Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS FINANSIAL USAHA TANI TANAMAN

JAMBU MADU (Syzygium Samarangense)

DI
S
U
S
U
N
OLEH : KELOMPOK V

 GERY TARINDO SEMBIRING /2013010143


 DARA JELITA BR SIREGAR /2013010155
 M.RISTO HASUKI /2013010144
 JUANDI AFFILA /2013010117
 NUR IKHSAN /2013010172

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI

MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum,wr,wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang


Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya, saya dapat menyusun makalh yang
berjudul “Analisis Finansial Usaha Tani Tanaman Jambu Madu (Syzygium
Samarangense) “ Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalh
ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isi. Oleh
karena itu, penulisan sangat mengharapkan kritik dan saran – saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Tidak lupa kami juga mengucapkan
terimakasih kepada dosen Ibu Julia Marisa, S.P., M.P. yang telah memberikan
pembelajaran dan ilmu pengetahuan kepada kami. Serta kami juga mengucapkan
terimakasih kepada semua rekan – rekan yang telah mensuport kami dalam
menyusun makalah ini. Akhir kata semoga apa yang telah disampaikan dalam
makalah ini dapat menjadi referensi serta bermanfaat bagi khalayak pembaca.

Medan,Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Permasalahan penelitian.............................................................................
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................
1.4 Kegunaan penelitian...................................................................................

BAN II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................


2.1 Jambu Madu (Syzygium Samarangense)....................................................
2.2 Deskripsi Jambu Madu (Syzygium Samarangense)....................................
2.3 Klasifikasi Jambu Madu (Syzygium Samarangense)..................................
2.4 Kandungan Kimia Jambu Madu.................................................................
2.5 Morfologi Jambu Madu..............................................................................
2.6 Manfaat Tanaman Jambu Madu.................................................................
2.7 Faktor – Faktor Produksi dalan Usaha Tani...............................................
2.8 Landasan Teori...........................................................................................
BAB III METODE DAERAH..........................................................................
3.1 Metode Analisis Data.................................................................................
BAB IV DESKRIPSI DAERH PENELITIAN.................................................
4.1 Deskripsi daerah penelitian.........................................................................
4.2 Karakteristik Responden.............................................................................
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................
5.1 Biaya usaha tani..........................................................................................
5.2 Pendapatan Usaha Tani...............................................................................
5.3 Analisis Brak Even Point............................................................................
BAB VI KESIMPULAN.................................................................................
6.1 Kesimpulan.................................................................................................
6.2 Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Penanaman

