Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERKEMBANGAN BUAH BELIMBING (Averrhoa sp)

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah :Struktur dan Perkembangan Tumbuhan
Dosen Pengampu :Hafidha Asni Akmalia, M. Sc.

Oleh

Kurnia Alfi Rianti (1808086018)


Ainul Yaqin (1808086024)
Zahratul Khofifah (1808086025)
Fadhilatul Amin (1808086027)
Rais Dzulfikri (1808086029)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.Atas berkat dan
rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Morfologi dan Anatomi
Buah Belimbing.Kami berusaha semaksimal mungkin menyusun makalah ini dengan
baik.Kami berharap makalah ini dapat dijadikan sumber pelengkap pembelajaran mata
kuliah Struktur dan Perkembangan Tumbuhan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Kami pun berterima kasih kepada pihak yang telah mendidik dan memberi dorongan yaitu,
Tuhan Yang Maha Esa, rekan kerja, dan dosen pembimbing, serta pihak lain yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karenanya
kami sangat berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca bagi makalah ini
selanjutnya.Atas segala kesalahan yang ada di makalah ini kami mohon maaf. Atas kritik
dan saran kami  mengucapkan banyak terima kasih.

Semarang, 30November 2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman belimbing manis memiliki banyak manfaat. Buah belimbing manis
mengandung vitamin c, antioksidan, dan rendah lemak. Ekstrak buah belimbing
memiliki kandungan saponin yang mampu merusak dinding sel, mengganggu
metabolisme dan berakhir dengan kematian bakteri. Selain itu, buah belimbing manis
berfungsi sebagai antianalgesik (pereda nyeri) dan menurunkan tekanan darah (Ula,
2016).
Bunga merupakan alat perkembangbiakan generatif tumbuhan.Pada suatu
tumbuhan berbiji apabila sudah waktunya akan mengeluarkan bunga, yang mana pada
bunga terdapat bagian tertentu yang setelah terjadi peristiwa penyerbukan dan
pembuahan akan menghasilkan buah. Bunga adalah penjelmaan suatu tunas (batang
dan daun-daun) yang bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan
tumbuhan, sehingga pada bunga dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan dan
akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan.
Buah merupakan hasil penyerbukan bunga yang mengalami pembuahan.
Apabila bunga mengalami penyerbukan kemudian diikuti pembuahan, maka bakal
buah akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah
akan tumbuh menjadi biji.
Perkembangan bunga menjadi buah merupakan salah satu tujuan dalam
pembuatan artikel ini. Pada perkembangannya menjadi buah, bagian-bagian bunga
terkadang tidak ikut gugur dan tinggal pada buah yang biasanya tidak mengubah
bentuk maupun sifat buah tersebut (Tjitroseopomo, 2009)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah morfologi tanaman belimbing?
2. Bagaimanakah habitat tanaman belimbing?
3. Bagaimankah anatomi buah belimbing?
4. Bagaimnakah perkembangan buah belimbing?
5. Apa saja kandungan yang dimiliki buah belimbing?
C. Tujuan

1. Mengetahui morfologi tanaman belimbing


2. Mengetahui habitat tanaman belimbing
3. Mengatahui anatomi buah belimbing
4. Mengatahui perkembangan buah belimbing
5. Mengatahui kandungan yang dimiliki buah belimbing

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Morfologi Tanaman Belimbing

Belimbing atau starfruit adalah buah asli Indonesia tetapi sudah


dibudidayakan di seluruh Asia Tenggara dan Malaysia selama berabad-abad.(Pasagi,
2014)Struktur morfologi tanaman belimbing manis terdiri atas akar, batang,cabang,
ranting, bunga, buah dan biji. Perakaran tanaman belimbing manis cukup dalam dan
menyebar kesegala arah. Batangnya berkayu keras, tidak teratur, bergaris tengah
antara 20-35 cm, tajuk pohonnya rendah, kulit batang licin (halus) danberwarna
cokelat keabu–abuan atau kelabu tua.Tinggi tanaman antara 5–12 cm memiliki cabang
dan ranting yang banyak, tumbuhnya menyudut (angular).Daunnya termasuk dalam
daun majemuk.Tangkai daunnya pendek, pangkal daun agak besar pada bagian
atasnya.Panjang daun sekitar 18 cm, pada setiap daun terdapan 1-2 anak daun yang
letaknya selang seling secara berlawanan. Anak daun panjangnya sekitar 1,5–9 cm,
lebar 1–4,5 cm, berbentuk lonjong, bagian pangkalnya bulat dan ujungnya runcing.
Setiap anak daun mempunyai 3–10 pasang tulang daun lateral (Rukmana, 2006)

