raleigh, yaitu Thomas Harriot umum dikenal
sebagai orang yang memperkenalkan kentang ke Inggris.[11] Pada 1588,
botanis Carolus Clusius membuat sebuah lukisan yang disebut "Papas Peruanorum"
berdasarkan pada sebuah spesimen dari Negara-Negara Dataran Rendah; pada 1601 ia
melaporkan bahwa kentang telah umum digunakan di utara Italia untuk pakan ternak
dan pangan manusia. Mula-mula, kentang sampai ke Eropa bukanlah untuk tujuan
pangan. Ia sampai ke sebuah rumah sakit Sevilla untuk dimakan suatu kontingen pada
1573. Setelah Philip II menerima kentang dar Peru, ia bawa saja panenan kentang itu
kepada paus, yang membawa ke duta besar kepausan menuju Belanda karena ia sedang
sakit. Clusius menerima umbi itu secara tidak langsung lewat duta besar; lalu ia tanami
di Wina, Frankfurt, dan Leyden, dan merupakan orang yang memperkenalkan tanaman
ini secara luas di Eropa. Mulailah tanaman ini tumbuh bunga menurut Rudolph Jakob
Camerarius (1588) dan lainnya; John Gerard menambahkan lukisan tanaman ini
dalam Herball (1597), meski ia berpikir bahwa tanaman ini asli Virginia.. (Diana Sari et
al., 2015)

Kekuasaan Spanyol meluas hingga keluar Eropa, dan membawa kentang untuk
persediaan prajurit mereka. Kaum tani sepanjang jalan mulai mengadopsi tanaman ini,
yang rupanya lebih sedikit dijarah oleh tentara-tentara yang merampok ketimbang
tanaman biji-bijian yang tersimpan di aras. Melintasi bagian Eropa Utara, dataran-
dataran terbuka memang tersebar luas yang tersebab itulah penanaman kentang di kebun
kecil dibatasi dengan ketat karena pertanian lapangan diatur sangat ketat oleh budaya
yang menentukan ritme-ritme musim untuk pembajakan tanah, penaburan, pemanenan,
dan penghalauan binatang dari pemberaan dan tunggul tanaman. Ini artinya bahwa
kentang dilarang dari penanaman skala besar-besaran dan hanya biji-bijianlah yang
diperbolehkan aturan untuk ditanam di lahan terbuka. Kala itu, orang masihlah takut dan
tak memercayai akan tanaman ini dan menganggap tanaman ini beracun, sehingga ia
hanya ditanam bersama kebun herba lainnya. Karena itulah, tanaman ini dahulu
dinamakan "the devil's apple" (apel setan), yang tumbuh di bawah tanah. (Kemble,
Joseph,.1997 ). 

Di Prancis dan Jerman, pihak pemerintah resmi dan bangsawan tuan-tuan tanah


menganjur-anjurkan untuk mengalihfungsikan lahan-lahan kosong dengan
menanaminya kentang. Maka, jadilah kentang tanaman pokok di Eropa Utara. Pada
musim kelaparan yang terjadi pada 1770-an berkontribusi untuk penerimaan tanaman
ini, sebagaimana yang telah kebijakan-kebijakan pemerintah tentukan di beberapa
negara Eropa selama Musim Es Kecil, ketika tanaman pertanian tradisional tidaklah
berproduksi sebagaimana mestinya sebelum kejadian itu. Di tempat dan waktu kejadian
sebagian besar tanaman pertanian gagal panen, hanya kentang yang dapat betul-betul
diandalkan untuk berkontribusi secara memadai pada suplai makanan selama tahun-
tahun yang dingin itu.Pada akhir abad ke-16 di Prancis, kentang diintroduksi ke
Franche-Comté, Vosges atas Lorraine dan Alsace. Di akhir abad ke-17, tertulis di Bon
Jardinier edisi tahun 1785: "Tentang ini, tak ada sayur mayur yang begitu banyak ditulis
dan diantusiasi sebanyak ini ... Kaum fakir sepatutnya cukup dengan bahan makanan
ini." Secara luas, di abad ke-19 kentang telah menggantikan posisi turnip dan rutabaga.
Seorang pekerja medis Prancis Antoine Parmentier mengadakan penelitian mendalam
soal kentang ini dalam Examen chymique des pommes de terres ("Pengujian kimia
terhadap kentang") (Paris, 1774) ia menunjukkan kadar nutrisi yang besar. Raja Louis
XVI dan hulubalangnya dengan semangat mempromosikan pangan baru ini bersama
Ratu Marie Antoinette yang bahkan menghiaskan kepalanya dengan bunga kentang
pada bola gaunnya yang mewah. Panen tahunan kentang pun meningkat dari to 21 juta
hektoliter pada tahun 1815 menjadi 117 juta pada 1840, seiring dengan pertumbuhan
populasi seraya menghindar dari jebakan Malthus. Meskipun kentang telah dikenal luas
pada 1800 di Rusia, tanaman pangan ini masih ditanam secara terbatas di kebun sampai
gagal panen biji-bijian pada tahun 1838–39 membujuk para petani dan tuan-tuan tanah
di tengah dan utara Rusia untuk mengisi lahan kosong mereka dengan menanami
kentang. Kentang menyediakan kalori 2-4 kali lebih banyak dari biji-bijian per ekar, dan
akhirnya ia pun mendominasi suplai makanan yang penting di Eropa Timur. Kentang
yang direbus atau dibakar lebih murah dari roti gandum hitam, karena sama bernutrisi,
dan tak memerlukan pabrik penggilingan untuk menggiling. Di lain sisi, para tuan tanah
berorientasi harta landlords berpandangan bahwa bijian lebih mudah pengirimannya,
penyimpanannya, dan penjualannya, sehingga baik kentang maupun bijian sama-sama
ada.Adapun di tanah Jermania, Frederick yang Agung, raja Prussia, berhasil
menghilangkan sikap skeptis para petani setempat tentang kentang. Maka pada 1756, ia
mengeluarkan aturan resmi untuk mengkultivasi kentang, yang disebut Kartoffelbeffehl.
Aturan ini menyebut umbi yang tak familiar ini sebagai "makanan suplemen yang
bernutrisi".

Di seluruh Eropa pada abad ke-19, jadilah kentang itu sebagai makanan penting
karena tiga keuntungannya yaitu kadar pembusukannya yang rendah, ukurannya yang
besar (yang bisa memuaskan mereka yang lapar), dan harganya yang murah. Bersamaan
dengan beberapa makanan lain yang juga dari Amerika, atau yang juga tumbuh dan
berpanen di sini, kentang mempertahankan keadaan populasi Eropa.

Di Britania, keberadaan kentang memperkembangkan kemajuan ekonomi


dari Revolusi Industri abad ke-19. Ia menyediakan sumber kalori dan gizi yang murah
dan mudah ditanam oleh buruh kota di kebun kecil pekarangan mereka. Maka jadilah
kentang itu populer di Inggris Utara, tempat yang juga di situ tersedia batu bara,
sehingga pertumbuhan populasi yang didorong oleh kentang ini akhirnya juga membuat
pekerja tambah banyak untuk pabrik-pabrik yang baru. Marxist Friedrich Engels pernah
mengatakan bahwa arti kentang itu bagaikan baja di dalam "peranan revolusionernya
secara historis". Industri pati kentang kemudian bertumbuh dengan cepat pada abad ke-
19, terlebih di bawah kepemimpinan wirausaha Willem Albert Scholten (1819–92).

