Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TUMBUHAN RAMANIA ( GANDARIA)

Disusun Oleh :
RAMITA 21117006

Dosen pembimbing :
Samsuar M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ABULYUATAMA

ACEH BESAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Lampoh Keude, 03 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar belakang..............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Produk Olahan Daun Miana.........................................................................3

B. Efek Fungsional & Pharmaceutical..............................................................5

C. Taksonomi Buah Gandaria...........................................................................7

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

A. Kesimpulan................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Wilayah Indonesia memiliki potensi alam yang beragam dan sangat

bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Akan tetapi, hingga saat ini

banyak potensi alam di Indonesia yang belum sepenuhnya digali dan

dimanfaatkan secara maksimal. Menurut Herold (2007), Indonesia memiliki

kekayaan sumber daya hayati terbesar ketiga setelah Brazil dan Zaire. Meskipun

demikian, menurut catatan WHO baru sekitar 20.000 spesies tanaman yang sudah

digunakan sebagai bahan obat (Zuhud dan Relawan. 1994).

Sekarang ini dunia kedokteran dan kesehatan telah banyak membahas

tentang radikal bebas. Hal ini karena sebagian besar penyakit diawali dan

disebabkan oleh adanya reaksi radikal bebas yang berlebihan di dalam tubuh.

Oleh karena adanya pengaruh radikal bebas yang tidak baik bagi kesehatan tubuh,

maka tubuh memerlukan suatu komponen penting yang menangkal serangan

radikal bebas (Supari, 1996).

Tubuh tidak mempunyai sistem pertahanan antioksidatif yang berlebihan,

sehingga jika terjadi paparan radikal berlebih tubuh memerlukan suatu substansi

penting yakni antioksidan. Antioksidan adalah senyawa yang dapat mencegah

terjadinya proses oksidasi, proses oksidasi dapat melemahkan sistem kekebalan

tubuh. antioksidan dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas

dengan meredam dampak negatif senyawa tersebut. Antioksidan berfungsi

mengatasi atau menetralisir radikal bebas sehingga diharapkan dengan pemberian

antioksidan tersebut dapat mencegah terjadinya kerusakan tubuh dari timbulnya

penyakit degeneratif (Hernani dan Rahardjo, 2005) Sejak dulu pemanfaatan

1
tanaman sebagai bahan antioksian alami telah banyak digunakan. Namun hingga

sekarang belum semua tumbuhan telah diketahui memiliki potensi sebagai

antioksidan. Salah satu tanaman tersebut adalah tanaman Gandaria Bouea

macrophylla Griff

Gandaria Bouea macrophylla Griff merupakan salah satu tanaman buahan

khas Maluku, Penyebaran tanaman ini di maluku umumnya di pulau Ambon.

Tumbuhan ini masih sangat terbatas pemanfaatannya. Masyarakat kota Ambon

memamfaatkan kayu dari tumbuhan ini untuk membuat alat-alat pertanian,

daunnya yang muda digunakan sebagai lalap, sedangkan buahnya dapat langsung

dimakan, dibuat rujak, asinan, dan sari buah-buahan, serta digunakan sebagai

pengganti jeruk nipis atau asam. Buah Gandaria berwarna hijau saat masih muda,

berwarna kuning bila matang dan memiliki rasa asam-manis, keping bijinya

berukuran besar dan berwarna ungu (Rehatta, 2005). Buah gandaria Bouea

macrophylla Griff mengandung vitamin C yang tinggi (Taihuttu, 2012). Penelitian

sebelumnya oleh Landy dkk., (2013) menunjukkan pada jus buah gandaria

memiliki aktifitas antioksidan karena pada ekstrak tersebut terdapat komponen

fenol yang terdeteksi melalui uji fitokimia. Bedasarkan hal tersebut maka peneliti

melakukan pengujian untuk mengetahui apakah pada biji gandaria Bouea

macrophylla Griff tersebut juga memiliki aktifitas antioksidan.

