Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BUDIDAYA BUAH TROPIS : DURIAN

DISUSUN OLEH :

RACHMAD ARSYIL MADJIID (19025010106)

SEMESTER 3
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat izin-
Nya, karunia-Nya, dan hidayah-Nya maka makalah ini dengan judul “ Budidaya
Buah Tropis” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan
makalah ini penyusun banyak mengalami kesulitan dan hambatan, tetapi karena
adanya niat dan usaha serta tujuan untuk membangun diri sehingga makalah ini
dapat diselesaikan. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan. Oleh sebab itu, penyusun
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan dalam
penulisan makalah selanjutnya. Akhirnya, penyusun ingin mengucapkan
terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan
makalah ini.

Pangkalpinang, 20 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
II. PEMBAHASAN.................................................................................................3
2.1 Tanaman Buah Durian...............................................................................3
2.2 Persiapan Penanaman Buah Durian..........................................................4
2.3 Pemupukan................................................................................................6
2.4 Pemeliharaan.............................................................................................7
2.5 Pemangkasan.............................................................................................7
2.6 Panen dan Pasca Panen..............................................................................7
III. PENUTUP..........................................................................................................9
3.1 Kesimpulan................................................................................................9
3.2 Saran..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

ii
iii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman  durian  merupakan  tanaman  buah  berupa  pohon. Tanaman durian
semula berupa tanaman liar yang berasal dari hutan Malaysia,Sumatra, dan
Kalimantan. Buah durian sangat digemari hampir semua orang dan sudah dikenal
di Asia Tenggara sejak abad VII Masehi. Buah durian rasanya manis, harum 
dengan  warna  daging nya putih sampai kekuningan dan banyak mengandung
kalori, vitamin, lemak dan protein. Di Thailand budidaya tanaman durian sudah
dilakukan secara intensif dalam kawasan berbentuk kebun yang cukup luas,
sedang di Indonesia pada umumnya masih berupa tanaman yang di tanam di
pekarangan.

Ciri khas dari tanaman ini adalah memiliki kulit buah yang keras dan
berlekuk-lekuk tajam menyerupai duri. Secara umum ciri-ciri dari pohon buah ini
adalah: tinggi mencapai 30 m dengan garis tengah batang 50cm, memiliki akar
bangir yang rendah, kulit batang awalnya halus tapi lama-kelamaan menjadi
beralur membujur. Memiliki daun yang lonjong dan bundar, dengan panjang daun
sekitar 2-24 cm dan lebar 3, 5 hingga 8, 5 cm.

Manfaat tanaman durian selain diambil buahnya, pohonnya dapat dipakai


sebagai pencegah erosi di lahan yang miring, batangnya dapat digunakan sebagai
bahan tinggi,  sehingga bangunan,  bijinya  mempunyai  kandungan  pati  cukup
dapat  dipakai  sebagai  alternatif  pengganti  makanan, kulitnya dapat dipakai
sebagai bahan abu gosok yang bagus. Nama lain durian adalah duren (Jawa,
Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen (Seram Timur). Disini saya akan
mencoba bagaimana cara membudidayakan tanaman durian agar tidak punah.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana sistematika, klasifikasi, dan morfologi tanaman buah durian ?
 Apa saja syarat tumbuh tanaman buah jeruk nipis?
 Bagaimana cara budidaya tanaman buah jeruk nipis?

1
2

1.3 Tujuan
Membantu para petani agar lebih cermat dalam membudidayakan tanaman
durian serta menambah wawasan mahasiswa dan para petani akan penting nya
membudidayakan tanaman durian.
II. PEMBAHASAN

2.1 Tanaman Buah Durian


Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia
Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri
khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai
duri. Sebutan populernya adalah "raja dari segala buah" (King of Fruit). Durian
adalah buah yang kontroversial, meskipun banyak orang yang menyukainya,
namun sebagian yang lain malah muak dengan aromanya (Subhadrabandhu et. al,
2001)

a b

Gambar 1. a) Buah Durian, b) Tanaman Durian

Durian terutama dipelihara orang untuk buahnya, yang umumnya dimakan


(arilus atau salut bijinya) dalam keadaan segar. Salut biji ini umumnya manis dan
sangat bergizi karena mengandung banyak karbohidrat, lemak, protein, dan
mineral. Pada musim raya durian, buah ini dapat dihasilkan dengan berlimpah,
terutama di sentra-sentra produksinya di daerah.