jambu madu hampir meluas diseluruh wilayah Indonesia, khususnya di


Pulau Jawa sebagai tempat pusat penyebaran (Mulyani dan Ismail, 2015).
Jambu madu Deli Hijau (Syzygium aqueum Merr.) termasuk ke dalam suku
jambu-jambu atau Myrtaceae yang merupakan kultivar unggul hasil
introduksi. Hal ini dikarenakan jambu madu Deli Hijau termasuk tanaman
buah-buahan yang dikomsumsi sebagai buah segar, maupun rujak dan asinan.
Jambu madu adalah salah satu jenis jambu air varietas baru yang sekarang
mulai diakui memiliki kualitas unggul. Kabarnya di Kota Binjai tepatnya di
Desa Payaroba, jambu madu sudah menjadi produk unggulan dan merupakan
jambu termanis dari jenis jambu air pada umumnya. Ciri-ciri jambu madu
yang baik ialah berwarna putih, krem, dan kemerahan mempunyai bobot/berat
150-300 gram/buahnya dan memiliki cita rasa yang renyah dan manis. Warna
putih krem muncul akibat buah menerima sinar matahari yang cukup banyak.
Ciri-ciri buah jambu madu yang dapat dipanen buahnya yang sudah matang
adalah dengan adanya bintik-bintik butiran gula di bagian keseluruhan tekstur
buahnya. Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi jambu madu penting
artinya bagi tata ekonomi rumah tangga maupun negara. Sumbangan dari
usahatani jambu madu cukup besar terhadap usaha peningkatan pendapatan
petani, bagi perbaikan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja, dan
pengembangan agribisnis disektor ekspor.Peluang bisnis jambu madu semakin
banyak yang melirik, termasuk kelompok usahatani yang ada di Desa
Payaroba Kecamatan Binjai Barat. Kelompok–kelompok pemilik usahatani
yang ada di Desa Payaroba sudah matang adalah dengan adanya bintik-bintik
butiran gula di bagian keseluruhan tekstur buahnya.
Keuntungan lain dalam berbudidaya jambu madu antara lain cara
budidaya yang mudah, produksi buah yang tinggi, memiliki harga jual relatif
mahal, memiliki rasa manis hingga 15 Brix, gizi yang cukup tinggi dan
memiliki bobot buah yang cukup besar yaitu 1,5- 2 ons. Kandungan gizi
dalam 100 gram jambu air madu Deli Hijau yaitu kadar air sekitar 81,59 %,
kadar vitamin C 210,463 mg/100 g, dan tekstur daging 0,830 g/mm² (Karo-
karo, Barus dan Bangun, 2015). Tanaman jambu air merupakan salah satu
keanekaragaman tanaman yang dimiliki Indonesia yang memberikan manfaat
dalam dunia kesehatan. Tanaman jambu air dapat digunakan untuk obat alami
yang berperan dalam menyembuhkan atau memperbaiki kondisi kesehatan
masyarakat. Senyawa kimia yang paling banyak ditemukan pada daun
Syzygium aqueum Merr yaitu flavonoid, fenolik, dan tannin sebagai
antimikroba dan senyawa hezahydroxyflavone, Myricetin, vitamin C, senyawa
2’,4’-dihidroksida-6-metoksi-3, 5-dimetilkalkon, senyawa 4-
hidroksibenzaldehid, myricetin 3-O-ramnosid, europetin-3-O-ramnosid,
floretin sebagai antioksidan, antikanker, antidiabetes, dan antihiperglikemik
(Fauzi, 2018). Peluang pasar dalam budidaya jambu Deli Hijau masih terbuka
lebar dalam bidang hortikultura, namun dalam budidaya tersebut petani masih
banyak mengalami hambatan terutama dalam penyediaan bibit yang
berkualitas, pengetahuan, teknologi serta biaya permodalan yang masih
kurang (Haryanto, 2000). Dalam budidaya tanaman jambu air Deli Hijau,
petani sangat membutuhkan keterampilan dan pengetahuan terhadap kondisi
lingkungan tempat tumbuh tanaman, dalam hal ini berkaitan dengan
ketersediaan air, kesesuaian tanah, ketersediaan unsur hara dan sebagainya.
Tanaman ini pada umumnya menyukai media tanam yang subur, banyak
mengandung bahan organik, sistem aerase dan drainase didalam tanah yang
baik serta gembur (Hartawan, 2008)

1.2 Permasalahan Penelitian


Berdasarkan paparan yang sudah dikemukakan di atas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :

1. Bagaimana pendapatan dari usahatani budidaya tanaman jambu madu di


Jl. Payaroba Kec. Binjai Barat?
2. Bagaimana kelayakan usahatani jambu madu di Jl. Payaroba Kec. Binjai
Barat?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka tujuan


penelitian ini untuk :

1. Mengetahui bagaimana pendapatan dari petani di Jl. Payaroba Kec. Binjai


Barat.
2. Mengetahui bagaimana kelayakan usahatani Jl. Payaroba Kec. Binjai Barat
sehingga tetap menarik di budidayakan oleh petani.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka kegunaan

penelitian ini yaitu :

1. Sebagai salah satu syarat lulus tugas akhir Mata Kuliah Analisis Finansial
Usaha Pertanian.
2. Sebagai penambah wawasan tentang usahatani Jl. Payaroba Kec. Binjai
Barat
3. Sebagai bahan masukan bagi petani untuk mengetahui sampai sejauh mana
perkembangan usahtani Jambu madu
4. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah maupun lembaga lainnya dalam
mengambil kebijaksanaan khususnya dalam bidang analisis usahatani
Jambu madu
5. Sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian yang berhubungan
dengan tanaman Jambu madu

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jambu Madu (Syzygium Samarangense)

