Anda di halaman 1dari 22

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan Pratikum yang

disusun untuk memenuhi salah satu syarat pengumpulan tugas Mata Kuliah

Agronomi Tanman Makanan, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas

Islam Riau

Penulis menyadari bahwa Tugas makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bisa menjadikan Tugas

makalah ini menjadi lebih baik. Penulis berharap mudah-mudahan Tugas makalah

ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikumWr.Wb.

Pekanbaru, Desember 2018

Penulis
ii

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. ii
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1. Latar Belakang ................................................................................................. 1
2. Tujuan ............................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
1. Pengertian Ubi Jalar .................................................................................... 3
2. Klasifikasi Tanaman Ubi Jalar ................................................................... 4
3. Morfologi Ubi Jalar ...................................................................................... 5
3.1. Akar ......................................................................................................... 5
3.2. Batang ..................................................................................................... 5
3.3. Daun ........................................................................................................ 5
3.4. Bunga ...................................................................................................... 6
3.5. Biji ........................................................................................................... 6
4. Syarat Tumbuh Tanaman Ubi Jalar .......................................................... 8
4.1. Iklim .................................................................................................... 8
4.2. Media tanam ........................................................................................ 9
4.3. Ketinggian tempat ............................................................................. 10
5. Teknik Budidaya Tanaman Ubi Jalar ...................................................... 11
5.1. Persiapan lahan .............................................................................. 11
5.2. Pemilihan varietas unggul.............................................................. 12
5.3. Pemilihan bibit berkualitas ............................................................ 12
5.4. Penanaman dan pengaturan populasi tanaman .............................. 13
5.5. Pemupukan..................................................................................... 14
5.6. Pengendalian hama dan penyakit ................................................... 14
5.7. Pengairan dan pembuatan saluran drainase ................................... 16
5.8. Pembalikan kanopi tanaman .......................................................... 16
5.9. Pemanenan ..................................................................................... 16
iii

PENUTUP .................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. iv
1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Ubi jalar atau ketela atau “sweet potato” diduga berasal dari benua Amerika. Para

ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah

Selandia Baru, Polineisa, dan Amerika bagian tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov,

seorang ahli botani Soviet, memastikan bahwa daerah sentrum primer asal tanaman

ubi jalar adalah Amerika Tengah. Ubi jalar mulai menyebar keseluruh dunia,

terutama daerah – daerah beriklim tropika pada abad ke-16. Orang – orang Spanyol

menyebarkan ubi jalar kekawasan Asia, terutama Filipina, Jepang, dan Indonesia.

Pada tahun 1960-an penamaan ubi jalar sudah meluas ke seluruh provinsi di

Indonesia. Pada tahun 1968 Indonesia merupakan penghasil ubi jalar nomor 4 di

dunia. Sentra produksi ubi jalar adalah provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa

Timur, Irian Jaya, dan Sumatera Utara.

Salah satu produk pertanian yang potensial untuk dijadikan alternative pengganti

terigu ialah ubi jalar. Keberadaan ubi jalar cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia,

bahkan di beberapa daerah seperti papua, ubi jalar dijadikan sebagai makanan pokok.

Saelain itu, ditinjau dari segi potensinya, ubi jalar memiliki prospek yang cukup

bagus sebagai komoditas pertanian unggulan. Sebagai tanaman palawijaya yang

memiliki potensi produksi kurang lebih 25-40 ton/ha dan waktu tanaman yang

relative singkat (3,5-6 bulan), saat ini ubi jalar merupakan tanaman umbi – umbian

yang paling produktif (Widhi dan Dahrul, 2008). Ubi jalar merupakan salah satu

komoditas bahan pangan penting di Indonesia.


