OLEH :
M SYA'BAN BUTAR BUTAR
NPM : 19021028
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Berkat
rahmat dan karunia-Nya, Alhamdulillah penyusun dapat menyelesaikan dan menyusun
makalah ini, dalam rangka memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Budidaya Tanaman
Sayur Dan Buah.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................
iii
BAB II.ISI (Nama Tanaman Dan Nama Latin Serta Gambar Utuh)..........................
2.2. Sejarah Tanaman (Asal Usul), Daerah Penyebaran, Dan Sentra Produktif ...
4
2.5 Morfologi Tanaman (Akar, Batang, Daun, Bunga, Buah, Biji) ........................
6.......................................................................................................................................
10
11
12
13
DAFTAR GAMBAR
BAB II.ISI PISANG BARANGAN ( Musa acuminata Linn.)...............................................
2
2.5 Morfologi Tanaman
1. Akar.................................................................................................................................
7
2. Batang..............................................................................................................................
8
3. Daun ................................................................................................................................
8
4. Bunga ..............................................................................................................................
9
5. Buah ................................................................................................................................
10
BAB I. PENDAHULUAN
Produksi kentang di Indonesia pada tahun 2012 adalah 1.09 juta ton dengan
ratarata produktivitas mencapai 16.58 ton/ha, sedangkan pada tahun 2013 adalah 1.12
juta ton dengan rata-rata produktivitas mencapai 16.02 ton/ha (Badan Pusat Statistik,
2014). Meskipun pada tahun 2013 hasil produksi kentang di indonesia naik 30.042 ton,
akan tetapi produktivitas kentang menurun 0.56 ton/ha. Penurunan produktivitas
kentang ini disebabkan karena banyak faktor. Penggunaan benih kentang yang kurang
berkualitas, dan ketersediaan benih pada waktu akan digunakan menjadi salah satu
penyebab turunnya produktivitas, karena petani akan menggunakan umbi kentang yang
dihasilkan dari hasil budidaya (Sayaka dan Hestina, 2011). Ketersediaan benih kentang
bersertifikat yang sedikit, sehingga membuat petani memilih menyisihkan sebagian
hasil panen untuk benih musim tanam berikutnya. Usaha untuk meningkatkan produksi
benih kentang berkualitas semakin gencar dilakukan oleh para peneliti kentang. Hasil
produksi kentang yang maksimal, bisa didapatkan dengan menggunakan benih yang
berkualitas dalam proses budidayanya. Salah satu usaha yang dilakukan oleh para
peneliti adalah dengan penyediaan benih kentang G0 yang bebas dari penyakit dengan
berbagai teknologi. Salah satu teknologi yang mulai dikembangkan adalah budidaya
system screen dengan media steril cocopeat sebagai upaya memanfaatkan potensi
sumberdaya lokal sebagai media tanam pembibitan kentang G0. Teknologi budidaya
kentang system screen dengan media steril cocopeat mampu menghasilkan 3-4 knol per
tanaman.(Putra et al., 2015)
Nama Umum dari Tanaman ini ialah KENTANG, dikenal dengan nama
Lokal/Sebutan ubi kentang, ubi belanda, atau ubi benggala,dengan nama Asing / latin
Solanum tuberosum. Daging buah berwarna kuning.Tekstur daging buah empuk.(Intani,
2022)
2.2. Sejarah Tanaman ( Asal Usul ) Kentang ,Daerah Penyebaran Di Indonesia dan
Sentra Produksi.
Kekuasaan Spanyol meluas hingga keluar Eropa, dan membawa kentang untuk
persediaan prajurit mereka. Kaum tani sepanjang jalan mulai mengadopsi tanaman ini,
yang rupanya lebih sedikit dijarah oleh tentara-tentara yang merampok ketimbang
tanaman biji-bijian yang tersimpan di aras. Melintasi bagian Eropa Utara, dataran-
dataran terbuka memang tersebar luas yang tersebab itulah penanaman kentang di kebun
kecil dibatasi dengan ketat karena pertanian lapangan diatur sangat ketat oleh budaya
yang menentukan ritme-ritme musim untuk pembajakan tanah, penaburan, pemanenan,
dan penghalauan binatang dari pemberaan dan tunggul tanaman. Ini artinya bahwa
kentang dilarang dari penanaman skala besar-besaran dan hanya biji-bijianlah yang
diperbolehkan aturan untuk ditanam di lahan terbuka. Kala itu, orang masihlah takut dan
tak memercayai akan tanaman ini dan menganggap tanaman ini beracun, sehingga ia
hanya ditanam bersama kebun herba lainnya. Karena itulah, tanaman ini dahulu
dinamakan "the devil's apple" (apel setan), yang tumbuh di bawah tanah. (Kemble,
Joseph,.1997 ).
