Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TENTANG TANAMAN
“ RAMBUTAN (PLANTAE)”

Disusun Oleh
Nama : Solikhatun
Kelas : XII ATPH 2
Mapel : Agribisnis Tanaman Buah

SMK NEGERI 1 BULAKAMBA


Jl. Raya Kluwut-Bulakamba Kemuning, Kluwut,
Kec. Bulakamba, Kabupaten Brebes
Jawa Tengah 52253
Tahun Ajaran 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya kepada saya. Akhirnya saya dapat menyelesaikan Makalah
berjudul “Tanaman Rambutan” ini dengan tepat waktu dan tanpa halangan
apapun. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
membantu dalam menyelesaikan Makalah ini.
Pembuatan Makalah ini tidak sekedar pembelajaran belaka, namun juga
sebagai penambah pengetahuan dan wawasan bagi pembacanya. Agar saya dan
pembaca dapat mengetahui manfaat tanaman di sekitar kita.
Semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat pula kepada semua pihak
bagi penulis maupun pembaca. Namun tak ada gading yang tak retak, begitu
penyusunan Makalah ini, tak lupa penulis ucapkan mohon maaf. Untuk itu, saya
mengharapkan adanya kritik maupun saran sebagai perbaikan dalam penyusunan
selanjutnya.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 2
A. Sejarah Buah Rambutan.............................................................. 2
B. Budidaya Tanaman Rambutan.................................................... 3
BAB III PENUTUP............................................................................... 13
A. Kesimpulan.................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Buah Rambutan merupakan buah yang memiliki banyak rambut-rambut
halus di bagian luarnya, sementara di bagian dalam dagingnya berwarna putih dan
memiliki biji lonjong di dalamnya, buah ini masuk kedalam suku lerak-lerakan
atau Sapindaceae, berasal dari daerah kepulauan di Asia Tenggara. buah ini
memiliki nama latin Niphelium lappaceum, banyak orang mengkomsumsi buah
rambutan hanya karena rasanya yang enak, namun siapa sangka jika buah ini juga
memiliki manfaat yang sangat beragam untuk kesehatan tubuh manusia dan
beragam manfaat bagi kesehatan dan kecantikan kulit. Beragam manfaat buah
rambutan dapat ditemukan bukan pada buahnya saja namun juga kayu, biji, dan
juga kulit buahnya, sehingga semua morfologi tanaman rambutan ini berperan
bagi kesehatan tubuh manusia.
Sebagai sebuah negara yang beriklim tropis, alam indonesia banyak
ditumbuhi beraneka ragam tumbuhan. Salah satunya adalah tanaman buah
rambutan. Buah rambuatn merupakan tanaman yang cukup potensial, tentunya
buah rambutan sudah sepatutnya untuk dikembangkan. Hasilnya selain dapat
digunakan sebagai penganekaragaman menu rakyat, juga mempunyai prospek
penting sebagai bahan dasar industri. Maka tidak terlalu bila di katakan bahwa,
tanaman buah rambutan ini jika di kembangkan akan menjadi tanaman komersial
di bidang produk kecantikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Apa itu tanaman rambutan?
2. Bagaimana cara budidaya tanaman rambutan?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Buah Rambutan


Rambutan adalah tanaman tropis yang tergolong ke dalam suku lerak-
lerakan atau Sapindaceae, berasal dari daerah kepulauan di Asia Tenggara. Kata
"rambutan" berasal dari bentuk buahnya yang mempunyai kulit menyerupai
rambut. Rambutan banyak terdapat di daerah tropis seperti Afrika, Kamboja,
Karibia , Amerika Tengah, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Sri
Lanka.
Sebenarnya buah Rambutan ini memiliki banyak sekali jenisnya
diantaranya adalah sebagai berikut : ropiah, simacan, sinyonya, lebak bulus, binjei
dan juga masih banyak lagi, salah satu yang paling di kenal manfaatnya adalah
untuk mengobati kencing manis. Buah ini mengandung karbohidrat, protein,
lemak, fosfor, besi, kalsium dan vitamin C. Kulit buah mengandung tanin dan
saponin. Biji mengandung lemak dan polifenol. Daun mengandung tannin dan
saponin. Kulit batang mengandung tannin, saponin, flavonida, pectic substance,
dan zat besi.
Klasifikasi Tanaman Rambutan
Tanaman Rambutan memiliki klasifikasi secara ilmiah, antara lain adalah sebagai
berikut;
 Kingdom : Plantae
 Sub Kingdom : Viridiplantae
 Infra Kingdom : Streptophyta
 Super Divisi : Embryophyta
 Divisi : Tracheophyta
 Sub Divisi : Spermatophytina
 Kelas : Magnoliopsida
 Super Ordo : Rosanae
 Ordo : Sapindales
 Family : Sapindaceae
 Genus : Nephelium L.

