Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah tanaman kubis

Kubis, kol, kobis, atau kobis bulat


(terdiri dari beberapa kelompok kultivar dari
Brassica oleracea) adalah tanaman dua
tahunan hijau atau ungu berdaun, ditanam
sebagai tanaman tahunan sayuran untuk
kepala padat berdaunnya. Erat kaitannya
dengan tanaman cole lainnya, seperti
brokoli, kembang kol, dan kubis brussel, itu
diturunkan dari B. oleracea var. oleracea,
kubis lapangan liar. Kepala kubis umumnya
berkisar 05 to 4 kilogram (10 to 9 lb), dan dapat berwarna hijau, ungu dan putih. Kubis
hijau berkepala keras berdaun halus adalah yang paling umum, dengan kubis merah
berdaun halus dan kubis savoy berdaun crinkle dari kedua warna terlihat lebih jarang.
Kubis adalah sayuran yang berlapis-lapis. Dalam kondisi hari diterangi matahari panjang
seperti yang ditemukan di garis lintang utara di musim panas, kubis dapat tumbuh jauh
lebih besar. Beberapa rekor dibahas pada akhir bagian sejarah.

Kubis-kubis itu sejarahnya diduga berasal dari kubis liar Brassica oleracea var,
sylvestris, yang tumbuh di sepanjang pantai Laut Tengah, pantai Inggris, Denmark, dan
sebelah Utara Perancis Barat. Sejak zaman purbakala (2500 2000 SM), tanaman ini
sudah dipuja oleh orang-orang Yunani Kuno dan Mesir. Ia mulai dibudidayakan di Eropa
pada abad ke-9, tapi di Indonesia baru pada abad ke 17, dibawa oleh orang Spanyol dan
Belanda memperkenalkannya sebagai kool, lalu diindonesiakan sebagai kol.

Sulit untuk melacak sejarah yang tepat dari kubis, tetapi itu kemungkinan besar
didomestikasi di suatu tempat di Eropa sebelum 1000 SM, meskipun savoy tidak
dikembangkan sampai abad ke-16. Pada Abad Pertengahan, kubis telah menjadi bagian
penting dari masakan Eropa. Kepala kubis umumnya diambil selama tahun pertama dari
daur hidup tanaman, tetapi tanaman yang dimaksudkan untuk benih dibiarkan tumbuh
tahun kedua, dan harus terus dipisahkan dari tanaman cole lain untuk mencegah
penyerbukan silang. Kubis rentan terhadap beberapa kekurangan gizi, serta beberapa
hama, dan penyakit bakteri dan jamur.

Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (Food and Agriculture


Organization, FAO) melaporkan bahwa produksi dunia kubis dan brassica lainnya untuk
2011 hampir 69 juta metrik ton (68 juta ton panjang; 75 juta ton singkat). Hampir
setengah dari tanaman ini ditanam di Cina, di mana kubis cina adalah sayuran Brassica
paling populer. Kubis disusun dalam berbagai cara untuk makan. Mereka dapat diacar,
difermentasi untuk hidangan seperti sauerkraut, dikukus, direbus, ditumis, atau dimakan
mentah. Kubis merupakan sumber vitamin K, vitamin C dan serat pangan. Kubis
terkontaminasi telah dikaitkan dengan kasus-kasus penyakit karena makanan pada
manusia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kubis

1.2 Jenis Tanamannya

Terdapat jenis agak khas dari kubis, yang dikenal sebagai Kelompok Sabauda, yang
dalam perdagangan dikenal sebagai kubis Savoy. Kelompok ini juga dapat dimasukkan
dalam Capitata.a

1. Kubis Biasa atau Kol

Kubis biasa atau biasa disebut kol

Kubis biasa Brassica oleracea var. capitata adalah varietas kubis yang telah
dikonsumsi sejak abad ke-5. Daunnya yang berlapis lilin, mula-mula tumbuh lurus hingga
sepanjang 30 cm. baru kemudian, daun-daun muda yang tumbuh belakang. Makin lama,
daun yang berbentuk makin banyak, hingga membentuk krop atau kepala. Itulah
sebabnya ia disebut Capitata. Kubis kepala banyak sekali formannya. Tetapi hanya
beberapa yang dibudidayakan secara intensif.

