Oleh
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.Atas berkat dan
rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Morfologi dan Anatomi
Buah Belimbing.Kami berusaha semaksimal mungkin menyusun makalah ini dengan
baik.Kami berharap makalah ini dapat dijadikan sumber pelengkap pembelajaran mata
kuliah Struktur dan Perkembangan Tumbuhan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Kami pun berterima kasih kepada pihak yang telah mendidik dan memberi dorongan yaitu,
Tuhan Yang Maha Esa, rekan kerja, dan dosen pembimbing, serta pihak lain yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karenanya
kami sangat berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca bagi makalah ini
selanjutnya.Atas segala kesalahan yang ada di makalah ini kami mohon maaf. Atas kritik
dan saran kami mengucapkan banyak terima kasih.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman belimbing manis memiliki banyak manfaat. Buah belimbing manis
mengandung vitamin c, antioksidan, dan rendah lemak. Ekstrak buah belimbing
memiliki kandungan saponin yang mampu merusak dinding sel, mengganggu
metabolisme dan berakhir dengan kematian bakteri. Selain itu, buah belimbing manis
berfungsi sebagai antianalgesik (pereda nyeri) dan menurunkan tekanan darah (Ula,
2016).
Bunga merupakan alat perkembangbiakan generatif tumbuhan.Pada suatu
tumbuhan berbiji apabila sudah waktunya akan mengeluarkan bunga, yang mana pada
bunga terdapat bagian tertentu yang setelah terjadi peristiwa penyerbukan dan
pembuahan akan menghasilkan buah. Bunga adalah penjelmaan suatu tunas (batang
dan daun-daun) yang bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan
tumbuhan, sehingga pada bunga dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan dan
akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan.
Buah merupakan hasil penyerbukan bunga yang mengalami pembuahan.
Apabila bunga mengalami penyerbukan kemudian diikuti pembuahan, maka bakal
buah akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah
akan tumbuh menjadi biji.
Perkembangan bunga menjadi buah merupakan salah satu tujuan dalam
pembuatan artikel ini. Pada perkembangannya menjadi buah, bagian-bagian bunga
terkadang tidak ikut gugur dan tinggal pada buah yang biasanya tidak mengubah
bentuk maupun sifat buah tersebut (Tjitroseopomo, 2009)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah morfologi tanaman belimbing?
2. Bagaimanakah habitat tanaman belimbing?
3. Bagaimankah anatomi buah belimbing?
4. Bagaimnakah perkembangan buah belimbing?
5. Apa saja kandungan yang dimiliki buah belimbing?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Batang tanaman blimbing kuat, kasar dan juga berkayu, batang ini memiliki
bentuk bulat dengan panjang mencapai 10 meter bahkan lebih, dengan tumbuh tegak
mengarah keatas. Batang tanaman ini juga dilengkapi dengan percabangan yang
banyak, sehingga dapat dikatakan tanaman ini sebagai tanaman teduh (Surani, 2017)
3
Bunga belimbing manis memiliki 5 helai daun bunga (sepala), berbentuk bujur
telur memanjang dengan buku pendek bergabung dalam satu kuncup. Bunga
mempunyai 4-5 tangkai putik (stylus) sepanjang 0,2 cm yang mempunyai beberapa
rambut panjang. Letak daun bunga tegak, pada bagian pangkalnya lepas, dan pada
bagian agak tengah menyatu (berdekatan).Kepala sari (anthera) berwarna putih
kekuningan, ukurannya kecil dan terdiri dari dua ruang. Bakal buah (ovarium)
berwarna putih kehijauan, beralur, terdiri dari lima bagian, dan berbulu sepanjang
tepinya. Memiliki panjang antara 0,15–0,22 cm, memiliki 2-4 bakal biji (ovule) dalam
tiap ruang,dan berwarna hijau muda. Buah belimbing manis berupa buahbuni,
berbentuk lonjong dengan 5 rusuk (belimbingan) yang tajam, mengilap, dan berlilin.
