Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERKEMBANGAN BUAH DURIAN SUKUN


Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Struktur Dan Perkembangan Tumbuhan
Dosen Pengampu :Hafidha Asni Akmalia, M.Sc

Oleh :
Rindi Wahyuni (1808086001)
Vivi Adis Suryani (1808086005)
Mustajib (1808086011)
Sri Mahmudah (1808086016)
Evi Widia Astuti (1808086033)
Tempat : Kampus 2 UIN Walisongo Semarang
Waktu : Jum’at 29 November 2019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2019
Assalamu’alaikum Wr. Wb

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang


telahmelimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayahnya, sehingga saya
dapatmenyelesaikan makalah stuktur perkembangan tumbuhan yang berjudul
perkembangan buah durian sukun.

Makalah ini disusun dalam rangka Memenuhi tugas mata kuliah stuktur
perkembangan tumbuhan .Makalah ini disusun dengan mendapatkan arahan-
arahan ataupun penjelasan dari pembimbing. Untuk itu kami mengucapkan
trimaksih kepada:

1. Ibu Hafidha Asni Akmalia selaku dosen pengampu mata kuliah


stuktur perkembangan tumbuhan

Atas arahan dan bimbingan yang bermanfaat hingga terwujudnya


makalahini. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih banyak
kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saya
mengharapkankritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
kesempurnaan dalam penulisan Makalah yang akan datang. Dan semoga Makalah
ini dapat memberikanmanfaat bagi kita semua. Amin-

amin Ya Robbal’alamin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Semarang, 30 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................

KATA PENGANTAR..........................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................

1. BAB I (PENDAHULUAN)

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.3 TUJUAN

2. BAB II (PEMBAHASAN)

2.1.1

2.1.2

2.1.3

3. BAB III (PENUTUP)

4. KESIMPULAN

SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara Mega Miodiversitas,
karena memiliki kawasan hutan tropika basah dengan tingkat
keanekaragaman hayati yang tergolong tinggi di dunia, termasuk kekayaan
keanekaragaman jenis buah-buahan tropisnya. Bahkan Indonesia
merupakan salah satu dari delapan pusat keanekaragaman genetika
tanaman di dunia khususnya untuk buah-buahan tropis seperti durian
(Sastrapradja dan Rifai 1989 dalam Uji, 2005).

Durian (Durio zibenthinus Murr.) merupakan salah satu tumbuhan


tropis asli Asia Tenggara dan populer sebagai raja buah (Feng et al.,
2016). Durian banyak dibudidayakan di kebun bersama dengan tanaman
yang lain. Buah durian memiliki potensi yang besar sebagai tanaman
perkebunan masa depan sehingga menyebabkan permintaan akan tanaman
ini menjadi sangat besar. Durian sukun merupakan salah satu varietas
durian dari spesies Durio zibenthinus Murr, yang berasal dari daerah
Gempolan Karanganyar dan telah dikembangkan oleh Balai Benih
Tanaman Hortikultura. Namun nama buah durian sukun seakan tenggelam
oleh durian introduksi ataupun buah durian unggul lokal lainnnya.

A. Rumusan Masalah

1. Bagaimana klasifikasi tanaman Durian sukun ?

2. Bagaimana morfologi Durian sukun ?

3. Bagaimana Perkembangan buah Durian sukun ?

4. Jelaskan kandungan buah Durian sukun ?


B. Tujuan

1. Dapat menyebutkan klasifikasi tanaman Durian sukun ?

2. Dapat mengetahui morfologi Durian sukun ?

3. Dapat memahami Perkembangan buah Durian sukun ?

4. Dapat menhjelaskan kandungan buah Durian sukun ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Tanaman Durian (Durio zibenthinus Murr.)

Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan tanaman buah asli


yang memiliki ciri berbentuk pohon besar seperti tumbuhan hutan dan
tumbuh baik di Indonesia. Menurut Sobir et al. (2010) durian
diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Classis : Dikotil
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Durio
Spesies : Durio zibethinus Murr.
B. Morfologi Tanaman Durian

Durian merupakan tanaman daerah tropis, karenanya dapat tumbuh


baik di Indonesia. Panjang buah durian yang matang bisa mencapai 30-45
cm dengan lebar 20-25 cm, dan berat antara 1,5-2,5 kg. Setiap buah berisi
1-5 biji yang diselimuti daging buah berwarna putih, krem, kuning atau
kuning tua. Tiap varietas durian menetukan besar kecilnya ukuran buah,
rasa, tekstur dan ketebalan daging. Durian banyak disebut sebagai pohon
hutan dan biasanya berukuran sedang hingga besar yang tingginya
mencapai 50 m dan umumnya dapat mencapai puluhan hingga ratusan
tahun. Bentuk pohonnya (tajuk) mirip segitiga dengan kulit batangnya
berwarna merah coklat gelap, kasar dan kadang terkelupas. Tanaman
durian memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam 1 bunga sehingga
tergolong bunga sempurna. (Sugiyarto, 2013).
Gambar 1. Morfologi buah durian
Sumber: https://www.google.com/search?q=anatomi+struktur+durian&safe&tbm=
&source

Durian memiliki daun tunggal (folium simplex), berbentuk


memanjang, melonjong, bundar telur dan lanset. Pangkal daun membulat
dengan ujung meruncing, agak tebal, permukaannya licin, bertangkai,
sedangkan ukuran panjang daun sekitar 9 - 19 cm dan lebar 3 - 6 cm.
Panjang tangkai daunnya 1,2 -2,3 cm. Permukaan daun berwarna hijau
muda sampai hijau tua dan permukaan bawah berwarna kuning (Irawan et
al., 2007). Tanaman durian mempunyai daun yang berbentuk pipih
melebar dan berwarna hijau. Warna hijau daun disebabkan oleh
kandungan kloroplas di dalam sel-sel daun. Di dalam kloroplas terdapat
klorofil. Secara morfologi daun durian memilki bagian-bagian helai daun
dan tangkai daun. Pada tangkai daun terdapat bagian yang menempel pada
batang yang disebut pangkal tangkai daun (Bernard dan Wiryanta, 2008).

Gambar 2. Morfologi daun durian

Sumber : https://www.google.com/search?q=daun+durian&oq=daun&aqs=chrome.
Daun tersusun secara spiral pada cabang, berbentuk jorong
(ellipticus) hingga lanset (lanceolatus), dasar daun runcing (acutus) atau
tumpul (obtusus) dengan ujung daun runcing. Permukaan bagian atas daun
mengkilap sedangkan permukaan daun bagian bawah berambut dan
berwarna kecoklat-coklatan. Morfologi daun tanaman durian sangat
bervariasi, meliputi bagian terlebar daun, bentuk pangkal daun, bentuk
ujung daun, bentuk tepi daun, permukaan atas daun, dan tonjolan urat
daun. Bentuk pangkal daun durian ada yang runcing, agak runcing,
membulat, dan menggunung Daun bervariasi disebabkan lingkungan dan
ini merupakan cara beradaptasi tanaman terhadap lingkungan
pertumbuhannya tersebut. Bagian terlebar daun ada yang terdapat
dipangkal, ditengah, dan diujung. Bentuk pangkal daun ada yang
menumpul, dan membundar. Bentuk tepi daun ada yang rata dan
bergelombang. (Subhadrabandhu et al., 1998).

Bunga durian adalah bunga sempurna, yang memiliki benang sari


dan putik. Jumlah benang sari bunga durian adalah 40 benang sari. Bunga
durian tersusun pada ranting yang tidak berdaun atau pada cabang tua.
Panjang kelopaknya adalah 3 cm, berbentuk lonceng, berwarna putih
hingga coklat keemasan, pada umumnya bunga durian mekar pada sore
hari yaitu jam 16.00 WIB. Bunganya menyebarkan aroma wangi untuk
menarik pehatian kelelawar sebagai penyerbuk utamanya (Ashari dan
Wahyuni, 2010).

Gambar 3. Morfologi bunga durian


Sumber : https://www.google.com/search?q=bunga+durian&oq=bu&aqs=chrome
Buah durian memiliki ukuran dan bentuk buahnya bervariasi,
buahnya berbentuk bulat atau bulat telur, panjang buah 15-30 cm, dan
berduri tajam. Warna buah ketika masih muda hijau dan setelah tua
berwarna kuning. Buah durian mempunyai biji bulat telur atau lonjong
berwarna kuning kecoklatan, berdiameter lebih kurang 3 cm, dilapisi
selaput biji dan berwarna kuning (Setiadi, 2008).