2

Menurut sarwono (2005) Indonesia merupakan produsen ubi jalar terbesar kedua

di Asia setelah Cina (109 juta ton/ tahun). Produksi ubi jalar Indonesia berdasarkan

data BPS tahun 2009 mencapai 2,06 juta ton. Produktifitas ubi jalar Indonesia

dikatakan masih rendah. Hasil umbi basah rata – rata produksi di tingkat petani 7,3

ton/ ha (Lingga, 2007). Sedangkan rata – rata produksi di tingkat nasional 9,5 juta

ton/ ha (Juanda dan Cahyono, 2000). Menurut Sumarno (1985), peningkatan

produktivitas pada tanaman ubi jalar dipengaruhi oleh penggunaan sarana produksi

pupuk dan bibit yang baik. Tanaman ubi jalar sangat boros dalam penyerapan hara,

oleh karena itu perlu pemberian unsur yang tepat dan mencukupi untuk memperoleh

hasil umbi yang optimal.

2. Tujuan

Mengetahui definisi tanaman ubi jalar dan teknik budidaya tanaman ubi jalar.
3

PEMBAHASAN

1. Pengertian Ubi Jalar

Ipomoea batatas lamk. (ubi jalar) termasuk dalam family convulvulaceae, yang

terdiri dari 58 genus dan 1650 spesies (Cheng et al., 1995) dan 400 spesies

diantaranya termasuk genus Ipomea (Suratman dkk, 2000). Diantara anggota genus

tersebut yang sering di budidayakan secara komersial yaitu Ipomea batatas lamk (ubi

jalar) (Wahyuni dan Wargiono, 2011). Ubi jalar (Ipomea batatas L.) atau dikenal juga

dengan istilah ketela rambat merupakan tanaman yang termasuk kedalam jenis

tanaman palawija, yang dapat berfungsi sebagai pengganti bahan makanan pokok

(beras) karena merupakan sumber karbohidrat. Tanaman ubi jalar termasuk tumbuhan

semusim (annual) yang mempunyai susunan buah utama terdiri dari batang, daun,

ubi, bunga, dan biji.

Ubi jalar atau ketela rambat diduga berasal dari benua Amerika. Para ahli botani

dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru,

Polinesia, dan Amerika bagian tengah. Ubi jalar mulai menyebar keseluruh dunia,

terutama Negara beriklim tropika, diperkirakan pada abad ke-16 penyebaran ubi jalar

pertama kali terjadi ke Spanyol melalui Tahiti, kepulauan Guam, Fiji, dan Selandia

Baru. Pada tahun 1960-an penanaman ubi jalar sudah meluas hampir semua provinsi

di Indonesia. Daerah sentra produksi ubi jalar pada mulanya terpuasat di pulau Jawa,

terutama Kabupaten Bogor, Garut, Bandung, Kuningan, Serang, Sukabuni,

Purwakarta, dll.
4

Ubi jalar meupakan tanaman yang sangat familiar yang banyak ditemukan di

pasar dengan harga murah. Terdapat beberapa jenis ubi jalar dan jenis yang paling

umum adalah ubi jalar putih, merah, ungu, kuning atau orange. Kelebihan dari ubi

jalar yaitu mengandung antioksidan yang kuat untuk menetralisir keganasan radikal

bebas penyebab penuaan dini dan pencetus aneka penyakit degenerative seperti

kanker dan jantung. Zat gizi lain yang banyak terdapat dalam ubi jalar adalah energy,

vitamin C, vitamin B6 (pridoksin) yang berperan penting dalam kekebalan tubuh.

Kandungan mineralnya dalam ubi jalar seperti fosfor, kalsium, mangan, zat besi, dan

serat yang larut untuk menyerap kelebihan lemak/ kolestrol dalam darah (Reifa,

2005).

2. Klasifikasi Tanaman Ubi Jalar

Adapun taksonomi tanaman ubi jalar menurut Heyne (1987) yaitu sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivision : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoae

Ordo : Convulvulus

Famili : Convulvulacea

Genus : Ipomea

Spesies : Ipomoea batatas L.


5

3. Morfologi Ubi Jalar

3.1. Akar

Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara dalam tanah dan akar lumbung

atau umbi. Akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur – unsur hara yang

ada di dalam tanah, sedangkan akar lumbung berfungsi sebagai tempat untuk

menimbun sebagian makanan yang nantinya akan terbentuk umbi. Kedalaman akar

tidak lebih dari 45 cm. Biasanya sekitar 15% dari seluruh akarnya yang terbentuk

akan menebal dan membentuk akar lumbung yang tumbuh agak tebal. Ukuran umbi

meningkat selama daun masih tetap aktif (Sonhaji, 2007).