Ukuran buah memiliki panjang mencapai 15 cm, berdiameter 8-12 cm , dan beratnya
berkisar 200–500 gram. Setiap buah mengandung 8–10 biji yang terletak pada pangkal
buah. Biji belimbing manis berbentuk pipih lonjong dengan ujung runcing,
panjangnya 0,7–1,2 cm, tertutup oleh aril yang berlendir, dan testanya berwarna coklat
muda mengilap dan tipis (Rukmana, 2006)
Mengungkapkan bahwa belimbing manis memiliki lima helai kelopak dan lima
helai mahkota. Kelopakbelimbing manis berwarna merah dengan berbagai gradasi
sedangkan mahkotanya berwarna ungu pucat hingga ungu cerah.pada gambar dibawah
dapat terlihat bagian-bagian daribunga belimbing manis (a); bunga belimbing manis
dengan putik panjang (b), dan bunga belimbing manis dengan putik pendek (c)Gambar
8 Perlekatan kepala sari pada tangkai sari dorsifix (a), dan subbasifix. Benangsari
bunga belimbing manis berjumlah 10, lima di antaranya berupa benangsari steril
(staminode) dan bersifat rudimenter.(Verheij & Coronel, 1997) Putik dengan tangkai
sari bunga belimbing manis berlekatan secara dorsifix (di tengah) dan subbasifix (agak
4
tepi). Putik bunga belimbing manis terdiri atas lima ruang yang menjadi satu (connate)
dengan perlekatan bakal buah menumpang.(Ula, 2016)
Secara fisik pada bagian luar belimbing terdapat kulit buah yang melindungi
bagian dalam atau daging buah. Bagian kulit belimbing ini sangat sensitif jika terjadi
benturan secaralangsung dengan benda lain, sedangkan pada bagian tengah terdapat
mata buah. Biji buah belimbing ini berbentuk pipih, berwarna coklat muda yang terdiri
dari dua lapisan yaitu lapisan dalam tipis dan lunak serta lapisan dalam luar sangat
kuat. Selain itu, biji ini dilapisi dengan cairan atau serat yang ada didalam buah
belimbing dengan warna putih (Surani, 2017)
Buah ini termasuk buah sejati, yaitu buah yangberkembang dari bakal
buah.Panjang tangkai buah belimbing manis yaitu 1.1–12.8 cm. Buah belimbing manis
memiliki warna muda dan warna tua, dan warna tepian yang bervariasi. Warna
kematangan buah belimbing manis tidaklah seragam.Buah belimbing memiliki
panjang 8.0–16.5 cm, tebal dan panjang juring berturut-turut yaitu 1.5–2.7 cm dan
2.2–5.2 cm. Bobot buah yang terukur yaitu 68–304 gram. Buah belimbing manis akan
mencapai kandungan gula optimum pada warna kuning yang utuh(Ula, 2016)
6
B. Habitat Tanaman Belibimbing
7
tidak sesuai maka tanaman belimbing tidak dapat tumbuh optimal atau tidak berbuah
lebat (Nakasone, 1998)
Garis besar bagian melintang pada buah menunjukkan bentuk bintang. Pericarp
menunjukkan dua daerah yang berbeda diantaranya yaitu Exocarp dan Endocarp.
Exocarp adalah lapisan terluar dari buah yang terdiri dari sel-sel persegi panjang tipis.
Lapisan yanag mempunyai trikoma dan kelenjar pada buah-buahan muda dan
mempunyai trikoma sederhana pada buah-buahan dewasa, mempunyai 3-4 lapisan
kolenkim epidermal.
Endocarp - Pada buah muda, terbuat dari banyak lapisan sel parenkim yang
tersusun rapat tipis, pada buah matang, rongga besar yang terbentuk secara lisogen ada
di parenkim, jaringan pembuluh darah yang rusak juga diamati di daerah parenkim.