Daun Tanaman Belimbing

Tanaman belimbing manis memiliki struktur daun majemuk menyirip gasal


dengan jumlah anak daun bervariasi. Anak daun dapat tersusun secara berhadapan
maupun berseling pada sumbu utama daun (rachis). Menurut (Tjitrosoepomo, 2007)
daun majemuk menyirip gasal tidak harus berjumlah ganjil, akan tetapi istilah gasal di
sini dilihat dari jumlah daun yang terdapat pada ujung sumbu utama, yaitu satu daun.
Anak daun belimbing manis memiliki bentuk yang bermacam-macam. (Moore,
Woodson, & Schery, 1980)

Batang Tanaman Belimbing

Batang tanaman blimbing kuat, kasar dan juga berkayu, batang ini memiliki
bentuk bulat dengan panjang mencapai 10 meter bahkan lebih, dengan tumbuh tegak
mengarah keatas. Batang tanaman ini juga dilengkapi dengan percabangan yang
banyak, sehingga dapat dikatakan tanaman ini sebagai tanaman teduh (Surani, 2017)

Bunga Tanaman Belimbing

3
Bunga belimbing manis memiliki 5 helai daun bunga (sepala), berbentuk bujur
telur memanjang dengan buku pendek bergabung dalam satu kuncup. Bunga
mempunyai 4-5 tangkai putik (stylus) sepanjang 0,2 cm yang mempunyai beberapa
rambut panjang. Letak daun bunga tegak, pada bagian pangkalnya lepas, dan pada
bagian agak tengah menyatu (berdekatan).Kepala sari (anthera) berwarna putih
kekuningan, ukurannya kecil dan terdiri dari dua ruang. Bakal buah (ovarium)
berwarna putih kehijauan, beralur, terdiri dari lima bagian, dan berbulu sepanjang
tepinya. Memiliki panjang antara 0,15–0,22 cm, memiliki 2-4 bakal biji (ovule) dalam
tiap ruang,dan berwarna hijau muda. Buah belimbing manis berupa buahbuni,
berbentuk lonjong dengan 5 rusuk (belimbingan) yang tajam, mengilap, dan berlilin.
Ukuran buah memiliki panjang mencapai 15 cm, berdiameter 8-12 cm , dan beratnya
berkisar 200–500 gram. Setiap buah mengandung 8–10 biji yang terletak pada pangkal
buah. Biji belimbing manis berbentuk pipih lonjong dengan ujung runcing,
panjangnya 0,7–1,2 cm, tertutup oleh aril yang berlendir, dan testanya berwarna coklat
muda mengilap dan tipis (Rukmana, 2006)

Bunga merupakan alat perkembangbiakan generatif bagi tumbuhan. Bunga


belimbing manis memiliki susunan bisexual (banci) yang memiliki benang sari dan
putik dalam satu bunga serta merupakan bunga lengkap yang memiliki bagian-bagian
bunga seperti kelopak, mahkota, benangsari, dan putik. (Simpson, 2010) Tipe
perbungaan belimbing manis yaitu panicle-like cyme (cyme seperti malai) dan
merupakan bunga terbatas. Bunga belimbing manis memiliki bentuk simetri radial
(aktinomorf). Bagian-bagian bunga belimbing manis tidak saling berlekatan (free).
Bunga belimbing manis memiliki 5 helai daun kelopak (sepal) yang tidak saling
berlekatan (aposepalous) serta memiliki 5 helai daun mahkota (petal) yang saling
berlekatan (sympetalous). (Nuñez-Elisea & Crane, 2019)