3.2. Batang

Ubi jalar merupakan tanaman dikotiledon tahunan dengan batang panjang

menjalar dan daun berbentuk jantung hingga bundar yang bertopang tangkai daun

tegak. Bagian tengah batang tempat tumbuhnya cabang lateral biasanya bengkok dan

bergantung pada panjang ruas batang, dapat terlihat berupa semak. Tipe kultivar yaitu

semak, semak menjalar atau menjalar, lebih ditentukan oleh panjang ruas daripada

oleh panjang batang, percabangan batang berbeda – beda bergantung pada kultivar

(Rybatzky dan yamaguchi, 1998).

3.3. Daun

Daun ubi jalar bentuknya berbeda – beda tergantung varietasnya. Tangkai daun

melekat pada buku – buku batang. Daun berbentuk bulat sampai lonjong dengan tepi

rata atau berlekuk – lekuk dangkal sampai berlekuk dalam, sedangkan bagian ujung
6

daun meruncing. Helaian daun berukuran lebar, menyatu mirip bentuk jantung, tetapi

ada yang bersifat menjari. Daun berwarna hijau tua atau hijau kekuning – kuningan.

3.4. Bunga

Mahkota bunga menyatu membentuk terompet, berdiameter 3-4 cm, berwarna

merah jambu pucat dengan leher terompet kemerahan, ungu pucat atau ungu,

menyerupai warna bunga “mekar pagi” (morning glory). Bunga mekar pada pagi hari

dan menutup serta layu dalam beberapa jam. Penyerbukan dilakukan oleh serangga.

3.5. Biji

Biji berbentuk kapsul, sebanyak 1-4 biji. Biji matang berwarna hitam, bentuknya

keras dan biasanya memerlukan pengausan (skarifikasi) untuk membantu

perkecambahan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Varietas unggul ubi jalar adalah daya, prambanan, Borobudur, mendut, dan

kalasan. Deskripsi masing – masing varietas unggul ubi jalar adalah sebagai berikut:

(Sumber: Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Permasyarakatan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi MIG Corp.)

a. Daya

 Varietas ini merupakan hasil persilangan antara varietas (Kultivar) putri

selatan x jonggol,

 Potensi hasil antara 25-35 ton/ha,

 Umur panen 110 HST,

 Kulit dan daging ubi berwarna jingga muda,

 Rasa ubi manis dan agak berair,


7

 Varietas tahan terhadap penyakit kudis atau scab.

b. Prambanan

 Diperoleh dari hasil persilangan antara varietas daya x centineal II,

 Potensi hasil antara 25-35 ton/ha,

 Umur panen 135 HST,

 Kulit dan daging ubi berwarna jingga,

 Rasa ubi enak dan manis,

 Varietas tahan terhadap penyakit kudis atau scab.

c. Borobudur

 Varietas ini merupakan hasil persilangan antara varietas daya x

philippina,

 Potensi hasil antara 25-35 ton/ha,

 Kulit dan daging ubi berwarna jingga,

 Umur panen 120 HST,

 Ubi berasa manis,

 Varietas tahan terhadap penyakit kudis atau scab.

d. Mendut

 Varietas ini berasal dari klon MLG 12653 introduksi asal IITA, Nigeria

tahun 1984,

 Potensi hasil antara 25-50 ton/ha,

 Umur panen 125 HST,

 Rasa ubi manis,


8

 Varietas tahan terhadap penyakit kudis atau scab.

e. Kalasan

 Varietas di introduksi dari Taiwan,

 Potensi hasil antara 31,2-42,5 ton/ha,

 Umur panen 95-100 HST,

 Warna kulit ubi cokelat muda, sedangkan warna daging ubi berwarna

orange muda (kuning),

 Rasa ubi agak manis, tekstur sedang, dan agak berair,

 Varietas agak tahan terhadap hama penggerek ubi (Cylas sp.),

 Varietas cocok ditanam didaerah kering sampai basah, dan dapat

beradaptasi di lahan marginal.