Pada pengamatan yang telah di lakukan pada anatomi biji dan bauh
durian yng dapat teramati pada bagian buah yaitu lapisan epikarpium yang
merupakan lapisan paling luar dari buah durian, lapisan ini bermodifikasi
menjadi lapisan lilin yang tipis. Lapisan yang kedua adalah lapisan
mesokarpium yaitu daging buahnya yang tebal, antara mesokarpium dan
ruang ovarium tidak memiliki batas atau endokarpium.

Gambar 4. Anatomi buah dan biji durian


Sumber : https://www.google.com/search?q=anatomi+struktur+durian&safe
C. PerkembanganBuah Durian sukun

1. Perkembangan bunga durian


Munculnya bunga merupakan saat dimulainya fase generatif pada
suatu tanaman. Pohon durian mulai memunculkan bunga pada umur 8
tahun. Musim berbunga pohon durian dimulai pada bulan Juni sampai
September, dan buah akan menjadi matang pada bulan Oktober sampai
Februari (Astaman, 2007).
Perubahan bentuk bunga terjadi sesuai dengan umur bunga. Tunas
bunga durian muncul pada cabang sekunder maupun tertier. Tunas yang
muncul terus berkembang selama 3 minggu kemudian baru muncul bunga.
Perkembangan tunas berakhir pada saat bunga mekar dan kemudian
berkembang bersama perkembangan buah.

1 2 3 4 5 6 7
Gambar 5. Perkembangan bunga durian. 1. umur 3 msmt, 2. umur4 msmt, 3.
umur 5 msmt, 4. umur 6 msmt,5. umur 7 msmt,6. umur 8 msmt, dan 7. umur 9
msmt.

* msmt:minggu setelah mekar bunga

Periode pembungaan masing-masing varietas menunjukkan


perbedaan.Waktu pembungaan paling awal adalah varietas Monthong
diikuti Petruk, Hepe,Sitokong, dan Sunan. Periode pembungaan yang
paling lama adalah varietas Monthong diikuti Hepe, Petruk, Sitokong, dan
Sunan.

 Periode pembungaan durian


Waktu yang diperlukan untuk perkembangan bunga durian dari
inisiasi sampai bunga mekar adalah 6-7 minggu. Keadaan ini sesuai
dengan pernyataan French (2001) bahwa pembungaan durian dari inisiasi
sampai anthesis memerlukan waktu kurang lebih 6-8 minggu. Mekar atau
anthesis merupakan tahap pembukaan bunga yaitu saat bagian- bagian
bunga siap untuk penyerbukan. Dari hasil diketahui bahwa waktu
mekartiap varietas terjadi pada sore sampai malam hari dan rontok pada
akhir malamsampai pagi hari. Hal ini sesuai yang dilaporkan Lim (1997)
bahwa anthesis bunga terjadi pada jam 15.30 sampai 18.00 dan rontok
pada malam hari.
 Waktu mekar dan rontok bunga
Mekar dan rontok bunga terjadi pada durian, masing-masing
varietas menunjukkan perbedaan. Varietas Sunan waktu mekar lebih
seragam dibanding Monthong, antara pukul 16.00 sampai pukul 18.00,
sedangkan Monthong mekarlebih awal yaitu pukul 15.00 sampai pukul
22.00. Bunga yang mekar pada sorehari sekitar pukul 16.00 akan rontok
pada malam sampai pagi hari. Pada varietasSunan waktu rontok sebagian
besar terjadi pada malam hari, karena waktu mekar bunga yang hampir
seragam pada sore hari. Pada varietas Monthong waktu rontoklebih
bervariasi, ada yang terjadi pada malam hari ada yang pada pagi hari.
2. Perkembangan buah durian
Buah terbentuk dari bakal buah setelah bunga mengalami
penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan buah durian dibantu oleh
serangga seperti lebah dan semut. Hal ini disebabkan bunga mengandung
nektar dan beraroma harum yang dapat mengundang serangga. Setelah
penyerbukan, mahkota dan benang sari akan layu dan rontok dan
kemudian bakal buah akan berkembang menjadi buah.
Gambar 6. Perkembangan buah, 1.umur 1 msa, 2.umur 2 msa,3.umur 3
msa, 4. umur 4 msa, 5. umur 5 msa dan 6. umur 6 msa.* msa: minggu setelah
anthesis