2
 Spesies : Nephelium lappaceum L.
Kandungan Buah Rambutan
Buah ini mengandung karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi,
kalsium danvitamin. Kulit buah ini mengandung tannin dan saponim. Biji
mengandung lemak dan polifenol. Daun mengandung tannin dan saponium. Kulit
batang mengandung tannin,saponim, flavonida, pectic substance, dan zat
besi. Bagian dari tumbuhan ini yang dapat di gunakan sebagai obat
adalah kulit buah. Kulit buah digunakan untuk mengatasi disentri dan demam.
Kulit kayu digunakan untuk mengatasi sariawan. Daunnya digunakan untuk
mengatasi diare dan bisa menghitamkan rambut. Akar dari buah rambutan ini
dapat digunakan untuk m e n g a t a s i d e m a m . Sedangkan bijinya
dapat d i g u n a k a n untuk m e n g a t a s i kencingmanis ( diabetes melitus).
Buah rambutan dapat di konsumsi orang orang yang tengah
berdietmenurunkan atau menjaga berat badan. Kadar serat rambutan sangat tinggi,
otomatis bisa membantu melancarkan proses pencernaan dalam tubuh.

B. Budidaya Tanaman Rambutan

A. Persiapan lahan/media tanam


Lahan yang digunakan sebagai media tanam sebaiknya:
1. Tanaman rambutan akan dapat tumbuh berkembang pada suhu sekitar 25 OC
yang diukur pada siang hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan
penurunan hasil atau kurang sempurna (kempes).
2. Rambutan dapat tumbuh baik pada lahan yang subur dan gembur serta
sedikit mengandung pasir, juga dapat tumbuh baik pada tanah yang banyak
mengandung bahan organik.

3
3. Tingkat/derajat keasaman tanah (pH) tidak terlalu jauh berbeda dengan
tanaman perkebunan lainnya di Indonesia, yaitu antara 6-6,7.
4. Tidak tergantung pada letak dan kondisi tanah, karena keadaan tanah dapat
dibentuk sesuai dengan tata cara penanaman yang benar (dibuatkan bedengan)
sesuai dengan petunjuk yang ada.
5. Rambutan dapat tumbuh subur pada dataran rendah dengan ketinggian
antara 30-500 m dpl.
B. Persiapan bahan tanam

1. Pembibitan
a. Penyiapan Benih
Benih dipilih dari jenis rambutan yang disukai oleh masyarakat konsumen.
Pengadaan benih harus dilakukan secara teliti dan jelas sumbernya yakni,
berasal dari penangkar bibit yang memiliki pohon induk bersertifikat.
Persiapan benih biji yang dipergunakan sebagai pohon pangkal setelah
buah dikupas dan diambil bijinya dengan jalan fermentasi biasa (ditahan
selama 1-2 hari), kemudian diangin-anginkan selama 24 jam dan biji siap
disemaikan. Dapat pula direndam dengan larutan Asam Chlorida (HCl) 25%
atau Asam Sulfat (H2S04) BJ = 1.84 dengan perbandingan 1:2 dari air. Untuk
menghidari jamur biji dapat dibalur dengan larutan Dithane 45, Attracol 70
WP atau fungisida lainnya.
b. Teknik Penyemaian Benih
Cangkul tanah sedalam 20-30 cm sambil dibersihkan dari rumput-rumput,
batu-batu dan sisa pepohonan dan benda keras lainnya. Kemudian tanah
dihaluskan dan buatkan bedang-bedeng yang berukuran 1-1,5 m lebar dan
tinggi sekitar 30 cm, panjang disesuaikan dengan luas persawahan dan jarak
antara bedeng 30 cm.