Melihat kandungan bioaktif dari buah gandaria sebagai antioksidan maka

penulis membuat makalah ini sebagai prasayarat melulusi mata kuliah pangan

fungsional.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. TAKSONOMI BUAH GANDARIA
Klasifikasi ilmiah dari tanaman gandaria adalah sebagai berikut

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Sapindales

Famili: Anacardiaceae

Genus: Bouea

Spesies: B. macrophylla

Gandaria (Bouea macrophylla Griffith) atau nama lokal

lainnya jatake adalah tanaman yang berasal dari

kepulauan Indonesia danMalaysia. Tanaman ini tumbuh di daerah tropis, dan

banyak dibudidayakan di Sumatera dan Thailand.

Gandaria dimanfaatkan buah, daun, dan batangnya. Buah gandaria berwarna

hijau saat masih muda, dan sering dikonsumsi sebagairujak atau

campuran sambal gandaria. Buah gandaria yang matang berwarna kuning,

memiliki rasa kecut-manis dan dapat dimakan langsung. Daunnya digunakan

sebagai lalap. Batang gandaria dapat digunakan sebagai papan. Gandaria

adalah flora identitas Jawa Barat.

3
Buah gandaria menyerupai mangga bulat yang kecil. Pohonnya sedang,

namun tinggi. Tingginya dapat mencapai 25 m. Tajuknyarapat. Dahannya

berbentuk lebar memanjang, dengan ujung yang tumpul. Perbungaannya

malai, bunganya menyerupai bunga mangga yang berwarna kuning, dan muncul

di ketiak daun. Berbunga pada bulan September-Desember. Buahnya bulat  seperti

kelereng. Tipenya seperti buah batu, mengeluarkan cairan kental dan bau khas

seperti terpentin. Sewaktu masih muda, warnanya hijau, dan kalau sudah matang,

berwarna kuning oranye. Bijinya berwarna ungu Daunnya tunggal, berbentuk

bundar telur-lonjong sampai bentuk lanset atau jorong. Waktu muda berwarna

putih, kemudian berangsur ungu tua, lalu menjadi hijau tua. Buah ini berasal di

daerah-daerah Asia Tenggara, sekarang menyebar ke pulau-pulau di sebelah

timurnya dan juga sampai ke India. Di Indonesia, gandaria memiliki persebaran

yang sempit. Yakni di Pulau Sumatera, sebagian Jawa, Maluku, Kalimantan

Selatan, Sulawesi Selatan  dan Papua. Ia tumbuh di hutan-hutan, atau ditanam

di desa-desa sebagai tanaman buah. Ia tumbuh dengan baik dari ketinggian 5-

800 mdpl. Pembudidayaan tumbuhan ini sudah dilakukan di Sumatera.

Sementara itu, ia tumbuh baik di Ambon dengan pemukiman baik dataran

rendah ataupun dataran tinggi. Di hutan dataran rendah, dapat hidup di bawah

300 mdpl, tetapi dalam pembudidayaan telah berhasil ditanam pada ketinggian

sekitar 850 m dpl.

Gambar buah gandaria

4
B. EFEK FUNGSIONAL & PHARMACEUTICAL
Kandungan nutrisi buah gandaria

Tanaman gandaria (Bouea macrophylla Griff) merupakan tumbuhan asli

Indonesia yang juga terdapat di semenanjung Malaysia dan Thailand. Di

Indonesia tanaman ini banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan

Maluku (Alamendah, 2010). Buah gandaria mengandung air 86,6%; protein

0,04%; lemak 0,02%; karbohidrat 11,3%; serat 0,15%; abu 0,02%; kalsium

0,009%; fosfor 0,004%; besi 0,0003%; β-karoten 0,023%; tiamin 0,00011%;

riboflavin 0,00005%; niakin 0,0005%; dan vitamin C 0,1% (Subhadrabandhu,

2001). Tanaman gandaria masih sangat terbatas pemanfaatannya, yaitu hanya

sebagai sumber buah-buahan. Kayu dari tumbuhan Gandaria ini banyak

digunakan untuk membuat alat-alat pertanian, daunnya yang muda digunakan

sebagai lalap, buahnya dapat langsung dimakan, dibuat rujak, asinan, dan sari

buah-buahan, dipakai sebagai pengganti jeruk nipis atau asam (Fitrya, dkk, 2010).

Sedangkan biji buah gandaria sering dibuang dan tidak dimanfaatkan masyarakat.