Di seluruh Eropa pada abad ke-19, jadilah kentang itu sebagai makanan penting
karena tiga keuntungannya yaitu kadar pembusukannya yang rendah, ukurannya yang
besar (yang bisa memuaskan mereka yang lapar), dan harganya yang murah. Bersamaan
dengan beberapa makanan lain yang juga dari Amerika, atau yang juga tumbuh dan
berpanen di sini, kentang mempertahankan keadaan populasi Eropa.
Kurangnya keragaman genetika dari varietas yang sedikit itu membuat kentang
jadi rentan ditimpa penyakit. Di awal 1800-an, strain dari penyakit hawar (Phytophthora
infestans) yang dikenal sebagau HERB-1 mulai menyebar di Amerika, terkhusus
di Amerika Tengah dan Utara yang banyak menghancur tanaman. Hawar mulai
menyebar ke Eropa pada 1840-an, ketika kondisi keragaman genetiknya benar-benar
kurang. Sehingga tanaman pun menjadi makin rentan. Di Eropa Utara, terjadi kerugian
karena gagal panen yang berlangsung sepanjang penghabisan abad ke-19. Terlebih di
Irlandia, karena ketergantungan ekstrim kaum fakir, istimewa di barat Irlandia akan
satu-satunya makanan pokok ini, dihancurkan oleh kedatangan penyakit hawar kentang
tahun 1845. ( William L,.2003)
Di daerah Rwanda yang lebih tinggi, kentang jadi tanaman pangan pokok yang
baru. Sebelumnya pada Genosida Rwanda 1994, konsumsi kentang tinggi dari semula
153 ke 200 kg per tahun – tertinggi ketimbang daerah manapun di Eropa Barat. Adapun
yang terbaru bahwa kentang ini dikembangkan petani sebagai tanaman dagang setelah
memperkenalkan beberapa varietas baru yang dibawa pulang oleh buruh-buruh migran
dari Uganda dan varietas-varietas lain dari Kenya.
Kentang masuk dan menyebar ke Asia setelah abad ke-17, ketika orang Eropa
memasukkannya lewat daerah pesisir. Di saat yang sama, orang Rusia juga
memasukkan tanaman ini ke tengah Tiongkok pada sekitar waktu yang sama. Orang-
orang Belanda menanam kentang di daerah Kepulauan Penghu di Selat Taiwan ketika
mereka mendudukinya antara tahun 1624-1662. Sejak Belanda memulai perhubungan
antara Taiwan dan sisi pantai provinsi Fujian, kira-kira mungkin di tempo inilah
kentang mulai dibawa ke sana. Sebuah dokumen bertahun 1700 menyebut bahwa
kentang mulai ditanam di sisi pegunungan pada utara Fujian. Adapun orang-orang
Rusia membawanya dari Siberia, terus ke selatan Manchuria, dan daerah utara
Tiongkok Iapun menjadi makanan yang utama di Eropa dan Asia Timur. Setelah
diintroduksi ke Tiongkok pada akhir Dinasti Ming, secara tak langsung kentang jadi
hidangan istimewa di dalam keluarga istana.
Para kolonis awal di Virginia dan Carolina menanam kentang dari bibit yang dibawa
oleh kapal-kapal Spanyol. Tanaman-tanaman kentang yang terawal diketahui ditanam
adalah yang ditanam di Londonderry, Newhampshire tahun 1719. Karena diketahui ia
dibawa dari Irlandia, maka ia dinamai "Irish potato" (kentang irlandia).Kentang awalnya
ditanam di Idaho awal 1838; pada 1900 produksinya mencapai sejuta bushel (sekitar
27,000 ton).