2. Bunga kol

Bunga kol atau kubis bunga memang bunga kubis yang dapat dikonsumsi. Menurut
warnanya, kubis bunga ini dapat dibagi tiga, yaitu kubis bunga putih (Dalam bahasa
Inggris bernama Cauliflower), hijau, dan ungu. Kubis bunga yang berwarna putih
kekuningan, bunganya padat, tebal dan tersusun dari rangkaian bunga-bunga kecil dengan
tangkai pendek. Susunan bunga-bunga kecil ini bisa membentuk massa kubis dengan
diameter 20 cm atau lebih.
3. Kubis tunas

Kubis tunas B.o. var gemmifera, pertama kali dibudidayakan di Brussel-Belgia


hingga beredar di seluruh dunia sebagai kol bursel (Brussel sprouts). Kubis ini
dikembangkan dari kubis liar Brassica oleraceae var. sylvestris yang tumbuh pada
tanah cadas terjal di pantai Inggris dan Eropa yang miskin. Tumbuhnya kerdil. Tapi
justru ia disukai dan telah dikonsumsi sejak abad ke-13. Di Indonesia, kubis tunas
dapat tumbuh baik di dataran tinggi yang sejuk. Sebenarnya di daerah panas ia juga
dapat tumbuh, tetapi hasilnya kurang bagus karena tunasnya menjadi kurang padat.

4. Petsai

Dalam bahasa Inggris disebut Napa cabbage. Petsai atau kubis cina, Brassica
chinensis atau B. Campestris var. chinensis, memang berasal dari Cina Daratan. Ia
mempunyai batang pendek sampir akhir tidak terlihat, dengan daun bukat panjang
berwarna putih. Daunnya yang lunak dan enak berbulu, dengan urat-urat daun yang
sangat jelas terlihat. Dulu petsai hanya bisa ditanam di dataran tinggi, tetapi kini telah
ditemukan

5. Sawi

Pak choi memang mirip cai sim

Sawi, Brassica juncea, bentuk fisiknya mirip Caisin atau sawi putih di atas.
Bedanya, sawi berdaun hijau dan berbulu, sedangkan aromanya tajam menusuk
hidung. Ada tiga forma dari sawi ini, yaitu sawi jabung, sawi hijau, dan sawi huma.
Sawi jabung sangat digemari karena daunnya yang lebar dan enak dimakan.
Batangnya pendek dan tegap. Daunnya bertangkai panjang dengan sayap yang
melengkung ke bawah.

https://sayursayurku.wordpress.com/2011/02/19/jenis-kubiskol/

1.3 Manfaat Tanaman

Manfaat Menurut beberapa penelitian, kumis termasuk sayuran yang sangat


tinggi nilai kesehatannya.Senyawa di dalam kubis yang diketahui mengandung zat
anti kanker adalah klorofil, dithiolthione, flavanoid tertentu, idole, isothiochyanate,
fenol ( coffeic dan asam ferulat ), Vitamin E, dan Vitamin C.Kandungan sulfur di
dalam kubis juga dapat membantu melenyapkan alkohol dalam darah.

Selain itu, kubis juga baik digunakan untuk mengobati penyakit kulit.Sebagai obat
kulit, kubis dapat digunakan secara eksternal ( pengobatan dari luar tubuh
).Pengobatan secara eksternal dapat dilakukan dengan menumbuk dan mengoleskan
ke kubis ke kulit yang sakit.Sementara itu pengobatan secara internal dengan cara
memakan mentah kubis sebagai lalap, sayur, atau jus.

Selain itu, kubis juga dapat membantu mempercepat mekanisme reaksi obat-obatan
farmasi dalam tubuh yang dinamakan asetaminophen.Namun, bagi orang-orang
tertentu, mengkomsumsi kubis terlalu banyak dapat berakibat kurang baik, yakni
mengakibatkan terbentuknya gas di dalam lambung.

Orang-orang yang harus membatasi mengkomsumsi kubis adalah penderita tukak


lambung ( maag ), gastritis, dan perut kembung.Kubis dapat dimakan mentah sebagai
lalap atau dimasak terlebih dahulu.selain itu, kubis juga dapat dibuat jus.Agar rasanya
lebih enak, bisa dicampur dengan wortel, tomat, atau seledri.

