Anda di halaman 1dari 10

DASAR KOMUNIKASI J.

1-7
“Tanaman Pangan ; Ganyong”

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Sugiyanto, M.S.

Disusun Oleh:

Syifa Auliadewina Syafaat


225040100111102
Agribisnis – J

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya, sehingga paper yang berjudul “Tanaman Pangan: Ganyong” ini
dapat diselesaikan dengan lancar dan tepat waktu. Shalawat serta salam juga
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga kita bisa
meraih syafaatnya di hari kemudian kelak.
Paper ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Komunikasi.
Selain itu, paper ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan
mempermudah pembaca dan penulis memahami mengenai Tanaman Pangan:
Ubi Jalar Ungu .
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Sugiyanto,
M.S. selaku dosen mata kuliah Dasar Komunikasi yang telah membimbing dan
memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas ini. Ucapan
terima kasih ini juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dan
berkontribusi baik untuk menyelesaikan paper ini.
Penulis berharap paper ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan juga wawasan bagi para pembaca. Penulis juga menyadari bahwa
penulisan paper ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca demi perbaikan paper yang lebih baik di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Malang, 7 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 1
1.3 Tujuan...................................................................................................................... 1
BAB II ISI........................................................................................................................... 2
2.1 Deskripsi dan Asal-Usul Ganyong ...................................................................... 2
2.2 Manfaat Ganyong .................................................................................................. 2
2.3 Ganyong Ditinjau dari Berbagai Aspek .............................................................. 4
2.4 Nilai Tambah Pada Ganyong ............................................................................... 4
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 6
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 6
3.2 Saran ....................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi keberlangsungan
hidup manusia. Kebutuhan terhadap pangan akan terus meningkat seiring
dengan bertambahnya jumlah penduduk. Dengan semakin bertambahnya
jumlah penduduk, maka diperlukan peningkatan ketersediaan pangan
berkelanjutan yang mampu mencukupi kebutuhan konsumsi penduduk di masa
yang akan datang. Namun persentase tingkat pertumbuhan produksi pangan
yang berbasis karbohidrat sangat kecil, fluktuatif dan cenderung menurun. Jika
laju pertumbuhan penduduk tidak diturunkan sementara laju produksi pangan
sangat lamban, maka dalam beberapa tahun yang akan datang Indonesia
berpotensi mengalami rawan pangan, (Anonim, 2014). Salah satu penyebab
kerawanan pangan adalah ketergantungan masyarakat pada salah satu pangan
pokok saja, yaitu beras. Sekitar 95% penduduk Indonesia menggantungkan
dirinya kepada beras sebagai makanan pokok (Nurmala, 2007).
Sulawesi Barat memiliki potensi umbi-umbian sebagai sumber
karbohidrat yang dapat dijadikan sebagai pengganti beras, salah satunya adalah
tanaman ganyong yang sudah lama dilupakan oleh masyarakat. Saat melakukan
ekspolarasi Pengelolaan Sumber Daya Genetik (SDG) tanaman ganyong masih
banyak ditemukan dihalaman-halaman rumah penduduk namun hanya
dijadikan sebagai tanaman hias ataupun dikebun sebagai tumbuhan liar.
Ganyong merupakan tanaman umbi-umbian yang berpotensi untuk
menggantikan peran beras dan tepung terigu dalam pemenuhan kebutuhan
bahan pangan pokok. Namun sampai saat ini, potensi tanaman ganyong belum
dikembangkan dengan baik serta belum diusahakan secara serius dan intensif,
karena kurang populer dibandingkan dengan tanaman berumbi lainnya. Selain
itu kebanyakan petani menganggap ganyong kurang memiliki nilai ekonomis
sehingga sedikit petani yang mau membudidayakannya. (Rukmana, 2000).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana deskripsi dan asal usul dari ganyong?Apa saja manfaat ganyong?
2. Bagaimana ganyong ditinjau dari berbagai aspek?
3. Bagaimana nilai tambah pada ganyong?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui deskripsi dan asal usul dari ganyong,
2. Mengetahui manfaat yang diperoleh dari ganyong,
3. Mengetahui tinjauan ganyong dalam berbagai aspek, dan
4. Mengetahui nilai tambah pada ganyong.

