Anda di halaman 1dari 18

BUDIDAYA SINGKONG (Manihot utilissima)

DAN PEMANFAATANNYA

DOSEN PEMBIMBING
Rika Kartika S.pd., M.pd

DISUSUN OLEH :
Hani’Atur Rosyidah
71200711012

PROGRAM STUDI
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan makalah yang berjudul “Budidaya Singkong (Manihot utilissima) Dan
Pemanfaatannya” dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas B.Indonesia, Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Islam Sumatera Utara.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
Rika Kartika S.pd., M.pd Selaku dosen pembimbing mata kuliah Bahasa
Indonesia yang telah mengajarkan materi ini dengan baik begitu juga yang telah
membantu penulis dalam melaksanakan kuliah yang hasilnya kemudian
dituangkan dalam makalah ini.
Penulis sadar, penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik
dari segi teknik maupun materi. Oleh sebab itu, penulis sangat mengaharapkan
kritik dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Akhir
kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................2
1.4 Manfaat..........................................................................................3

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN


2.1 Deskripsi Singkong.......................................................................4
2. Kelebihan Tanaman Singkong.......................................................4
2.3 Cara Budidaya Tanaman Singkong............................................4
2.3.1Persiapan Penanaman....................................................5
2.4 Teknik Penanaman.......................................................................6
2.5 Pemeliharaan Tanaman................................................................6
2.5.1 Penyulaman.....................................................................6
2.5.2 Pembubunan...................................................................6
2.5.3 Pemupukan.....................................................................7
2.5.4 Pengairan dan Penyiraman...........................................8
2.5.5. Waktu Penyemprotan...................................................8
2.6 Jenis-jenis Tanaman Singkong....................................................8
2.7 Manfaat Tanaman Singkong........................................................8
2.7.1 Manfaat Daun Singkong................................................8
2.8 Manfaat Kulit Singkong Di Kehidupan Sehari-hari..................9
2.9 Sebagai olahan makanan............................................................10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Singkong adalah tanaman rakyat yang telah dikenal di seluruh pelosok


Indonesia. Saat ini produksi singkong di Indonesia telah mencapai kurang lebih 20
juta ton per tahun (BPS, 2008). Singkong merupakan hasil pertanian yang
jumlahnya berlimpah dan perlu alternatif lain dalam pemanfaatannya untuk
menunjang program ketahanan pangan sesuai dengan PP Nomor 68 Tahun 2002
tentang Ketahanan Pangan yang mengatur ketersediaan pangan, cadangan pangan,
penganekaragaman pangan, pencegahan, dan penanggulangan masalah pangan.

Pengolahan singkong secara terpadu merupakan upaya memanfaatkan


seluruh bagian dari singkong tanpa ada yang terbuang termasuk kulitnya.
Rukaman (1997) menyatakan bahwa komponen kimia dan gizi dalam 100 g kulit
singkong adalah sebagai berikut : protein 8,11 g; serat kasar 15,20 g; pektin 0,22
g; lemak 1,29 g; kalsium 0,63 g sedangkan komponen kimia dan gizi daging
singkong dalam 100 g adalah protein 1 g; kalori 154 g; karbohidrat 36,8 g; lemak
0,1 g (mahmud, dkk, 2009) sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar protein
singkong lebih rendah dibanding kulit singkong. Penelitian Turyoni (2005),
menyatakan bahwa kandungan karbohidrat kulit singkong segar blender adalah
4,55%, sehingga memungkinkan digunakan sebagai sumber energi bagi
mikroorganisme dalam proses fermentasi. Selain itu kulit singkong juga
mengandung tannin, enzim peroksida, glikosa, kalsium oksalat, serat, dan HCN
(Arifin, 2005).

Tanaman singkong merupakan jenis umbi-umbian yang pertama kali


dikenal di Amerika Selatan.Tanaman singkong termasuk jenis tanaman perdu.
Tanaman singkong ini bisa dipanen setelah 6 -7 bulan dari masa penanaman.
Tanaman singkong ini bisa tumbuh di tempat manapun, kecuali ditempat yang
becek dan terendam air. Singkong merupakan tanaman yang memiliki daya
adaptasi yang tinggi terhadap berbagai kondisi tanah serta tidak memerlukan
perawatan khusus. Tanaman dengan kadar karbohidrat tinggi seperti halnya umbi-
umbian pada umumnya tahan terhadap suhu tinggi.