Jambu madu adalah salah satu jenis jambu air varietas baru yang sekarang
mulai diakui memiliki kualitas unggul. ambu air (Syzygium Aqueum) merupakan
tanaman buah-buahan yang sering dijumpai disekitar halaman rumah. Tanaman
jambu air sendiri adalah tanaman yang berasal dari wilayah asia tenggara Buah
dari Syzygium aqueum sering dikonsumsi langsung tanpa diolah. Menurut Lim,
(2012) Komposisi gizi buah jambu air per 100 g dari bagian yang dapat dimakan
adalah kal kalori 68 kJ (17 kcal), protein 0,8 g, lemak 0,1 g, karbohidrat 3 g, abu
0,7 g, Ca 2 mg, P 13 mg, Fe 0,2 mg, Na 1 mg, K 48 mg, jumlah vitamin A setara
1 m g,b-karoten setara 7 m g, thiamin 0.044 mg, vitamin C 16,7 mg dan vitamin
E3.

2.2 Deskripsi Jambu Madu (Syzygium Samarangense

Jambu air umumnya berupa perdu, dengan tinggi 3-10 m. Sering dengan
batang bengkak-bengkok dan bercabang mulai dari pangkal pohon, kadang-
kadang gemangnya mencapai 50 cm.

Daun tunggal terletak berhadapan, bertangkai 0,5-1,5 cm. Helaian daun berbentuk


jantung jorong sampai bundar telur terbalik lonjong, 7-25 x 2,5–16 cm, tidak atau
sedikit berbau aromatis apabila diremas.

Karangan bunga dalam malai di ujung ranting (terminal) atau muncul di ketiak
daun yang telah gugur (aksial), berisi 3-7 kuntum. Bunga kuning keputihan,
dengan tabung kelopak lk. 1 cm panjangnya; daun mahkota bundar sampai
menyegitiga, 5-7 mm; benang sari antara 0,75-2 cm dan tangkai putik yang
mencapai 17 mm.

Buah bertipe buah buni, berbentuk gasing dengan pangkal kecil dan ujung yang
sangat melebar (sering dengan lekukan sisi yang memisahkan antara bagian
pangkal dengan ujung); 1,5-2 x 2,5-3,5 cm; bermahkota kelopak yang berdaging
dan melengkung; sisi luar berwarna putih sampai merah. Daging buah putih,
banyak berair, hampir tidak beraroma; berasa asam atau asam manis, kadang-
kadang agak sepat. Biji berukuran kecil, 1-2(-6) butir.

2.3 Klasifikasi Dan Botani Tanaman Jambu Madu

Klasifikasi botani jambu air :


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : S. aqueum (Aldi, 2013)
Jambu air merupakan salah satu jenis buah-buahan yang sudah sangat dikenal oleh
masyarakat dan telah dimanfaatkan untuk bahan makanan dan pengobatan
beberapa macam penyakit. Jambu air mengandung nutrisi yang lengkap. Buah ini
merupakan sumber kalori, mineral, dan vitamin C. Kandungan nutrisinya sangat
baik untuk meningkatkan tenaga (energi) dan meningkatkan sistem pertahanan
tubuh (menjaga kesehatan tubuh). Tanaman jambu air diduga berasal dari
Indocina (Cahyono, 2010).

2.4 Kandungan Kimia Jambu Madu

Selain mengandung tannin daun jambu biji juga mengandung zat lain
seperti asam oleonat, minyak atsiri, asam kratogolat, asam ursolat, asam psidiolat,
asam guajaverin dan vitamin (Susilo, 2013).
2.5 Morfologi Jambu Madu

Jambu air adalah tumbuhan dalam suku jambu-jambuan atau Myrtaceae


yang berasal daru Asia Tenggara. Jambu air memiliki zat-zat lain yang sangat
berguna dalam penyembuhan berbagai penyakit, misalnya bunga jambu air
mengandung zat tanin yang berguna sebagai obat diare dan demam. Jambu air
merupakan salah satu jenis buah-buahan yang sudah sangat dikenal oleh
masyarakat dan telah dimanfaatkan untuk bahan makanan dan pengobatan
beberapa macam penyakit. Jambu air mengandung nutrisi yang lengkap. Buah ini
merupakan sumber kalori, mineral, dan vitamin C. Kandungan nutrisinya sangat
baik untuk meningkatkan tenaga (energi) dan meningkatkan sistem pertahanan
tubuh (menjaga kesehatan tubuh). Tanaman jambu air diduga berasal dari
Indocina (Cahyono, 2010). Bentuk daunnya bulat telur sampai lonjong atau elips.
Warna daun yang muda merah, sedang yang tua hijau (Adieb ,2010). Mahkota
bunganya terdiri dari empat helai. Bunganya berwarna putih kehijauan dan putih
kemerahan, dan berbenang sari amat banyak berbentuk seperti paku (Hariyanto,
1992).

