Anda di halaman 1dari 3

BAB III

TUJUAN

Tujuan adalah pernyataan perubahan untuk merubah potensi sumber daya pembangunan
pertanian, perikannan dan peternakan yang bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas
pendapataktu satu tahun.

Tujuan dalam programa dari tujuan yang bersifat non prilaku dan bersifat non prilaku.
Tujuan yang bersifat non prilaku adalah pernyataan bersifat fisik yang kegiatannya berada pada
Dinas/instransi tehnis terkait, bukan pada tanggung jawab penyuluh. Dalam mencapai tujuan non
prilaku (fisik) penyuluh berperan dalam melakukan koordinasi, turut membantu memberikan
informasi dan terlibat langsung dalam kegiatan, dan kegiatan lainnya yang bersifat mendukung
(supporting). Tujuan bersifat non prilaku adalah pernyataan perubahan perilaku yang meliputi
aspek pengetahuan, keterampilan dan asfek sikaf.

Tujuan bersifat perilaku adalah tanggung jawab utama atau sebagai tugas pokok
penyuluh.

A. Tujuan Bersifat Non Perilaku

a. Kelembagaan Petani

 Membentuk berdirinya kelompok tani, kelompok wanita tani dan suatu


Lembaga, masyarakat yang berbadan hukum seperti koperasi.
 Menjadikan Masyarakat tani/ menjadi anggota Poktan / gapoktan dari 50 %
Masyarakat Petani menjadi 85 % kelompok.
 Memberdayakan kelompok dibidang Tanaman Hortikultura sayuran dan buah-
buahan di pekarangan.

b. Sarana dan Prasarana

 Memberikan Informasi ke instansi terkait (UPT Dinas PU) tentang kerusakan


sebagian jalan.
 Mengadakan kerja sama dengan pihak terkait untuk pengadaan sumur bor.
 Sarana lainnya tersebar pada masing-masing kelompok tani.

c. Hortikultura
 Membantu kegiatan instansi/dinas pertanian dan mengikhtiarkan
kemudahan bagi petani dalam meningkatkan produksi Tanaman
Pisang agar produktivitasnya meningkat menjadi lebih dari 3
ton/ha.

d. Perkebunan
 Membantu kegiatan instansi/dinas pertanian mengikhtiarkan
kemudahan bagi petani dalam meningkatkan produksi Kelapa
Sawit agar produktivitasnya meningkat menjadi lebih dari 2 ton/ha.
 Membantu kegiatan instansi/dinas pertanian dan mengikhtiarkan
kemudahan bagi petani dalam meningkatkan produksi Kelapa
Dalam agar produktivitasnya meningkat menjadi lebih dari 3
ton/ha.
 .
B. Tujuan Bersifat Perilaku

1. Kelembagaan Petani
 Terjadinya peningkatan pengetahuan pengurus poktan dalam mengelola
buku-buku kelompok tani (dari 45% menjadi 50%).
 Terjadinya peningkatan keterampilan pengurus dalam mengarsipkan
administrasi surat menyurat (dari 45% menjadi 48%).
 Terjadinya peningkatan kemauan anggota dalam memelihara peralatan
(dari 45% menjadi 50%).
 Terjadinya peningkatan kehaditan anggota dalam memahami jadwal
pertemuan (dari 58% menjadi 60%.
 Terjadinya peningkatan pengetahuan anggota dalam membuat RDK dan
RDKK (dari 50% menjadi 52%.

2. Perkebunan dan Hortikultura

 Terjadinya peningkatan keyakinan petani menggunakan bibit unggul (dari


80% menjadi 85%).
 Terjadinya peningkatan pengetahuan petani tentang melakukan
pemeliharaan yang benar (dari 70% menjadi 75%.
 Terjadinya peningkatan pengetahuan petani tentang melakukan
pemupukan tepat waktu, cara dan dosis.(dari 75% menjadi 80%.
 Terjadinya peningkatan pengetahuan petani tentang melakukan
pengendalian Hama Tanaman yang menyerang gejala serangan Hama
Penyakit (dari 65% menjadi 70%.
 Terjadinya peningkatan pengetahuan cara panen dan pasca panen yang
benar (dari 75% menjadi 78%).
 Terjadinya peningkatan pengetahuan cara pemasaran yang
menguntungkan (dari 70% menjadi 75%).

BAB IV
MASALAH

Masalah adalah faktor-faktor yang menyebabkan belum tercapainya tujuan pembangunan


petanian, perikanan dan peternakan yang diharapkan. Masalah dalam Programa ini terdiri dari
masalah bersifat non perilaku dan masalah bersifat perilaku.
Masalah bersifat non perilaku merupakan masalah yang bersifat fisik, yaitu masalah yang
berkaitan dengan aspek pengetahuan, aspek keterampilan dan aspek sikap pelaku utama dan
menerapkan teknologi usaha pelaku utama.
Masalah diangkat keadaan yang belum memuaskan. Baik bersifat non perilaku maupun
bersifat perilaku.

A. Masalah Bersifat Non Perilaku

1. Kelembagaan Petani
 Masih sedikitnya jumlah kelembagaan petani, terutama jumlah kelompok tani,
yaitu embentuk berdirinya kelompok tani, kelompok wanita tani dan suatu
Lembaga, masyarakat yang berbadan hukum seperti koperasi/ LKMA.
 Membantu berdirinya kelompok dibidang Tanaman Hortikultura sayuran dan
buah-buahan di pekarangan.

2. Sarana dan Prasarana


 Jalan usaha tani di kelurahan belum berfungsi optimal karena masih terdapat
dalam keadaan rusak.
 Pasar tradisional untuk penampung hasil pertanian di tingkat kelurahan belum
disediakan.
 Lahan tidur yang belum di manfaatkan.
 Sumber Air Yang Me Madai lain belum ada sehingga di waktu kemarau
petani tidak dapat menyiram tanamannya.

3. Perkebunan Dan Hortikultura


 Banyak terjadi serangngan Virus COMMES pada tanaman Pisang,
 Tanaman Sawit sering terserang penyakit busuk Tandan
 Tanaman Klapa Dalam Sering Terserang Hama Monyet Hutan,

B. Tujuan Bersifat Perilaku


1. Kelembagaan Petani
 Masih belum sepenuhnya pengarsipan administrasi surat menyurat dengan
baik.
 Masih belum sepenuhnya pemeliharaan peralatan dilakukan dengan baik
oleh anggota dan pengurus kelompok.
 Masih rendahnya jadwal pertemuan dipatuhi oleh anggota
 Masih belum sepenuhnya pembuatan RDK/RDKK dipahami.

2. Perkebunan dan Hortikultura


 Petani tidak mau menggunakan alat perangkap Hama Terutama Hama
Babi Hutan Dan Monyet Hutan
 Petani enggan menggunakan Pupuk Organik dalam berusaha tani tanaman
hortikultura.
 Pengendalian hama dan penyakit tidak dilakukan secara serentak.

Anda mungkin juga menyukai