4. Syarat Tumbuh Tanaman Ubi Jalar

4.1. Iklim

Ubi jalar adalah tanaman tropis dan sub-tropis yang dapat beradaptasi dengan

daerah beriklim lebih memberikan suhu rata – rata tidak turun dibawah 200C dan

suhu minimum tinggal di atas 150C. Untuk budidaya ubi jalar temperatur antara 15-

330C diperlukan selama siklus vegetative, dengan suhu optimal yang antara 20 –

250C. Temperatur rendah pada malam mendukung pembentukan umbi – umbian, dan

temperature tinggi pada siang hari mendukung perkembangan vegetative

(perkembangan umbi – umbian hanya terjadi dalam kisaran suhu 20 – 300C, optimum

250C dan umumnya berhenti dibawah 100C). ubi jalar adalah tanaman hari pendek,
9

yang memerlukan cahaya untuk pembangunan maksimum. Temperature dan fluktuasi

suhu bersama – sama dengan hari – hari pendek mendukung pertumbuhan umbi –

umbian dan membatasi pertumbuhan dedaunan. Kelembaban memiliki pengaruh yang

menentukan pertumbuhan ubi dan produksi. Kadar air daun adalah (86%), batang

(88,4%), dan umbi (70,6%). Kelembaban pentin untuk mencapai perkecambahan

yang baik. Tanah juga harus tetap basah selama masa pertumbuhan (60 – 120 hari),

meskipun pada panen kelembaban harus rendah untuk mencegah busuk umbi.

Kondisi yang mendukung perkembang bagian vegetative tanaman meliputi

kelemebaban relative 80% dan tanah lembab.

Tanaman ubi jalar membutuhkan hawa panas dan udara yang lembab. Daerah

yang paling ideal untuk budidaya ubi jalar adalah daerah yang bersuhu 21-270C.

Daerah yang mendapat sinar matahari 11-12jam/hari merupakan daerah yang disukai.

Pertumbuhan dan produksi yang optimal untuk usaha tani ubi jalar tercapai pada

musim kering (kemarau). Di tanah yang kering (tegala) waktu tanam yang baik untuk

tanaman ubi jalar yaitu pada waktu musim hujan, sedang pada tanah sawah waktu

tanam yang baik yaitu sesudah tanaman padi dipanen. Tanaman ubi jalar dapat

ditanam didaerah dengan curah hujan 500-5000 mm/tahun, optimalnya antara 750-

1500 mm/tahun.

4.2. Media tanam

a. Hampir setiap jenis tanah pertanian cocok untuk membudidayakan ubi jalar.

Jenis tanah yang paling baik adalah pasir berlempung, gembur, banyak
10

mengandung bahan organic, aerasi serta drainase yang baik. Penanaman ubi

jalar pada tanah kering dan pecah – pecah sering menyebabkan ubi jalar

mudah terserang hama penggerek (Cylas sp.). Sebaliknya, bila ditanam pada

tanah yang mudah becek atau drainase yang jelek, dapat menyebabkan

pertumbuhan tanaman ubi jalar kerdil, ubi mudah busuk, kadar serat tinggi,

dan bentuk ubi benjol.

b. PH = 5,5 – 7,5. Sewaktu muda memerlukan kelembaban tanah yang cukup.

c. Ubi jalar cocok ditanam di lahan tegalan atau sawah bekas tanaman padi,

terutama pada musim kemarau. Pada waktu muda tanaman membutuhkan

tanah yang cukup lembab. Oleh karena itu, untuk penanaman di musim

kemarau harus tersedia air yang memadai.

4.3. Ketinggian tempat

Tanaman ubi jalar membutuhkan hawa panas dan udara yang lembab. Tanaman

ubi jalar juga dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh karena daerah

penyebaran terletak pada 300 LU dan 300 LS. Di Indonesia yang beriklim tropic,

tanaman ubi jalar cocok ditanam didataran rendah hingga ketinggian 500 mdpl.

Didataran tinggi dengan ketinggian 1.000 mdpl, ubi jalar masih dapat tumbuh dengan

baik, tetapi umur panen menjadi panjang dan hasilnya rendah.