Umbi singkong (ketela pohon/cassava) sudah sejak lama dikenal


masyarakat Indonesia sebagai salah satu bahan makanan yang cukup penting
sebagai sumber asupan karbohidrat. Umbi-umbian banyak tumbuh di Indonesia.
Produksi umbi-umbian di Indonesia cukup tinggi, begitu pula dengan
bertambahnya jumlah penduduk. Kebutuhan masyarakat akan umbi-umbian
sebagai sumber energi pun terus meningkat.

Singkong sangat bermanfaat bagi masyarakat, umumnya singkong


dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat di pedesaaan. Selain memiliki rasa yang enak, Singkong juga bergizi
tinggi. Kandungan vitamin B1, B2, C dan asam nitikonat. Presentasi tersebut
menunjukkan kandungan karbohidrat singkong setara dengan Karbohidrat yang
terkandung di dalam beras ketika beras tersebut di masak. Singkong ini juga
dipercaya mempunyai khasiat obat untuk penyakit Rabun Senja, Rematik, Asam
Urat, Pegel Linu . Di samping itu, singkong juga Universitas Sumatera Utara
dipercaya mampu sebagai anti oksidan, antikanker, antitumor dan menambah
nafsu makan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa kelebihan singkong dibandingkan jenis umbi-umbian lain?


2. Bagaimana cara budidaya tanaman singkong yang baik dan benar?
3. Apa saja jenis-jenis tanaman singkong?
4. Apa saja manfaat dari tanaman singkong?

1.3 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja kelebihan
yang dimiliki tanaman singkong, jenis-jenis tanaman singkong yang ada di
Indonesia, manfaat yang ada di dalam tanaman singkong, cara membudidayakan
tanaman singkong, serta untuk mengetahui prosentase konsumsi dan produksi
tanaman singkong di Indonesia.

1.1 Manfaat
 Menambah bahan informasi bagi masyarakat mengenai berbagai manfaat
dari tanaman singkong.
 Menambah pengetahuan pembudidayaan singkong.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Singkong


Tanaman singkong ini mula kali dikenal di Amerika Selatan.Tanaman
singkong termasuk jenis tanaman perdu. Tanaman singkong ini bisa dipanen
setelah 6 -7 bulan dari masa penanaman. Tanaman singkong ini bisa tumbuh
dimanapun tempat, kecuali ditempat yang becek dan terendam air. Singkong
merupakan tanaman yang memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai
kondisi tanah serta tidak memerlukan perawatan khusus.
Ciri-ciri :
Daun : Daun berbentuk seperti jari, memiliki lembaran-lembaran yang menjuntai
mirip jari manusia, dengan lebar 2-4 cm dan panjang 7 – 12 cm.
Umbi : Memiliki garis tengah 2-3 cm, dengan panjang 50 – 80 cm. Berwarna
kekuning-kuningan ataupun juga ada yang berwarna putih.

2.2 Kelebihan Tanaman Singkong


Perlu diketahui bahwa meskipun singkong diperkirakan berasal dari
Brazilia, namun tanaman ini dapat tumbuh dan populer di Indonesia karena
tanaman ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman
lainnya, kelebihan itu karena :
- Singkong dapat tumbuh pada lahan kering dan kurang subur.
- Daya tahan terhadap penyakit umumnya relatif tinggi.
- Masa panennya tidak diburu waktu, sehingga dapat diolah menjadi beragam
makanan utama maupun makanan ringan.
- Selain itu singkong adalah penghasil kalori yang efisien.
Artinya tanaman singkong mempunyai kemampuan dalam menghasilkan kalori
yang produktif dan efisien di daerah tropis.