Pasa 1960-an, Canadian Potato Research Centre (Pusat Riset Kentang Kanada)
yang ada di Fredericton, New Brunswick, menjadi salah satu institut riset nomor enam
paling top di dunia. Didirikan pada 1912 sebagai Stasiun Percobaan Dominion, stasiun
tersebut mulai pada tahun 1930-an berkonsentrasi pada pembibitan varietas-varietas
baru dari kentang yang resistem terhadap penyakit. Pada 1950-an–1960-an,
bertumbuhnya industri French fry di New Brunswick menjadi sebab mulainya
pengembangan developing varietas-varietas untuk industri. Pada 1970-an, the penelitian
kentang di lembaga tersebut lebih luas daripada sebelumnya, tapi lembaga dan program
risetnya telah berubah, yakni penekanan lebih kepada industri ketimbang kepada
pertanian pada umumnya. Para ilmuwan di lembaga tersebut bahkan memulai kerja
merekab dengan bahasa-bahasa keinsinyuran ketimbang penjelasan bahasa-bahasa
ilmiah. Kentang sendiri merupakan tanaman sayur Kanada yang paling penting; mereka
ditanam secara komersial di seluruh provinsi, terutama di Pulau Pangeran Edward.
2.3.3. Tempat
Tanaman kentang di usahakan di daerah yang memiliki ketinggian 500 m – 3000
m di atas permukaan laut. Ketinggian optimum untuk pertumbuhan tanaman kentang
antara 1000 meter – 2000 meter di atas permukaan laut (Soelarso, 1997). Untuk usaha
perbanyakan benihn kentang G0 harus di laksanakan dalam rumah kasa, dengan
kerapatan mesh kasa tidak kurang dari 36 x 36 lubang/inci2 . Dengan atap tembus
cahaya dan kedap air (Direktorat Perbenihan Holtikultura 2014).
1. Akar
Akar memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut.
Akar tunggang bisa menembus sampai kedalaman 45 cm.
Sedangkan akar serabutnya tumbuh menyebar (menjalar) ke
samping dan menembus tanah dangkal. Akar berwarna
keputih-putihan, halus dan berukuran sangat kecil. Dari akar-
akar ini ada akar yang akan berubah bentuk dan fungsinya
menjadi bakal umbi (stolon) dan akhirnya menjadi umbi
(Setiadi dan Nurulhuda, 2003)
2. Batang
Batang yang berada di atas permukaan tanah berwarna hijau
polos, hijau kemerahan, atau ungu tua. Penampang lintang batang
berbentuk bulat atau bersudut. Batang yang bersudut dapat bersayap
dan tidak bersayap, sayap dapat berupa lebar (> 0,5 cm) atau sempit
(Soelarso, 1997)
3. Daun
Daun majemuk menempel di satu tangkai. Jumlah
helai daun umumnya ganjil, saling berhadapan dan di antara
pasang daun terdapat pasangan daun kecil seperti telinga
yang di sebut daun sela. Pada pangkal tangkai daun majemuk
terdapat sepasang daun kecil yang disebut daun penumpu
(stipulae). Tangkai lembar daun sangat pendek dan seolah-
olah duduk. Warna daun hijau muda sampai hijua gelap dan
tertutup oleh bulu-bulu halus (Sunarjono, 2007).
4. Bunga
Bunga kentang berjenis kelamin dua (herma-phrodite atau
bunga sempurna), warna mahkota bunga putih, merah jambu,
atau ungu. Daun kelopak, daun mahkota dan benang sari
masing-masing berjumlah 5 buah dengan satu buah putik.
Mahkota berbentuk terompet dengan ujung seperti bintang,
benang sari berwarna kuning melingkari putik. Bunga
kentang tersusun dalam bentuk karangan bunga yang tumbuh
pada ujung batang. Satu karangan memiliki 1-30 bunga tapi umumnya 7-15 pada tiap
karanagn bunga. Susunannya ada yang sederhana atau majemuk. Bunga kentang
membuka pada pagi hari dan menutup pada sore hari yang berlangsung 3-7 hari
(Soelarso, 1997). Satu minggu setelah penyerbukan, bakal buah akan membesar dan
berkembang menjadi buah. Buah berwarna hijau tua sampai keungu-unguan, berbentuk
bulat, berukuran kira-kira 2,5 cm dan berongga dua. Buah kentang mengandung 500
bakal biji dan yang dapat berkembang menjadi biji hanyalah berkisar antara 100-300
biji. Buah bisa dipanen pada umur 6-8 minggu setelah penyerbukan (Setiadi dan
Nurulhuda, 2003)
5. Umbi
Umbi terbentuk dari ujung stolon yang
membengkak. Pada bagian ujung umbi terdapat banyak
mata yang bersisik, sedangkan pada bagian pangkalnya
atau tangkai umbi tidak ada matanya. Mata umbi tersebut
dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Satu mata umbi bisa
menghasilkan satu batang utama atau lebih (Sunarjono,
2007).