Mengungkapkan bahwa belimbing manis memiliki lima helai kelopak dan lima
helai mahkota. Kelopakbelimbing manis berwarna merah dengan berbagai gradasi
sedangkan mahkotanya berwarna ungu pucat hingga ungu cerah.pada gambar dibawah
dapat terlihat bagian-bagian daribunga belimbing manis (a); bunga belimbing manis
dengan putik panjang (b), dan bunga belimbing manis dengan putik pendek (c)Gambar
8 Perlekatan kepala sari pada tangkai sari dorsifix (a), dan subbasifix. Benangsari
bunga belimbing manis berjumlah 10, lima di antaranya berupa benangsari steril
(staminode) dan bersifat rudimenter.(Verheij & Coronel, 1997) Putik dengan tangkai
sari bunga belimbing manis berlekatan secara dorsifix (di tengah) dan subbasifix (agak
4
tepi). Putik bunga belimbing manis terdiri atas lima ruang yang menjadi satu (connate)
dengan perlekatan bakal buah menumpang.(Ula, 2016)

Gambar 1. Bunga belimbing

Gambar 2. Putik bunga belimbing

Belimbing manis memiliki bunga yang distylus. Bunga belimbing manis


memiliki dua bentuk tangkai putik yaitu tangkai putik panjang (pin) dan tangkai putik
pendek (thrum) dan hanya ada satu bentuk dalam satu pohon. Pembuahan tidak dapat
terjadi pada polen yang menyerbuki putik pada bunga yang sama. Hal ini disebabkan
adanya protein penghambat yang disekresikan oleh putik untuk menghalangi
masuknya polen melalui pori pada putik sehingga untuk penyerbukan, diperlukan
polen dari bunga lain yang memiliki bentuk putik berbeda(Ula, 2016)

Buah Tanaman Belimbing

Buahnya renyah, memiliki tekstur renyah dan ketika dipotong melintang


berbentuk bintang, sesuai dengan namanya starfruit. Bau buah-buahan menyerupai
asam oksalat dan rasanya bervariasi dari sangat asam hingga agak manis atau manis.
Dagingnya berwarna kuning muda sampai kuning, tembus cahaya dan sangat berair
5
tanpa serat (Dasgupta, 2013). Buahnya berwarna hijau saat kecil dan belum matang
tetapi berubah menjadi kuning atau oranye saat matang. Buahnya berdaging dengan
bentuk lonjong, memanjang 5-6 siku, panjang 515 cm dan lebar hingga 9 cm.

Buahnya merupakan buah buni, berusuk lima, bila dipotong melintang


berbentuk bintang. Panjang buah 4-12,5 cm, berdaging, dan banyak mengandung air,
saat matang berwarnanya kuning. Rasanya manis sampai asam. Rasa asam pada buah
karena mengandung kristal asam oksalat. Biji berwarna putih kotor kecoklatan, pipih,
berbentuk elips dengan kedua ujung lancip (Wijayakusuma & Dalimarta, 2000)

Secara fisik pada bagian luar belimbing terdapat kulit buah yang melindungi
bagian dalam atau daging buah. Bagian kulit belimbing ini sangat sensitif jika terjadi
benturan secaralangsung dengan benda lain, sedangkan pada bagian tengah terdapat
mata buah. Biji buah belimbing ini berbentuk pipih, berwarna coklat muda yang terdiri
dari dua lapisan yaitu lapisan dalam tipis dan lunak serta lapisan dalam luar sangat
kuat. Selain itu, biji ini dilapisi dengan cairan atau serat yang ada didalam buah
belimbing dengan warna putih (Surani, 2017)

Buah ini termasuk buah sejati, yaitu buah yangberkembang dari bakal
buah.Panjang tangkai buah belimbing manis yaitu 1.1–12.8 cm. Buah belimbing manis
memiliki warna muda dan warna tua, dan warna tepian yang bervariasi. Warna
kematangan buah belimbing manis tidaklah seragam.Buah belimbing memiliki
panjang 8.0–16.5 cm, tebal dan panjang juring berturut-turut yaitu 1.5–2.7 cm dan
2.2–5.2 cm. Bobot buah yang terukur yaitu 68–304 gram. Buah belimbing manis akan
mencapai kandungan gula optimum pada warna kuning yang utuh(Ula, 2016)

6
B. Habitat Tanaman Belibimbing

Tanaman belimbing dapat tumbuh optimal pada tanah lempungdengan curah


hujan sedang, yaitu 1.500-2.500 milimeter pertahun dan memiliki pH tanah 5,5 – 6
(Sunarjono,2004). Pada lahan tersebut, belimbing akan berbuah lebat dan memiliki
rasa buah manis jika dibandingkan tanaman belimbing yang ditanam di jenis tanah
lain. Ketinggian tempat yang cocok untuk tanaman belimbing yaitu di dataran rendah
sampai ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.Pertumbuhan belimbing
(Averrhoa carambola L.) dipengaruhi oleh jenis tanah, sinar matahari dan pemupukan.
Pada dasarnya belimbing dapat tumbuh pada semua jenis tanah, baik tanaman
berpasir, pasir berlempung,lempung maupun lempung berpasir . Namun jika tanahnya