Berikut beberapa manfaat kubis untuk kesehatan tubuh kita :

Membantu menurunkan risiko gangguan jantung dan terjadinya stroke.

Mengurangi risiko kanker lambung, kanker usus besar ( kolon ), dan kanker dubur.

Mengurangi risiko terserang katarak.

Mempercepat penyembuhan bisul dan meningkatkan kesehatan pencernaan.

Menurunkan kadar koleserol jahat atau LDL ( Low Density Lipoprotein ).


1.4 Sentra Penanaman Kubis Di Indonesia

1. Perkembangan Luas panen kubis tahun 2000-2011

Berdasarkan angka tetap (ATAP) 2001 dari direktoral jenderal Holtikultura,


perkembangan luas panen kubis di indonesia selama periode 2000-2011 cenderung
menurun. Tahun 2000 luas panen kubis di indonesia sebesar 66.914 ha dan berkurang
menjadi 65.323 ha (2,38%) pada tahun 2011. Sedangkan luas panen kubis di jawa dan
luar jawa pada tahun 2011 masing-masing sebesar 42.548 ha dan 22.775 ha.

2. Perkembangan Produksi kubis tahun 2000-2011

Perkembangan produksi kubis di indonesia selama periode 2000-2011 cenderung


naik meskipun terjadi penurunan luas panen, produksi kubis di indonesia pada tahun
2000 sebesar 1.363.741 ton (2,05%) pada tahun 2011. Pada tahun 2011 produksi
kubis di jawa sebesar 838.387 ton atau menurun 0,33% terhadap tahun 2000 (841.194
ton). Sedangkan produksi kubis di luar jawa pada tahun 2011 sebesar 525.345 ton
atau meningkat 6.09% terhadap tahun 2000 dengan produksi sebesar 495.216 ton.

3. Perkembangan Produktivitas kubis tahun 2000-2011

Perkembangan produktivitas kubis di indonesia selama periode 2000-2011


cenderung fluktustif. Pada tahun 2011 produktivitas kubis di indonesia sebesar 20.88
ton/ha sedangkan secara rinci produktivitas kubis di jawa sebesar 19.70 ton/ha dan di
luar jawa sebesar 23.07 ton/ha.

4. Sentra Produksi kubis tahun 2011

Berdasarkan data produksi kubis tahun 2011, sebanyak 20.38% kubis di indonesia
berasal dari provinsi jawa tengah kemudian jawa barat (19.86%), jawa timur
(13.41%), sumatera utara (12.73%), bengkulu (5.42%), dan sisanya sebesar 20.38%
merupakan kontribusi dari provinsi lainnya.

Sebaran produksi kubis di 5 kabupaten dengan produksi terbesar dari provinsi


jawa tengah pada tahun 2011 dapat dilihat pada lampiran. Kabupaten dengan produksi
kubis terbanyak adalah kab.banjarnegara dengan produksi 76.351 ton atau 19.85%
dari total produksi kubis provinsi jawa tengah, kabupaten penghasil kubis terbesar
lainnya di jawa tengah adalah kab.magelang dengan 72.810 ton (18.93%) dan kab.
Temalunggung dengan 64.799 ton ( 16.84%).

Untuk sentra produksi terbanyak di indonesia terdapat pada provinsi jawa


barat, pada tahun 2011, sebanyak 105.447 ton atau 38.94% produksi kubis di provinsi
tersebut bersal dari kab.garut, dua kabupaten dengan produksi kubis terbesar setelah
kab.garut jawa barat adalah kab.bandung dengan produksi 103.964 ton (38.39%) dan
kab. Cianjur dengan produksi 16.493 ton (6.07%).

pusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/C3_Mar_Kubis.pdf
1.5 Syarat Pertumbuhan kubis

SYARAT TUMBUH

1. Tanaman kubis tumbuh baik pada tanah gembur, mudah menahan air (sarang)
dan tanah tersebut banyak mengandung humus.
2. Menghendaki iklim dengan suhu relatif rendah, kelembaban tinggi dan
tumbuh baik pada ketinggian 1000 2000 dpl serta beberapa jenis misalnya
KK Cross, KY Cross cocok untuk dataran rendah.