Penentuan waktu tanam adalah menetapkan waktu tanam yang tepat untuk
penanaman kentang, tujuannya agar diperoleh waktu tanam yang tepat sehingga
pertumbuhan tanaman kentang optimal. Waktu tanam ditentukan berdasar perkiraan
datangnya musim hujan atau tersedianya air irigasi serta berdasar pada kebutuhan.
Selain memperhatikan ketersediaan air, juga diperhatikan ketersediaan benih dan
saprodi lainnya. Dengan demikian waktu tanam yang tepat dapat berbeda menurut
lokasi dan tipe lahan(Diwa et al., 2015)
A. Pembersihan Lahan
Sebelum ditanam, lahan harus dibersihkan dari segala sesuatu yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman agar diperolah lahan yang siap ditanami dan
terbebas dari gangguan fi sik (batu-batuan, sampah, dll) maupun biologis (gulma atau
sisa-sisa tanaman).
Lahan yang akan digunakan harus bersih dari batu-batuan, gulma, dan semak
yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kentang. Sedangkan untuk sisa-sisa
tanaman dapat dikumpulkan untuk selanjutnya dimusnahkan dan bebatuan dikumpulkan
pada tempat tertentu yang aman diluar areal tanam.
D. Persiapan bibit
Pemupukan dasar harus mengacu pada empat tepat, yaitu tepat dosis, tepat cara,
tepat waktu dan tepat jenis. Sedangkan untuk penggunaan pupuk organuk, harus
berupa pupuk yang sudah matang dan terdekomposisi dengan baik. Peletakkan benih
pun harus tidak bersinggungan secara langsung dengan pupuk, terutama pupuk
anorganik, karena dapat mengakibatkan pembusukan.
Adapun prosedur kerja penanaman dan pemupukan dasar adalah sebagai berikut:
1. Pupuk organik ditempatkan diantara benih yang telah diletakkan di dalam garitan.
2. Pupuk kimia diletakkan di atas pupuk organik.
3. Benih diletakkan diantara pupuk dengan posisi tunas menghadap ke atas dan tidak
boleh menyentuh pupuk secara langsung (benih sebar sebanyak 1.200-1.500 kg/ha).
4. Salanjutnya benih dan pupuk ditimbun (disaeur) dengan tanah sehingga
membentuk guludan dengan tinggi ± 10 cm dari permukaan tanah.
Adapun dosis pada pemupukan dasar terdapat pada tabel 1 berikut: Tabel 1. Acuan
Dosis Pemupukan Dasar :
4. Pemeliharaan Tanaman
1. Penyiangan
Penyiangan dan sanitasi adalah melakukan pemeliharaan terhadap tanaman
kentang dan membersihkan guludan dari gulma, tanaman pengganggu, dan tanaman
yang sakit. Tujuan dari penyiangan dan sanitasi ini adalah untuk menjaga kebersihan
kebun dan kesehatan tanaman. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan areal
pertanaman dari gulma, tanaman pengganggu lainnya dan tanaman yang sakit,
penyiangan dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 20 – 30 HST. Gulma dan
tanaman pengganggu hasil penyiangan dapat dibenamkan diantara guludan.
Sedangkan untuk sisa tanaman yang sakit harus segera dimusnahkan dengan cara
dibakar atau dibenamkan pada tempat terpisah.