Novalianti (2006) telah melakukan uji fitokimia pada kulit batang

tumbuhan gandaria dan hasilnya menunjukkan bahwa kulit batang tumbuhan

gandaria mengandung senyawa fenolat dan flavonoid, dimana senyawa fenolat

memiliki kandungan tertinggi. Berdasarkan uji fitokimia tersebut, Fitrya, dkk

(2010) melakukan isolasi senyawa fenolat dan diperoleh bahwa senyawa hasil

5
isolasi ini merupakan senyawa golongan fenolat yang tersubtitusi gugus alifatik

dan gugus karbonil.

Selama ini belum ada informasi tentang kandungan senyawa metabolit

sekunder yang terdapat di dalam biji buah gandaria sehingga tidak dimanfaatkan

oleh masyarakat. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian terkait isolasi dan

identifikasi senyawa metabolit sekunder khususnya senyawa alkaloid pada biji

buah gandaria sehingga dapat meningkatkan pemanfaatan dan nilai ekonimisnya.

Alkaloid adalah senyawa metabolit sekunder terbanyak yang memiliki

atom nitrogen, yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan dan hewan. Sebagian

besar senyawa alkaloid bersumber dari tumbuh-tumbuhan, terutama angiosperm.

Lebih dari 20% spesies angiosperm mengandung alkaloid (Wink, 2008). Alkaloid

dapat ditemukan pada berbagai bagian tanaman, seperti bunga, biji, daun, ranting,

akar dan kulit batang (Hartati, 2010).

Pelawi (2009) telah mengisoalsi senyawa alkaloid pada biji buah pala

(Myristica fragrans Houtt) dengan teknik maserasi dengan pelarut etanol dan

dimurnikan dengan kromatografi kolom dengan eluen kloroform : etil asetat

(70:30 v/v) mengandung kristal berwarna kuning sebanyak 73mg, titik lebur 80-

82 oC. Melinda, dkk, (2006) mengisolasi senyawa alkaloid dari biji alpukat

(Persea americana Mill.) dan diteliti sebelumnya bahwa biji alpukat memiliki

aktifitas antidiabetes.

Ekstrak alkaloid beberapa jenis tanaman maupun hewan juga dilaporkan

memiliki fungsi medis dalam bidang kesehatan. Taksol, alkaloid dari Taxus

brevifolia merupakan suatu bahan aktif yang mempunyai aktivitas antitumor

(Zhou, dkk, 2005). Alkaloid dari Hunteria umbellata dapat berfungsi sebagai zat

6
antipiretik (mengurangi demam) dan analgesik (penghilang rasa sakit) (Igbe, dkk,

2009). Sementara itu, campothechin, alkaloid dari Nothapodytes foetida dan

alkaloid dari Gelsemium sempervirens dapat berfungsi sebagai zat anti kanker

(Srivastava dkk., 2005; Bhattacharyya dan Mandal, 2008). Alkaloid isoquinolin

dari kulit Popowia perakensis dapat berfungsi sebagai zat anti malaria (Aziz dkk,

2009).

C. PRODUK OLAHAN DAUN MIANA


Buah gandaria merupakan buah yang serba guna, dari buah hingga daunnya

dapat dimanfaatkan. Buahnya dapat di konsumsi dalam bentuk segar, dapat

dipakai sebagai pengempuk daging, sebagai pembersih barang logam, sedangkan

daunnya dapat dijadikan benang, kain, jaring, dan tali, limbah buahnya dapat

dijadikan makanan, seperti nata de pina, juga dapat dijadikan pakan ternak dan

kompos. Demikian pula buahnya dapat di olah menjadi berbagai macam produk,

antara lain: selai/jam, manisan buah, saos, keripik, dodol, sirup, jelly dan buah

dalam sirup. Dengan mengolahnya menjadi berbagai macam produk olahan maka

akan meningkatkan daya simpan menjadi lebih lama dan jangkauan pemasarannya

lebih luas. Disamping itu juga dapat meningkatkan nilai tambah dan pendapatan

petani. Teknologi pengolahan yang diintroduksikan tidak harus rumit tetapi dapat

dipilih yang sederhana dan mudah diterapkan serta digunakan petani. Teknologi

diversifikasi pengolahan buah gandaria dalam hal ini pemanfaatan produk buah

buah gandaria segar maupun limbah buah gandaria untuk diolah menjadi berbagai

macam produk olahan pangan diantaranya keripik buah gandaria, dodol buah

gandaria, selai buah gandaria, jeli buah gandaria dan nata depina. Berikut ini

beberapa alternatif produk olahan buah gandaria beserta proses pembuatannya.