1
BAB II
ISI
2.1 Deskripsi dan Asal Usul Ganyong
Ganyong (Canna edulis Kerr) merupakan tanaman herbal yang berasal
dari Amerika Selatan. Di Sulawesi Barat “Mamuju dan Mamasa” diberi nama
Bombang. Tanaman ini bisa ditanam di lahan darat yang kurang air, baik di
dataran rendah maupun tinggi. Ganyong (C. edulis) merupakan tanaman yang
efisien dalam penggunaan nitrogen, toleran terhadap kekeringan dan
produktivitas yang tinggi (Herman et al,1998). Seperti halnya ubijalar, ganyong
menyimpan cadangan makanannya dalam bentuk pati pada akar yang dapat
dikonsumsi namun memiliki kendala karena banyak mengandung serat dan
mudah berwarna coklat. Sebelum dikonsumsi, ubi ganyong harus direbus
beberapa jam, sehingga jarang dikonsumsi masyarakat. ganyong berpotensi
sebagai sumber karbohidrat dengan total karbohidrat mencapai 93,79 % berat
kering. Umbi ganyong umumnya digunakan untuk produksi pati. Bagian
umbi yang dapat dikonsumsi sebesar 68,54 % dari total berat umbi (Perez
dkk., 1997). Umbi mudanya di Amerika Selatan dimakan sebagai sayuran, dan
kadang-kadang digunakan sebagai pencuci mulut. Sisa umbinya yang
tertinggal setelah diambil patinya dapat digunakan sebagai kompos. Sementara
pucuk dan tangkai daun muda dipakai untuk pakan ternak. Selain itu, bunga
daunnya cukup indah, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Kita
mengenal ganyong dengan banyak nama daerah di Indonesia, yaitu buah tasbih,
ubi pikul, ganyal, ganyol, sinetra, larut, dan lain-lain.
Ganyong adalah tanaman umbi-umbian yang termasuk dalam tanaman
dwi tahunan (2 musim) atau sampai beberapa tahun, hanya saja dari satu tahun
ke tahun berikutnya mengalami masa istirahat, daun-daunnya mengering lalu
tanamannya hilang sama sekali dari permukaan tanah. Pada musim hujan tunas
akan keluar dari mata-mata umbi atau rhizomanya. Ganyong sering
dimasukkan pada tanaman umbi-umbian, karena orang bertanam ganyong
biasanya untuk diambil umbinya yang kaya akan karbohidrat, yang disebut
umbi disini sebenarnya adalah rhizoma yang merupakan batang yang tinggal
didalam tanah.
Ganyong dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah. Hanya di jenis tanah
liat berat sajalah ganyong akan tumbuh kurang baik, karena sistem drainase
pada tanah jenis ini biasanya jelek. Bila terpaksa harus ditanam pada jenis tanah
ini, maka drainasenya harus dibuat memadai. Drainase yang memadai dapat di
tempuh dengan cara membuat saluran-saluran air atau ditanam dengan sistem
guludan. Apabila ingin mendapatkan hasil yang optimal, maka sebaiknya
ganyong ditanam pada tanah-tanah lempung berpasir yang kaya humus