7
tidak sesuai maka tanaman belimbing tidak dapat tumbuh optimal atau tidak berbuah
lebat (Nakasone, 1998)

C. Anatomi Buah secara mikroskopis

Garis besar bagian melintang pada buah menunjukkan bentuk bintang. Pericarp
menunjukkan dua daerah yang berbeda diantaranya yaitu Exocarp dan Endocarp.
Exocarp adalah lapisan terluar dari buah yang terdiri dari sel-sel persegi panjang tipis.
Lapisan yanag mempunyai trikoma dan kelenjar pada buah-buahan muda dan
mempunyai trikoma sederhana pada buah-buahan dewasa, mempunyai 3-4 lapisan
kolenkim epidermal.

Endocarp - Pada buah muda, terbuat dari banyak lapisan sel parenkim yang
tersusun rapat tipis, pada buah matang, rongga besar yang terbentuk secara lisogen ada
di parenkim, jaringan pembuluh darah yang rusak juga diamati di daerah parenkim.
Buah bubuk A.carambola menunjukkan adanya trikoma sederhana, sel parenkim, sel
yang diisi tannin, sel collenchymatous, serat schlerenchuymatous (Dasgupta, 2013)

D. Perkembangan bunga menjadi buah

Secara umum, tahapan perkembangan organgeneratif (bunga-buah) terbagi


dalam 5 fase yaitu (1) pembentukan bunga; (2) penyerbukan dan pembentukan
buah/benih; (3) pertumbuhanbuah; (4) pemasakan buah/benih; dan(5) penyebaran (
dispersal).

Fase atau tahap pembentukan bunga merupakan suatu tahapan perkembangan


awal dari pembungaan pembuahan yang dimulai dari terbentuknya tunas generatif atau
tunas primordia bunga (apeks meristem reproduksi) hingga bunga mekar (anthesis).
Pada jenis tanamanini tunas generatif muncul bersamaan dengan tunas vegetatif atau
tunas primordia daun (apeks meristem vegetatif).Tunas bungakemudian berkembang
menjadi bunga kuncupyang berbentuk bulir-bulir dantersusun memanjang dalam satu
rangkaian bunga yang disebutmalai (compound inflouresences ). Jumlah bunga
kuncup dalam setiap malai berkisar 121–427butir dengan panjang malai 7–22 cm.
Selanjutnyabunga kuncup membesar yang diikuti dengan pertambahan ukuran panjang
malaiserta perubahan warna kuncup yang pada awalnya berwarna hijauhingga
akhirnya berwarnahijau kekuningan. Kuncup bunga yang membesar menandakan
sedangberlangsungnya prosespembentukan dan perkembangan ovari serta
alatreproduksi yaitu putik dan benang sari.
8
Bunga selanjutnya mekar (anthesis) . Proses mekarnya bunga terjadi secara
bertahap mulai dari pangkal menuju ke pucuk malai (bersifat acropetally). Jumlah
bunga mekar dalam setiap malai berkisar antara 230–290 bunga. Bunga yang telah
mekar berwarna kuning. Rata-rata waktu yang dibutuhkan hingga bungamulai mekar
adalah 13 hari.Tanaman ini termasuk tanamanhermaphrodites yaitu organ reproduski
jantan (putik/stylus)dan organ reproduksi betina (benang sari/stamen) terdapat dalam
satu bunga. Mahkota bunga (sepal/corolla) berwarna kuningberbentukbintang yang
berjumlah 4–5 helai.Benang sari berjumlah 10 dengan tangkaibenang sari (panjang ± 1
cm berwarnakuning pucat. Kepala sari (anther) berwarna coklat muda.Pada tanaman
tata letak bungabetina (putik) lebih tinggi dibandingkan bungajantan (benang sari).
Perpanjangan putik tersebutmerupakan salah satu mekanisme
memperlancarterjadinyadengan cara menjauhkandan kepala putik pada tahap
perkembangan organ betina. Olehkarena itu untuk proses penyerbukan
diperlukanbantuan agen penyerbuk atau polinator. Berdasarkan struktur bungayang
berbentuk malai danjumlah bunga yang banyak serta dengan bau danwarna
mencolok,maka diduga polinator tanamanadalah serangga.