4
Selain dengan melalui proses pengecambahan, biji juga dapat langsung
ditunggalkan pada bedeng-bedeng yang sudah disiapkan. Bedeng-bedeng yang
dibuat berjarak 10x10 cm, setelah berkecambah dan berumur 1-1,5 bulan dan
sudah tumbuh daun sekitar 2-3 helai maka bibit dapat dipindahkan dari
bedeng persemaian ke bedeng penanaman.
c. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Setelah kecambah dipindah ke bedeng pembibitan, penyiraman cukup 1
kali tiap pagi hari dengan menggunakan "gembor" supaya merata dan tidak
merusak bedengan. Kemudian dilakukan pendangiran bedengan supaya tetap
gembur dan dilakukan setiap 2-3 minggu sekali, rumput yang tumbuh
disekitarnya supaya disiangi. Setelah umur kurang lebih 1 tahun, persemaian
dapat dilakukan pengokulasian yang ditentukan dengan sistem Fokkert yang
sudah disempurnakan. Daun-daun dirontokkan dan disiapkan tempat untuk
penempelan mata kulit. Setelah tunas asli pada pohon induk dipangkas, rawat
tunas dengan penyiraman 2 kali sehari dan mendangir serta membersihkan
rumput-rumput yang ada disiangi, kemudian dapat juga diberi pupuk urea 10
gram untuk tiap 1 m² untuk 25 tanaman rambutan.
d. Pemindahan Bibit
Cara pemindahan bibit dapat dengan mencungkil/membuka plastik yang
melekat pada media penanaman sekitar 5 cm dan agar tumbuh akar lebih
banyak maka dalam penanaman kembali akar tunggangnya dapat dipotong
sedikit untuk menjaga penguapan, lebar daun dipotong separuh serta keping
yang menempel dibiarkan sebab berfungsi sebagai cadangan makanan
sebelum dapat menerima makanan dari tanah yang baru. Dan ditanam pada
bedeng pembibitan dengan jarak 30-40 cm dan ditutupi dengan atap yang
dipasang miring lebih tinggi di Timur dengan harapan dapat lebih banyak
kena sinar mata hari pagi.
2. Pengolahan Media Tanam
a. Persiapan
Pilih tanah yang subur, hindari daerah yang berkondisi tanahnya terlampau
liat dan tidak memiliki sirkulasi yang baik, meskipun pada daerah perbukitan
tetapi tanahnya subur dengan cara membuat sengkedan (teras) pada bagian

5
yang curam, kemudian untuk menggemburkan tanah perlu dibajak atau cukup
dicangkul dengan kedalaman sekitar 30 cm secara merata.
b. Pembukaan Lahan
Tanaman pengganggu seperti semak-semak dan rerumputan dibuang dan
benda-benda keras disingkirkan, kemudian tanah dibajak/dicangkul. Setelah
itu, dibuatkan saluran air selebar 1 meter dan kedalam disesuaikan dengan
kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem pembuangan air yang kurang
lancar. Tanah yang kurus dan kurang humus atau tanah cukup liat diberikan
pupuk hijau yang dibuat dengan cara mengubur ranting-ranting dan dedaunan
dan kondisi ini dibiarkan selama kurang lebih 1 tahun sebelumnya.
c. Pembentukan Bedengan
Bedengan dibentuk dengan ukuran 8 m lebar dan tinggi sekitar 30 cm, panjang
disesuaikan dengan luas pekarangan/persawahan dan jarak antara bedeng 1 m
yang diharapkan untuk lalu-lintas para pekerja dan dapat dipergunakan sebagai
saluran air pembuangan, dan untuk menambah kesuburan dapat diberi pupuk
hijau, kompos/pupuk kandang yang sudah matang.
d. Pengapuran
Pengapuran pada dataran yang berasal dari tambak dan juga dataran yang baru
terbentuk tidak bisa ditanami, selain tanah masih bersifat asam juga belum terlalu
subur, setelah lubang-lubang itu digali dengan ukuran penanaman di pekarangan
dan dasarnya ditaburkan kapur sebanyak 0,5 liter untuk setiap lubang guna
menetralkan pH tanah hingga mencapai 6-6,7 sebagai syarat tumbuhnya tanaman
rambutan, setelah 1 minggu dari penaburan kapur diberi pupuk kandang supaya
tanah menjadi subur.
e. Pemupukan dasar
Setelah jangka waktu 1 minggu dari pemberian kapur pada lubang-lubang
yang ditentukan kemudian diberikan pupuk kandang sebanyak 25 kg (kurang
lebih 1 blek) dan setelah 1 minggu lahan baru siap untuk ditanami bibit rambutan
yang telah jadi.