2
2.2 Manfaat Ganyong
Ganyong merupakan tanaman yang berpotensi mengandung karbohidrat
dalam bentuk gula kompleks seperti serat dan kemungkinan juga zatzat
metabolik sekunder yang diperlukan untuk kesehatan seperti alkaloid,
flavonoid, steroid dan fenolik. Serat ganyong lebih banyak dijumpai pada daun
dibandingkan umbi. Asupan serat berfungsi untuk mencegah penyakit jantung
koroner, kanker usus besar, divertikular diabetes dan obesitas. Serat akan
mengikat asam empedu hasil metabolisme kolesterol untuk selanjutnya
dikeluarkan melalui feses. Dengan demikian penumpukan kolesterol yang
dapat mengakibatkan arterosklerosis tidak terjadi.
Kondisi arterosklerosis dapat memicu penyakit jantung koroner. Hasil
metabolisme makanan yang dikonsumsi dapat berupa zat asing (zat
karsinogenik). Zat tersebut dapat mempengaruhi ekosistem colon diantaranya
menyebabkan peningkatan aktifitas mikroba dan selanjutnya memicu
timbulnya kanker. Adanya serat yang cukup pada colon dapat menurunkan
aktifitas mikroba, sehingga menurunkan resiko kanker colon. Serat juga
mempengaruhi tekstur feses sehingga menurunkan tekanan kontraksi otot yang
rendah ( < 10 mg Hg) pada waktu buang air besar. Kontraksi otot yang tinggi
setiap hari > 90 mg Hg dapat menyebabkan penonjolan usus berbentuk bisul
yang diikuti dengan peradangan. Serat juga dapat mengurangi kegemukan
karena dengan adanya serat dapat mengurangi penyerapan karbohirat, lemak
dan protein [3] [4] [5]. Di samping itu serat juga dapat menyebabkan rasa
kenyang dalam jangka waktu yang lama, dengan demikian dapat mengurangi
resiko diabetes mellitus [10]. Asupan karbohidrat yang mengandung gula
kompleks seperti dari umbiumbian dan sayuran dapat memperlambat
biosintesis lemak. Selain serat kandungan metabolik sekunder juga mempunyai
peranan dalam kesehatan.
Hasil penelitian kandungan metabolik sekunder menunjukkan bahwa daun
ganyong putih dan merah baik yang muda maupun yang tua tidak mengandung
alkaloid, tetapi positif mengandung steroid, flavonoid dan fenolik. Adanya
kandungan alkaloid dapat menyebabkan tanaman terasa pahit. Berdasarkan
fakta bahwa tidak ditemukan adanya kandungan alkaloid maka daun Ganyong
berpotensi untuk dijadikan alternatif sayur yang dapat dimakan sehari-hari.
Kandungan fitokimia berupa alkaloid, steroid, flavonoid dan fenolik ditemukan
pada umbi Ganyong merah dan putih. Fenolik merupakan antioksidan [12]
yang dapat mencegah penyakit cancer, cardiovascular, arterosclerosis,
hipertensi, diabetes dan penyakit neurogeneratif [13], demikian juga halnya
dengan flavonoid menurut [7]. Alkaloid memiliki efek sebagai antidiabetic,
anticarcinogenik, antibacterial [14]. Steroid berfungsi merupakan bioregulator
dalam kehidupan organisme [15]

3
2.3 Ganyong Ditinjau dari Berbagai Aspek
a. Aspek Ekonomi
Ganyong merupakan salah satu jenis umbi‐umbian yang memiliki
banyak kandungan gizi, sehingga cocok sekali sebagai salah satu sumber
diversivikasi pangan. Tanaman ganyong kini tidak lagi hanya ditanam
sebagai selingan di tanah pekarangan supaya menghilangkan rumput liar,
tapi kini telah bermanfaat bagi sumber tambahan pendapatan petani.
Tidak hanya dikonsumsi begitu saja akan tetapi telah dilakukan
pengolahan lebih lanjut. Ganyong dapat diolah menjadi tepung, mie,
kerupuk, roti, keripik dan lain – lain. Produk hasil olahan tepung
ganyong rasanya tidak berbeda dengan yang menggunakan tepung terigu.
Ganyong juga dimanfaatkan sebagai salah satu sumber bahan bakar
nabati. Yakni bioetanol. Bioetanol biasa digunakan sebagai bahan bakar
pengganti bensin. Untuk produksi bioetanol diperlukan bahan baku yang
memiliki kadar pati. Ganyong memiliki kandungan kadar pati yang tinggi
berkisar 39,36‐52,25% dan berdasarkan hasil rendemen ganyong lebih
prospektif dikembangkan untuk produk pati (Richana,2004). Sedangkan
Putri dan Sukandar (2008) menyebutkan pati ganyong memiliki kadar
karbohidrat 80% dan kadar air 18%, kadar pati yang tinggi menunjukkan
bahwa pati ganyong dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan sirup
glukosa, selain bioetanol. Tim peneliti Universitas Gadjah Mada yang
melakukan penelitian pembuatan bahan bakar alternatif bioetanol dari
ganyong menunjukkan bahwa bioetanol dari ganyong dengan konsentrasi
75 persen sudah bisa digunakan sebagai bahan pengganti minyak tanah
(Kompas, 2008). Hal ini ini menunjukkan bahwa potensi ganyong sabagai
salah satu sumber bahan bakar nabati cukup besar.
b. Aspek Sosial dan Budaya
Nilai budaya yang terdapat pada tanaman ganyong yaitu ganyong
berasal dari Amerika Selatan tetapi sudah masuk ke Indonesia dibawa oleh
bangsa Portugis, terutama di daerah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Bali pada
1905. MasyarakatIndonesia mulai belajar bagaimaan cara membudidayakan
tanaman tersebut. Maka dari itu, budi daya tanaman ganyong mulai
menyebar di daerah-daerah di Indonesia. Cara membudidayakan tanaman
ganyong diturunkan ke generasi selanjutnya agar komoditas ini tetap
berkembang di Indonesia dan untuk memenuhi kebutuhan pasar masyarakat
Indonesia sebagai contoh dari aspek sosial.
c. Aspek Klimatologi
Ganyong tumbuh liar di tegalan sebagai tanaman sela. Ganyong
toleran di tanah yang lembab dan naungan serta dapat tumbuh di dataran
rendah hingga dataran tinggi pada ketinggian 2.500 m dpl.