Klasifikasi tanaman buah Durian :

Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Viridiplantae
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae

3
4

Genus : Durio
Spesies : Durio zibethinus
Secara tradisional, daging buah yang berlebih-lebihan ini biasa diawetkan
dengan memasaknya bersama gula menjadi dodol durian (biasa disebut lempok),
atau memfermentasikannya menjadi tempoyak. Selanjutnya, tempoyak yang
rasanya masam ini biasa menjadi bahan masakan seperti sambal tempoyak, atau
untuk campuran memasak ikan. Durian pun kerap diolah menjadi campuran bahan
kue-kue tradisional, seperti gelamai atau jenang. Terkadang, durian dicampurkan
dalam hidangan nasi pulut (ketan) bersama dengan santan. Dalam dunia masa
kini, durian (atau aromanya) biasa dicampurkan dalam permen, es krim, susu dan
berbagai jenis minuman penyegar lainnya (Ober dkk., 2019)

Bijinya bisa dimakan sebagai camilan setelah direbus atau dibakar, atau
dicampurkan dalam kolak durian. Biji durian yang mentah beracun dan tak dapat
dimakan karena mengandung asam lemak siklopropena (cyclopropene). Biji
durian mengandung sekitar 27% amilosa. Kuncup daun (pucuk), mahkota bunga,
dan buah yang muda dapat dimasak sebagai sayuran. Beberapa bagian tumbuhan
kadang-kadang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional. Akarnya
dimanfaatkan sebagai obat demam.

Daunnya, dicampur dengan jeringau (Acorus calamus), digunakan untuk


menyembuhkan cantengan (infeksi pada kuku). Kulit buahnya untuk mengobati
ruam pada kulit (sakit kurap) dan susah buang air besar (sembelit). Kulit buah ini
pun biasa dibakar dan abunya digunakan dalam ramuan untuk melancarkan haid
dan menggugurkan kandungan. Abu dan air rendaman abu ini juga digunakan
sebagai campuran pewarna tradisional. Beberapa masyarakat di Jawa
menggunakan kulit durian yang telah dimakan sebagai pengusir (repellent)
nyamuk dengan meletakkannya di sudut ruangan.

2.2 Persiapan Penanaman Buah Durian

Syarat tumbuh. Tanaman durian akan tumbuh secara oftimal pada daerah
tropis pada ketinggian 50 – 1000 Dpl serta intensitas cahaya matahari 40 – 50%
dengan suhu 22 – 30 o. curah hujan antara 1500 – 2500 mm pertahun, kemudian
5

daerah itu mengalami bulan basah selama 9 – 11 bulan pertahun dan bulan kering
selama 3 – 4 bulan untuk proses pembuangan.Tanah lempung berpasir subur dan
memiliki kandungan bahan organik adalah tanah yang cocok bagi tanaman durian.
Kemudian jenis tanah latosol, podsolik merah kuning, adosol merupakan jenis
tanah yang paling cocok bagi tanaman durian.

Tekstur tanah yang berat seperti tanah liat, kurang baik bagi tanaman
durian karma proses pengeringanya sangat sulit terutama pada musim hujan,
kemidian pada musim kemarau tanah liat menjadi keras sehingga tanaman durian
susah menyerap air dan pertumbuhan akarnya terganggu. Kemudian topografi
yang baik bagi tanaman durian adalah yang agak miring tetapi tidak melebihi 35
derajat,untuk tanah miring perlu terasering untuk mencegah erosi. Akar tanaman
durian sanggup menembus kedalam tanah hingga tiga meter, maka lokasi yang
baik adalah yang memiliki kedalaman air tanah sekitar 50 – 300 cm. Lokasi yang
terlalu rendah air tanahnya dapat mengakibatkan kebusukan akar. Selain dari pada
itu yang perlu diperhatikan adalah pH tanah yang terkandung, pH tanah yang baik
sekitar 6,0 – 7,0 jika pH tanah kurang dari nilai itu kapur dolomit dapat digunakan
untuk menetralkanya.

Persiapan awal dalam penanaman bibit terlebih dahulu lahan dibersihkan


dari tanaman lain yang kira – kira mengganggu sinar matahari, karena tanaman
durian sangat membutuhkan sinar matahari penuh untuk pertumbuhanya. Jarak
tanaman yang ideal adalah dengan ukuran 10 x 10 m atau batas minimal jarak
penanaman 8 x 8 m.Dengan pola jarak tanam ini maka tanaman tidak saling
berebut unsur hara, penyebaran penyakit tidak mudah menyebar dan sinar
matahari efektif menembus tanaman.