Perkembangan Bunga Bakal bunga pada fase inisiasi kedua spesies berupa
tonjolan agak bulat dan tersebar pada batang. Kuncup kecil A. dolichocerpa berbentuk
bulat dengan warna hijau kecokelatan dan pada bagian kelopaknya terdapat garis
merah muda, sedangkan pada A. leucopetala warnanya hijau muda. Jika dibelah
membujur, mulai terlihat struktur bunganya. Fase kuncup besar dicirikan dengan
mahkota yang sudah mulai keluar dari kelopaknya. Pada fase anthesis A. dolichocarpa
terlihat mahkota yang sudah keluar dari kelopak, berwarna merah muda dengan bagian
putih di tepi, dan anther sudah dipenuhi serbuk sari berwarna putih. Pada A.
leucopetala, fase ini ditunjukkan dengan mahkota yang keluar dari kelopaknya,
berwarna putih dan anther berwarna kuning. Menandai akhir fase ini, mahkota bunga
A dolichocarpa akan rontok, sedangkan pada A. leucopetala mahkota semakin layu
dan mengering Putik yang telah dibuahi akan berubah menjadi kecoklatan, tetapi
ujung putiknya tetap menempel di ujung buah. Hal ini menyebabkan bentuk buah A.
leucopetala agak melengkung keluar, tetapi pada A. dolichocarpa cenderung lurus.
Buah awal yang terbentuk masih tertutup oleh kelopak dan warnanya hijau
kecokelatan, kemudian menjadi hijau muda, hijau tua, dan saat matang pada A
dolichocarpa akan berwarna hijau kekuningan, sedangkan A. leucopetala masih
tampak hijau tua dengan ujung agak kuning, bahkan ada yang hijau penuh

9
10
E. Komposisi dan Kandungan Senyawa Kimia Buah

Pada komposisi buah selama pematangan ditemukan PH buah meningkat


dengan kemajuan dalam kematangan, di mana nilai-nilai pH adalah 3,44, 2,40 dan
2,71 masing-masing untuk buah matang, hijau matang dan setengah matang, masing-
masing. Peningkatan kandungan kalsium diamati pada tahap matang (4,83 ± 0,27 mg /
100 g buah yang dapat dimakan) dan secara signifikan berbeda dari buah pada saat
matang hijau (3,55 ± 0,85 mg / 100 g buah yang dapat dimakan) atau tahap setengah

11
matang (4,83 ± 0,27 mg / 100 g buah yang dapat dimakan). Tingkat keasaman yang
dapat dititrasi, gula pereduksi, dan kandungan tanin dari buah-buahan sangat
bervariasi di antara buah-buahan pada berbagai tahap kematangan. (Saghir, Khaw,
Murugaiyah, & Sadikun, 2013)

Analisis fitokimia awal dari buah belimbing menunjukkan adanya saponin,


alkaloid, flavonoid dan tanin. Buah itu juga ditemukan mengandung
proanthocyanidins, epicatechin, asam galat dalam bentuk gallotannin dan asam L-
askorbat. Dilaporkan bahwa sterol utama yang terdapat dalam buah-buahan carambola
adalah βsitosterol, campesterol, lupeol dan isofucosterol; itu juga mengandung empat
asam lemak nabati utama diantaranya yaitu asam palimitik, oleat, linoleat dan
linolenat. Belimbing telah mengidentifikasi komponen flavonoid o-glikosil seperti
quercetin-3-o-β-g glikosida dan rutin. Bagian buah yang dapat dimakan adalah sumber
yang baik untuk mengurangi dan mengontrol gula, mineral, zat mudah menguap,
tanin, serat makanan, pektin, selulosa, hemiselulosa, zat besi, kalsium, komposisi
fosfor dan karotenoid. Komponen lain yang dapat diidentifikasi adalah cyaniding3-o-
β-dglucoside, cyaniding-3-5-o-d-diglucoside, β-amirin dan C flavon glikosida, seperti
apigeni-6-C-β-Lfucopyranoside dan apigenin-6 -C-β-1fucopyranoside (Dasgupta,
2013)