https://ajichrw.wordpress.com/2009/07/15/tanaman-kubis/

1.6 Cara Budidaya kubis

Pengelolaan tanah serta air

Bersihkan gulma serta sisa-sisa tanaman untuk menghimpit


serangan penyakit terbawa tanah layaknya akar bengkak, busuk
lunak, rebah semai, dan lain-lain. lewat cara dicabut serta dihimpun
lantas dibakar atau dapat jadikan kompos
Janganlah menanam tanaman kubis-kubisan dengan terus-terusan
serta kerjakan pergiliran tanaman
Pakai pupuk organik ( super nasa ), terutama di musim kemarau
untuk menambah efisiensi pemakaian air

3. Persiapan lahan

Tempat dicangkul serta dibajak sedalam 20-30 cm


Berikanlah dolomit atau captan kurang lebih 2 ton/ha bila ph fase
persemaian
Media persemaian terdiri dari campuran tanah serta pupuk kandang
( kompos ) halus dengan perbandingan 1:1
Benih direndam dalam air hangat selama 0, 5 jam lantas diangin-
anginkan
Sebarkan benih dengan merata serta teratur lantas ditutup daun
pisang sepanjang 3-4 hari
Kerjakan penyiraman tiap-tiap hari dengan gembor
Persemaian di buka tiap-tiap pagi sampai jam 10. 00 serta sore
mulai jam 15. 00
Amati bibit kubis yang diserang penyakit tepung berbulu (
peronospora parasitica ) atau ulat daun pada daun pertama, dipetik
serta dibuang daun yang terserang

FASE TANAM
1. Jarak tanam
Jarak tanam jarang 70 X 50 cm atau jarak tanam rapat 60 X 50 cm
2. Bibit
Benih yang di gunakan harus berasal dari benih yang jelas kualitas dann
pabriknya sehingga tidak menimbulkan permasalah di akhir Budidayanya
dan hasilnya juag memuaskan. Benih yang di Gunakan bisa
menggunakan Kubis F1 Grand 11, F1 Grand 22, F1 Balerina, F1
Summer Autumn, F1 Green Nova, F1 Green Coronet, F1 Giaty, F1
Investor, F1 Green Helmet. Benih yang mau di tanam di semai terlebih
dahulu dan saat Bibit yang sudah berusia 3 4 minggu mempunyai 4 5
daun siap ditanam
3. Pemupukan
Pupuk Dasar diberikan 1 hari sebelum saat tanam dengan dosis 250
kg/Ha TSP, 50 kg/Ha Urea, 175 kg/Ha Za serta 100 kg/Ha KCL, Pupuk
Kandang kering 6 Ton / Ha dan Dolomit 2 Ton / Ha.
Pupuk Dasar digabung dengan merata lantas diberikan pada lubang
tanam yang sudah diberi pupuk kandang, lantas ditutup kembali dengan
tanah.
4. Cara tanam

Bikin lubang tanam dengan tugal sesuai jarak tanam


Tentukan bibit yang fresh serta sehat
Tanam bibit pada lubang tanam
Apabila bibit disemai pada bumbung daun pisang segera ditanam
berbarengan bumbungnya
Apabila bibit disemai pada polybag plastik, keuarkan bibit dari
polibag lantas baru ditanam
Apabila disemai dalam bedengan ambillah bibit beserta tanahnya
lebih kurang 2-3 cm dari batang sedalam 5 cm dengan solet (
sistem putaran )
Sesudah ditanam, siram bibit dengan air sampai basah
Kubis bisa ditumpangsarikan dengan tomat lewat cara tanam : 2
baris kubis baris tomat. tomat ditanam 3 atau 4 minggu sebelum
saat kubis

Fase pra pembentukan krop ( 0 49 hari )