2.3 Cara Budidaya Tanaman Singkong

2.3.1 Persiapan Penanaman


a. Persiapan, kegiatan yang perlu dilakukan sebelum pengolahan lahan adalah :
 Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, pH
meter dan atau cairan pH tester.
 Penganalisaan jenis tanah pada contoh atau sempel tanah yang akan
ditanami untuk mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan bahan
organik.
 Penetapan jadwal / waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini
perlu diperhitungkan dengan asumsi waktu tanam bersamaan dengan
tanaman lainnya (tumpang sari), sehingga sekaligus dapat memproduksi
beberapa variasi tanaman sejenis.
 Luas areal penanaman disesuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap
petani ketela pohon. Pengaturan volume produksi penting juga
diperhitungkan karena berkaitan erat dengan perkiraan harga saat panen
dan pasar.
b. Pembukaan dan Pembersihan Lahan
Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala
macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar tanaman sebelumnya.
Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang
dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin
ada.
c. Pembentukan Bedengan (Guludan)
Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian.
Bedengan atau pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai
dengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan bedengan ditujukan untuk
memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti permbersihan tanaman liar
maupun sehatnya pertumbuhan tanaman.
d. Pengapuran (Bila diperlukan)
Untuk menaikan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat
asam / tanah gambut, perlu dilakukan pengapuran. Jenis kapur yang digunakan
adalah kapur kalsit/kaptan (CaCO3). Dosis yang biasa digunakan adalah 1 – 2,5
ton / hektar. Pengapuran diberikan pada waktu pembajakan atau pada saat
pembentukan bedengan kasar bersamaan dengan pemberian pupuk kandang.
2.4 Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanam Pola tanaman harus memperhatikan musim dan
curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal
musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak tanam yang digunakan pada pola
monokultur adalah 80 x 120 cm.
Cara Penanaman Sebelum bibit ditanam disarankan agar bibit direndam
terlebih dahulu dengan pupuk hayati MiG-6 Plus yang telah dicampur dengan air
selama 3-4 jam. Setelah itu baru dilakukan penanaman dilahan hal ini sangat
bagus untuk pertumbuhan dari bibit.
Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek ketela
pohon, kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian
stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam
dangkal saja.
2.5 Pemeliharaan Tanaman
2.5.1 Penyulaman
Untuk bibit yang mati/abnormal segera dilakukan penyulaman, yakni
dengan cara mencabut dan diganti dengan bibit yang baru/cadangan. Penyulaman
dilakukan pada pagi hari atau sore hari, saat cuaca tidak terlalu panas. Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membuang semua jenis gulma yang hidup disekitar
tanaman. Dalam satu musim penanaman minimal dilakukan 2 kali penyiangan.
Periode kritis atau periode tanaman harus bebas gangguan gulma adalah antara 5-
10 minggu setelah tanam. Bila pengendalian gulma tidak dilakukan selama
periode kritis tersebut, produktivitas dapat turun sampai 75% dibandingkan
kondisi bebas gulma.

2.5.2 Pembubunan
Cara pembubunan dilakukan dengan menggemburkan tanah disekitar
tanaman dan setelah dibuat seperti gundukan. Waktu pembubunan bersamaan
dengan waktu penyiangan, hal ini dapat menghemat biaya. Apabila tanah sekitar
tanaman ketela pohon terkikis karena hujan atau terkena air siraman sehingga
perlu dilakukan pembubunan /ditutup dengan tanah agar akan tidak kelihatan.
Perempelan / Pemangkasan Pada tanaman ketela pohon perlu dilakukan
pemangkasan/pembuangan tunas karena minimal setiap pohon harus mempunyai
cabang 2 atau 3, hal ini agar batang pohon tersebut bisa digunakan sebagai bibit
lagi dimusim tanam mendatang.