D. PANEN
Untuk memperoleh hasil kentang yang sesuai dengan kriteria dan kualitas yang
diminta pasar, serta memperoleh produktivitas yang optimal dengan menentukan waktu
panen yang tepat. Adapun standar penentuan waktu panen dan penanganan panen
adalah sebagai berikut:
1. Secara visual waktu panen (untuk tujuan konsumsi) dapat dilihat dari perkembangan
fisik tanaman kentang, yaitu dari daun dan batang yang berubah dari warna hijau
segar menjadi kekuningan dan mengering lebih dari 75 %. Bila tanda-tanda visual
tersebut sudah tampak, daun kemudian dipangkas dan dibiarkan minimal tujuh hari,
lalu gali dengan hati-hati agar kulit ubi kentang tidak mudah lecet (terkelupas).
2. Secara perhitungan umur tanaman (untuk tujuan konsumsi), penentuan umur panen
tergantung varietas/kultivar (100 - 110 hari), cuaca/musim, dan pemeliharaan
tanaman. Panen dilakukan pada saat cuaca cerah dan tidak saat hujan atau menjelang
hujan.
3. Cara panen dilakukan dengan menggali ubi kentang secara hatihati dengan cara manual
menggunakan cangkul atau alat sejenisnya.
4. Panen sebaiknya dilakukan pada petak umur tanaman yang sama secara serentak
1. Cara Panen
Waktu memanen sangat dianjurkan dilakukan pada waktu sore/ pagi hari dan
dilakukan pada saat cuaca sedang cerah. Adapun prosedur pelaksanaan panen pada
tanaman kentang adalah sebagai berikut:
1. Sebelum panen dilakukan, sangat dianjurkan untuk melakukan pemangkasan
tanaman kentang yang berada diatas permukaan tanah, bila diperlukan dapat
menggunakan herbisida dengan dosis setengah dari dosis anjuran.
2. Pembongkaran guludan dilakukan dengan cara mencangkul tanah disekitar umbi
dengan hati-hati, lalu mengangkatnya sehingga umbi keluar dari dalam tanah
dan diletakkan di permukaan tanah agar terjemur matahari
E. PASCAPANEN
Kentang setelah dipanen masih melakukan aktivitas metabolisme, sehingga
bila tidak ditangani dengan segera akan mengalami kerusakan fi sik dan kimiawi.
Perubahan yang terjadi setelah panen dan pascapanen tersebut tidak dapat dihentikan,
namun prosesnya dapat diperlambat sampai batas tertentu. Untuk itu penanganan
psaca panen kentang di tingkat petani perlu diperbaiki dan disempurnakan agar
kentang yang dihasilkan dalam kondisi baik dan sesuai/tepat untuk konsumsi segar
atau bahan baku pengolahan.
a. Pembersihan
Setelah umbi kentang diangkat, selanjutnya diletakkan di atas permukaan tanah
agar terjemur sinar matahari selama 1-2 jam, sampai tanah yang menempel pada
umbi kentang kering dan terlepas sehingga lebih mudah dibersihkan.
Pembersihan umbi kentang dilanjutkan dengan cara memasukkan umbi ke
dalam bak air atau disemprot dengan air, setelah itu umbi yang sudah dibersihkan
dijemur pada terpal/keranjang yang telah dipersiapkan untuk dikering anginkan
(hindari sinar matahari langsung).
b. Sortasi dan Grading
Tindakan sortasi dan grading (pengkelasan) diperlukan agar kentang yang
dihasilkan terpilah sesuai dengan permintaan pasar dan segmen pasar dengan
preferensi yang berbeda-beda.
Kegiatan sortasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh mutu
yang baik dengan memilah-milah antara produk yang baik dan yang rusak. Produk
yang baik yaitu produk yang bebas dari cacat atau kerusakan fisik baik akibat
kegiatan panen, maupun serangan hama penyakit.
Sedangkan grading adalah pengkelasan/penggolongan ubi kentang berdasarkan
kualitas, antara lain keseragaman bentuk dan ukuran (berat dan diameter). Standar
(kriteria) yang digunakan dalam pemilahan untuk masing-masing kualitas tergantung
kepada permintaan pasar. Standardisasi pada dasarnya dibuat atas persetujuan antara
konsumen dan produsen, mencakup kelompok tertentu, wilayah, negara, dan daerah
pemasaran tertentu.