Lubang tanam yang telah dibuat kemudian didiamkan / dikosongkan


selama tiga sampai satu minggu, hal ini dilakukan dengan maksud agar gas – gas
beracun dalam tanah akan hilang sehingga tanaman akan tumbuh dengan oftimal.
Penanaman dilakukan setelah lubang terlebih dahulu dikosongkan dengan posisi
menghadap matahari pagi serta bentuk penanaman berbentuk kerucut/donat hal ini
dimaksudkan untuk menghindari genangan air pada sekitar lubang tanaman.
6

Tahap akhir dari proses penanaman adalah penyiraman dengan air disekitar
tanaman sebanyak kurang lebih 10 liter air.

2.3 Pemupukan
Pemupukan tanaman durian dapat menggunakan pupuk organik. Pada
masa awal pertumbuhan tanaman diberi pupuk yang mempunyai kandungan
nitrogen dan fosfor yang tinggi, pemberian pupuk organik atau pupuk kadang
pertamakali bersamaan dengan penanaman sebanyak satu karung (30 kg).
pemberian pupuk kandang diulang setahun sekali , pemupukan diberikan pada
akhir misim hujan atau awal musim kemarau ,adapun cara pupuk kandang adalah
dengan cara ditaburkan dibawah tajuk dalam tanaman.

Untuk mendapatkan kualitas terbaik pupuk organik, maka perlu


diperhatikan tingkat kematangan dan efektifitas pupuk serta mudah diserap
tanaman . Untuk mendapatkan hal itu maka perlu dilakukan fermentasi pupuk
kandang. Adapun bahan utama untuk memfermentasikan pupuk kandang adalah
dengan pemberian micro organisme. Bahan micro organisme yang dianjurkan
menggunakan KATALEK, yang terbukti efektif dengan hasil yang memuaskan.
Perbandingan antara pupuk kandang dengan katalek adalah 1Kg Katalek : 1 ton
pupuk kandang. Hal yang sangat penting dalam perlakuan pupuk organik yaitu
adalah dengan pemberian unsur kalsium tinggi(Cals). Karena unsur ini sangat
berguna dalam hal memprotek tanaman dari segala kondisi, memberikan
kemudahan penyerapan unsur makro dan mikro, dan sebagai penetralisir tanah.

Kemudian pemupukan dengan pupuk anorganik pemberianya dapat


dilakukan dengan cara dibenamkan kedalam disekeliling tanaman. Pembenaman
dapat dilakukan dengan cara menggali tanah membentuk parit mengelilingi pohon
dibawah tajuk terluar tanaman. Pemberian pupuk anorganik pertamakali dilakukan
pada saat tanaman berumur dua bulaln (setelah tanam),Pemupukan ini diulang
7

setiap 6 bulan. Pemupukan dilakukan sejak awal pertumbuhan sampai pada tahun
ketiga ditujukan untuk pertumbuhan tanaman, pada masa ini pilihan pupuk NPK
dengan kadar N tinggi.Setelah menginjak tahun ketiga, selain untuk pertumbuhan,
pemupukan bertujuan untuk merangsang pertumbuhan bunga.

2.4 Pemeliharaan
Pemeliharaan. Pada masa awal pertumbuhan tanaman durian, setiap
tanaman membutuhkan air sebanyak 10 – 20 liter perhari. Cara penyiraman agar
tidak terjadi genangan yang mengakibatkan kelembaban tanah serta busuk akar
maka cara yang ideal adalah dilakukan 2 hari sekali atau tergantung kondisi tanah
dan cuaca, penyiraman paling baik pada pagi hari cara ini dilakukan pada masa
awal pertumbuhan sampai tanaman lewat masa pertumbuhan (satu bulan).
Penyiraman selanjutnya dilakukan minimal satu minggu sekali. Penyiraman rutin
dilakukan terutama pada saat musim kemarau.

Secara rutin tanaman durian harus dibersihkan dari rumput yang terdapat
dibawah tajuk. Cara pembersihan rumput harus menghindari tertutupnya akar
mayang yang muncul dipermukaan tanah. Apabila bamnyak akar mayang yang
terputus maka akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat atau
stress, maka cara yang ideal yaitu dengan cara mencabut rumput atau memangkas
rumput tidak sampai mengenai tanah serat dengan menimbun tanah atau pupuk
kandang dibawah tajuk tanaman. Selain dari pada itu tanaman durian harus
terbebas dari tanaman lain yang menghalangi sinar matahari.