2.5.3 Pemupukan
Pemupukan Secara Konvensional / Kebiasaan Petani Pemupukan
dilakukan dengan system pemupukan berimbang antara N, P, K dengan dosis
Urea : 135 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan KCL : 135 kg. pupuk tersebut diberikan
pada saat tanam dengan dosis N:P:K = 1/3 : 1: 1/3 atau Urea : 50 kg, TSP/SP36 :
75 kg dan KCL : 50 kg (sebagai pupuk dasar) dan pada saat tanaman berumur 2-3
bulan yaitu sisanya dengan dosis N:P:K = 2/3:0:2/3 atau Urea : 85 kg dan KCL :
85 kg. Pemupukan dengan Sistem Teknologi MiG-6 Plus Sistem pemupukan
menggunakan teknologi MiG-6 Plus , dapat mengurangi kebutuhan pupuk
kimia/anorganik sampai dengan 50%, adapun cara pemupukannya adalah sebagai
berikut :
 Disarankan saat pengolahan lahan diberikan pupuk kandang pada setiap
lubang yang akan ditanami bibit.
 Kebutuhan 5ton/ha. 3 hari sebelum tanam diberikan 2 liter MiG-6 Plus per
hektar dengan campuran setiap 1 liter MiG-6 Plus dicampur/dilarutkan
dengan air max 200 liter atau 1 tutup botol (10 ml) dicampur/dilarutkan
dengan air sebanyak 2 liter (jumlah air tidak harus 200 liter boleh kurang
asal cukup untuk 1 hektar) disemprotkan pada lahan secara merata
disarankan disemprotkan pada pupuk kandang/kompos agar fungsi dari
pupuk kandang/kompos lebih maksimal.
 Setelah 3 hari bibit / stek siap ditanam. 5 hari setelah tanam berikan
campuran pupuk NPK dengan dosis Urea : 50 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan
KCL : 50 kg pada lahan 1 hektar, 1 pohon diberikan campuran sebanyak
± 22,5 gram dengan cara ditugalkan pada jarak 15 cm dari tanaman
dengan kedalaman 10cm. Pemberian MiG-6 Plus selanjutnya pada saat
tanaman singkong berumur 2 bulan :2 liter, umur 4 bulan : 2 liter, umur 6
bulan : 2 liter dan 8 bulan : 2 liter. Pemberian pupuk anorganik selanjutnya
pada umur tanaman 60-90 hari berupa campuran pupuk N:P:K dengan
dosis Urea : 85 kg, dan KCL : 85 kg. Asumsi bila 1 hektar lahan ditanam
7.500 pohon berarti 1 pohon diberikan sebanyak ± 22,5 gram dengan
cara ditugalkan pada jarak 15 cm dari tanaman dengan kedalaman 10cm.

2.5.4 Pengairan dan Penyiraman


Kondisi lahan ketela pohon dari awal tanam sampai umur ± 4-5 bulan
hendaknya selalu dalam keadaan lembab tapi tidak terlalu becek. Pada tanah yang
kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan dari sumber air yang terdekat.
Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung
akan tetapi cara ini dapat merusak tanah. System yang baik digunakan adalah
system genangan sehingga air dapat sampai kedaerah perakaran secara resapan.
Pengairan dengan system genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk
seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan.

2.5.5 Waktu penyemprotan


Jenis dan dosis pestisida disesuaikan dengan jenis penyakitnya.
Penyemprotan pestisida paling baik dilakukan pada pagi hari setelah embun
hilang atau pada sore hari. Dosis pestisida disesuaikan dengan serangan
hama/penyakit, baca dengan baik penggunaan dosis pada label merk obat yang
digunakan. Apabila hama dan penyakit menyerang dengan ganas maka dosis
pestisida harus lebih akan tetapi penggunaannya harus hati-hati karena serangga
yang menguntungkan dapat ikut mati.

2.6 Jenis-jenis Tanaman Singkong


Tumbuhan singkong berdasarkan deskripsi varietas singkong, maka
penggolongan jenisnya dapat dibedakan menjadi dua macam :
a. Jenis singkong manis
Yaitu jenis singkong yang dapat dikonsumsi langsung.
b. Jenis singkong pahit
Yaitu jenis singkong untuk diolah atau prossesing.

