PENDAHULUAN
Kubis-kubis itu sejarahnya diduga berasal dari kubis liar Brassica oleracea var,
sylvestris, yang tumbuh di sepanjang pantai Laut Tengah, pantai Inggris, Denmark, dan
sebelah Utara Perancis Barat. Sejak zaman purbakala (2500 2000 SM), tanaman ini
sudah dipuja oleh orang-orang Yunani Kuno dan Mesir. Ia mulai dibudidayakan di Eropa
pada abad ke-9, tapi di Indonesia baru pada abad ke 17, dibawa oleh orang Spanyol dan
Belanda memperkenalkannya sebagai kool, lalu diindonesiakan sebagai kol.
Sulit untuk melacak sejarah yang tepat dari kubis, tetapi itu kemungkinan besar
didomestikasi di suatu tempat di Eropa sebelum 1000 SM, meskipun savoy tidak
dikembangkan sampai abad ke-16. Pada Abad Pertengahan, kubis telah menjadi bagian
penting dari masakan Eropa. Kepala kubis umumnya diambil selama tahun pertama dari
daur hidup tanaman, tetapi tanaman yang dimaksudkan untuk benih dibiarkan tumbuh
tahun kedua, dan harus terus dipisahkan dari tanaman cole lain untuk mencegah
penyerbukan silang. Kubis rentan terhadap beberapa kekurangan gizi, serta beberapa
hama, dan penyakit bakteri dan jamur.
Terdapat jenis agak khas dari kubis, yang dikenal sebagai Kelompok Sabauda, yang
dalam perdagangan dikenal sebagai kubis Savoy. Kelompok ini juga dapat dimasukkan
dalam Capitata.a
Kubis biasa Brassica oleracea var. capitata adalah varietas kubis yang telah
dikonsumsi sejak abad ke-5. Daunnya yang berlapis lilin, mula-mula tumbuh lurus hingga
sepanjang 30 cm. baru kemudian, daun-daun muda yang tumbuh belakang. Makin lama,
daun yang berbentuk makin banyak, hingga membentuk krop atau kepala. Itulah
sebabnya ia disebut Capitata. Kubis kepala banyak sekali formannya. Tetapi hanya
beberapa yang dibudidayakan secara intensif.
2. Bunga kol
Bunga kol atau kubis bunga memang bunga kubis yang dapat dikonsumsi. Menurut
warnanya, kubis bunga ini dapat dibagi tiga, yaitu kubis bunga putih (Dalam bahasa
Inggris bernama Cauliflower), hijau, dan ungu. Kubis bunga yang berwarna putih
kekuningan, bunganya padat, tebal dan tersusun dari rangkaian bunga-bunga kecil dengan
tangkai pendek. Susunan bunga-bunga kecil ini bisa membentuk massa kubis dengan
diameter 20 cm atau lebih.
3. Kubis tunas
4. Petsai
Dalam bahasa Inggris disebut Napa cabbage. Petsai atau kubis cina, Brassica
chinensis atau B. Campestris var. chinensis, memang berasal dari Cina Daratan. Ia
mempunyai batang pendek sampir akhir tidak terlihat, dengan daun bukat panjang
berwarna putih. Daunnya yang lunak dan enak berbulu, dengan urat-urat daun yang
sangat jelas terlihat. Dulu petsai hanya bisa ditanam di dataran tinggi, tetapi kini telah
ditemukan
5. Sawi
Sawi, Brassica juncea, bentuk fisiknya mirip Caisin atau sawi putih di atas.
Bedanya, sawi berdaun hijau dan berbulu, sedangkan aromanya tajam menusuk
hidung. Ada tiga forma dari sawi ini, yaitu sawi jabung, sawi hijau, dan sawi huma.
Sawi jabung sangat digemari karena daunnya yang lebar dan enak dimakan.
Batangnya pendek dan tegap. Daunnya bertangkai panjang dengan sayap yang
melengkung ke bawah.
https://sayursayurku.wordpress.com/2011/02/19/jenis-kubiskol/
Selain itu, kubis juga baik digunakan untuk mengobati penyakit kulit.Sebagai obat
kulit, kubis dapat digunakan secara eksternal ( pengobatan dari luar tubuh
).Pengobatan secara eksternal dapat dilakukan dengan menumbuk dan mengoleskan
ke kubis ke kulit yang sakit.Sementara itu pengobatan secara internal dengan cara
memakan mentah kubis sebagai lalap, sayur, atau jus.
Selain itu, kubis juga dapat membantu mempercepat mekanisme reaksi obat-obatan
farmasi dalam tubuh yang dinamakan asetaminophen.Namun, bagi orang-orang
tertentu, mengkomsumsi kubis terlalu banyak dapat berakibat kurang baik, yakni
mengakibatkan terbentuknya gas di dalam lambung.