11

5. Teknik Budidaya Tanaman Ubi Jalar

5.1. Persiapan lahan

Penyiapan lahan bagi ubi jalar sebaiknya dilakukan pada saat tanah tidak terlalu

basah atau tidak terlalu kering agar strukturnya tidak rusak, lengket, atau keras.

Penyiapan lahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Tanah diolah terlebih dahulu hingga gembur, kemudian dibiarkan selama 1

minggu. Tanah untuk budidaya ubi jalar diolah secara sempurna (dibajak dua

kali dengan kedalaman lapis olah >30cm) dan digaru, dibersihkan dari sisa –

sisa tanaman sebelumnya.

b. Tanah langsung diolah bersamaan dengan pembuatan bedengan. Dibuat

bedengan tunggal dengan lebar 50-60 cm, tinggi 40-50 cm, dan jarak antar

bedengan 80-100 cm. pada lahan yang miring dibuat teras bangku dan

pembuatan bedengan mengikuti kontur tanah.

Jika tanah yang akan ditanami ubi jalar adalah tanah sawah maka pertama – tama

jerami dibabat, lalu dibuat tumpukan selebar 60-100 cm. kalau tanah yang

dipergunakan adalah tanah tegalan maka bedengan dibuat dengan jarak 1 meter.

Apabila penanaman dilakukan pada tanah yang miring, maka pada musim hujan

bedengan sebaiknya dibuat membujur sesuai dengan miringnya tanah. Ukuran

bedengan disesuaikan dengan ukuran tanah. Pada tanah yang ringan (pasir

mengandung liat) ukuran bedengan adalah lebar bawah kurang lebih 60 cm, tinggi 30

– 40 cm, dan jarak antar bedengan 70 – 100 cm. pada tanah pasir ukuran bedengan

adalah lebar bawah kurang lebih 40 cm, tinggi 25 – 30 cm, dan jarak antar bedengan
12

70 – 100 cm. arah bedengan sebaiknya memanjang Utara – Selatan, dan ukuran

panjang bedengan disesuaikan dengan keadaan lahan.

5.2. Pemilihan varietas unggul

Pemilihan varietas ubi jalar disesuaikan dengan agroekosistem setempat dan

sesuai dengan permintaan pengguna. Varietas unggul ubi jalar umur genjah (3,5 – 4

bulan) dan umur dalam (4,5 – 5,0 bulan).

5.3. Pemilihan bibit berkualitas

Bibit diambil dari tanaman sehat berupa stek pucuk dengan panjang 20 – 25 cm.

apabila telah digunakan 4-5 generasi, bibit diperbanyak terlebih dahulu dari umbi,

kemudian setelah berumur 2-3 bulan diambil stek pucuk untuk dijadikan bibit. Selain

itu bahan stek yang digunakan sebagai bahan perbanyakan merupakan bagian

tanaman yang berasal dari batang ubi yang diambil dari klon unggul dengan keadaan

pertumbuhannya sehat dan normal. Panjang stek adalah 3 ruas buku, sekitar 15-20 cm

tergantung panjang jenis ruas setiap genotip. Panjang stek adalah 3 ruas buku, sekitar

15 – 20 cm tergantung panjang jenis ruas setiap genotip (Kementan, 2000). Sebelum

ditanam, bibit direndam dalam larutan fungisida Mancozeb 80% dan insektisida

karbosulfan selama 5 menit.


13

5.4. Penanaman dan pengaturan populasi tanaman

Dilahan sawah , ubi jalar ditanam setelah panen pada awal atau pertengahan

musim kemarau dan di lahan kering pada awal/pertengahan musim hujan. Penanaman

dapat dilakukan dengan system kering (tanah cukup lembab) dan system basah

(diari). Sebelum bibit ditanam, sebagian daunnya dikurangi (dirempes) untuk

mengurangi penguapan. Stek ditanam datar/miring, sedalam 2-3 ruas. Penyulaman

bibit yang mati dilakukan sesegera mungkin, maksimum 2 minggu setelah tanam.