Sortasi dan grading dilakukan berdasarkan ukuran ubi yang terdiri dari Kelas
AL/XL, Kelas A, Kelas B dan Kelas C (mini) dan Kelas Baby. Sortasi dan grading
dilakukan oleh tenaga kerja yang berpengalaman. Ubi berukuran kecil dipisahkan
untuk digunakan sebagai benih. Adapun prosedur kerja dalam sortasi dan grading ini
adalah sebagai berikut:
1. Persiapkan beberapa keranjang (wadah) terpisah untuk masingmasing kelas ubi
kentang.
2. Pilahlah ubi kentang yang sudah dibersihkan dan letakkan di tempat yang terpisah-
pisah, sehingga diperoleh hasil pemilahan ubi kentang yang baik dan tidak baik,
ubi kentang yang cacat dan tidak cacat, yang normal dan tidak normal, yang
terkena serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan yang tidak.
3. Selanjutnya lakukan grading (pengkelasan) ubi kentang berdasarkan ukuran,
sebagai berikut: 1) Kelas AL/XL (> 200 gram/ ubi); 2) Kelas A (120 - 200
gram/ubi); 3) Kelas B/Standar (80 - 120 gram/ubi) dan Kelas C/Mini (50 - 80
gram/ubi tergantung kultivar);
4. Kelas Baby (25 - 40 gram/ubi). Ubi berukuran kecil dan sehat bisa digunakan
untuk bakal benih.
C. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan proses menyimpan hasil panen kentang yang tidak
segera terjual (seharusnya dilakukan oleh petani kentang). Penyimpanan dilakukan
terhadap kentang yang telah disortasi dan dipilah berdasarkan kelasnya.
Penyimpanan sebaiknya dilakukan di dalam gudang.
Penyimpanan di dalam gudang harus memiliki ventilasi yang memadai agar
sirkulasi udara lancar dan kelembaban sekitar 65 – 70% dengan sinar matahari yang
cukup dan tempat penyimpanan yang bersih.
Wadah penyimpanan dapat menggunakan kotak kayu, krat, keranjang, atau
waring. Penyusunan wadah berisi umbi kentang harus dilakukan secara rapih.
D. Pengemasan
Pengemasan bertujuan untuk melindungi komoditas kentang dari kerusakan
mekanis, menciptakan daya tarik bagi konsumen, memberikan nilai tambah produk
kentang, dan memperpanjang umur simpan.
1. Kesehatan jantung
Kentang mengandung serat, kalium, potassium, vitamin C, dan vitamin B6.
Serat membantu menurunkan kolesterol dalam darah sehingga mengurangi resiko
penyakit jantung. Kandungan lainnya juga berperan sama. Sebuah penelitian
berdasarkan National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) atau
Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional, menemukan asupan kalium lebih
tinggi dan asupan natrium lebih rendah bisa menurunkan resiko penyakit jantung.
2. Kesehatan tulang
Besi dan seng membentuk memproduksi dan pematangan kolagen. Fosfor dan
kalsium pada kentang penting untuk membangun struktur tulang. Kentang
mengandung zat besi, fosfor, kalsium, magnesium, dan seng untuk mempertahankan
kekuatan tulang.
3. Tekanan darah
Kalium, kalsium, dan magnesium semuanya ada dalam kentang. Kalium dapat
membantu pelebaran pembuluh darah. Sementara itu asupan natrium penting untuk
menjaga tekanan darah supaya tetap sehat.
4. Metabolisme
Vitamin B6 dalam kentang berperan penting dalam sumber energi. Vitamin ini
bisa membantu metabolisme energi, memecah karbohidrat dan protein menjadi
glukosa dan asam amino. Kedua senyawa ini lebih kecil dan mudah dimanfaatkan
untuk menghasilkan energi dalam tubuh.
5. Meningkatkan memori
Satu kentang mengandung 57 mg kolin. Kentang bisa menjadi asupan harian
untuk pria yang membutuhkan 550 mg kolin dan wanita 425 mg sehari. Kandungan
kolin bisa membantu gerakan otot, suasana hati, pembelajaran, dan memori. Manfaat
kolin dalam kentang lainnya yaitu: Mempertahankan struktur membran sel.
Menghantarkan impuls saraf. Penyerapan lemak. Perkembangan otak awal.