7
1. Selai Buah gandaria

Buah gandaria yang digunakan untuk pembuatan selai dipilih buah

gandaria yang masak optimal dan tidak luka atau busuk

 Buah gandaria yang sehat dan masak optimal dikupas kulitnya dan

dihilangkan matanya sampai bersih

 Buah gandaria kupasan kemudian dicuci dengan air hingga bersih

 Buah gandaria yang sudah bersih dihancurkan sampai bentuk bubur

dengan menggunakan blender atau alat pemarut kelapa 2

 Bubur buah gandaria dimasak sampai mendidih kemudian ditambah

gula pasir sebanyak 55 %, asam sitrat sebanyak 5 gram per satu liter

bubur buah gandaria.

 Dalam keadaan masih panas selai dimasukkan ke dalam botol

kemasan.

2. Dodol buah gandaria

 Buah gandaria yang digunakan untuk pembuatan dodol dipilih buah

gandaria yang masak optimal dan tidak rusak atau busuk

 Buah gandaria yang sehat dan masak optimal dikupas kulitnya dan

dihilangkan matanya sampai bersih.

 Buah gandaria kupasan kemudian dicuci dengan air hingga bersih

 Buah gandaria yang sudah bersih dihancurkan sampai berbenntuk

bubur dengan menggunakan blender atau alat pemarut kelapa.

 Bubur buah gandaria dicampur dengan tepung ketan 5 % (sebelum

dicampurkan tepung ketan dilarutkan dengan air), mentega 3 % dan

gula pasir sebanyak 50 %.

8
 Setelah bahan-bahan dicampur kemudian dimasak dengan

menggunakan wajan sampai agak kering atau kalis. Selama

pemasakan diaduk terus agar bahan tidak lengket diwajan atau gosong

 Dodol yang sudah masak dimasukkan ke dalam baki dan setelah

dingin dipotong-potong dengan ukuran menurut selera, kemudian

dikemas dengan menggunakan plastik dan kertas minyak.

3. Keripik buah gandaria

 Buah gandaria yang digunakan untuk pembuatan keripik dipilih buah

gandaria yang masak optimal dan tidak luka atau busuk.

 Buah gandaria yang sehat dan masak optimal dikupas kulitnya dan

dihilangkan matanya sampai bersih. − Buah gandaria kupasan dibelah

dan dipotong-potong dengan ketebalan kurang lebih 1 cm

 Buah gandaria potong direndam dalam air kapur dengan konsentrasi

1,5 % selama tiga jam.

 Setelah buah gandaria direndam air kapur kemudian dicuci dengan air

sampai bersih sehingga tidak ada kapur yang terikut.

 Buah gandaria yang sudah bersih dilakukan penggorengan dengan alat

penggoreng vacum sampai masak optimal.

4. Jelly Buah gandaria

 Buah gandaria dikupas kulitnya dan dihilangkan matanya kemudian dicuci

dan dipotong kecil agar mudah dilakukan penggilingan/ penghancuran. 3

 Daging buah gandaria dihancurkan dengan cara diparut atau diblender.

 Sari buah buah gandaria ditambah gula pasir + 50 % dan dimasak

sampai agak kental.

9
 Buah gandaria yang sudah dimasak, disaring dengan kain saring.

 Sari buah gandaria dimasak dan dicampur pektin + 1%.

 Angkat dan masukkan dalam kemasan botol. - Botol ditutup kemudian

duikukus selama 15 menit.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Buah gandaria merupakan buah yang serba guna, dari buah hingga
daunnya dapat dimanfaatkan. Buahnya dapat di konsumsi dalam bentuk segar,
dapat dipakai sebagai pengempuk daging, sebagai pembersih barang logam,
sedangkan daunnya dapat dijadikan benang, kain, jaring, dan tali, limbah buahnya
dapat dijadikan makanan, seperti nata de pina, juga dapat dijadikan pakan ternak
dan kompos. Demikian pula buahnya dapat di olah menjadi berbagai macam
produk, antara lain: selai/jam, manisan buah, saos, keripik, dodol, sirup, jelly dan
buah dalam sirup. Dengan mengolahnya menjadi berbagai macam produk olahan
maka akan meningkatkan daya simpan menjadi lebih lama dan jangkauan
pemasarannya lebih luas