Jambu madu termasuk salah satu jenis tanaman buah-buahan yang


mengandung cukup banyak gizi, sehingga sangat disukai oleh sebagian besar
masyarakat. Jambu air madu merupakan salah satu kultivar unggulan yang
merupakan varietas introduksi dari negara Taiwan dengan nama Jade Rose Aple
yang sudah lama berkembang (± 10 tahun) di Sumatera Utara. Jambu madu ini
menghasilkan buah yang memiliki nilai ekonomis tinggi karena selain
rasanya,enak juga mengandung gizi yang cukup tinggi serta lengkap. Menurut
Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih IV Dinas Pertanian Sumatera Utara
Medan (2012) kandungan gizi dalam 100 g buah jambu air madu deli terdapat
kadar air 81,59 %, TSS 12,4 ºBrix, kadar vitamin C 210,463 mg/100g, tekstur
daging 0,830
g/mm². Jambu air madu memiliki prospek yang cukup cerah untuk dikembangkan
secara intensif (monokultur), karena memiliki nilai ekonomis tinggi dan sangat 2
disukai banyak orang karena jambu ini memiliki rasa manis madu, daging buah
renyah dan tidak banyak mengandung air. Oleh karena itu para petani jambu air
terus memperluas lahan setiap tahunnya. Dari data yang di dapat dari Dinas
Pertanian Deli Serdang diketahui pada tahun 2010 luas lahan tanaman jambu air
56,77 Ha dan pada tahun 2016 luas lahan jambu air mencapai 80,33 Ha. Dari
gambaran harga jual, buah jambu madu deli ini termasuk salah satu buah yang
memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan harga buah-
buahan lainya di pasar. Harga jual buah jambu madu deli ditingkat petani antara
Rp. 25.000 s/d Rp.30.000, per kg, sedangkan dipasar swalayan atau supermarket
dapat mencapai Rp.35.000 sd Rp.40.000 per kg. Dalam membudidayakan
tanaman jambu air madu sangat dibutuhkan keterampilan dan pengetahuan
terhadap kondisi lingkungan tempat tumbuh tanaman dan hal tersebut berkaitan
dengan ketersediaan air, kesesuaian tanah dan ketersediaan unsur hara dan
sebagainya. Tanaman jambu air pada umumnya menyukai media tanam yang
subur, banyak mengandung bahan organik, drainase dan aerase didalam tanah
yang baik serta gembur.

2.6 Manfaat Tanaman Jambu Madu

Kandungan gizi jambu air cukup tinggi. Di dalam 100 jambu air
terkandung protein 0.6 g, karbohidrat 11.8 g, kalsium 7.5 mg, fosfor 9.0 mg, besi
1.1 mg, vitamin C 5.0 mg, air 87.0 gram dan kalori 46 kkal (Tabel Komposisi
Pangan Indonesia, 2009). Selain zat-zat diatas, jambu air juga mengandung Fenol
dalam bentuk Tannin dan Oleanolic acid (Rifqi, 2017).

Kandungan vitamin C dan air pada buah jambu air cukup tinggi yaitu
sebanyak 87 gram dan 5 mg (Tabel Komposisi Pangan Indonesia, 2009).
Kandungan air dan serat yang tinggi dapat membantu saliva dalam efek self
cleansing pada seluruh permukaan gigi (Lewapadang, 2015). Sehingga ketika
mengunyah akan terjadi pergeseran serat-serat yang merangs ng sekresi saliva
sehinggaberpengaruh pada pH saliva (Haryani., et al 2016).

2.7. Faktor-Faktor Produksi dalam Usahatani

Menurut Hermanto dalam Suratiyah (2008) ada lima unsur pokok dalam
usaha tani yang sering disebut sebagai faktor-faktor produksi, yaitu sebagai
berikut:
1. Tanah usaha tani

Tanah usaha tani dapat berupa tanah pekarangan, tegalan dan sawah.
Tanah tersebut dapat diperoleh dengan cara membuka lahan sendiri,
membeli, 6 menyewa, bagi hasil, pemberian negara, warisan atau wakaf.
Penggunaan tanah dapat diusahakan secara monokultur maupun polikultur
atau tumpangsari.