6. Kanker
Folat pada kentang berperan untuk sintesis dan perbaikan DNA. Nutrisi ini bisa
mencegah pertumbuhan jenis sel kanker yang terbentuk karena mutasi pada DNA.
Asupan serat pada buah dan sayur bisa dihubungkan dengan penurunan risiko kanker
kolorektal. Sel kanker tumbuh di dinding dalam kolon atau rektum.
7. Memperlancar pencernaan
Serat pada kentang bisa membantu mencegah sembelit dan menyehatkan saluran
pencernaan.
8. Cepat kenyang
Serat dalam kentang menjadi faktor penting menjaga berat badan dan rasa
kenyang. Kentang dapat meningkatkan rasa kenyang lebih lama dan mengurangi
nafsu makan. Seseorang yang mengkonsumsi kentang akan kenyang lebih lama dan
mengkonsumsi lebih banyak kalori.
9. Mengontrol gula darah
Kentang mengandung pati resisten yang memiliki manfaat kesehatan. Dalam
sebuah penelitian, pati ini dapat mengurangi resistensi insulin dan meningkatkan
kontrol gula darah. Pati tidak dapat dipecah dan diserap sepenuhnya oleh tubuh.
Sebaliknya jika mencapai usus besar, pati menjadi sumber nutrisi penting dan
menguntungkan bakteri di usus. Penelitian lain dilakukan pada penderita diabetes
tipe 2. Peneliti menemukan konsumsi makanan pati resisten bisa membantu
menghilangkan kelebihan gula darah setelah makan. Anda bisa meningkatkan
kandungan pati resisten dalam kentang. Caranya, simpan kentang rebus di lemari es
selama satu malam. Setelah itu konsumsi dalam keadaan dingin.
10. Menyehatkan kulit
Kentang mengandung vitamin C yang bekerja sebagai antioksidan, membantu
mencegah kulit dari kerusakan sinar matahari, polusi, dan asap. Vitamin C
membantu kolagen menghaluskan kerutan dan memperbaiki tekstur kulit.
11. Meningkatkan kekebalan
Vitamin C membantu mengurangi keparahan dan pilek. Kentang mengandung
vitamin C yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh.
Judul :
Nama Jurnal :
Nama Peneliti :
DOI :
DOI: https://doi.org/10.31849/jip.v15i2.1950
Reviewer:
M.Syakban Butar-Butar
Latar Belakang :
Kentang merupakan salah satu tanaman umbi yang mendapat prioritas untuk d
sehari-hari. Tanaman ini memiliki potensi untuk dikembangkan dalam mendukung
program diversifikasi pangan (Prahardini et al., 2008). Tanaman kentang dijadikan salah
satu komoditas pendukung program diversifikasi pangan dikarenakan mempunyai
kandungan protein tinggi. Protein pada kentang mampu memberikan gizi yang baik bagi
orang dewasa (Kenneth dan Ornelas, 2012).
Produksi kentang di Indonesia pada tahun 2012 adalah 1.09 juta ton dengan
ratarata produktivitas mencapai 16.58 ton/ha, sedangkan pada tahun 2013 adalah 1.12
juta ton dengan rata-rata produktivitas mencapai 16.02 ton/ha (Badan Pusat Statistik,
2014). Meskipun pada tahun 2013 hasil produksi kentang di indonesia naik 30.042 ton,
akan tetapi produktivitas kentang menurun 0.56 ton/ha. Penurunan produktivitas
kentang ini disebabkan karena banyak faktor. Penggunaan benih kentang yang kurang
berkualitas, dan ketersediaan benih pada waktu akan digunakan menjadi salah satu
penyebab turunnya produktivitas, karena petani akan menggunakan umbi kentang yang
dihasilkan dari hasil budidaya (Sayaka dan Hestina, 2011). Ketersediaan benih kentang
bersertifikat yang sedikit, sehingga membuat petani memilih menyisihkan sebagian
hasil panen untuk benih musim tanam berikutnya.
Tujuan Penelitian:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil umbi kentang (G0)
pada ketebalan media cocopeat dan waktu pemberian larutan nutrisi yang berbeda.