Penyiraman dikerjakan setiap hari saat pagi atau sore hari


Pemupukan susulan dikerjakan pada umur 28 hari dengan dosis 50
kg/ha urea, 175 kg/ha za serta 100 kg/ha kcl
Penyiangan (penggemburan serta pembubunan tanah) dikerjakan
pada umur 2 serta 4 minggu
Perempelan cabang atau tunas-tunas samping dikerjakan seawal
barangkali agar pembentukan bunga optimal
Kerjakan pengamatan setiap minggu sekali pada hama-hama
tersebut mulai kubis umur 13 hari. populasi paling tinggi
berlangsung pada awal musim kemarau
Cara pengendalian ; kumpulkan serta musnah dengan mekanik,
sanitasi lingkungan.
Tanaman muda yang mati dikarenakan penyakit rebah kecambah (
rhizoctonia solani kuhn. ) dicabut, lantas disulam dengan tanaman
baru yang sehat, imbuhkan natural glio pada lubang tanam.

Fase pembentukan crop ( 50 90 hari )

Penyiangan dengan manual dengan tangan butuh dikerjakan


sampai kurang lebih 1 minggu sebelum saat panen
Kerjakan pengamatan lebih intensif pada hama yang
mengakibatkan kerusakan berat pada fase ini yakni ; ulat daun
kubis ( p. xylostella ) serta ulat krop kubis ( c. binotalis ), umumnya
pebruari maret
Serangan hama menyambut panen tak perlu dikendalikan ( dengan
kimia )

HAMA TANAMAN KUBIS


A. Ulat daun (CP.xylostella)
. Ulat daun memakan bagian bawah daun sehingga tinggal epidemis
bagian atas saja. Ulatnya kecil kira-kira 5 mm berwarna hijau.
. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara mengambil ulat yang
terdapat pada tanaman kubis, kemudian dipencet sampai mati.
Pengendalian secara kimia dapat dilakukan apabila ditemukan 5 ekor
ulat/10 tanaman contoh.
B. Ulat Grayak (S.litura)
Ulat grayak juga menyerang kubis. Pengendaliannya sama dengan ulat
daun.
C. Ulat Krop kubis (C. binotalis)
Sering menyerang titik tumbuh Ulatnya kecil berwarna hijau lebih besar
dari ulat daun, jika diganggu agak malas untuk bergerak. Berbeda
dengan ulat daun yang telurnya diletakkan secara menyebar, ulat krop
kubis meletakkan telurnya dalam satu kelompok. Pengendalian sama
denganulat daun.
D. Ulat Tanah (Agro Ipsilon)
Ulat berwarna hitam. Tanda kerusakan yang ditimbulkan ialah
terpotongnya tanaman kubis yang masih kecil. Pengendalian dapat
dilakukan dengan membongkar tanah secara berhati-hati disekitar
tanaman yang terpotong. Apabila serangan banyak, dapat digunakan
Insektisida Biologis seperti TUREX yang dicampur dengan dedak.

PENYAKIT TANAMAN KUBIS


A. Akar gada atau akar bengkak.
PENYAKIT AKAR GADA DI KUBIS

Gejala :

(1) pada siang hari, tanaman tampak layu seperti kekurangan air, tetapi
pada malam atau pagi hari daun tampak segar kembali;

(2) tanaman kerdil dan tidak mampu mebentuk bunga bahkan dapat
mati;
(3) akar bengkak dan terjadi bercak-bercak hitam.
Pengendalian :
(1) memberi perlakuan pada benih seperti penjelasan pada penyiapan
benih,
(2) menyemai benih di tempat yang bebas wabah penyakit;
(3) melakukan pengapuran untuk menaikkan pH;
(4) mencabut tanaman yang terserang penyakit;
(5) pergiliran tanaman dengan jenis yang tidak sefamili.

B. Busuk lunak berair

Gejala :
(1) pertumbuhan terhambat, membusuk lalu mati;
(2) bila menyerang batang, daun akan menguning, layu dan rontok;
(3) bila menyerang daun, maka daun akan membusuk dan berlendir;
(4) gejala lain terdapat rumbai-rumbai cendawan yang berwarna putih
dan lama-kelamaan menjadi hitam.
Pengendalian :
(1) gunakan biji sehat dan rotasi tanaman dengan tanaman yang tidak
sejenis.
(2) pemberantasan dengan insektisida.
C. Rebah Kecambah (Damping off)
Gejala :
(1) bercak-bercak kebasahan pada pangkal batang;
(2) pangkal batang busuk sehingga menyebabkan batang rebah dan
mudah putus;
(3) menyerang tanaman di pesemaian, tetapi dapat pula menyerang
tanaman di lahan.
Pengendalian : perlakuan benih sebelum ditanam, dan pergiliran
tanaman dengan jenis tanaman selain kubis-kubisan. pengendalian dapat
dilakukan dengan menggunakan ARASHI dengan dosis 0.5 Gram / Liter
dengan cara di semprotkan saat kubis di persemaian umur 15 Hari