Di Irlandia, perluasan budidaya kentang itu dikarenakan semua buruh tani


tidaklah memiliki lahan, menyewa sepetak tanah dari tuan-tuan tanah yang hanya
tertarik mengembangkan ternak atau guna menanam gandum untuk dijual ke pasar.
Lahan seekar kentang dan susu dari seekor sapi sudahlah cukup memberi makan seluruh
keluarga Irlandia secara monoton tapi ianya adalah cukup memadai dalam pandangan
kesehatan secara nutrisi, menguatkan (dan sangat diperlukan masyarakat miskin) di
pemukiman pertanian. Sering kali keluarga-keluarga miskin membudidaya kentang
tambahan untuk memberi makan babi yang dapat mereka jual secara tunai.

Kurangnya keragaman genetika dari varietas yang sedikit itu membuat kentang
jadi rentan ditimpa penyakit. Di awal 1800-an, strain dari penyakit hawar (Phytophthora
infestans) yang dikenal sebagau HERB-1 mulai menyebar di Amerika, terkhusus
di Amerika Tengah dan Utara yang banyak menghancur tanaman. Hawar mulai
menyebar ke Eropa pada 1840-an, ketika kondisi keragaman genetiknya benar-benar
kurang. Sehingga tanaman pun menjadi makin rentan. Di Eropa Utara, terjadi kerugian
karena gagal panen yang berlangsung sepanjang penghabisan abad ke-19. Terlebih di
Irlandia, karena ketergantungan ekstrim kaum fakir, istimewa di barat Irlandia akan
satu-satunya makanan pokok ini, dihancurkan oleh kedatangan penyakit hawar kentang
tahun 1845. ( William L,.2003)

Kentang Lumper yang dibudidayakan secara luas sebelum dan selama Wabah


Kelaparan Besar, adalah jenis kentang yang lunak, basah, dan tidaklah kuat bertahan
terhadap penyakit hawar. Namun demikian, kentang Lumper ini menyediakan kalori
yang memadai untuk kaum tani dan buruh. Ketergantungan yang sangat pada kentang
ini berlekas menjadi bencana besar tatkala wabah hawar pada kentang menyerang
kentang siap panen itu menjadi lembek dan hancur. Kelaparan di Irlandia itu yang
terjadi di barat dan selatan daerah itu yang terjadi antara 1845 dan 1849 merupakan
kegagalan yang berbuah malapetaka dalam rantai suplai makanan yang berakibat pada
kematian lebih kurang sejuta orang karena kelaparan dan terlebih penyakit yang
menyerang tubuh-tubuh yang lemah dan perpindahan yang masif ke Amerika, Inggris,
Kanada, dan lain lain.

Masuknya kentang ke Afrika bersamaan dengan para kolonis dipercaya lebih


sebagai sayuran, ketimbang sebagai makanan pokok. Catatan perkapalan tahun 1567
menunjukkan bahwa Kepulauan Kenarilah yang ditanami kentang di luar Amerika
Selatan dan Utara.[26] Sebagai keuntungannya, alih-alih jadi makanan pokok, sebagai
alternatif biji-bijian, kentang awalnya tidaklah disukai oleh penduduk lokal karena
mereka percaya kentang itu beracun. Sebagaimana kolonialis memperkenalkan kentang
sebagai makanan berbiaya murah, kentang juga merupakan simbol dominasi. Di daerah
bekas-bekas jajahan Eropa, awalnya kentang dimakan kadang-kadang saja, tapi
produksi yang terus meningkat menjadikan kentang ini sebagai makanan pokok di
beberapa tempat. Kentang cenderung menjadi lebih populer di saat perang karena
mereka dapat disimpan di bawah tanah. Mulailah tanaman ini dibina dengan baik pada
pertengahan abad ke-19 dan di Afrika masa kini, kentang jadi sayur atau hampir jadi
makanan pokok.

Di daerah Rwanda yang lebih tinggi, kentang jadi tanaman pangan pokok yang
baru. Sebelumnya pada Genosida Rwanda 1994, konsumsi kentang tinggi dari semula
153 ke 200 kg per tahun – tertinggi ketimbang daerah manapun di Eropa Barat. Adapun
yang terbaru bahwa kentang ini dikembangkan petani sebagai tanaman dagang setelah
memperkenalkan beberapa varietas baru yang dibawa pulang oleh buruh-buruh migran
dari Uganda dan varietas-varietas lain dari Kenya.

Kentang masuk dan menyebar ke Asia setelah abad ke-17, ketika orang Eropa
memasukkannya lewat daerah pesisir. Di saat yang sama, orang Rusia juga
memasukkan tanaman ini ke tengah Tiongkok pada sekitar waktu yang sama. Orang-
orang Belanda menanam kentang di daerah Kepulauan Penghu di Selat Taiwan ketika
mereka mendudukinya antara tahun 1624-1662. Sejak Belanda memulai perhubungan
antara Taiwan dan sisi pantai provinsi Fujian, kira-kira mungkin di tempo inilah
kentang mulai dibawa ke sana. Sebuah dokumen bertahun 1700 menyebut bahwa
kentang mulai ditanam di sisi pegunungan pada utara Fujian. Adapun orang-orang
Rusia membawanya dari Siberia, terus ke selatan Manchuria, dan daerah utara
Tiongkok Iapun menjadi makanan yang utama di Eropa dan Asia Timur. Setelah
diintroduksi ke Tiongkok pada akhir Dinasti Ming, secara tak langsung kentang jadi
hidangan istimewa di dalam keluarga istana.

Di masa-masa selanjutnya, Tiongkok menjadi produsen kentang terbesar di


dunia. Meskipun posisi kentang masihlah di bawah jagung dan ubi jalar, perlu diketahui
bahwa sekitar 80% jagung dan lebih dari 40% ubi jalar adalah untuk makanan hewan,
dan kentanglah yang sebagian besarnya langsung dikonsumsi oleh manusia.

Masuknya kentang ke Indonesia juga terbantu oleh campur tangan Kolonial


Belanda. Menurut catatan awal di Indonesia, tumbuhan ini mulai ada semenjak tahun
1794, dimulai dengan penanaman di sekitar Cimahi. Semenjak itu, kentang dapat
ditemui pula di Priangan dan Gunung Tengger. Pada tahun 1812, kentang sudah dikenal
dan dijual di Kedu. Sedangkan, di Sumatra tumbuhan ini dikenal setahun
sebelumnya, 1811. Petani-petani Batak yang pertama kali menanam kentang ini di
dataran tinggi Sumatra menyebutnya sebagai kentang holanda. Indonesia kemudian
dikenal sebagai produsen kentang terbesar di Asia Tenggara, dan mencapai angka sejuta
ton pada tahun 2003. Antara tahun-tahun 1960-an sampai pertengahan 1990-an, angka
keluaran kentang selalau berada di kisaran 9%.

Adapun di India, seorang pengelana Inggris John Fryer dalam catatannya tahun


1675 menyebut akan adanya kebun sayur yang berisi kentang di Surat dan Karnataka.
Ketika memperkenalkan ke pesisir barat India dan membudidayakannya di sana, orang-
orang Portugis menyebutnya dengan nama batata. Di Bengal, tanaman ini disebut oleh
orang-orang Inggris dengan nama alu. Pada akhir abad ke-18, tanaman ini sudah
ditanam di daerah perlembahan utara India.Diceritakan orang Belandalah yang
membawa tanaman ini ke sana. Kemudian kaum Muslim India. Orang Belanda yang
semula-mula membawa budaya kentang ini, dan orang Inggris membawa berbagai jenis
macam-macam kentangnya. Penanaman kentang di sisi terasering perbukitan
di Dehradun terjadi pada 1830. Sedang tak lama dari itu, ditemukan metode penanaman
di tanah datar. Kentang masuk Tibet pada abad ke-19 lewat rute dagang dari India.