2.4 Nilai Tambah pada Ubi Jalar Ungu


Tanaman Ganyong selain dikonsumsi secara langsung dengan hanya
diolahdengan teknik olahan sederhana oleh masyarakat, dapat diolah menjadi
4
sesuatu sehingga dapat meningkatkan nilai tambah tanaman tersebut. Dalam
meningkatkan nilai tambah ini, dapat dilakukan dengan menginovasi berbagai
olahan berbahan tanaman umbi ganyong, meningkatkan kualitas dan kuantitas,
dan masih banyak lagi. Bentuk olahan yang menarik, rasa yang sesuai dengan
konsumen, dan kemasan yang menarik memiliki daya tarik tersendiri pada
konsumen.
Dewasa ini, sudah banyak inovasi dalam mengolah Tanaman Ganyong
seperti Tepung Ganyong, pati ganyong, brownies Ganyong Kukus, Kolak
Puding Ganyon, Kolang Kaling, Puding Ganyong, Dawet Ganyong, ,Canana
Salju, biskuit ganyong, egg drop cookies, pasta ganyong, bihun. Banyaknya
olahan yang dapat dibuat dari tanaman Ganyong ini membuat nilai tanaman
ganyong menjadi bertambah dan para petani memutuskan untuk
membudidayakan tanaman ganyong.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ganyong merupakan tanaman yang memiliki peluang sebagai sumber
pangan alternative. Selain mudah dalam budaidayanya tanaman ini juga kaya
akan karbohidrat dan sumber nutrisi lain. Tanaman ini banyak ditanaman
masyarakat di sekitar rumah atau kebun, beberapadiantaranya digunakan sebagai
tanaman hias karena bunganya yang indah. Tanaman ini tidak membutuhkan
perawtan khusus sehingga biaya usaha taninya rendah. Dalam bidang ketahanan
pangan, ganyong merupakan sumber karbohidrat yang setara dengan beras,
ubijalar, jagung, singkong dan sagu. Ganyong dapat dimanfaatan sebagai pati
atau ganyong instan dan sohun sebagai makanan utama atau sebagai makanan
pendamping seperti kue, cendol dan sebagainya. Harga pati ganyong lebih tinggi
daripada pati singkong dan mudahnya pemasaran menjadikan ganyong sebagai
komoditas yang menguntungkan bagi petani.
3.2 Saran
Saran dari penulis adalah tanaman pangan yaitu tanaman ganyong
dapat diolah menjadi berbagai produk olahan yang lebih beraneka ragam.
Inovasi mengenai produk olahan tanaman pangan ini dapat ditingkatkan karena
memiliki manfaat yang begitu besar di dalam tubuh kita. Potensi yang dimiliki
sebagai komoditas tanaman pangan di Indonesia juga dapat dimanfaatkan
sebagai nilai ekonomisnya. Apabila ditinjau ulang tanaman pangan dapat
mendukung perekonomian masyarakat Indonesia maupun pemerintah.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ammatillah, C. S., & Hasibuan, A. M. (2019). Prospek Ekonomi Budidaya


Ganyong (Canna edulis KERR) Sebagai Sumber Pangan Dan Bahan
Bakar Nabati. Unit Penerbitan dan Publikasi.
Harmayani, E., Murdiati, A., & Griyaningsih, G. Karakterisasi pati ganyong
(Canna edulis) dan pemanfaatannya sebagai bahan pembuatan
cookies dan cendol. Agritech: Jurnal Fakultas Teknologi Pertanian
UGM, 31(4), 92259.
Hidayat, N., Nurika, I., & Purwaningsih, I. (2008). Potensi Ganyong Sebagai
Sumber Karbohidrat dalam Upaya Menunjang Ketahanan Pangan.
Jurnal Teknologi Indurtri Pertanian FTP-UB Malang.
Noriko, N., & Pambudi, A. (2015). Diversifikasi pangan sumber karbohidrat
canna edulis Kerr.(Ganyong). Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains
dan Teknologi, 2(4), 248-252.

Anda mungkin juga menyukai