Mengurangi risiko kanker lambung, kanker usus besar ( kolon ), dan kanker dubur.
Berdasarkan data produksi kubis tahun 2011, sebanyak 20.38% kubis di indonesia
berasal dari provinsi jawa tengah kemudian jawa barat (19.86%), jawa timur
(13.41%), sumatera utara (12.73%), bengkulu (5.42%), dan sisanya sebesar 20.38%
merupakan kontribusi dari provinsi lainnya.
pusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/C3_Mar_Kubis.pdf
1.5 Syarat Pertumbuhan kubis
SYARAT TUMBUH
1. Tanaman kubis tumbuh baik pada tanah gembur, mudah menahan air (sarang)
dan tanah tersebut banyak mengandung humus.
2. Menghendaki iklim dengan suhu relatif rendah, kelembaban tinggi dan
tumbuh baik pada ketinggian 1000 2000 dpl serta beberapa jenis misalnya
KK Cross, KY Cross cocok untuk dataran rendah.
https://ajichrw.wordpress.com/2009/07/15/tanaman-kubis/
3. Persiapan lahan
FASE TANAM
1. Jarak tanam
Jarak tanam jarang 70 X 50 cm atau jarak tanam rapat 60 X 50 cm
2. Bibit
Benih yang di gunakan harus berasal dari benih yang jelas kualitas dann
pabriknya sehingga tidak menimbulkan permasalah di akhir Budidayanya
dan hasilnya juag memuaskan. Benih yang di Gunakan bisa
menggunakan Kubis F1 Grand 11, F1 Grand 22, F1 Balerina, F1
Summer Autumn, F1 Green Nova, F1 Green Coronet, F1 Giaty, F1
Investor, F1 Green Helmet. Benih yang mau di tanam di semai terlebih
dahulu dan saat Bibit yang sudah berusia 3 4 minggu mempunyai 4 5
daun siap ditanam
3. Pemupukan
Pupuk Dasar diberikan 1 hari sebelum saat tanam dengan dosis 250
kg/Ha TSP, 50 kg/Ha Urea, 175 kg/Ha Za serta 100 kg/Ha KCL, Pupuk
Kandang kering 6 Ton / Ha dan Dolomit 2 Ton / Ha.
Pupuk Dasar digabung dengan merata lantas diberikan pada lubang
tanam yang sudah diberi pupuk kandang, lantas ditutup kembali dengan
tanah.
4. Cara tanam
Gejala :
(1) pada siang hari, tanaman tampak layu seperti kekurangan air, tetapi
pada malam atau pagi hari daun tampak segar kembali;
(2) tanaman kerdil dan tidak mampu mebentuk bunga bahkan dapat
mati;
(3) akar bengkak dan terjadi bercak-bercak hitam.
Pengendalian :
(1) memberi perlakuan pada benih seperti penjelasan pada penyiapan
benih,
(2) menyemai benih di tempat yang bebas wabah penyakit;
(3) melakukan pengapuran untuk menaikkan pH;
(4) mencabut tanaman yang terserang penyakit;
(5) pergiliran tanaman dengan jenis yang tidak sefamili.
Gejala :
(1) pertumbuhan terhambat, membusuk lalu mati;
(2) bila menyerang batang, daun akan menguning, layu dan rontok;
(3) bila menyerang daun, maka daun akan membusuk dan berlendir;
(4) gejala lain terdapat rumbai-rumbai cendawan yang berwarna putih
dan lama-kelamaan menjadi hitam.
Pengendalian :
(1) gunakan biji sehat dan rotasi tanaman dengan tanaman yang tidak
sejenis.
(2) pemberantasan dengan insektisida.
C. Rebah Kecambah (Damping off)
Gejala :
(1) bercak-bercak kebasahan pada pangkal batang;
(2) pangkal batang busuk sehingga menyebabkan batang rebah dan
mudah putus;
(3) menyerang tanaman di pesemaian, tetapi dapat pula menyerang
tanaman di lahan.
Pengendalian : perlakuan benih sebelum ditanam, dan pergiliran
tanaman dengan jenis tanaman selain kubis-kubisan. pengendalian dapat
dilakukan dengan menggunakan ARASHI dengan dosis 0.5 Gram / Liter
dengan cara di semprotkan saat kubis di persemaian umur 15 Hari
https://lmgaagro.wordpress.com/2014/05/15/budidaya-tanaman-
kubis-yang-baik-dan-benar-tahan-akar-gada-agen-distributor-
dealer/
Cara Panen
Pemetikan yang kurang baik akan menimbulkan kerusakan mekanis yang menyebabkan krop
kubis terinfeksi patogen sehingga mudah pembusukan. Langkah-langkah dalam memetik
kubis:
a) Pilih kubis yang telah tua dan siap dipetik.
b) Petik kubis dengan menggunakan pisau yang tajam dan bersih. Pemotongan dilakukan
pada bagianpangkal batang kubis.
c) Urutan pemetikan adalah dimulai dengan kubis yang sehat baru kemudian dilakukan
pemetika pada kubis yang telah terkena infeksi patogen.