Para kolonis awal di Virginia dan Carolina menanam kentang dari bibit yang dibawa
oleh kapal-kapal Spanyol. Tanaman-tanaman kentang yang terawal diketahui ditanam
adalah yang ditanam di Londonderry, Newhampshire tahun 1719. Karena diketahui ia
dibawa dari Irlandia, maka ia dinamai "Irish potato" (kentang irlandia).Kentang awalnya
ditanam di Idaho awal 1838; pada 1900 produksinya mencapai sejuta bushel (sekitar
27,000 ton).

Pasa 1960-an, Canadian Potato Research Centre (Pusat Riset Kentang Kanada)
yang ada di Fredericton, New Brunswick, menjadi salah satu institut riset nomor enam
paling top di dunia. Didirikan pada 1912 sebagai Stasiun Percobaan Dominion, stasiun
tersebut mulai pada tahun 1930-an berkonsentrasi pada pembibitan varietas-varietas
baru dari kentang yang resistem terhadap penyakit. Pada 1950-an–1960-an,
bertumbuhnya industri French fry di New Brunswick menjadi sebab mulainya
pengembangan developing varietas-varietas untuk industri. Pada 1970-an, the penelitian
kentang di lembaga tersebut lebih luas daripada sebelumnya, tapi lembaga dan program
risetnya telah berubah, yakni penekanan lebih kepada industri ketimbang kepada
pertanian pada umumnya. Para ilmuwan di lembaga tersebut bahkan memulai kerja
merekab dengan bahasa-bahasa keinsinyuran ketimbang penjelasan bahasa-bahasa
ilmiah. Kentang sendiri merupakan tanaman sayur Kanada yang paling penting; mereka
ditanam secara komersial di seluruh provinsi, terutama di Pulau Pangeran Edward.

2.3. Habitat Tanaman dan Syarat Tumbuh


2.3.1. Iklim
Hujan lebat yang berkepanjangan menghambat pancaran sinar matahari,
memperlemah energi surya, hingga fotosintesis tidak berlangsung optimal. Hal ini
menyebabkan umbi yang terbentuk kecil dan produksinya rendah (Sunarjono, 2007).
Suhu udara yang ideal untuk kentang berkisar antara 15 – 18 0C pada malam hari dan
24 – 30 0C di siang hari. Indonesia tergolong negara tropis dan mempunyai suhu 24 –
35 0C pada siang hari dan 15 – 24 0C di malam hari (Setiadi dan Nurulhuda, 2003). 9
Untuk pembentukan umbi, tanaman kentang menghendaki hari pendek, tetapi untuk
pembentukan bunga tanaman menghendaki hari panjang 16-18 jam sehari. Di daerah
tropik basah seperti di Indonesia, hari pendek disertai suhu tinggi akan mendorong
pembentukan umbi yang optimal. Sebaliknya, bila hari lebih panjang pembentukan
umbi akan terhambat, kadang-kadang tanaman tidak menghasilkan umbi (Sunarjono,
2007).
2.3.2. Media Tanam
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media
tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin
ditanam. Untuk perbanyakan benih kentang kelas G0 media tanam yang sering
digunakan adalah tanah, cocopeat,arang sekam atau bahan lainnya yang dianggap baik
untuk media tanam. Media tanam harus seteril dan tidak memiliki kontak langsung
dengan permukaan tanah. Sterilisasi media dapat dilakukan dengan cara di kukus
(steam), di sangrai atau dengan menggunakan bahan kimia, sterilisasi dengan cara
kukus dan sngrai dilakukan selama 3-4 jam dengan suhu minimal 900 secara merata
(Direktorat Perbenihan Holtikultura 2014).
Pada penelitian ini media tanam yang saya gunakan adalah campuran antara
lapisan top soil yang telah di sterilkan dengan kompos yang telah di fermentasi sendiri.
Kompos ini telah di analisa oleh laboratorium Badan Penelitian dan Pembangaungan
Pertanian dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara. Kandungan hara
yang terkandung dalam kompos adalah.

2.3.3. Tempat
Tanaman kentang di usahakan di daerah yang memiliki ketinggian 500 m – 3000
m di atas permukaan laut. Ketinggian optimum untuk pertumbuhan tanaman kentang
antara 1000 meter – 2000 meter di atas permukaan laut (Soelarso, 1997). Untuk usaha
perbanyakan benihn kentang G0 harus di laksanakan dalam rumah kasa, dengan
kerapatan mesh kasa tidak kurang dari 36 x 36 lubang/inci2 . Dengan atap tembus
cahaya dan kedap air (Direktorat Perbenihan Holtikultura 2014).

2.4. Botani Tanaman

Tanaman kentang merupakan tanaman berbiji belah, termasuk tanaman


semusim, dan berbentuk semak. Pada umumnya, tanaman kentang berasal dari umbi
termasuk tanaman kentang yang dibudidayakan di Indonesia.
Menurut Sharma (2002), taksonomi tanaman kentang secara umum dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.

2.5. Morfologi Tanaman Kentang

1. Akar
Akar memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut.
Akar tunggang bisa menembus sampai kedalaman 45 cm.
Sedangkan akar serabutnya tumbuh menyebar (menjalar) ke
samping dan menembus tanah dangkal. Akar berwarna
keputih-putihan, halus dan berukuran sangat kecil. Dari akar-
akar ini ada akar yang akan berubah bentuk dan fungsinya
menjadi bakal umbi (stolon) dan akhirnya menjadi umbi
(Setiadi dan Nurulhuda, 2003)

2. Batang
Batang yang berada di atas permukaan tanah berwarna hijau
polos, hijau kemerahan, atau ungu tua. Penampang lintang batang
berbentuk bulat atau bersudut. Batang yang bersudut dapat bersayap
dan tidak bersayap, sayap dapat berupa lebar (> 0,5 cm) atau sempit
(Soelarso, 1997)

3. Daun
Daun majemuk menempel di satu tangkai. Jumlah
helai daun umumnya ganjil, saling berhadapan dan di antara
pasang daun terdapat pasangan daun kecil seperti telinga
yang di sebut daun sela. Pada pangkal tangkai daun majemuk
terdapat sepasang daun kecil yang disebut daun penumpu
(stipulae). Tangkai lembar daun sangat pendek dan seolah-
olah duduk. Warna daun hijau muda sampai hijua gelap dan
tertutup oleh bulu-bulu halus (Sunarjono, 2007).
4. Bunga
Bunga kentang berjenis kelamin dua (herma-phrodite atau
bunga sempurna), warna mahkota bunga putih, merah jambu,
atau ungu. Daun kelopak, daun mahkota dan benang sari
masing-masing berjumlah 5 buah dengan satu buah putik.
Mahkota berbentuk terompet dengan ujung seperti bintang,
benang sari berwarna kuning melingkari putik. Bunga
kentang tersusun dalam bentuk karangan bunga yang tumbuh
pada ujung batang. Satu karangan memiliki 1-30 bunga tapi umumnya 7-15 pada tiap
karanagn bunga. Susunannya ada yang sederhana atau majemuk. Bunga kentang
membuka pada pagi hari dan menutup pada sore hari yang berlangsung 3-7 hari
(Soelarso, 1997). Satu minggu setelah penyerbukan, bakal buah akan membesar dan
berkembang menjadi buah. Buah berwarna hijau tua sampai keungu-unguan, berbentuk
bulat, berukuran kira-kira 2,5 cm dan berongga dua. Buah kentang mengandung 500
bakal biji dan yang dapat berkembang menjadi biji hanyalah berkisar antara 100-300
biji. Buah bisa dipanen pada umur 6-8 minggu setelah penyerbukan (Setiadi dan
Nurulhuda, 2003)
5. Umbi
Umbi terbentuk dari ujung stolon yang
membengkak. Pada bagian ujung umbi terdapat banyak
mata yang bersisik, sedangkan pada bagian pangkalnya
atau tangkai umbi tidak ada matanya. Mata umbi tersebut
dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Satu mata umbi bisa
menghasilkan satu batang utama atau lebih (Sunarjono,
2007).