Untuk penentuan pola tanam system tanam ubi jalar dapat dilakukan secara

tunggal (monokultur) dan tumpang sari dengan kacang tanah.

a. System monokultur

Membuat larikan – larikan dangkal arah memanjang di sepanjang puncak

bedengan dengan sedalam 10 cm, atau buat lubang dengan tugal, jarak antar

lubang 25-30 cm, lalu membuat larikan atau lubang tugal sejauh 7-10 cm

dikiri dan kanan lubang tanam untuk tempat pupuk, kemudian menanamkan

bibit ubi jalar kedalam lubang atau larikan hingga dangkal batang (setek)

terbenam tanah ½ bagian, kemudian padatkan tanah dekat pangkal stek (bibit).

Lalu memasukkan pupuk dasar berupa Urea 1/3 bagian, ditambah TSP seluruh

bagian, ditambah KCL 1/3 bagian dari dosis anjuran kedalam lubang atau

larikan, kemudian ditutup dengan tanah tipis – tipis. Dosis pupuk yang

dianjurkan adalah 45 – 90 kg N/ha, (100-200 kg Urea/ha), ditambah 25 kg

P2O5/ha (50 kg TSP/ha), ditambah 50 kg K2O/ha (100 kg KCL/ha). Pada saat

tanam diberikan pupuk Urea 34 – 67 kg ditambah TSP 50 kg ditambah KCL


14

34 kg/ha. Tanaman ubi jalar amat tanggap terhadap pemberian pupuk N

(Urea) dan K (KCL) (Kementan, 2000).

b. System tumpang sari

Tujuan system tumpang sari antara lain untuk meningkatkan produksi dan

pendapatan persatuan luas lahan. Jenis tanaman yang serasi ditumpang sarikan

dengan ubi jalar adalah kacang tanah. Tata cara penanaman system tumpang

sari prinsipnya sama dengan system monokultur, hanya diantara barisan

tanaman ubi jalar ditanami kacang tanah. Jarak antar ubi jalar 100 x 25-30 cm,

dan jarak tanam kacang tanah 30 x 10 cm.

5.5. Pemupukan

Pupuk kandang 10 ton/ha diberikan pada saat pembuatan bedengan. Pupuk

buatan (anorganik): 100-200 kg Urea + 100 kg SP36 + 100 kg KCL/ha. Pemupukan

pertama: 1/3 Urea + 1/3 KCL + semua SP36, diberikan 2-7 hari setelah tanam, ditugal

disekitar tanaman. Pemupukan kedua dengan takaran 2/3 Urea + 2/3 KCL diberikan

pada umur 1,5 bulan, ditugal disekitar tanaman.

5.6. Pengendalian hama dan penyakit

a. Pengendalian hama

Hama utama pada ubi jalar adalah penggerek batang ubi jalar, pengendalian

dapat dilakukan dengan:

 Rotasi tanaman untuk memutus daur atau siklus hama,


15

 Pengamatan tanaman pada stadium umur muda terhadap gejala serangan

hama: bila serangan hama >5%, perlu dilakukan pengendalian secara

kimiawi,

 Pemotongan dan pemusnahan bagian tanaman yang terserang berat,

 Penyemprotan insektisida, seperti Curacron 500 EC atau Matador 25

dengan konsentrasi yang dianjurkan.

b. Pengendalian penyakit

Penyakit yang biasanya menyerang pertanaman ubi jalar adalah penyakit

kudis atau scab yang disebabkan oleh jamur Elsinoe batatas. Tingkat serangan

yang berat menyebabkan daun tidak produktif dalam melukukan fotosintesis

sehingga hasil menurun bahkan tidak menghasilkan sama sekali. Pengendalian

dapat dilakukan dengan: (1). Pergiliran/rotasi tanaman untuk memutus siklus

hidup penyakit; (2). Penanaman ubi jalar bervarietas tahan penyakit kudis,

seperti daya dan gedang; (3). Kultur teknik budidaya secara intensif; (4).

Penggunaan bahan tanaman (bibit) yang sehat (Lingga, 1985).

c. Pengendalian gulma

 Identifikasi jenis gulma (rumput, teki, gulma berdaun lebar) dan

menentukan tingkat kepadatan gulma untuk menetapkan pengendalian.

 Taktik dan teknik pengendalian (mekanis, kulturteknis, kimiawi).