FASE PANEN KUBIS

Kubis dipanen sesudah berusia 81- 105 hari


Tanda-tanda kubis siap panen apabila pinggir daun krop terluar di
bagian atas krop telah melengkung ke luar serta berwarna agak
ungu, krop sisi dalam telah padat.
Pada waktu panen diikursertakan dua helai daun hijau membuat
perlindungan krop
Jangan sempat berlangsung memar atau luka
Amati penyakit busuk lunak ( erwinia carotovora ) serta busuk
hitam ( xanthomonas camprestris )
Daun-daun kubis yang terinfeksi mesti dibuang.

https://lmgaagro.wordpress.com/2014/05/15/budidaya-tanaman-
kubis-yang-baik-dan-benar-tahan-akar-gada-agen-distributor-
dealer/

1.7 1. 8 1.9 3.6.2. ( panen pasca panen pemasaran )

Cara Panen
Pemetikan yang kurang baik akan menimbulkan kerusakan mekanis yang menyebabkan krop
kubis terinfeksi patogen sehingga mudah pembusukan. Langkah-langkah dalam memetik
kubis:
a) Pilih kubis yang telah tua dan siap dipetik.
b) Petik kubis dengan menggunakan pisau yang tajam dan bersih. Pemotongan dilakukan
pada bagianpangkal batang kubis.
c) Urutan pemetikan adalah dimulai dengan kubis yang sehat baru kemudian dilakukan
pemetika pada kubis yang telah terkena infeksi patogen.
3.6.3. Periode Panen
Broccoli merupakan tanaman sekali panen, sehingga periode panen sama dengan periode
tanam.
3.6.4. Prakiraan Produksi
Produksi kubis bergantung dengan varietas. Secara umum per tanaman menghasilkan 0,75-4
Kg, daerah tadah hujan dengan pemeliharaan semi intensif 25-35 ton per hektar dan dengan
pemeliharan intensif 85 ton per hektar.
3.7. Pascapanen
3.7.1. Pengumpulan
Setelah dipetik, kubis dikumpulkan pada tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari
langsung agar laju respirasi berkurang sehingga didapatkan kubis yang tinggi kwalitas dan
kwantitasnya. Pengumpulan dilakukan dengan hati-hati dan jangan ditumpuk dan dilempar-
lempar.
3.7.2. Penyortiran dan Penggolongan
Penyortiran untuk memisahkan krop kubis baik dan bermutu dari yang kurang baik atau
rusak, seperti retak, lecet dan kerusakan lainnya.
Penggolongan bertujuan untuk mengolongkan krop ke dalam mutu kelas I, kelas II dan
seterusnya berdasarkan jumlah daun pembungkus krop, keseragaman bentuk, keseragaman
ukuran, kepadatan krop, kadar kotoran maksimum, kecacatan kubis maksimum dan panjang
batang kubis maksimum.
a) Jumlah daun pembungkus: mutu I=4 helai; mutu II=4 helai.
b) Homoginetas bentuk: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
c) Homogenitas ukuran: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
d) Kepadatan krop: mutu I=padat; mutu II=kurang padat.
e) Kadar kotoran maksimum: mutu I=2,5%; mutu II=2,5%.
f) Kubis cacat maksimum: mutu I=5%; mutu II=10%.
g) Panjang batang kubis maksimum: mutu I=2,5 cm; mutu II=2,5 cm.
3.7.3. Penyimpanan
Penyimpanan kubis harus memperhatikan varietas kubis, suhu, kelembaban dan kadar air.
Pada suhu 32-35 derajat F dan kelembaban udara 92-95%, kubis dapat disimpan 4-6 bulan
(kubis kadar air tinggi) dan 12 bulan (kubis kadar air rendah) dengan kehilangan berat
sebesar 10%.
3.7.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan dilakukan dengan plastik polyethylene dan dalam pengangkutan kemasan perlu
dimasukkan ke dalam kotak atau peti kayu (field boxes) dengan kapasitas 25-30 kg/peti.