2. Tenaga kerja

Jenis tenaga kerja dibedakan menjadi tenaga kerja pria, wanita dan anak-
anak yang dipengaruhi oleh umur, pendidikan, keterampilan, pengalaman,
tingkat kesehatan dan faktor alam seperti iklim dan kondisi lahan. Tenaga
ini dapat berasal dari dalam dan luar keluarga (biasanya dengan cara
upahan).

3. Modal

Dalam usahatani modal merupakan barang ekonomi yang digunakan untuk


memperoleh pendapatan dan untuk mempertahankan pendapatan keluarga
tani. Modal dalam usaha tani digunakan untuk membeli sarana produksi
serta pengeluaran selama kegiatan usaha tani berlangsung. Sumber modal
diperoleh dari milik sendiri, pinjaman atau kredit (kredit bank, pelepas

uang/famili/tetangga), hadiah, warisan, usaha lain ataupun kontrak sewa.

4. Pengelolaan atau manajemen usahatani

Pengelolaan usaha tani adalah kemampuan petani untuk menentukan,


mengorganisir dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang
dikuasainya dengan sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi
pertanian sebagaimana yang diharapkan. Pengenalan pemahaman terhadap
prinsip teknik dan ekonomis perlu dilakukan untuk dapat menjadi
pengelola yang berhasil.

Prinsip teknis tersebut meliputi :


 Perilaku cabang usaha yang diputuskan;
 Perkembangan teknologi;
 Tingkat teknologi yang dikuasai dan
 Cara budidaya dan alternatif cara lain berdasar pengalaman orang
lain.
 Prinsip ekonomis antara lain:
 Penentuan perkembangan harga;
 Kombinasi cabang usaha;
 Pemasaran hasil;
 Pembiayaan usaha tani;
 Penggolongan modal dan pendapatan serta tercermin dari
keputusan yang

diambil agar resiko sangat tergantung kepada perubahan sosial serta


pendidikan dan pengalaman petani.

5. Produksi

Produksi adalah hasil produksi fisik, yang diperoleh petani dari hasil
usahatani, dalam satu musim tanam dan diukur dalam Kg per hektar
permusim (khusus untuk jenis tanaman yang diusahakan). Produksi
tersebut juga dapat dinyatakan sebagai perangkat prosedur dan kegiatan
yang terjadi dalam penciptaan komoditas berupa kegiatan usaha tani
maupun usaha lainnya.

2.8 Landasan Teori

Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana seseorang


mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efesien untuk
memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif
bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang dia miliki sebaik
baiknya, dan dapat dikatakan efesien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut
mengeluarkan output yang melebihi input, (Soekartawi,1995. Dalam
Khariyah Darwis, 2017). Usahatani merupakan pertanian rakyat dari
perkataan farm adalah bahasa Ingris. Dr. Mosher memberikan definisi farm
sebagai suatu tempat atau sebagian dari permukaan bumi dimana pertanian
diselenggarakan oleh seseorang petani tertentu, apakah dia seorang pemilik,
penyakap atau manejer yang digaji. Atau usahatani adalah himpunan dari
sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk
memproduksi peranian seperti tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang
dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan
diatas tanah itu dan sebagainya (Mosher, 1968. Dalam Khariyah Darwis,
2013). Suratiya, 2008. Dalam Ernois, (2012)

Secara garis besar terdapat dua jenis usahatani yang telah kita kenal yaitu
usahatani keluarga (family faming) dan perusahaan pertanian
(plantation).Pada dasarnya usahatani berkembang terus dari awal hanya
bertujuan menghasilkan bahan pangan untuk kebutuhan keluarga sehingga
hanya merupai usahatani swasembada atau subsintence. Oleh karena sistem
yang lebih baik maka dihasilkan produk berlebih dan dapat dipasarkan
sehingga bercorak usahatani swasembada keuangan. Pada akhirnya karena
berorentasi pada pasar maka akan menjadi usaha tani.
BAB III

METODE DAERAH

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan Jl. Payaroba Kec. Binjai Barat waktu
penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 november 2022 di Ud Mitra Tani.