6. Jenis dan Varietas Tanaman Kentang


Kentang terdiri dari beberapa jenis dan beragam varietas. Jenis-jenis tersebut
memiliki perbedaan bentuk, ukuran, warna kulit, daya simpan, komposisi kimia, sifat
pengolahan dan umur panen. Berdasarkan warna kulit dan daging umbi, kentang terdiri
dari tiga golongan yaitu kentang kuning, kentang putih, dan kentang merah. Kentang
kuning memiliki beberapa varietas yaitu varietas Pattrones, Katella, Cosima, Cipanas,
dan Granola. Kentang putih memiliki varietas Donata, Radosa, dan Sebago. Varietas
kentang merah yaitu Red Pontiac, Arka dan Desiree. Jenis kentang yang 7 paling
digemari adalah kentang kuning yang memiliki rasa yang enak, gurih, empuk, dan
sedikit berair (Aini, 2012). Dan dalam penelitian ini varietas yang di pakai adalah
varietas Granola L. Dengan deskripsi sebagai brikut :
Asal : Intoduksi Jerman Barat
Klon : Granola
Tinggi tanaman : 60 – 70 cm
Umur : 100 hari
Bentuk penampang batatang : segi lima
Bentuk daun ` : oval
Bentuk umbi : oval
Sayap batang : rata
Permukaan bawah daun : berkerut
Mata umbi : dangkal
Permukaan umbi : halus
Warna batang : hijau
Warna daun : hijau
Warnan urat utama daun : hijau muda
Warna benang sari : kuning
Warna putik : putih
Warna kulit umbi : kuning – putih
Warna daging umbi : kuning
Jumlah tandan bungga : 2-5 buah
Kualitas umbi : baik
Kandungan karbohidrat : ± 12%
Kandungan vitamin c : ± 13 mg/100 gram
bahan Pemulia : Nazifah Umar, Hamzah Basah,Sudjoko Sahat,
Dadan Supardan DJ. Rusmana Agus
Sanjaya
Ketahanan terhadap penyakit : tahan terhadap PV A dan PV Y

2.6. Penggolongan Tanaman


Dalam Ma’rufatin (2011), kentang merupakan salah satu tanaman dikotil yang
bersifat semusim dan berbentuk semak atau herba. Pada pertumbuhan kentang sendiri,
terdapat empat fase pertumbuhan. Dimulai dari pertumbuhan vegetatif yaitu fase yang
ditandai dengan tumbuh atau munculnya tunas. Fase tersebut terjadi kurang lebih 2-4
minggu sampai fase inisiasi. Pada fase inisiasi ini juga diikuti dengan pembentukan
stolon dilanjutkan pembesaran umbi yang terjadi selama 7-8 minggu. Terakhir adalah
fase pemasakan yang memerlukan waktu selama 2-3 minggu. Pada fase ini ditandai
dengan terbentuknya kulit umbi kemudian bagian atas dari tanaman akan berwarna
kekuning-kuningan dan mati. Sehingga jumlah waktu yang diperlukan selama proses
pertumbuhan kentang adalah sekitar 13-20 minggu atau 90-140 hari. Dari jumlah hari
tersebut dapat dikatakan bahwa kentang merupakan tanaman berumur pendek(Cookson
& Stirk, 2019)
2.7. Tekhnik Budidaya Tanaman,Panen Dan Pasca Panen
PEMILIHAN LOKASI DAN PENENTUAN WAKTU TANAM
Pemilihan lokasi adalah memilih lokasi tanam yang sesuai dengan persyaratan
tumbuh kentang untuk mencegah kegagalan proses produksi dan dapat menghasilkan
kentang sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan serta tidak merusak lingkungan.
Tujuan dari pemilihan lokasi ini agar diperolah lahan yang dapat mendukung
produktivitas tanaman kentang yang optimal, seperti tanah yang subur, ketersediaan
sumber air yang cukup, bukan sumber penyakit tular tanah drainase baik dan tidak
menyalahi kaidah konservasi tanah dan air. Adapun beberapa persyaratan untuk lokasi
tumbuh kentang yang baik, yaitu:
1. Lahan yang digunakan bukan bekas tanaman terung-terungan.
2. Lokasi lahan diusahakan dekat dengan sumber air.
3. Lahan memiliki ketinggian >1000 mdpl (meter di atas permukaan laut).
4. Suhu berkisar antara 150 C - 200 C dan kelembaban 80-90%.
5. Curah hujan berkisar 1.500-5.000 mm/tahun.
6. Lahan yang baik memiliki tekstur sedang, gembur, subur dan berdrainase baik.
7. Memiliki pH antara 5-6,5. 8. Lahan bukan sumber penyakit tular tanah terutama
Nematoda Sista Kentang (NSK).

Penentuan waktu tanam adalah menetapkan waktu tanam yang tepat untuk
penanaman kentang, tujuannya agar diperoleh waktu tanam yang tepat sehingga
pertumbuhan tanaman kentang optimal. Waktu tanam ditentukan berdasar perkiraan
datangnya musim hujan atau tersedianya air irigasi serta berdasar pada kebutuhan.
Selain memperhatikan ketersediaan air, juga diperhatikan ketersediaan benih dan
saprodi lainnya. Dengan demikian waktu tanam yang tepat dapat berbeda menurut
lokasi dan tipe lahan(Diwa et al., 2015)

A. Pembersihan Lahan
Sebelum ditanam, lahan harus dibersihkan dari segala sesuatu yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman agar diperolah lahan yang siap ditanami dan
terbebas dari gangguan fi sik (batu-batuan, sampah, dll) maupun biologis (gulma atau
sisa-sisa tanaman).
Lahan yang akan digunakan harus bersih dari batu-batuan, gulma, dan semak
yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kentang. Sedangkan untuk sisa-sisa
tanaman dapat dikumpulkan untuk selanjutnya dimusnahkan dan bebatuan dikumpulkan
pada tempat tertentu yang aman diluar areal tanam.

B. Pengolahan Tanah,Pembuatan Parit dan Garitan


Lahan untuk budidaya tanaman kentang sebaiknya tanahnya gembur, dekat
sumber air. Pengolahan tanah, pembuatan parit dan garitan adalah membuat lahan
pertanaman menjadi siap tanam, dengan cara mengolah tanah sampai gembur dan
diratakan, membuat parit dan garitan dengan bentuk membujur (disesuaikan dengan
denah/letak lahan) dan dengan arah datangnya sinar matahari.
Prosedur kerja pengolahan tanah, pembuatan parit dan garitan adalah sebagai
berikut:
1. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara mencangkul atau membajak tanah sedalam
30 cm sampai gembur.
2. Lahan dibiarkan selama 15 hari untuk memperbaiki keadaan tata udara dan aerasi
tanah serta menghilangkan gas-gas beracun.
3. Tanah dicangkul kembali sampai benar-benar gembur, kemudian diratakan.
4. Membuat garitan dengan kedalaman ± 7-10 cm, dengan jarak antar garitan sekitar 70-
80 cm.
C. Penetapan Jarak Tanam
Jarak tanam yang ditetapkan harus sesuai dengan ukuran benih, tipe tanah,
kemiringan lahan, kemampuan tanah menyimpan air dan arah datangnya sinar. Alat
penentu jarak tanam dapat menggunakan belahan bambu yang ditandai atau
menggunakan roda berjari dengan jarak 30 – 40 cm.