Penelitian ini dilakukan dalam screen house di Desa Pandansari, Kecamatan
Paguyangan dari bulan Oktober 2014 sampai Januari 2015. Penelitian menggunakan
Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama
adalah ketebalan media dengan tiga taraf, yakni 10 cm, 15 cm, dan 20 cm. Faktor kedua
adalah waktu pemberian nutrisi dengan dua taraf, yakni 3 hari sekali dan 6 hari sekali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketebalan media 20 cm memberikan pertumbuhan
yang baik pada tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun tanaman dan dapat
meningkatkan panjang akar hingga 23.67 %. Waktu pemberian nutrisi 3 hari sekali
memberikan pertumbuhan yang baik pada tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun,
bobot tanaman segar, bobot tanaman kering, dan hasil yang baik pada efektifitas stolon
(49.84 %), bobot umbi segar (137.85 g), dan bobot umbi kering (21.55 g). Perlakuan
ketebalan media cocopeat dan waktu pemberian nutrisi belum mampu memberikan
peningkatan produksi umbi kentang (G0).
Metode Penelitian
Pembahasan:
Sifat kimia dan fisik dari media steril cocopeat yang digunakan untuk penelitian
disajikan pada Tabel 1. Hasil analisis ragam data pengamatan pertumbuhan dan hasil
tanaman kentang pada berbagai ketebalan media steril cocopeat dan waktu pemberian
nutrisi disajikan pada Tabel 2 dan 3. Pertumbuhan Tanaman Kentang Pada Ketebalan
Media Steril Cocopeat Ketebalan media tanam berpengaruh linear positif terhadap
panjang akar yaitu Ý = 0.29X + 8.96 (R2 = 0.89), karena dari ketiga perlakuan
ketebalan terjadi peningkatan pertumbuhan panjang akar (Gambar 1). Panjang akar
tanaman kentang terpanjang diperoleh pada unit percobaan dengan menggunakan
ketebalan media cocopeat 20 cm sebesar 14.99 cm dibandingkan dengan ketebalan
media 15 cm dan 10 cm yang masing-masing sebesar 12.67 cm dan 12.12 cm (Tabel 2).
Dari data pertumbuhan panjang akar tersebut menunjukkan bahwa ketebalan media 20
cm mampu meningkatkan panjang akar sebesar 23.67%. Ketebalan media tanam
berpengaruh linear positif terhadap tinggi tanaman (Gambar 1). Ketebalan media tanam
memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman dengan persamaan Ý = 0.81X + 32.34
(R2 = 0.98). Ketebalan media tanam berpengaruh linear positif terhadap jumlah daun
dan luas daun tanaman (Gambar 1). Ketebalan media tanam memberikan pengaruh pada
jumlah daun dengan persamaan Ý = 2.66X + 41.74 (R2 = 0.99). Dan memberikan
pengaruh pada luas daun tanaman dengan persamaan Ý = 195.53X + 1982.6 (R2 =
0.99).
Ketebalan media berkaitan dengan ruang yang diberikan suatu media untuk
pertumbuhan akar. Ketebalan yang semakin dalam dapat merangsang akar untuk
melakukan penetrasi sampai dasar media. Menurut Ginting (2009) ketebalan media
tanam yang semakin tinggi akan meningkatkan panjang akar tanaman, hal ini berkaitan
dengan kemampuan akar untuk melakukan penetrasi sampai ke bagian dasar media
untuk mendapatkan air dan hara. Akar yang panjang pada ketebalan 20 cm mampu
memaksimalkan penyerapan air dan mineral yang terdapat pada dasar media, sehingga
pertumbuhan tajuk tanaman akan meningkat. Menurut Alwi et al. (2008) pertumbuhan
panjang akar yang baik mampu memaksimalkan penyerapan air dan mineral didalam
tanah, sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan tajuk tanaman.
Kesimpulan:
Saran :
Cormac Ó Gráda, et al. When the Potato Failed: Causes and Effects of the Last
European Subsistence Crisis, 1845–1850. (2007)
Cormac Ó Gráda, Black '47 and Beyond: The Great Irish Famine in History, Economy,
and Memory. (1999).
Dorien Knaap, The W.A. Scholtencompany: the first Dutch industrial multinational,
Summary of dissertation, University of Groningen, 2004 "Archived copy" (PDF).
Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-02-25. Diakses tanggal 2012-08-
22.