3.1 Metode Analisis Data

Pengambillan data menggunakan metode analisis sederhana dengan menghitung


pendapatan dan kelayakan usaha tani. Data diambil dengan pengambilan
wawancara langsung bersama petani secara mendalam.

Pendapatan
Biaya Variabel :
1. Biaya Benih Rp. 5.000.000
2. Biaya Pupuk Rp. 800.000
3. Biaya Pestisida Rp. 25.000
4. biaya pemeliharana Rp. 2.400.000\bln
5.media tanam Rp. 80.000

Total
Biaya Instansi ;
1. cangkul Rp. 200.000
2. plastik Rp. 27.000
3. tong Rp. 7.000.000
4. angkong Rp. 480.000
5. alat tranfortasi Rp. 50.000
6. biaya listrik Rp. 100.000
7. sekop Rp. 150.000
8. karet Rp. 70.000
Total Rp.8.077.000
- Produksi 1000 / 1 kali panen
- Harga jual Rp 25.000
- Penerimaan = produksi × harga = 1000 × 25.000 = Rp 25.000.000
- Cost = Variabel + tetep = Rp. 7.905.000+ Rp.8.077.000 =Rp
15.982.000
- Keuntungan = penerimaan – cost = Rp 25.000.000 – Rp 15.982.000
=
Rp9.018.000
BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

1. Luas Lahan
 Luas lahan mencapai 3 rantai
 Lahan yang dimiliki merupakan lahan pribadi
2. Letak Geografis
 Kegiatan penelitian ini di lakuan di Jl. Payaroba Kec. Binjai Barat Kab.
Langkat
 Kabupaten langkat merupakan salah satu daerah yang berada di Sumatra
utara

3. Keadaan penduduk

 Dari segi kepadatan penduduk hanya ada beberapa rumah dan juga tempat
pembudidaya tanaman jambu madu ini
 Sangat jarang atau sedikit masyarakat yang berbudidaya jambu madu ini,
adapun beberapa masyarakat yang berbudidaya tani jambu madu ini yang
notaben nya milik sendiri

4.2 Karakteristik Responden

Nama : Ikhwan Syahputra. SP


Umur : 23 thn
Pend. Trakhir : Sarjan S1
Lama bertani : 5 thn
Jumlah Keluarga : 7 ( orang )
Usaha tani : Jambu Madu
Luas lahan : 3 rantai
Sumber pengairan : Sumur
Pola tanam/ thn : maksimal 2-3\Tahun

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Biaya Usaha Tani


1. Biaya benih Rp 5.000.000
2. Biaya pupuk Rp 800.000 / 50 kg
3. Biaya pestisida Rp 25.000 / bulan
4. Biaya alat pertanian Rp 900.000
5. Biaya pemeliharaan Rp 2.400.000 / bulan
+
TOTAL Rp 9.125.000

Maka total biaya usaha tani dalam satu waktu tanam yaitu sebesar Rp 9.125.000

5.2 Pendapatan usaha tani

Pendapatan = Total Reveniu ( TR ) – Total Cost


Harga jual jambu / kilo sebesar Rp 25.000
Maka
Pendapatan = Rp 25.000.000 - Rp 9.125.000
= Rp 15.875.000
Hasil pendapatan usaha tani dalam 1 x tanam memiliki keuntungan sebesar
Rp 15.875.000

5.3 Analisis Break Even Point


- Produksi 1000 kg / 1 kali panen
- Harga jual Rp 25.000
- Penerimaan = produksi × harga = 1000kg × 25.000 = Rp 25.000.000

Cost = Variabel + tetap = Rp. 7.905.000 + Rp. 8.077.000= Rp 15.982.000

BEP( UNIT ) = Biaya tetap


Hasil penjualan – Biaya Variabel
UNIT UNIT
= Rp.8.077.000

( RpRp25. .000.000
25.000 ) ( Rp 25.000 )
-
Rp 7.125.000

= ˙ .000
Rp 8.077
( Rp1 .0 00 ) - ( Rp 28.500 )
= ˙ .000
Rp 8.077
Rp.27.500
= Rp.8.077 / kilo