11
DAFTAR PUSTAKA

Alamendah, 2010, Pohon Gandaria Flora Identitas Provinsi Jawa Barat,


diakses dari http://www.tnol.co.id/id/my-blog/4908-pohon-gandaria-flora-
identitas-provinsi-jawa-barat.html, pada tanggal 27 Oktober 2011.

Aziz, S.S.S.A., Mukhtar, M.R., Hadi, A.H.A., Abdullah, N.R., dan Awang, K.,
2009, Isoquinoline Alkaloids and Antimalarial Properties of Popowia
Perakensis Extract, Jurnal Sains dan Matematik, Vol.1 No.2 (2009),
Kuala Lumpur, 80-86.

Bhattacharyya, S.S., Mandal, S.K., 2008, In Vitro Studies Demonstrate Anti-


cancer Activity of an Alkaloid of a Plant (Gelsemiun sempervirens),
Experimental Biology and Medicine, West Bengal, 1591-601.

Fitrya., Lenny, A., dan Era, N., 2010, Isolasi Senyawa Fenolat dari Fraksi Etil
Asetat Kulit Batang Tumbuhan Gandaria, Jurnal Penelitian Sains, Vol.
13 Nomer 1(C), Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera
Selatan, 13103-10–13103-14.

Hartati, I., 2010, Isolasi Alkaloid Dari Tepung Gadung (Dioscorea Hispida
Dennst) Dengan Teknik Ekstraksi Berbantu Gelombang Mikro, Tesis,
Program Studi Magister Teknik Kimia, Universitas Diponegoro,
Semarang.

Igbe, I., Ozolua, R.I., Okpo, S.O., Osahon, O., 2009, Antipyretic and Analgesic
Effect of the Aqueous Extract of the Fruit Pulp of Hunteria umbellata K
Schum, Tropical Journal of Pharmaceutical Research, 8(4), Benin City,
331-336.

Melinda, U.D., Ruslan, K., Kusmardiyani, S., 2006, Isolasi Alkaloid dari Biji
Alpukat (Persea americana Mill.), diakses dari Sekolah Farmasi ITB
http://bahan-alam.fa.itb.ac.id, pada tanggal 3 Desember 2011.

Nassel, F.M., 2008, Isolasi Alkaloid Utama Dari Tumbuhan Lerchea interrupta
Korth, Jurnal Percikan, Vol. 91, Jambi, 57-66.

Novalianti, Arni, 2006, Isolasi Senyawa Fenolat Dari Fraksi Etil Asetat Biji
Buah dan Kulit Batang Gandaria Bouea macrophylla (Griff) , Kimia
FMIPA UNSRI, Sumatera Selatan.

12
Pelawai, J.F., 2009, Isolasi Senyawa Alkaloida Dari Biji Buah Pala (Myristica
Fragrans Houtt), Skripsi, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Putra, S.E., 2005, Bahan Alam, Ujung Tombak Riset Kimia di Indonesia,
diakses dari www.chem-is-try.org , pada tanggal 25 Oktober 2011.

Srivastava, S.K., Khan, M., Khanuja, S.P.S., 2005, Process for Isolation of
Anticancer Agent Camptothecin from Nothapodytes foetida, US Patent
No. 6893668, New Delhi.

Subhadrabandhu, S., 2001, Under-Utilized Tropical Fruits Of Thailand, Food


And Agriculture Organization of The United Nations Regional Office for
Asia and The Pacific, Bangkok, 6-8.

Wink, M., 2008, Ecological Roles of Alkaloids, dalam Wink, M., Modern
Alkaloids, Structure, Isolation Synthesis and Biology,Wiley, Jerman.

Zhou, D., Zhao, K., Ping, W., Jun, L., 2005, Study on Mutagensis of Protoplast
from Taxol-Producing Fungus Nodulisporium sylviforme, The Journal of
American Science, 1 (1), Heilongjiang, 55-62.

13

Anda mungkin juga menyukai