2.7 Manfaat Tanaman Singkong


2.7.1 Manfaat Daun Singkong
Berikut ini merupakan manfaat daun singkong :
Manfaat :
1. Mengobati sakit kepala
Anda dapat memanfaatkan daun singkong untuk mengobati sakit kepala.
Caranya yaitu coba sekali kali kompres dengan daun singkong. Ambilah
beberapa lembar daun. Lalu tumbuklah sampai halus. Setelah itu kompreskan
pada bagian yang dirasa sakit.
2. Mengatasi rematik
Daun singkong dapat digunakan untuk mengatasi rematik. Hal ini bisa
dilakukan dengan pemakaian dalam dan pemakaian luar.
a. Pemakaian luar caranya yaitu :
Sediakan 5 lembar daun singkong, 15 gram jahe merah, dan kapur sirih
secukupnya, dihaluskan dan ditambahkan air secukupnya. Setelah diaduk,
ramuan dioleskan pada bagian tubuh yang sakit.
b. Pemakaian dalam caranya yaitu :
Sediakan 100 gram batang singkong, satu batang sereh dan 15 gram jahe
direbus dengan 1.000 cc air hingga tersisa 400 cc. Kemudian disaring dan
diminum airnya sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari.
3. Untuk mengobati diare
Daun singkong ternyata juga mampu mengobati diare. Caranya yaitu
rebuslah daun singkong di air kira kira 900 cc, lalu biarkan sampai tinggal
separonya atau 450 cc. Kemudian saring daun tersebut hingga menjadi
separonya lagi. Kemudian minumlah 2 kali sehari yaitu pagi dan sore.
4. Mencerdaskan otak
Berbagai penelitian menyebutkan bahwa di dalam daun singkong ada
berbagai kandungan asam amino yang diperlukan tubuh baik untuk membantu
mengubah karbohidrat menjadi energi, membantu pemulihan kulit dan tulang,
meningkatkan daya ingat, kinerja otak dan metabolisme asam amino lain.
Dalam kaitan mencerdaskan otak ada beberapa asam amino yang terkandung
dalam daun singkong yaituasam glutamik, phenilalanin, tirosin dan triptophan.