Buah bubuk A.carambola menunjukkan adanya trikoma sederhana, sel parenkim, sel
yang diisi tannin, sel collenchymatous, serat schlerenchuymatous (Dasgupta, 2013)
Perkembangan Bunga Bakal bunga pada fase inisiasi kedua spesies berupa
tonjolan agak bulat dan tersebar pada batang. Kuncup kecil A. dolichocerpa berbentuk
bulat dengan warna hijau kecokelatan dan pada bagian kelopaknya terdapat garis
merah muda, sedangkan pada A. leucopetala warnanya hijau muda. Jika dibelah
membujur, mulai terlihat struktur bunganya. Fase kuncup besar dicirikan dengan
mahkota yang sudah mulai keluar dari kelopaknya. Pada fase anthesis A. dolichocarpa
terlihat mahkota yang sudah keluar dari kelopak, berwarna merah muda dengan bagian
putih di tepi, dan anther sudah dipenuhi serbuk sari berwarna putih. Pada A.
leucopetala, fase ini ditunjukkan dengan mahkota yang keluar dari kelopaknya,
berwarna putih dan anther berwarna kuning. Menandai akhir fase ini, mahkota bunga
A dolichocarpa akan rontok, sedangkan pada A. leucopetala mahkota semakin layu
dan mengering Putik yang telah dibuahi akan berubah menjadi kecoklatan, tetapi
ujung putiknya tetap menempel di ujung buah. Hal ini menyebabkan bentuk buah A.
leucopetala agak melengkung keluar, tetapi pada A. dolichocarpa cenderung lurus.
Buah awal yang terbentuk masih tertutup oleh kelopak dan warnanya hijau
kecokelatan, kemudian menjadi hijau muda, hijau tua, dan saat matang pada A
dolichocarpa akan berwarna hijau kekuningan, sedangkan A. leucopetala masih
tampak hijau tua dengan ujung agak kuning, bahkan ada yang hijau penuh
9
10
E. Komposisi dan Kandungan Senyawa Kimia Buah
11
matang (4,83 ± 0,27 mg / 100 g buah yang dapat dimakan). Tingkat keasaman yang
dapat dititrasi, gula pereduksi, dan kandungan tanin dari buah-buahan sangat
bervariasi di antara buah-buahan pada berbagai tahap kematangan. (Saghir, Khaw,
Murugaiyah, & Sadikun, 2013)
Daun: Daun atau pucuk yang hancur diaplikasikan secara eksternal dalam
pengobatan cacar air, kurap dan sakit kepala. Rebusan daun digunakan untuk
12
meringankan stomatitis aphthous dan angina. Selain itu, daunnya bermanfaat untuk
mengobati oliguria, bisul dan pyodermas, edema postpartum, gastroenteritis, dan
cedera traumatis.Bunga: Bunga yang direbus digunakan sebagai vermifuge, demam
dan malaria. Khususnya di Asia Tenggara, bunga-bunga belimbingdapat digunakan
dalam dermatitis (Dasgupta, 2013)
13
DAFTAR PUSTAKA
Moore, H. E., Woodson, R. E., & Schery, R. W. (1980). Flora of Panama. Taxon.
https://doi.org/10.2307/1219629
Nuñez-Elisea, R., & Crane, J. H. (2019). 582 Off-season Carambola (Averrhoa carambola L.
cv. Arkin) Production under Glass. HortScience.
https://doi.org/10.21273/hortsci.34.3.547a
Saghir, S. A. M., Khaw, K. Y., Murugaiyah, V., & Sadikun, A. (2013). Star fruit (Averrhoa
carambola L.): From traditional uses to pharmacological activities. Boletin
Latinoamericano y Del Caribe de Plantas Medicinales y Aromaticas, 12(3), 209–219.
Ula, R. A. (2016). Karakterisasi morfologi dan anatomi tanaman belimbing manis (Averrhoa
carambola L.) di Taman Buah Mekarsari Bogor. 1–35.
14
Verheij, E. W. M., & Coronel, R. E. (1997). Sumber daya nabati Asia Tenggara. In PROSEA.
https://doi.org/10.1016/j.ophtha.2014.04.011
Wijayakusuma, H., & Dalimarta, S. (2000). Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Darah
Tinggi Cetakan 6. Jakarta: Penebar Swadaya.
15