D. Persiapan bibit

Varietas yang dianjurkan dalam penanaman tanaman kentang adalah Granola,


Atlantik, Manohara, Krespo, atau varietas lainnya yang tahan terhadap penyakit busuk
daun/layu bakteri. Kebutuhan umbi untuk luas tanam satu hektar sekitar 1200 kg
(ukuran umbi sekitar 30 g/knol). Sebelum ditanam, benih yang akan digunakan harus
disiapkan dan berasal dari benih yang bermutu dan varietas unggul, hal ini bertujuan
agar benih yang ditanam jelas varietasnya, memiliki tingkat keseragaman yang tinggi,
berproduktivitas tinggi dan sehat.

E. PENANAMAN DAN PEMUPUKAN DASAR


Penanaman dan pemupukan dasar dilakukan agar memberikan hara dasar di
dalam tanah dan meletakkan posisi benih dengan posisi tunas menghadap ke atas
diantara pupuk pada garitan yang disiapkan. Tujuannya agar tersedia unsur hara yang
dapat diserap oleh tanaman secara optimal dan benih diletakkan dengan benar.
Penanaman kentang dapat dilakukan dengan sistem baris ganda (double row)
yang ditanam pada bedengan atau baris tunggal (single row). Sistem tanam tanaman
kentang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu monokultur dan tumpangsari. Pada
sistem tanam monokultur, kentang ditanam tidak berbarengan dengan tanaman
lainnya. Sedangkan pada sistem tanam tumpangsari, tanaman kentang ditanam
berselang dengan tanaman lainnya. Adapun tanaman lain yang biasa ditanam dengan
sistem tumpangsari pada tanaman kentang adalah tanaman seledri dan bawang daun.

Pemupukan dasar harus mengacu pada empat tepat, yaitu tepat dosis, tepat cara,
tepat waktu dan tepat jenis. Sedangkan untuk penggunaan pupuk organuk, harus
berupa pupuk yang sudah matang dan terdekomposisi dengan baik. Peletakkan benih
pun harus tidak bersinggungan secara langsung dengan pupuk, terutama pupuk
anorganik, karena dapat mengakibatkan pembusukan.
Adapun prosedur kerja penanaman dan pemupukan dasar adalah sebagai berikut:
1. Pupuk organik ditempatkan diantara benih yang telah diletakkan di dalam garitan.
2. Pupuk kimia diletakkan di atas pupuk organik.
3. Benih diletakkan diantara pupuk dengan posisi tunas menghadap ke atas dan tidak
boleh menyentuh pupuk secara langsung (benih sebar sebanyak 1.200-1.500 kg/ha).
4. Salanjutnya benih dan pupuk ditimbun (disaeur) dengan tanah sehingga
membentuk guludan dengan tinggi ± 10 cm dari permukaan tanah.
Adapun dosis pada pemupukan dasar terdapat pada tabel 1 berikut: Tabel 1. Acuan
Dosis Pemupukan Dasar :

F. PENGAIRAN (pada musim kemarau)


Air irigasi diberikan pada lahan pertanaman bila pertanaman dilakukan pada
musim kemarau. Pada prinsipnya air irigasi diberikan hanya untuk menjaga
kelembaban tanah, terutama dalam proses penyerapan unsur hara. Penyaluran air
dapat menggunakan pompa air dan dialirkan dengan menggunakan selang ke areal
pertanaman (sistem leb/geledeg) atau menggunakan sprinkle. Pengairan penting pada
awal pertumbuhan agar pertumbuhan vegetatif maksimum

4. Pemeliharaan Tanaman
1. Penyiangan
Penyiangan dan sanitasi adalah melakukan pemeliharaan terhadap tanaman
kentang dan membersihkan guludan dari gulma, tanaman pengganggu, dan tanaman
yang sakit. Tujuan dari penyiangan dan sanitasi ini adalah untuk menjaga kebersihan
kebun dan kesehatan tanaman. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan areal
pertanaman dari gulma, tanaman pengganggu lainnya dan tanaman yang sakit,
penyiangan dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 20 – 30 HST. Gulma dan
tanaman pengganggu hasil penyiangan dapat dibenamkan diantara guludan.
Sedangkan untuk sisa tanaman yang sakit harus segera dimusnahkan dengan cara
dibakar atau dibenamkan pada tempat terpisah.

2. PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT)


A. Penggerek Umbi/ Daun (Phthorimaea operculella)
Hama ini tersebar luas di daerah beriklim hangat dan kering. Nama lain
hama ini adalah ulat penggerek daun atau umbi, taromi, salisip atau potato tuber
moth (PTM). Larva berwarna putih kelabu dengan kepala coklat. Pupa
(kepompong) terdapat dalam kokon yang tertutup, butiran tanah berwarna
kecoklatan. Di gudang, pupa menempel pada bagian luar umbi (biasanya di sekitar
mata tunas) atau pada rak-rak penyimpanan kentang. Serangan pada daun adalah
jaringan epidermis daun yang melipat dengan warna merah kecoklatan atau bening
transparan membentuk gulungan-gulungan. Kalau lipatan ini dibuka, ada jalinan
benang dan terdapat larva di dalamnya. Gulungan daun ini sering juga ditemukan
pada bagian pucuk.
1. Gejala
a. Merusak atau memakan daun kentang di lapangan dan merusak umbi
kentang di dalam gudang.
b. Daun yang terserang kelihatan berwarna merah tua dan tampak ada jalinan
seperti benang yang membungkus ulat kecil berwarna kelabu
c. Kadangkala daun kentang menggulung, disebabkan karena larva merusak
permukaan daun sebelah atas kemudian bersembunyi di dalam gulungan
daun tersebut.
d. Larva juga membuat gerekan pada tulang dan tangkai daun. Hal ini
menyebabkan matinya titik tumbuh serta lemah dan rapuhnya batang.
e. Serangan pada umbi dapat dilihat dengan adanya kotoran berwarna coklat
tua pada kulit umbi. Bila umbi kentang dibelah maka akan terlihat lubang-
lubang atau alaur-alur yang dibuat oleh ulat sewaktu memakan umbi.

D. PANEN
Untuk memperoleh hasil kentang yang sesuai dengan kriteria dan kualitas yang
diminta pasar, serta memperoleh produktivitas yang optimal dengan menentukan waktu
panen yang tepat. Adapun standar penentuan waktu panen dan penanganan panen
adalah sebagai berikut:
1. Secara visual waktu panen (untuk tujuan konsumsi) dapat dilihat dari perkembangan
fisik tanaman kentang, yaitu dari daun dan batang yang berubah dari warna hijau
segar menjadi kekuningan dan mengering lebih dari 75 %. Bila tanda-tanda visual
tersebut sudah tampak, daun kemudian dipangkas dan dibiarkan minimal tujuh hari,
lalu gali dengan hati-hati agar kulit ubi kentang tidak mudah lecet (terkelupas).
2. Secara perhitungan umur tanaman (untuk tujuan konsumsi), penentuan umur panen
tergantung varietas/kultivar (100 - 110 hari), cuaca/musim, dan pemeliharaan
tanaman. Panen dilakukan pada saat cuaca cerah dan tidak saat hujan atau menjelang
hujan.
3. Cara panen dilakukan dengan menggali ubi kentang secara hatihati dengan cara manual
menggunakan cangkul atau alat sejenisnya.
4. Panen sebaiknya dilakukan pada petak umur tanaman yang sama secara serentak

1. Cara Panen
Waktu memanen sangat dianjurkan dilakukan pada waktu sore/ pagi hari dan
dilakukan pada saat cuaca sedang cerah. Adapun prosedur pelaksanaan panen pada
tanaman kentang adalah sebagai berikut:
1. Sebelum panen dilakukan, sangat dianjurkan untuk melakukan pemangkasan
tanaman kentang yang berada diatas permukaan tanah, bila diperlukan dapat
menggunakan herbisida dengan dosis setengah dari dosis anjuran.
2. Pembongkaran guludan dilakukan dengan cara mencangkul tanah disekitar umbi
dengan hati-hati, lalu mengangkatnya sehingga umbi keluar dari dalam tanah
dan diletakkan di permukaan tanah agar terjemur matahari