Pembentukan buah durian terjadi setelah bunga anthesis yang


secara tidak langsung diserbuki oleh serangga atau kelelawar (Ashari,
2002; 2006). Setelah penyerbukan mahkota dan benang sari akan layu dan
rontok (6-12 jam setelahanthesis). Pelayuan dan perontokan mahkota dan
benang sari ini disebabkan oleh pengangkutan air secara besar-besaran dari
bunga ke bagian ovarium (Salisbury dan Ross, 1992). Bakal buah durian
yang berhasil dibuahi berkembang. Volume buah dari tiap minggu
mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan pada saat perkembangan
buah terjadi peristiwa pembelahan dan pembesaran sel dalam berbagai
arah pertumbuhan yang menyebabkan perubahan perbandingan
panjangdan diameter buah, sehingga terjadi perubahan bentuk buah
(Hidayat, 1995).
3. Deskripsi Biji

Gambar 7. Morfologi biji durian


Sumber : https://www.google.com/search?safe=strict&sxsrf=Agsj35i =5

Setelah terjadi penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan, bakal


buah akan tumbuh menjadi bakal buah dan bakal biji menjadi biji. Bagi
tumbuhan berbiji, biji merupakan alat perkembangbiakan yang utama,
karena di dalam biji terdapat calon tumbuhan baru. Biji durian terletak di
dalam daging buah yang berfungsi sebagai pembungkus biji. Biji dewasa
durian sukun dalam satu buah berjumlah 13-17 buah, sedangkan biji
durian pada tiap lokus rata-rata terdapat 2-3 biji. Untuk ketebalan, biji
durian sukun memiliki biji yang dapat dikategorikan tebal. Pada penelitian
sebelumnya terhadap indukan Durian sukun di habitat aslinya terdapat
adanya biji yang kempes, namun dalam penilitian ini yang dilakukan di
balai benih Ranukitri biji durian memperlihatkan kecenderungan
pembentukan biji yang tebal. Biji Durian sukun cenderung berbentuk
ovate. Biji durian sukun memiliki warna coklat muda dengan tekstur biji
yang agak keras.

D. Kandungan Gizi Durian

Bagian utama yang sering dimanfaatkan dan dimakan dari durian


ialah buahnya. Rasa buahnya yang enak membuat banyak orang gemar
mengonsumsi buah ini. Buahnya yang sudah matang dapat dikonsumsi
langsung atau pun diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti dibuat
kolak, es krim, selai, atau dodol (Rukmana, 1996).
Beberapa peneliti sebelumnya telah melakukan penelitian terhadap
kandungan gizi daging durian serta kandungan gizi albedo durian dan
mengatakan bahwa semakin tua (matang) durian, kandungan total gula,
gula reduksi, total padatan terlarut, dan kadar asam dalam daging buah
akan meningkat serta akan diimbangi dengan peningkatan aroma
(Anonim, 1996).
Kandungan gizi buah durian terdapat pada Tabel 1 dan
menunjukkan bahwa vitamin A yang terkandung di dalam buah ini
termasuk cukup tinggi yaitu 175, 0 SI.

Tabel 1. Kandungan Gizi Buah Durian Per 100 g Bahan

Kandungan Gizi Satuan Jumlah

Energi Kalori 134,0


Protein Gram 2,4
Lemak Gram 3,0
Karbohidrat Gram 28,0
Kalsium Mgram 7,4
Fosfor Mgram 44,0
Zat Besi (Fe) Mgram 1,3
Vitamin A SI 175,0
Vitamin B1 Mgram 0,1
Vitamin C Mgram 53,0
Air % 65,0
Bagian dapat dimakan % 22,0
Sumber: Anonim,( 1996)