2.8 Manfaat Kulit Singkong Di Kehidupan Sehari-hari


Siapa tak kenal singkong? Tanaman ‘rakyat’ ini bisa dikatakan sangat
digemari oleh masyarakat Indonesia. Bukan hanya umbinya yang memiliki rasa
yang khas, namun daun singkong pun bisa disulap menjadi sayuran yang sangat
nikmat.Sebagai penganan, umbi singkong diminati hampir di semua wilayah di
Tanah Air. Kita ketahui jika mengupas Singkong pastilah kulit singkong dibuang
ke tempat sampah dan tidak dimanfaatlan lagi. Ternyata Kulit Singkong yang
tidak kita pakai lagi setelah mengupasnya dibuang ke tempat sampah.
Padahal, kulit singkong ini memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi
yang dapat dikonsumsi pula oleh manusia. Presentase jumlah limbah kulit bagian
luar sebesar 0,5-2% dari berat total singkong segar dan limbah kulit bagian dalam
sebesar 8-15%.Sampah kulit singkong termasuk dalam kategori sampah organik
karena sampah ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami.
Pengolahan limbah kulit singkong dapat dimanfaatkan sebagai:
1. Kompos
Kulit singkong dapat diproses menjadi pupuk organik yang kemudian
disebut sebagi pupuk kompos.
Menurut penelitian (Ankabi, 2007) kompos kulit singkong bermanfaat
sebagai sumber nutrisi bagi tumbuhan dan berpotensi sebagai insektisida
tumbuhan.
2. Pakan Ternak
Kulit singkong sebagai pengganti rumput lapang. Karena kulit singkong
yang mengandung karbohidrat tinggi dapat dengan cepat menggemukkan
hewan ternak.
3. Bio energi
Kulit singkong bisa berpotensi untuk diproduksi menjadi bietanol yang
digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak. Teknologi pembuatan
bioetanol dari limbah kulit singkong melalui proses hidrolisa asam dan
enzimatis merupakan suatu alternatif dalam rangka mendukung program
pemerintah tentang penyediaan bahan bakar non migas yang terbarukan yaitu
BBN ( bahan bakar nabati) sebagai pengganti bensin.
2.9 Sebagai olahan makanan
Singkong dapat dibuat menjadi bahan makanan seperti keripik
singkong,kroket singkong,tiwul,dll. Disini kami akan membahas cara pembuatan
tiwul yang sederhana menjadi tiwul yang lezat. Umbi singkong (ketela
pohon/cassava) sudah sejak lama dikenal masyarakat Indonesia sebagai salah satu
bahan makanan yang cukup penting sebagai sumber asupan karbohidrat. Selama
ini masyarakat di pedesaan biasanya mengkonsumsi singkong dengan cara
dimasak langsung (direbus, dikukus dan digoreng) atau dikeringkan terlebih
dahulu di bawah terik matahari untuk dijadikan gaplek.
Sebelum dimasak, gaplek biasanya ditumbuk terlebih dahulu menjadi
tepung gaplek untuk selanjutnya dimasak dengan cara dikukus menjadi makanan
yang dikenal dengan sebutan tiwul.
Sebagian masyarakat di pedesaan ada juga yang memanfaatkan umbi
singkong sebagai bahan dasar pembuatan tape (di wilayah Jawa Barat dikenal
dengan istilah peuyeum sampeu) melalui proses fermentasi dengan menggunakan
ragi tape.
Produk makanan berbahan baku umbi singkong khususnya goreng
singkong dan tape sebetulnya sudah cukup memasyarakat sebagai makanan ringan
yang banyak dijajakan oleh para pedagang makanan gorengan.Berbeda dengan
gorengan umbi singkong yang relatif banyak dikenal anggota masyarakat,
makanan tiwul sampai saat ini masih belum begitu populer di masyarakat,
terutama di perkotaan mengingat proses pembuatannya yang relatif cukup
memakan waktu. Namun dari sisi pembentukan cadangan pangan, cara pembuatan
tiwul yang melalui tahapan pembuatan gaplek sebetulnya memiliki kelebihan
dibandingkan dengan konsumsi umbi singkong secara langsung.
Sebab, gaplek bisa tahan disimpan lebih lama ketimbang disimpan
dalam bentuk umbi singkong biasa.Gaplek singkong yang diolah secara
tradisional menjadi tiwul selama ini belum begitu dikenal sebagai sumber bahan
makanan pokok masyarakat. Selain karena proses pembuatannya yang cukup
memakan waktu, tiwul tradisional juga memiliki kandungan gizi yang relatif
rendah jika dibandingkan dengan jenis makanan lainnya. Namun demikian dari
sisi ketahanan pangan, pemberdayaan tiwul sebagai alternatif sumber makanan
tetap perlu diperhitungkan.
Lebih-lebih apabila sentuhan teknologi dapat mengatasi kendala
ketidakpraktisan dan lamanya waktu proses penyiapan makanan tiwul. Sentuhan
teknologi kembali diharapkan dapat mengatasi persoalan rendahnya kandungan
gizi dalam bahan makanan tiwul melalui proses fortifi kasi (pengayaan kandungan
nutrisi dengan berbagai zat gizi yang dibutuhkan tubuh manusia). Pemberdayaan
tiwul sebagai salah satu alternatif sumber makanan bagi masyarakat diyakini
dapat memperkuat ketahanan pangan nasional. Sebab, pemberdayaan tiwul
sebagai sumber alternatif makanan masyarakat dapat mensukseskan program
diversifi kasi pangan di dalam negeri.