BEP (Rupiah) = Biaya Tetap

˙ ¿ Biaya Variabel
1−¿
Hasil Penjualan
= Rp.8.077.000

˙ ¿ Rp . 7.125.000
1−¿
Rp . 25 .000.000
= Rp.11.296.503

(
Biaya variabel
BEF (Harga Jual) = Biaya Tetap + unit X jumlah produksi )
.
Jumlah produksi
= Rp 8.077.000 + (Rp.25.000 x 1000kg )
200 pohon
= Rp 8.077.000+ (25.000.000)
= Rp 7.190.000
300 bibit
= Rp 25.000 / kilo

5.4 Kelayakan Usaha Tani


- Penerimaan → Rp 6.000.000
- Cost → Rp 3.090.000
- Keuntungan → Rp 2.100.000

1. B/C (Benefit/Cost) Ratio

Keuntungan : Biaya Usaha = Rp 2.100.000 : Rp 3.090.000

= 0.6

Maka, perbandingan antara penerima ( Return) dengan biaya usaha ( cost )adalah
0.6 yang menunjukan bahwa kelayakan usaha tani tanaman kelengkeng pimpong
yang dilakukan layak atau menguntungkan untuk dilakukan karena memiliki ratio
>0

2. R/C ( Return/cost) ratio

Penerimaan : Biaya Usaha = Rp 6.000.000 : Rp 3.090.000

= 1.9

Maka perbandingan antara penerimaan ( Retrun ) dengan biaya usaha ( cost ) adalah 2,1
yang menunjukan bahwa kelayakan usaha tani tanaman kelengkeng pimpong yang
dilakukan adalah layak / menguntukan untuk dilakuan karena meiliki ratio > 1.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian usahatani jambu madu, maka dapat
disimpulkan adalah teknik budidaya usahatani jambu madu di daerah penelitian
adalah teknik yang meliputi penyiapan lahan dan media tanam/pot, penanaman,
pemeliharaan, serta panen secara intensif, komponen biaya produksi terbesar pada
usahatani jambu madu di daerah penelitian adalah pada komponen pupuk yaitu
sebesar 74,24% dan usahatani jambu madu di daerah penelitian adalah layak
untuk diusahakan.

Saran

Disarankan kepada petani jambu madu untuk memperoleh produksi yang lebih
optimal petani jambu madu perlu memperhatikan penggunaan pupuk, pestisida,
dan tenaga kerja agar memberikan pengaruh yang nyata terhadap peningkatan
produksi jambu madu. Agar membuat stek sendiri. Dan membuat penyuluhan
terhadap petani untuk cara menghindari buah busuk dalam masyarakat lain untuk
berusahatani jambu madu karena memiliki prospek yang menguntungkan. Dan
kepada peneliti selanjutnya agar meneliti tentang pemasaran jambu madu dan
teknologi pasca panen untuk meningkatkan nilai jual komoditi jambu madu.
Daftar Pustaka
https://repository.uir.ac.id/5683/1/124210181.pdf

https://ms.m.wikipedia.org/wiki/Jambu_madu

https://repository.uir.ac.id/

https://media.neliti.com/media/publications/95018-ID-analisis

usahatani-jambu-madu.pdf

http://digilib.unimed.ac.id/24370/1/9.%20NIM%2071232100

0%20CHAPTER%20I.pdf

Majalah Trubus, Edisi Juni 535. 2014. Tabulampot Jambu Madu Hasilkan Rp.38-Juta

Sekali

Panen. PT. Redaksi Trubus. Jakarta.

Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani Untuk Pengembangan Petani Kecil, Universita

Indonesia. Jakarta. 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta.

Suratiyah, K. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.


Sunarjono, Hendro. 2007. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya: Jakarta

Suratiyah Ken. 2006.

Ilmu Usahatani. Jakarta:Penebar Swada. Sunanto, H. 1990. Budidaya Kelengkeng.


Kanisius:

Yogyakarta Suratiyah. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Soekartawi,


2003. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian ( Teori Dan Aplikasinya).

Lampiran

Identitas responden

Nama : Ikhwan Syahputra

Umur : 23 thn

Pend.Terakhir : Sarjana S1

Jumlah Keluarga : 7orang

Usaha tani : UD Mitra Tani

Luas Lahan : 3 Rante

Sumber Pengairan : Sumur

Pola Tanam/thn : 2-3 Tahun

Anda mungkin juga menyukai