6
C. Penanaman

1. Penentuan Pola Tanaman


Penyiapan pohon pangkal sebaiknya melalui proses perkecambahan kemudian
ditanam dengan jarak 10 x 10 cm setelah berkecambah dan berumur 1-1,5 bulan
atau telah tumbuh daun sebanyak 3 helai maka bibit/zaeling dapat dipindahkan
pada bedeng ke dua dengan jarak 1-14 meter. Untuk menghindari sengatan sinar
matahari secara langsung dibuat atap yang berbentuk miring lebih tinggi ke Timur
dengan maksud supaya mendapatkan sinar matahari pagi hari secara penuh.
2. Pembuatan Lubang Tanaman
Pembuatan lubang pada bedeng-bedeng yang telah siap untuk tempat
penanaman bibit rambutan berukuran 1 x 1 x 0,5 m yang sebaiknya telah
dipersiapkan 3-4 pekan sebelumnya dan jarak antar lubang sekitar 12-14 m.
3. Cara Penanaman
Setelah berlangsung selama 2 pekan, lubang ditutup dan tanah yang bagian
atas dikembalikan setelah dicampur dengan 3 blek (1 blek kurang lebih 20 liter)
pupuk kandang yang sudah matang, dan kira-kira 4 pekan dan tanah yang berada
di lubang bekas galian tersebut sudah mulai menurun baru rambutan ditanam dan
tidak perlu terlalu dalam, maksudnya batas antara akar dan batang rambutan
diusahakan setinggi permukaan tanah yang ada disekelilingnya. Pada awal
penanaman di kebun perlu diberi perlindungan yang rangkanya dibuat dari
bambu/bahan lain dengan dipasang posisi agak tinggi disebelah Timur, agar
tanaman mendapatkan lebih banyak sinar matahari pagi dari pada sore hari, dan
untuk atapnya dapat dibuat dari daun nipah, kelapa/tebu.

7
D. Pemupukan
Untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman rambutan tetap stabil, perlu
diberikan pupuk secara berkala atau pemupukan susualan dengan aturan:
1. Dua tahun setelah penanaman bibit, setiap pohon diberi pupuk campuran 30 kg
pupuk kandang, 50 kg TSP, 100 gr Urea dan 20 gr ZK dengan cara ditaburkan
disekeliling pohon/dengan jalan menggali disekeliling pohon sedalam 30 cm
selebar antara 40-50 cm, kemudian masukkan campuran tersebut dan tutup
kembali dengan tanah galian sebelumnya.
2. Tahun berikutnya, dosis pemupukan perlu ditambah dengan komposisi 50 kg
pupuk kandang, 60 kg TSP, 150 gr Urea dan 250 gr ZK dengan cara pemupukan
yang sama, apabila menggunakan pupuk NPK maka perbandingannya 15:15:15
dengan ukuran diantara 75-125 kg untuk setiap ha, dan bila ditabur dalam musim
hujan dan dengan komposisi 250-350 kg apabila dilakukan saat awal musim
penghujan.
E. Pengairan dan Pemeliharaan
1. Pengairan dan Penyiraman
Selama dua minggu pertama, penyiraman dilakukan sebanyak dua kali
sehari. Apabila tanaman rambutan telah tumbuh benar-benar kuat frekuensi
penyiraman bisa dikurangi. Dan bila hujan turun terlalu lebat diusahakan agar
sekeliling tanaman tidak tegenang air dengan cara membuat lubang saluran untuk
mengalirkan air.
2. Penyiangan dan Penyulaman
Karena kondisi tanah telah gembur, tanaman lain akan mudah tumbuh,
terutama Gulma, sehingga harus disiangi sampai radius 1-2 m sekeliling tanaman
rambutan. Apabila bibit tidak tumbuh dengan baik segera dilakukan penggantian
dengan bibit cadangan.
3. Perempalan/Pemangkasan
Setelah berumur 2 tahun, tanaman segera dilakukan perempelan/
pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya untuk memperoleh tajuk yang
seimbang, dan memberi bentuk tanaman, serta memperbanyak dan mengatur
produksi agar tanaman tetap terpelihara. Pemangkasan juga perlu dilakukan
setelah masa panen buah berakhir dengan harapan muncul tajuk-tajuk baru

8
sebagai tempat munculnya bunga baru pada musim berikutnya dan hasil
berikutnya dapat meningkat.
4. Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan pestisida dilakukan antara 15-20 hari sebelum panen untuk
mencegah tumbuhnya penyakit/hama yang disebabkan kondisi cuaca/hewan
perusak dan juga apabila kelembaban udara terlalu tinggi akan tumbuh cendawan,
sehingga perlu disemprot fungisida beberapa kali selama musim hujan pestisida
dan insektisida.
5. Pemeliharaan Lain
Untuk memacu munculnya bunga rambutan diperlukan larutan KNO 3
(Kalsium Nitrat) yang akan mempercepat 10 hari lebih awal dari pada tidak diberi
KNO3 dan juga mempunyai keunggulan memperbanyak "dompolan" bunga
(tandan) rambutan pada setiap stadium (tahap perkembangan) serta mempercepat
pertumbuhan buah rambutan.