Penggunaan Sebagai Obat Tradisional

Buah: Di India, buah-buahan matang atau jusnya digunakan sebagai anti-


piretik, obat pencahar, perangsang nafsu makan, sialogogue, astringent dan
antiscorbutic. Di Brasil, buah ini direkomendasikan sebagai diuretik pada masalah
terkait ginjal dan kandung kemih. Dalam Chinese Materia Medica, digunakan untuk
memuaskan dahaga dan meningkatkan sekresi air liur. Dalam Ayurveda, buah yang
matang digunakan untuk pencernaan, tonik. Selain itu, buah-buahan juga digunakan
untuk mengobati radang tenggorokan, sariawan, sakit gigi, batuk, asma, cegukan dan
gangguan pencernaan seperti keracunan makanan, kolik, diare, penyakit kuning,
malaria splenomegali, wasir, ruam kulit, pruritis, sengatan matahari dan beberapa
masalah terkait mata. Belimbing digunakan sebagai afrodisiak untuk pria dan wanita.
Pada wanita, buah-buahan dapat digunakan untuk meningkatkan laktasi dan dalam
dosis besar, mereka dapat bertindak sebagai emmenagog.

Daun: Daun atau pucuk yang hancur diaplikasikan secara eksternal dalam
pengobatan cacar air, kurap dan sakit kepala. Rebusan daun digunakan untuk
12
meringankan stomatitis aphthous dan angina. Selain itu, daunnya bermanfaat untuk
mengobati oliguria, bisul dan pyodermas, edema postpartum, gastroenteritis, dan
cedera traumatis.Bunga: Bunga yang direbus digunakan sebagai vermifuge, demam
dan malaria. Khususnya di Asia Tenggara, bunga-bunga belimbingdapat digunakan
dalam dermatitis (Dasgupta, 2013)

13
DAFTAR PUSTAKA

Dasgupta, et al. (2013). Averrhoa Carambola: An Updated Review. International Journal of


Pharma Research & Review, 2(7), 54–63.

Moore, H. E., Woodson, R. E., & Schery, R. W. (1980). Flora of Panama. Taxon.
https://doi.org/10.2307/1219629

Nakasone, H. Y. dan R. . P. (1998). Tropical Fruits. New York: CAB International.

Nuñez-Elisea, R., & Crane, J. H. (2019). 582 Off-season Carambola (Averrhoa carambola L.
cv. Arkin) Production under Glass. HortScience.
https://doi.org/10.21273/hortsci.34.3.547a

Pasagi, J. R. (2014). Analisis Hubungan Kekerabatan Varietas pada Belimbing (Averrhoa


carambola L.) Melalui Pendekatan Morfologi. Skripsi, Universita.

Putri, K. P., & Pramono, A. A. (2013). PERKEMBANGAN BUNGA, BUAH DAN


KEBERHASILAN REPRODUKSI JENIS SAGA ( Adenanthera pavonina L.). Jurnal
Penelitian Hutan Tanaman, 10(3), 147–154.
https://doi.org/10.20886/jpht.2013.10.3.147-154

Rukmana, R. (2006). Belimbing Manis. Semarang: CV Avneka ILmu.

Saghir, S. A. M., Khaw, K. Y., Murugaiyah, V., & Sadikun, A. (2013). Star fruit (Averrhoa
carambola L.): From traditional uses to pharmacological activities. Boletin
Latinoamericano y Del Caribe de Plantas Medicinales y Aromaticas, 12(3), 209–219.

Simpson, M. G. (2010). Plant Systematics. In Plant Systematics.


https://doi.org/10.1016/b978-0-12-374380-0.50001-4

Surani, H. (2017). Pembungkusan Buah. Blitar: Panduan Bududaya Belimbing Varietas


Karangsari.

Tjitrosoepomo, G. (2007). Taksonnomi Tumbuhan. Yogyakarrta: Gadjah Mada University


Press.

Ula, R. A. (2016). Karakterisasi morfologi dan anatomi tanaman belimbing manis (Averrhoa
carambola L.) di Taman Buah Mekarsari Bogor. 1–35.

14
Verheij, E. W. M., & Coronel, R. E. (1997). Sumber daya nabati Asia Tenggara. In PROSEA.
https://doi.org/10.1016/j.ophtha.2014.04.011

Wijayakusuma, H., & Dalimarta, S. (2000). Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Darah
Tinggi Cetakan 6. Jakarta: Penebar Swadaya.

15

Anda mungkin juga menyukai