2.5 Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk pohon agar memiliki
percabangan yang seimbang dan kuat. Pemangkasan ini dilakukan pada saat
tanaman menginjak umur 1,5 tahun dimana tanaman mulaili memiliki
percabangan yang banyak. Pemangkasan pertama dilakukan pada cabang pertama
dan kedua yang mengarah ke tanah. Hal ini dilakukan agar batang tidak
terlindungi oleh cabang yang berdaun lebat sehingga sinar matahari masuk dan
terhindar dari kelembaban, pemangkasan kedua dilakukan pada saat setelah panen
buah. Pada saat itu akan tumbuh tunas – tunas baru yang tak beraturan. Tunas –
8

tunas tersebut jika dibiarkan akan mengganggu sinar matahari masuk. Untuk itu
maka perlu dilakukan pengurangan tunas – tunas yang tidak produktif.

2.6 Panen dan Pasca Panen


Pada umumnya durian lokal akan berbuah pada umur 8 sampai 10 tahun,
kemudian durian genjah seperti monthong dan chanee akan berbuah pada umur 4
– 5 tahun sejak tanam, masa panen ini berlaku dengan catatan bibit menggunakan
sambung pucuk atau okulasi, pada umumnya buah durian akan mengalami tingkat
kematangan sempurna 4 bulan setelah bunga mekar. Untuk Janis monthong waktu
petik yang tepat adalah 125 sampai 135 hari. Lalu jenis chanee 110 – 160 hari
setelah bunga mekar.

Selain patokan waktu sejak bunga mekar, waktu petik juga dapat dilakukan
berdasarkan tanda – tanda fisik pada buah sebagai berikut :

 Ujung duri berwarna cokelat tua


 Garis –garis diantara duri berwarna lebih jelas
 Tangkai buah lunak dan muda dibengkokan
 Ruas – ruas ditangkai buah membesar
 Buah baunya harum yang khas
 Terdengar bunyi kasar dan bergema jika buah di pukul

Pemetikan buah / panen bila hendak di konsumsi langsung bisa dilakukan


setelah matang 100 % (buah akan jatuh sendiri). Bila panen bertujuan untuk
komersial dengan pengangkutanjarak jauh (eksport). Pemetikan sebaiknya
dilakukan pada tingkat kematangan 80 % akan diperoleh 100 hari sejak bunga
mekar, durian pada tinggakat kematangan ini dapat disimpan 2 – 3 minggu. Alat
yangdigunakanuntuk memetik buah durian dapat menggunakan pisau atau galah
berpisau. Yang dipotong adalah tangkai buah yang dekat pangkal batang,
kemudian buah jangan sampai jatuh agar tidak merusak buah durian.
9
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Budidaya tanaman durian memanglah memerlukan usaha dan upaya yang
kuat sebab tanaman buah ini tergolong lambat menghasilkan buah yaitu
kisara sekitar 8-10 tahun sehingga diperlukan upaya baik dari proses
penyemaian hingga proses panen serta teknik pemeliharaan seperti
pengendalian hama dan penyakit pada buah Durian.

3.2 Saran
Saya berharap semoga makalah ini selain dapat bermanfaat namun juga
menjadi alternatif yang baik bagi para pembaca untuk dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari khususnya para petani buah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ober, Holly K., and Susan M. Tsang. 2019. "Contributions of bats to the local
economy through durian pollination in Sulawesi,
Indonesia." Biotropica 51.6 (2019): 913-922.
Sarvina, Yeli, Kharmila Sari, and Balitbangtan Balitklimat. 2018. "Dampak
ENSO Terhadap Produksi dan Puncak Panen Durian di Indonesia
(ENSO Impacts on Production and Peak Harvest Season of Durian in
Indonesia)."
Subhadrabandhu, Suranant, and Saichol Ketsa 2001. Durian: king of tropical
fruit. Daphne Brasell Associates.
Yuniastuti, Endang, Nandariyah Nandariyah, and Samuel Reza Bukka.
"Karakterisasi Durian (Durio zibenthinus) Ngrambe di Jawa Timur,
Indonesia." Caraka Tani J. Sustain. Agric 33.2 (2018): 136-145.

11

Anda mungkin juga menyukai