F. Pengendalian Hama dan Penyakit


1. Hama
Terdapat banyak jenis hama yang dapat menyerang dan merusak organ
tanaman rambutan. Berikut beberapa dari jenis hama beserta cara
pengendaliannya, antara lain:
a. Kepinding Helopeltis Sp
Kepending hidup dengan menghisap cairan tunas dan daun muda. Daun
yang telah dihisap menjadi berbintik-bintik kecoklatan dan kotor, kemudian mati.
Bila serangannya menghebat dapat dicegah dengan penyemprotan insektisida
Lebaycid 550 EC, Lannate L atau Lannate 25 WP, dengan dosis masing-masing
0,2%.
b. Kumbang pengisap buah Carpophilus dimidiatus L

9
Kumbang ini masuk ke dalam buah rambutan melalui lubang bekas gigitan
serangga lain atau bekas lubang telur lalat buah.
c. Kepik Tessaratoma javanica Thub
Kepik ini berwarna coklat dan mengkilat, merusak pucuk dan ranting
pohon rambutan hingga mati.
2. Penyakit
Selain hama, tanaman rambutan juga diserang penyakit yang dapat
menimbulkan banyak kerusakan. Penyakit tanaman rambutan tersebut
diantaranya;
a. Penyakit bercak daun
Penyakit tanaman rambutan disebabkan organisme semacam ganggang
(Cjhephaleusos sp) yang diserang umumnya daun tua dan muncul pada musim
hujan dengan ciri-ciri adanya bercak-bercak kecil dibagian atas daun disertai
serat-serat halus berwarna jingga yang merupakan kumpulan sporanya. Ganggang
Chaphaleuros kesimbiose dengan lumut kerek (lichen) dan dapat dijumpai pada
daun dan batang rambutan, yang nampak seperti panu sehingga ranting yang
diserang dapat mati
b. Penyakit akar putih
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan (jamur) Rigidoporus Lignosus
dengan tanda rizom berwarna putih yang menempel pada akar dan apabila akar
yang kena dikupas akan nampak warna kecoklatan.
c. Penyakit kanker Batang
Penyakit ini menyerang cabang dan ranting pohon rambutan. Pada kulit
cabang dan ranting yang diserang ditumbuhi banyak kudis. Kulit cabang menjadi
jelek dan tidak menarik. Penyakit ini disebabkan oleh Dolabra nepheliae
Booth&Ting. Sampai saat ini belum diketahui cara pemberantasannya.
3. Gulma
Segala macam tumbuhan pengganggu tanaman rambutan yang berbentuk
rerumputan yang berada disekitar tanaman rambutan yang akan mengganggu
pertumbuhan perkembangan bibit rambutan oleh sebab itu perlu dilakukan
penyiangan secara rutin.
G. Panen dan Pasca Panen

10
1. Panen
Buah yang siap dipanen dapat dilihat dari warna kulit buah tersebut. Cara
pemanenan yang baik adalah dengan memetik buah yang sudah matang, sekaligus
melakukan pemangkasan agar tunas cepat kembali berbuah. Jika pemetikan tidak
terjangkau dapat menggunakan galah untuk memetiknya. Hasil yang diperoleh
dari setiap pohon berkisar 30-300kg buah per tahun

2. Pascapanen
a. Pengumpulan
Setelah dilakukan pemanenan yang benar buah rambutan harus diikat secara
baik, biasanya dikumpulkan tidak jauh dari lokasi pohon sehingga selesai
pemanenan secara keseluruhan.
b. Penyortiran dan Penggolongan
Tujuan penyortiran buah rambutan yang bagus agar harga jualnya tinggi,
biasanya dipilih berdasarkan ukuran dan mutunya, buah yang kecil tetapi baik
mutunya dapat dicampur dengan buah yang besar dengan sama mutunya, yang
biasanya dijual dalam bentuk ikatan dan perlu diingat bahwa dalam 1 ikatan
diusahakan sama besar dan sama baik mutunya. Dan dilakukan sesuai dengan
jenis rambutan, jangan dicampur adukkan dengan jenis yang lain.
c. Penyimpanan
Penyimpanan bertujuan untuk memperpanjang masa kesegaran buah
rambutan. Sampai saat ini usaha yang dapat dilakukan untuk menyimpan buah
rambutan adalah dengan menyimpannya pada suhu dingin sekitar 10 oC, tepatnya
antara 8,9-11,1oC. Dengan cara ini, rambutan dapat bertahan antara 10-12 hari.
d. Pengemasan dan Pengangkutan