IV. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN


4.1. Gambaran Peluang Agribisnis
Melihat banyaknya manfaat kubis dalam kesehatan bagi masyarakat, dan ditunjang harga
yang murah, maka potensi pasar untuk kubis sangat terbuka. Peluang pasar komoditi ini tidak
hanya terbatas didalam negeri, namun juga telah menjangkau ke beberapa negara lain seperti
taiwan, Malaysia, Hongkong, Singapura, Jepang, Jerman dan lain-lain. Hal ini ditunjukkan
dengan peningkatan volume ekspor kubis dari 16.107 ton dengan nilai US$ 218.000 pada
tahun 1987 hingga mencapai 28.625 ton (US$3.867.028) pada tahun 1991(Biro Pusat
Statistik, 1991).
Melihat kenyataan diatas, dapat diperkirakan bahwa akan terjadi peningkatan permintaan
terhadap komoditi ini dari tahun ke tahun, apalagi jika melihat kenyataan peningkatan jumlah
penduduk dunia, sehingga peluang pasar komoditi ini masih sangat besar.
Tetapi kondisi perekonomian seperti sekarang ini membuat pengembangan komoditi ini
terganggu bahkan menurun. Hal ini terjadi karena meningkatnya biaya produksi akibat
meningkatnya harga pupuk dan pestisida dan terjadinya over produksi yang tidak diikuti
dengan upaya untuk mempertahankan kondisi komoditi untuk sasaran ekspor.
Dari analisis budidaya tampak jelas keuntungan yang diraih sangat besar (1994), pada kondisi
sekarang terjadi penurunan keuntungan yang cukup besar (bandingkan data tahun 1994
dengan perkiraan 1999). Kondisi ini membuat banyak petani meninggalkan komoditi ini.
Tetapi pada kondisi normal komoditi ini sangan komersial.

V. STANDAR PRODUKSI
5.1. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh dan cara
pengemasan kol/kubis.
5.2. Diskripsi
Standar mutu kubis/kol tercantum pada Standar Nasional Indonesia SNI 01-317-19921.
5.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
a) Jumlah daun pembungkus: mutu I=4 helai; mutu II=4 helai.
b) Keseragaman bentuk: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
c) Keseragaman ukuran: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
d) Kepadatan: mutu I=padat; mutu II=kurang padat .
e) Warna: mutu I=hijau ; mutu II=agak kuning.
f) Kadar kotoran maksimum: mutu I=2,5 %; mutu II=2,5 %.
g) Kadar cacat maksimum: mutu I=5,0 %; mutu II=10,0 %.
h) Panjang batang kubis maksimum: mutu I=2,5 %; mutu II=2,5 %.
5.4. Pengambilan Contoh
Pengambilan contoh satu partai/lot maksimumn 1000 kemasan. Contoh diambil secara acak
dari jumlah kemasan dalam 1 (satu) partai/lot seperti berikut ini.
a) Untuk jumlah kemasan dalam partai 1 sampai 100, jumlah contoh 5.
b) Untuk jumlah kemasan dalam partai 101 sampai 300, jumlah contoh 7.
c) Untuk jumlah kemasan dalam partai 301 sampai 500, jumlah contoh 9.
d) Untuk jumlah kemasan dalam partai 501 sampai 1000, jumlah contoh 10.
5.5. Pengemasan
Kubis disajikan dalam bentuk untuh dan segar dikemas dalam keranjang bambu yang
berpengyangga dengan berat netto 10 kg, 5 kg atau 20 kg, atau kotak karton dengan berat
netto 10-20 kg.
Pengemasan produk biasanya dilakukan dengan polyetiline yang diberi lubang-lubang kecil.
Kemasan krop ini kemudian dimasukkan ke dalam doos karton atau keranjang plastik.

http://www.gerbangpertanian.com/2010/08/membudidayakan-kol-atau-kubis.html

Anda mungkin juga menyukai