 Prinsip pengendalian

 Secara mekanis pada umur 3 minggu atau sebelum pemupukan ke-2,

 Secara mekanis pada umur 1,5 bulan, bersamaan dengan pembumbunan,


16

 Pemberian mulsa jerami 2 ton/ha dapat mengurangi penyiangan.

5.7. Pengairan dan pembuatan saluran drainase

Pada 8 minggu pertama, tanaman memerlukan air yang cukup, sehingga apabila

tidak cukup hujan, tanaman harus diari tiap minggu. Pada minggu berikutnya,

tanaman diari 2-3 minggu sekali, bergantung pada keadaan. Pada 2 – 3 minggu

sebelum panen, lahan diupayakan dalam kondisi kering. Saluran drainase diperlukan

terutama pada musim hujan untuk mecegah terjadinya genangan air.

5.8. Pembalikan kanopi tanaman

Pembalikan dilakukan dengan mengangkat dan membalik batang/sulur tanaman

untuk mencegah munculnya akar dari ruas batang agar tidak mengganggu

pertumbuhan umbi. Pembalikan kanopi dilakukan dua kali, pada umur 2 dan 3 bulan.

5.9. Pemanenan

Didataran rendah, panen dilakukan pada umur 3,5 – 5 bulan. Didataran tinggi,

panen dapat dilakukan samapi tanaman berumur 6 – 8 bulan. Ciri – ciri tanaman siap

panen adalah sebagian daun telah menguning. Panen dilakukan dengan memotong

batang dan menyingkirkan berangkasan tanaman, kemudian membongkar bedengan.

Pada waktu panen diupayakan tidak terjadi banyak pelukaan pada umbi. Umbi
17

dibersihkan dari tanah dan kotoran. Sebaiknya dilakukan pemisahan (grading) umbi

berdasarkan ukurannya. Penen dengan tangkai umbi akan memperpanjang masa

simpan. Umbi disimpan dalam karung/keranjang (Juanda dan Cahyono, 2002).


18

PENUTUP

Dari pembahasan mengenai ubi jalar diatas dapat disimpulkan bahwa tanaman

ubi jalar merupakan tanaman semusim dengan hasil panen utama berupa umbi

sebagai bahan pangan, adapun teknik budidaya tanaman ubi jalar meliputi: (1).

Persiapan lahan. (2). Pemilihan varietas unggul. (3). Pemilihan bibit berkualitas. (4).

Penanaman dan pengaturan populasi. (5). Pemeliharaan (pembubunan, pemupukan,

pengendalian hama, penyakit, dan gulma, pengairan dan pembuatan saluran drainase,

pembalikan kanopi tanaman). Dan (6). Pemanenan.


iv

DAFTAR PUSTAKA

Cheng, F.R., Staples, G., 1995. Convulvulaceae. Flora of China 16:271-325.

Juanda, D.J.S. dan B. Cahyono. 2002. Ubi jalar: Budidaya dan Analisis Usaha Tani.
Kanius Yogyakarta.

Kementrian Pertanian. 2000. Ubi Jalar/ Ketela Rambat (Ipomoea batatas L.). diambil
dari: http://www.litbang.pertanian.go.id/.

Lingga, P. 1985. Bertanam Ubi – Ubian. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sarwono, B. 2005. Ubi Jalar: Cara Budidaya Yang Tepat, Efisien, dan Ekonomis.
Penebar Swadaya. Jakarta.

Sumarno. 1985. Pengaruh Dosis dan Waktu Pemberian Pupuk Urea Pada Tanah
Aluvial dan Mediteran Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Ubi Jalar Varietas
Lokal Grompol dan Unggul. Universitas Brawijaya. Malang. 74 hal.

Suratman, Dwi P., Ahmad D.S. 2000. Analisis Keragaman Genus Ipomoea
Berdasarkan Karakter Morfologi. Biodiversitas 1(2): 72-79.

Wahyuni, S. dan Wargiono. 2012. Morfologi dan Anatomi Tanaman. Wargiono (ed).
Proc. Ubi Jalar: Inovasi Teknologi dan Prospek Teknologi Pengembangan. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor: 37-56.

Anda mungkin juga menyukai