11
Apabilaakan dijual tidak jauh dari lokasi maka cukup diikat dan kemudian di
angkut dengan kendaraan/dimasukkan dalam karung. Untuk pengiriman dengan
jarak yang agak jauh (antar pulau) yang membutuhkan waktu hingga 2-3 hari
lamanya perjalanan rambutan. Caranya dipak dengan menggunakan peti, sebelum
dipilih dan dipak sebaiknya dicuci terlebih dahulu dengan air sabun dan dibilas
kemudian dikeringkan, setelah dipisah dari tangkainya, apabila ada yang terkena
jamur sebaiknya direndam dulu dengan larutan soda 1,5% selama 3-5 menit
kemudian disikat dengan sikat yang lunak.
Setelah itu disusun berderet berbentuk sudut terhadap sisi peti, yang
sebelumnya dialasi dengan lumut/ sabut kelapa, setelah itu dilapisi dengan kertas
minyak. Setelah penuh, lapisan atas dilapisi lagi dengan kertas minyak dan dengan
sabut kelapa yang terakhir ditutup dengan papan, sebaiknya kedua sisi panjang
dibentuk agak gembung, biasanya penempatan peti bagian yang pendek
ditempatkan dibawah di dalam perjalanan.

e. Pengolahan
Selain dimakan secara langsung, buah rambutan juga dapat diolah menjadi
buah kalengan dan manisan buah. Selain dapat menambah nilai jual, hal ini
merupakan suatu proses pengawetan dan juga menghambat proses pembusukan
buah rambutan sehingga menjadi tahan lama.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Rambutan merupakan buah. Buah rambutan selain dapat di konsumsi
sebagai hidangan pencuci mulut setelah makan, buah rambutan ternyata memiliki
manfaat lain lain yang tersembunyi yang belum diketahui oleh sebagian besar
masyarakat. Ternyata pemikiran masyarakat terhadap buah rambutan yang
menganggap akan menimbulkan efek sakit perut jika dikonsumsi secara
berlebihan adalah keliru. Karena sebenarnya kadar serat rambutan sangat tinggi,
yang dapat secara otomatis dapat membantu melancarkan proses pencernaan
tubuh. Dan dapat bermanfaat pula untuk melakukan program diet tanpa harus
menyiksa diri secara berlebihan. Dalam penelitian yang telah saya lakukan,
ternyata buah rambutan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Bukan hanya
buahnya saja yang bermanfaat, tetapi seluruh bagian dari pohon rambutan ( buah,
akar, daun, kulit kayu, dan biji ).

B. Saran
Kita telah mengetahui banyak hal bahwa tanaman yang selama ini kita
anggap buruk dan tidak memiliki manfaat, ternyata dibalik itu semua menyimpan
beberapa manfaat yang besar. Kita sebagai generasi penerus bangsa yang cerdas,
sebaiknya kita sering melakukan beberapa penelitian terhadap semua tanaman
yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya, karena untuk mengatasi penyakit –
penyakit kronis seperti kencing manis, dll kita tidak harus mengkonsumsi obat
yang berbahan zat kimia, tetapi dari bahan alamipun seperti buah rambutan kita
bisa mengatasi penyakit – penyakit kronis itu dengan cara yang lebih aman
dibanding dengan penggunaan bahan kimia

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Somad, Adi dkk. 2008. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia. Jakarta :

Pusat Pembukuan Dep.Pend.Nas

Hatikah, Tika dkk. 2004. Membina Berbahasa dan Bersastra Indonesia.

Bandung : Grafindo

Pudjiati, Rosani. 2007. Buku Kerja Bahasa Indonesia. Jakarta : Ganeca Exact

Budiman, Arie dan Kuswata Kartawinata. Peningkatan Penelitian dan

Pengembangan Prasarana Penelitian biologi. Laporan Teknik

Lembaga Biologi Nasional-LIPI 1978 – 1979 ( Bogor : 1979)

Rismunandar. 1983. Membudidayakan Tanaman Buah-buahan. Bandung : Sinar

Baru

14

Anda mungkin juga menyukai