3.6.3. Periode Panen
Broccoli merupakan tanaman sekali panen, sehingga periode panen sama dengan periode
tanam.
3.6.4. Prakiraan Produksi
Produksi kubis bergantung dengan varietas. Secara umum per tanaman menghasilkan 0,75-4
Kg, daerah tadah hujan dengan pemeliharaan semi intensif 25-35 ton per hektar dan dengan
pemeliharan intensif 85 ton per hektar.
3.7. Pascapanen
3.7.1. Pengumpulan
Setelah dipetik, kubis dikumpulkan pada tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari
langsung agar laju respirasi berkurang sehingga didapatkan kubis yang tinggi kwalitas dan
kwantitasnya. Pengumpulan dilakukan dengan hati-hati dan jangan ditumpuk dan dilempar-
lempar.
3.7.2. Penyortiran dan Penggolongan
Penyortiran untuk memisahkan krop kubis baik dan bermutu dari yang kurang baik atau
rusak, seperti retak, lecet dan kerusakan lainnya.
Penggolongan bertujuan untuk mengolongkan krop ke dalam mutu kelas I, kelas II dan
seterusnya berdasarkan jumlah daun pembungkus krop, keseragaman bentuk, keseragaman
ukuran, kepadatan krop, kadar kotoran maksimum, kecacatan kubis maksimum dan panjang
batang kubis maksimum.
a) Jumlah daun pembungkus: mutu I=4 helai; mutu II=4 helai.
b) Homoginetas bentuk: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
c) Homogenitas ukuran: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
d) Kepadatan krop: mutu I=padat; mutu II=kurang padat.
e) Kadar kotoran maksimum: mutu I=2,5%; mutu II=2,5%.
f) Kubis cacat maksimum: mutu I=5%; mutu II=10%.
g) Panjang batang kubis maksimum: mutu I=2,5 cm; mutu II=2,5 cm.
3.7.3. Penyimpanan
Penyimpanan kubis harus memperhatikan varietas kubis, suhu, kelembaban dan kadar air.
Pada suhu 32-35 derajat F dan kelembaban udara 92-95%, kubis dapat disimpan 4-6 bulan
(kubis kadar air tinggi) dan 12 bulan (kubis kadar air rendah) dengan kehilangan berat
sebesar 10%.
3.7.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan dilakukan dengan plastik polyethylene dan dalam pengangkutan kemasan perlu
dimasukkan ke dalam kotak atau peti kayu (field boxes) dengan kapasitas 25-30 kg/peti.
V. STANDAR PRODUKSI
5.1. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh dan cara
pengemasan kol/kubis.
5.2. Diskripsi
Standar mutu kubis/kol tercantum pada Standar Nasional Indonesia SNI 01-317-19921.
5.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
a) Jumlah daun pembungkus: mutu I=4 helai; mutu II=4 helai.
b) Keseragaman bentuk: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
c) Keseragaman ukuran: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
d) Kepadatan: mutu I=padat; mutu II=kurang padat .
e) Warna: mutu I=hijau ; mutu II=agak kuning.
f) Kadar kotoran maksimum: mutu I=2,5 %; mutu II=2,5 %.
g) Kadar cacat maksimum: mutu I=5,0 %; mutu II=10,0 %.
h) Panjang batang kubis maksimum: mutu I=2,5 %; mutu II=2,5 %.
5.4. Pengambilan Contoh
Pengambilan contoh satu partai/lot maksimumn 1000 kemasan. Contoh diambil secara acak
dari jumlah kemasan dalam 1 (satu) partai/lot seperti berikut ini.
a) Untuk jumlah kemasan dalam partai 1 sampai 100, jumlah contoh 5.
b) Untuk jumlah kemasan dalam partai 101 sampai 300, jumlah contoh 7.
c) Untuk jumlah kemasan dalam partai 301 sampai 500, jumlah contoh 9.
d) Untuk jumlah kemasan dalam partai 501 sampai 1000, jumlah contoh 10.
5.5. Pengemasan
Kubis disajikan dalam bentuk untuh dan segar dikemas dalam keranjang bambu yang
berpengyangga dengan berat netto 10 kg, 5 kg atau 20 kg, atau kotak karton dengan berat
netto 10-20 kg.
Pengemasan produk biasanya dilakukan dengan polyetiline yang diberi lubang-lubang kecil.
Kemasan krop ini kemudian dimasukkan ke dalam doos karton atau keranjang plastik.
http://www.gerbangpertanian.com/2010/08/membudidayakan-kol-atau-kubis.html