E. PASCAPANEN
Kentang setelah dipanen masih melakukan aktivitas metabolisme, sehingga
bila tidak ditangani dengan segera akan mengalami kerusakan fi sik dan kimiawi.
Perubahan yang terjadi setelah panen dan pascapanen tersebut tidak dapat dihentikan,
namun prosesnya dapat diperlambat sampai batas tertentu. Untuk itu penanganan
psaca panen kentang di tingkat petani perlu diperbaiki dan disempurnakan agar
kentang yang dihasilkan dalam kondisi baik dan sesuai/tepat untuk konsumsi segar
atau bahan baku pengolahan.
a. Pembersihan
Setelah umbi kentang diangkat, selanjutnya diletakkan di atas permukaan tanah
agar terjemur sinar matahari selama 1-2 jam, sampai tanah yang menempel pada
umbi kentang kering dan terlepas sehingga lebih mudah dibersihkan.
Pembersihan umbi kentang dilanjutkan dengan cara memasukkan umbi ke
dalam bak air atau disemprot dengan air, setelah itu umbi yang sudah dibersihkan
dijemur pada terpal/keranjang yang telah dipersiapkan untuk dikering anginkan
(hindari sinar matahari langsung).
b. Sortasi dan Grading
Tindakan sortasi dan grading (pengkelasan) diperlukan agar kentang yang
dihasilkan terpilah sesuai dengan permintaan pasar dan segmen pasar dengan
preferensi yang berbeda-beda.
Kegiatan sortasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh mutu
yang baik dengan memilah-milah antara produk yang baik dan yang rusak. Produk
yang baik yaitu produk yang bebas dari cacat atau kerusakan fisik baik akibat
kegiatan panen, maupun serangan hama penyakit.
Sedangkan grading adalah pengkelasan/penggolongan ubi kentang berdasarkan
kualitas, antara lain keseragaman bentuk dan ukuran (berat dan diameter). Standar
(kriteria) yang digunakan dalam pemilahan untuk masing-masing kualitas tergantung
kepada permintaan pasar. Standardisasi pada dasarnya dibuat atas persetujuan antara
konsumen dan produsen, mencakup kelompok tertentu, wilayah, negara, dan daerah
pemasaran tertentu.
Sortasi dan grading dilakukan berdasarkan ukuran ubi yang terdiri dari Kelas
AL/XL, Kelas A, Kelas B dan Kelas C (mini) dan Kelas Baby. Sortasi dan grading
dilakukan oleh tenaga kerja yang berpengalaman. Ubi berukuran kecil dipisahkan
untuk digunakan sebagai benih. Adapun prosedur kerja dalam sortasi dan grading ini
adalah sebagai berikut:
1. Persiapkan beberapa keranjang (wadah) terpisah untuk masingmasing kelas ubi
kentang.
2. Pilahlah ubi kentang yang sudah dibersihkan dan letakkan di tempat yang terpisah-
pisah, sehingga diperoleh hasil pemilahan ubi kentang yang baik dan tidak baik,
ubi kentang yang cacat dan tidak cacat, yang normal dan tidak normal, yang
terkena serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan yang tidak.
3. Selanjutnya lakukan grading (pengkelasan) ubi kentang berdasarkan ukuran,
sebagai berikut: 1) Kelas AL/XL (> 200 gram/ ubi); 2) Kelas A (120 - 200
gram/ubi); 3) Kelas B/Standar (80 - 120 gram/ubi) dan Kelas C/Mini (50 - 80
gram/ubi tergantung kultivar);
4. Kelas Baby (25 - 40 gram/ubi). Ubi berukuran kecil dan sehat bisa digunakan
untuk bakal benih.
C. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan proses menyimpan hasil panen kentang yang tidak
segera terjual (seharusnya dilakukan oleh petani kentang). Penyimpanan dilakukan
terhadap kentang yang telah disortasi dan dipilah berdasarkan kelasnya.
Penyimpanan sebaiknya dilakukan di dalam gudang.
Penyimpanan di dalam gudang harus memiliki ventilasi yang memadai agar
sirkulasi udara lancar dan kelembaban sekitar 65 – 70% dengan sinar matahari yang
cukup dan tempat penyimpanan yang bersih.
Wadah penyimpanan dapat menggunakan kotak kayu, krat, keranjang, atau
waring. Penyusunan wadah berisi umbi kentang harus dilakukan secara rapih.

D. Pengemasan
Pengemasan bertujuan untuk melindungi komoditas kentang dari kerusakan
mekanis, menciptakan daya tarik bagi konsumen, memberikan nilai tambah produk
kentang, dan memperpanjang umur simpan.

2.8.Kegunaan dna Khasiat Tanaman


Kentang merupakan sayuran yang biasa dikonsumsi sebagai makanan pokok.
Berikut kandungan, bahaya, beserta manfaat kentang untuk ibu hamil dan kesehatan.
Kentang merupakan sayuran yang biasa dikonsumsi sebagai makanan pokok. 
Sayuran ini termasuk umbi yang tumbuh dibawah tanah. Harga kentang relatif
murah dan mudah dimasak. Jenis umbi ini memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh
seperti sumber energi, memperlancar pencernaan, dan baik untuk ibu hamil. 
Kentang beserta kulitnya mengandung banyak lemak, kalori, dan rendah sodium.
Jika dimasak dengan tepat, kentang bisa menjadi makanan lezat dan sehat.
Kandungan Kentang Kentang mengandung kalori dan karbohidrat tinggi.
Mengutip dari healthline.com, dalam satu kentang panggang berukuran 173 gram
mengandung:
Kalori : 161 kal.
Lemak : 0,2 gram.
Protein : 4,3 gram.
Karbohidrat : 36,6 gram.
Serat : 3,8 gram.
Vitamin C : 28% dari dari asupan diet yang
direkomendasikan atau Recommended Dietary Intake (RDI).
Vitamin B6 : 27% dari RDI.
Kalium : 26% dari RDI.
Mangan : 19% dari RDI.
Magnesium : 12% dari RDI.
Fosfor : 12% dari RDI. Niacin: 12% dari RDI.
Folat : 12% dari RDI.
Kandungan nutrisi ini bisa bervariasi tergantung jenis dan varietas kentang. Jika
Anda menggoreng kentang akan lebih banyak kandungan lemak dan kalori daripada
dipanggang.(Fajri, 2021)