Salah satu sumber terbaik pembentuk vitamin A ialah -karoten. Beta


karoten merupakan senyawa organik yang ditemukan dalam banyak buah-buahan
dan sayuran. Akan tetapi, ketersediaan -karoten sebagai sumber vitamin A,
terutama dari tanaman sering bersifat musiman. Selain itu, vitamin A yang berasal
dari tanaman maupun hewan juga mudah mengalami kerusakan akibat
pengolahan. Vitamin A diperlukan untuk meningkatkan kesehatan penglihatan
dan kulit. Meskipun terdapat senyawa lain yang menjadi sumber vitamin A,
-karoten merupakan sumber yang paling utama.
Selain dari buahnya, ternyata albedo durian juga mengandung beberapa
gizi. Albedo durian yang selama ini merupakan limbah dan hampir sama sekali
tidak dimanfaatkan ternyata terkandung gizi yang cukup banyak. Albedo durian
secara proporsional mengandung unsur selulosa yang tinggi (50-60%), kandungan
lignin (5%), dan kandungan pati yang rendah (5%) dan dapat diindikasikan
sebagai bahan campuran pakan olahan (Hatta, 2007).

Albedo durian yang tidak bernilai ini juga dapat dijadikan sebagai sumber
pektin, minyak atsiri, flavonoid, saponin, unsur selulosa, lignin, serta kandungan
pati. Sumber pektin ini tepatnya dapat ditemukan pada bagian kulit dalam durian
yang berwarna putih biasa dikatakan sebagai albedo atau juga dikenal dengan
bagian mesocarp.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Buah durian adalah buah tropis yang mengandung gizi baik bagi
tubuh yang lumayang digemari di Indonesia. Pembentukan buah durian
terjadi setelah bunga diserbuki dengan bantuan serangga atau kelelawar.
Hal ini disebabkan bunga mengandung nektar dan beraroma harum yang
dapat mengundang serangga. Setelah penyerbukan, mahkota dan benang
sari akan layu dan rontok dan kemudian bakal buah akan berkembang
menjadi buah

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah kami masih banyak terdapat


kekurangan dan kekeliruan, yang pada hakikatnya manusia tidak luput dari
kesalahan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca guna perbaikan pada makalah atau karya tulis
lainnya pada masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1996. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta: Bhatara Karya


Aksara.
Ashari, S. 2002. Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman. PT. Rineka
Cipta,Jakarta. ...pp.

Ashari, S. 2004. Biologi Reproduksi Tanaman Buah-buahan


Komersial.Bayumedia publishing. Malang. Hal. 85- 88.

Ashari, S. 2006. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia


Press.Jakarta. 495 pp.

Ashari, S. dan S. Wahyuni. 2010. Kajian Biologi Reproduksi Tanaman Durian


(Durio zibethinus Murr.). Makalah Pertanian UB Malang. Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

French, B. 2001. Durio zibethinus. http://ecoport.org/. Diakses 26 Juni 2006.

Hatta, V. H. 2007. Manfaat Kulit Durian Selezat Buahnya. Penelitian Jurusan


Teknik Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Unlam.
Hidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB. Bandung

Irawan, B. Kusmoro, J dan Rahayuningsih, S.R. 2007. Kajian Taksonomi Kultivar


durian di Kabupaten Subang Jawa Barat. Laporan
Penelitian Jurusan Biologi. FMIPA UNPAD.

Lim, T.K, and L. Luders. 1997. Durian Flowering, Pollination andIncompatibility


Studies. Great Britain. Ann. Appl. Boil 132: 151-165

Rukmana, R. 1996. Durian : Budidaya dan Pasca Panen. Yogyakarta: Kanisius.


Salisbury, F.B, dan C.W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid
3(diterjemahkanoleh Dyah R Lukman dan sumaryono). ITB.
Bandung

Setiadi. 2002. Bertanam Durian. Penebar Swadaya, Jakarta.121 hal.


Subhadrabandhu S, JMP Schneemann and EWM Verheij. 1997. la: Edible
Fruits and Nuts. Plant Resources of South-East Asia (PROSEA).
EWM Verheij and RE Colonel (Eds). Netherland: Pudoc
Wageningen.Him

Wiryanta, Bernard. 2008. Sukses Bertanam Durian. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Yaacob, O, and S. Subhadrabandhu. 1995. The Production of Economic Fruitsin


South-East Asia. Oxford University Press. New York. P. 90– 97

Anda mungkin juga menyukai