Dengan demikian, pemberdayaan tiwul dapat turut mengurangi
ketergantungan masyarakat terhadap sejumlah bahan pangan utama seperti beras,
terigu, jagung, kedelai dll.Adalah PT Sinar Sukses Sentosa yang telah
memprakarsai pembuatan tiwul instan (titan) dalam skala komersial dari bahan
baku umbi singkong.
Perusahaan yang berlokasi di Gunungkidul, Yogyakarta ini telah
beroperasi sejak tahun 2002 dengan memanfaatkan hasil penelitian dan
pengkajian serta technical assistance dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Bogasari Flour Mills.Produk tiwul instan buatan PT Sinar Sukses Sentosa kini
sudah dipasarkan di kalangan masyarakat khususnya di wilayah Gunungkidul,
Yogyakarta dan di sejumlah daerah lainnya. Animo masyarakat terhadap produk
tiwul instan cukup tinggi terbukti dengan larisnya penjualan tiwul di wilayah-
wilayah pemasaran tersebut.
Hal itu menunjukkan penerimaan masyarakat terhadap produk tiwul instan
itu cukup tinggi.Kini PT Sinar Sukses Sentosa memasarkan produk tiwul instan
dalam kemasan ukuran 250 gram dan dalam kemasan ukuran 5 kg dengan
menggunakan merk Rr. Srikandi. Srikandi merupakan merk tiwul instan yang
didesain sangat mirip dengan tiwul tradisional, baik dalam hal bau, rasa dan
tekstur. Bedanya adalah produk tiwul instan ini telah diperkaya dengan zat-zat
gizi yang dibutuhkan tubuh manusia seperti Vitamin A, Zat Besi, Protein dan
Iodium. Perbedaan lainnya, tiwul instan Srikandi dibuat melalui proses pabrikasi
yang higienis melalui sistem kontrol yang ketat dan dengan menerapkan standard
mutu bahan yang ketat pula.
Tiwul instan Srikandi dibuat dari bahan utama berupa tepung singkong
yang diperkaya (difortifi kasi) melalui pencampuran bahan tepung jagung, vitamin
dan mineral serta air. Melalui proses pengeringan tanpa menggunakan bahan
pengawet, produk tiwul instan Srikandi bisa tahan disimpan sampai hampir satu
tahun. Produk tiwul instan Srikandi kini sudah memiliki sertifi kat halal dari MUI
dan telah lolos pengujian Badan POM Dengan sentuhan teknologi modern, tiwul
instan Srikandi dapat menjadi bahan makanan warisan budaya asli bangsa
Indonesia yang bergengsi dan kaya akan nilai gizi dan nutrisi. Cara memasaknya
pun cukup praktis dan mudah serta penyajiannya hanya membutuhkan waktu
sekitar 15 menit.Setiap bulannya PT Sinar Sukses Sentosa memproduksi tidak
kurang dari 8,6 ton atau 500 kg per hari tiwul instan Srikandi yang terbagi dalam
dua jenis produk, yaitu Srikandi rasa manis gula jawa dan Srikandi rasa tawar
yang dapat ditambah rasa asin atau manis sesuai dengan selera konsumen.
Selain itu, perusahaan juga memproduksi tepung singkong (cassava)
dengan rata-rata volume produksi 250 ton per bulan.Tepung singkong dimaksud
berbeda dengan tepung tapioka karena tepung singkong dibuat melalui proses
pengeringan bahan baku umbi singkong terlebih dahulu hingga kadar airnya
menyusut tianggal 10%. Umbi singkong yang telah kering tersebut kemudian
digiling hingga halus menjadi tepung singkong yang masih tetap mengandung
serat umbi. Sedangkan tepung tapioka dibuat dengan cara menggiling dan
memeras umbi singkong sehingga diperoleh sari pati umbi singkong yang
kemudian dikeringkan menjadi tepung pati singkong.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Umbi singkong (ketela pohon/cassava) sudah sejak lama dikenal masyarakat
Indonesia sebagai salah satu bahan makanan yang cukup penting sebagai sumber
asupan karbohidrat. Umbi-umbian banyak tumbuh di Indonesia. Produksi umbi-
umbian di Indonesia cukup tinggi, begitu pula dengan bertambahnya jumlah
penduduk. Kebutuhan masyarakat akan umbi-umbian sebagai sumber energi pun
terus meningkat.
Singkong sangat bermanfaat bagi masyarakat, umumnya singkong
dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat di pedesaaan. Saat ini berbagai manfaat singkong telah berhasil
ditemukan, antara lain manfaat singkong bagi kesehatan, Manfaat Singkong juga
dikenal sebagai umbi yang memiliki khasiat antioksidan, antikanker, antitumor,
dan dapat meningkatkan nafsu makan. Tak hanya itu, singkong juga mampu
menyembuhkan beragam penyakit.
3.2 Saran
Menurut saya, singkong memiliki banyak manfaat dan khasiat. Oleh
karena itu, sebaiknya masyarakat dapat mengolah singkong menjadi bahan olahan
yang banyak diminati.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. 15 Khasiat Singkong Untuk Kesehatan.


https://www.khasiatsehat.com/khasiatdan-manfaat-singkong/. Diakses
tanggal 14 Maret 2018.

Esterlita, A. 2012. Peranan Singkong. Fakultas Pertanian Agribisnis. Universitas


Brawijaya. Malang. Makalah Singkong.

Rocker, I. 2014. Singkong. SMA 2 N Ngabang. Kalimantan Barat. Makalah


Singkong.

Anda mungkin juga menyukai