1. Kesehatan jantung
Kentang mengandung serat, kalium, potassium, vitamin C, dan vitamin B6.
Serat membantu menurunkan kolesterol dalam darah sehingga mengurangi resiko
penyakit jantung. Kandungan lainnya juga berperan sama. Sebuah penelitian
berdasarkan National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) atau
Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional, menemukan asupan kalium lebih
tinggi dan asupan natrium lebih rendah bisa menurunkan resiko penyakit jantung.
2. Kesehatan tulang
Besi dan seng membentuk memproduksi dan pematangan kolagen. Fosfor dan
kalsium pada kentang penting untuk membangun struktur tulang. Kentang
mengandung zat besi, fosfor, kalsium, magnesium, dan seng untuk mempertahankan
kekuatan tulang.
3. Tekanan darah
Kalium, kalsium, dan magnesium semuanya ada dalam kentang. Kalium dapat
membantu pelebaran pembuluh darah. Sementara itu asupan natrium penting untuk
menjaga tekanan darah supaya tetap sehat.
4. Metabolisme
Vitamin B6 dalam kentang berperan penting dalam sumber energi. Vitamin ini
bisa membantu metabolisme energi, memecah karbohidrat dan protein menjadi
glukosa dan asam amino. Kedua senyawa ini lebih kecil dan mudah dimanfaatkan
untuk menghasilkan energi dalam tubuh.
5. Meningkatkan memori
Satu kentang mengandung 57 mg kolin. Kentang bisa menjadi asupan harian
untuk pria yang membutuhkan 550 mg kolin dan wanita 425 mg sehari. Kandungan
kolin bisa membantu gerakan otot, suasana hati, pembelajaran, dan memori. Manfaat
kolin dalam kentang lainnya yaitu: Mempertahankan struktur membran sel.
Menghantarkan impuls saraf. Penyerapan lemak. Perkembangan otak awal.
6. Kanker
Folat pada kentang berperan untuk sintesis dan perbaikan DNA. Nutrisi ini bisa
mencegah pertumbuhan jenis sel kanker yang terbentuk karena mutasi pada DNA.
Asupan serat pada buah dan sayur bisa dihubungkan dengan penurunan risiko kanker
kolorektal. Sel kanker tumbuh di dinding dalam kolon atau rektum.
7. Memperlancar pencernaan
Serat pada kentang bisa membantu mencegah sembelit dan menyehatkan saluran
pencernaan.
8. Cepat kenyang
Serat dalam kentang menjadi faktor penting menjaga berat badan dan rasa
kenyang. Kentang dapat meningkatkan rasa kenyang lebih lama dan mengurangi
nafsu makan. Seseorang yang mengkonsumsi kentang akan kenyang lebih lama dan
mengkonsumsi lebih banyak kalori.
9. Mengontrol gula darah
Kentang mengandung pati resisten yang memiliki manfaat kesehatan. Dalam
sebuah penelitian, pati ini dapat mengurangi resistensi insulin dan meningkatkan
kontrol gula darah. Pati tidak dapat dipecah dan diserap sepenuhnya oleh tubuh.
Sebaliknya jika mencapai usus besar, pati menjadi sumber nutrisi penting dan
menguntungkan bakteri di usus. Penelitian lain dilakukan pada penderita diabetes
tipe 2. Peneliti menemukan konsumsi makanan pati resisten bisa membantu
menghilangkan kelebihan gula darah setelah makan. Anda bisa meningkatkan
kandungan pati resisten dalam kentang. Caranya, simpan kentang rebus di lemari es
selama satu malam. Setelah itu konsumsi dalam keadaan dingin.
10. Menyehatkan kulit
Kentang mengandung vitamin C yang bekerja sebagai antioksidan, membantu
mencegah kulit dari kerusakan sinar matahari, polusi, dan asap. Vitamin C
membantu kolagen menghaluskan kerutan dan memperbaiki tekstur kulit.
11. Meningkatkan kekebalan
Vitamin C membantu mengurangi keparahan dan pilek. Kentang mengandung
vitamin C yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh.

12. Pencegahan Penyakit


Kentang mengandung antioksidan, senyawa yang melawan radikal bebas dan
menyebabkan kerusakan pada sel kanker. Antioksidan bisa menurunkan resiko
penyakit kanker dan jantung.
13. Bebas kandungan gluten
Mengutip dari hellosehat.com, kentang mengandung bebas gluten. Gluten
merupakan jenis protein yang banyak ditemukan dalam biji-bijian. Beberapa orang
mengalami masalah dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung gluten.
Penyakit akibat gluten ini disebut Celiac. Kentang bisa menjadi pilihan alternatif
untuk anda yang menderita penyakit celiac. Meski bebas gluten, tidak semua resep
masakan dari kentang bisa bebas dari gluten. Pastikan anda membaca komposisi
makanan terlebih dahulu, apakah kandungan dalam makanan tersebut bebas gluten.
BAB III PERKEMBANGAN TERBARU (REVIEW JURNAL 1)

Judul :

RESPON TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA BERBAGAI


KETEBALAN MEDIA COCOPEAT DAN WAKTU PEMBERIAN NUTRISI
SUNDSTROM

Nama Jurnal :

Jurnal Ilmiah Pertanian

Nama Peneliti :

FAJRIN PRAMANA PUTRA1, SAPARSO , SLAMET ROHADI , DAN RONI


ISMOYOJATI

DOI :

DOI: https://doi.org/10.31849/jip.v15i2.1950

Reviewer:

M.Syakban Butar-Butar

Latar Belakang :

Kentang merupakan salah satu tanaman umbi yang mendapat prioritas untuk d
sehari-hari. Tanaman ini memiliki potensi untuk dikembangkan dalam mendukung
program diversifikasi pangan (Prahardini et al., 2008). Tanaman kentang dijadikan salah
satu komoditas pendukung program diversifikasi pangan dikarenakan mempunyai
kandungan protein tinggi. Protein pada kentang mampu memberikan gizi yang baik bagi
orang dewasa (Kenneth dan Ornelas, 2012).

Produksi kentang di Indonesia pada tahun 2012 adalah 1.09 juta ton dengan
ratarata produktivitas mencapai 16.58 ton/ha, sedangkan pada tahun 2013 adalah 1.12
juta ton dengan rata-rata produktivitas mencapai 16.02 ton/ha (Badan Pusat Statistik,
2014). Meskipun pada tahun 2013 hasil produksi kentang di indonesia naik 30.042 ton,
akan tetapi produktivitas kentang menurun 0.56 ton/ha. Penurunan produktivitas
kentang ini disebabkan karena banyak faktor. Penggunaan benih kentang yang kurang
berkualitas, dan ketersediaan benih pada waktu akan digunakan menjadi salah satu
penyebab turunnya produktivitas, karena petani akan menggunakan umbi kentang yang
dihasilkan dari hasil budidaya (Sayaka dan Hestina, 2011). Ketersediaan benih kentang
bersertifikat yang sedikit, sehingga membuat petani memilih menyisihkan sebagian
hasil panen untuk benih musim tanam berikutnya.

Usaha untuk meningkatkan produksi benih kentang berkualitas semakin gencar


kembangkan di Indonesia karena sering dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan
dilakukan oleh para peneliti kentang. Hasil produksi kentang yang maksimal, bisa
didapatkan dengan menggunakan benih yang berkualitas dalam proses budidayanya.
Salah satu usaha yang dilakukan oleh para peneliti adalah dengan penyediaan benih
kentang G0 yang bebas dari penyakit dengan berbagai teknologi. Salah satu teknologi
yang mulai dikembangkan adalah budidaya system screen dengan media steril cocopeat
sebagai upaya memanfaatkan potensi sumberdaya lokal sebagai media tanam
pembibitan kentang G0. Teknologi budidaya kentang system screen dengan media steril
cocopeat mampu menghasilkan 3-4 knol per tanaman (Suwarno, 2008).

Tujuan Penelitian:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil umbi kentang (G0)
pada ketebalan media cocopeat dan waktu pemberian larutan nutrisi yang berbeda.
Penelitian ini dilakukan dalam screen house di Desa Pandansari, Kecamatan
Paguyangan dari bulan Oktober 2014 sampai Januari 2015. Penelitian menggunakan
Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama
adalah ketebalan media dengan tiga taraf, yakni 10 cm, 15 cm, dan 20 cm. Faktor kedua
adalah waktu pemberian nutrisi dengan dua taraf, yakni 3 hari sekali dan 6 hari sekali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketebalan media 20 cm memberikan pertumbuhan
yang baik pada tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun tanaman dan dapat
meningkatkan panjang akar hingga 23.67 %. Waktu pemberian nutrisi 3 hari sekali
memberikan pertumbuhan yang baik pada tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun,
bobot tanaman segar, bobot tanaman kering, dan hasil yang baik pada efektifitas stolon
(49.84 %), bobot umbi segar (137.85 g), dan bobot umbi kering (21.55 g). Perlakuan
ketebalan media cocopeat dan waktu pemberian nutrisi belum mampu memberikan
peningkatan produksi umbi kentang (G0).
Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakkan di screen house Desa Pandansari, Kecamatan


Paguyangan, Kabupaten Brebes dengan ketinggian tempat 1200 m dpl, Laboratorium
Agronomi dan Hortikultura, dan Laboratorium Tanah/Sumber Daya Lahan Fakultas
Pertanian UNSOED. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2014 sampai Januari 2015.
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah bibit stek batang tanaman kentang
varietas Tedjo MZ hasil kultur house, bak untuk bedengan berukuran 2 m2 per
kombinasi perlakuan, pH meter digital Pen Type PH-009, dan TDS meter tipe TDS3.

Pembahasan:

Sifat kimia dan fisik dari media steril cocopeat yang digunakan untuk penelitian
disajikan pada Tabel 1. Hasil analisis ragam data pengamatan pertumbuhan dan hasil
tanaman kentang pada berbagai ketebalan media steril cocopeat dan waktu pemberian
nutrisi disajikan pada Tabel 2 dan 3. Pertumbuhan Tanaman Kentang Pada Ketebalan
Media Steril Cocopeat Ketebalan media tanam berpengaruh linear positif terhadap
panjang akar yaitu Ý = 0.29X + 8.96 (R2 = 0.89), karena dari ketiga perlakuan
ketebalan terjadi peningkatan pertumbuhan panjang akar (Gambar 1). Panjang akar
tanaman kentang terpanjang diperoleh pada unit percobaan dengan menggunakan
ketebalan media cocopeat 20 cm sebesar 14.99 cm dibandingkan dengan ketebalan
media 15 cm dan 10 cm yang masing-masing sebesar 12.67 cm dan 12.12 cm (Tabel 2).
Dari data pertumbuhan panjang akar tersebut menunjukkan bahwa ketebalan media 20
cm mampu meningkatkan panjang akar sebesar 23.67%. Ketebalan media tanam
berpengaruh linear positif terhadap tinggi tanaman (Gambar 1). Ketebalan media tanam
memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman dengan persamaan Ý = 0.81X + 32.34
(R2 = 0.98). Ketebalan media tanam berpengaruh linear positif terhadap jumlah daun
dan luas daun tanaman (Gambar 1). Ketebalan media tanam memberikan pengaruh pada
jumlah daun dengan persamaan Ý = 2.66X + 41.74 (R2 = 0.99). Dan memberikan
pengaruh pada luas daun tanaman dengan persamaan Ý = 195.53X + 1982.6 (R2 =
0.99).

Ketebalan media berkaitan dengan ruang yang diberikan suatu media untuk
pertumbuhan akar. Ketebalan yang semakin dalam dapat merangsang akar untuk
melakukan penetrasi sampai dasar media. Menurut Ginting (2009) ketebalan media
tanam yang semakin tinggi akan meningkatkan panjang akar tanaman, hal ini berkaitan
dengan kemampuan akar untuk melakukan penetrasi sampai ke bagian dasar media
untuk mendapatkan air dan hara. Akar yang panjang pada ketebalan 20 cm mampu
memaksimalkan penyerapan air dan mineral yang terdapat pada dasar media, sehingga
pertumbuhan tajuk tanaman akan meningkat. Menurut Alwi et al. (2008) pertumbuhan
panjang akar yang baik mampu memaksimalkan penyerapan air dan mineral didalam
tanah, sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan tajuk tanaman.

Kesimpulan:

Perlakuan ketebalan media steril cocopeat 20 cm mampu memberikan


pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan ketebalan media yang
lainnya. Waktu pemberian nutrisi 3 hari sekali mampu memberikan pertumbuhan yang
baik dan bobot umbi yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian nutrisi 6 hari
sekali. Terjadi interaksi pada perlakuan ketebalan media cocopeat dengan waktu
pemberian nutrisi terhadap pertumbuhan jumlah akar dan panjang akar tanaman
kentang. Pada penelitian ini, perlakuan ketebalan media cocopeat dan waktu pemberian
nutrisi belum mampu memberikan peningkatan jumlah produksi umbi mini kentang
(G0).

Saran :

Berdasarkan penelitian yang dilakukan disarankan menerapkan perlakuan


tanaman kentang tidak dipangkas dan dengan jarak tanam 20 cm x 25 cm untuk
meningkatkan hasil tanaman kentang.
DAFTAR PUSTAKA

Cookson, M. D., & Stirk, P. M. R. (2019). Sejarah Penyebaran Tanaman Kentang Di


Indonesia. 4–20.
Diana Sari, I., Yuniar, Y., Siahaan, S., & Al, E. (2015). Community Tradition in
Planting and Using Medicinal Plant in Surround Home Yard. In Indonesian
pharmaceutical journal (Vol. 5, Nomor 2).
Histoires de légumes" by M. Pitrat and C. Foury, Institut National de la recherche
agronomique, 2003, p. 167

Potatoes in Canada". Diarsipkan 2011-11-03 di Wayback Machine. Agriculture and


Agri-ood Canada. Retrieved 29 June 2010.
Diwa, T. A., Dianawati, M., & Sinaga, A. (2015). Petunjuk Teknis Budidaya Kentang.
Fajri, D. L. (2021). Kandungan,Bahaya dan Manfaat kentang Untuk Kesehatan.
Dkatadata. https://katadata.co.id/safrezi/berita/6156b43e9bf40/kandungan-bahaya-
dan-manfaat-kentang-untuk-kesehatan
Intani, A. N. (2022). Berbagai Macam Jenis Kentang Dan Pengolahannya. Kumparan
Food.
Putra, F. P., Rohadi, S., & Roni, D. A. N. (2015). PADA BERBAGAI KETEBALAN
MEDIA COCOPEAT DAN WAKTU PEMBERIAN NUTRISI SUNDSTROM.
15(2), 57–66.
Ames, Mercedes; Spooner, David (2008). "DNA from herbarium specimens settles a
controversy about origins of the European potato". American Journal of
Botany. 95 (2): 252–257. doi:10.3732/ajb.95.2.252. PMID 21632349. Diakses
tanggal 28 February 2012.

 Balasubramanian, D. (16 Oktober 2008, diupdate pada 10 Oktober 2016) Potato:


historically important vegetable The Hindu. Diakses pada 28 Juni 2018.

 Bengoa, José (2003). Historia de los antiguos mapuches del sur (dalam bahasa


Spanish). Santiago: Catalonia. hlm. 199–200. ISBN 956-8303-02-2.

Cormac Ó Gráda, et al. When the Potato Failed: Causes and Effects of the Last
European Subsistence Crisis, 1845–1850. (2007)

 Cormac Ó Gráda, Black '47 and Beyond: The Great Irish Famine in History, Economy,
and Memory. (1999).

 David R. Harris, Gordon C. Hillman, Foraging and Farming: The Evolution of Plant


Exploitation. Routledge, 2014 ISBN 1317598296 p495

 Dorien Knaap, The W.A. Scholtencompany: the first Dutch industrial multinational,
Summary of dissertation, University of Groningen, 2004 "Archived copy" (PDF).
Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-02-25. Diakses tanggal 2012-08-
22.

 Histoires de légumes by M. Pitrat and C. Foury, Institut National de la recherche


agronomique, 2003, p. 164 Indonesia | PotatoPro Potato Pro. Diakses pada 25 Juni
2018.

Salaman, Redcliffe N. (Redcliffe Nathan), (1985). The history and social influence of


the potato. Burton, W. G. (William Glynn), Hawkes, J. G. (John Gregory), 1915-
2007. (edisi ke-Rev. impression). Cambridge: Cambridge University
Press. ISBN 0521077834. OCLC 11916882.

Sir Walter Raleigh – American colonies". Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 May


2012. 874-1955.,

Anda mungkin juga menyukai