Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini, jika kita mendengar buah matoa yang ada di fikiran kita
adalah buah yang mayoritas dapat kita temukan dengan mudah di hutan,
tanpa harus menanamnya, atau mendatangi sebuah tempat yang secara
khusus membudidayakan buah matoa. Jadi membudi dayakan buah matoa
adalah sesuatu yang asing bagi kebanyakan orang.
Dengan mengetahui apa dan bagaimana membudidayakan buah matoa
diharapkan kita tidak berfikir bahwa buah matoa adalah buah yang akan
selalu tumbuh dan tidak perlu di budidayakan.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis akan membatasi masalah yang
akan di bahas yaitu tentang penjelasan tentang buah matoa dan dan
bagaimana. Dengan demikian karya ilmiah ini akan menjelaskan keseluruhan
tentang buah matoa

B. Masalah
Masalah yang akan pembudidayaan buah matoa di Papua dikemukakan
dalam penulisan makalah ini dipusatkan pada penjelasan tentang buah
matoa dan dan bagaimana pembudidayaan buah matoa di Papua.

I. Ruang Lingkup Masalah


Berdasarkan latar belakang maka muncul masalah yaitu, apa itu
buah matoa dan dan bagaimana pembudidayaan buah matoa di
Papua.

II. Batasan Masalah


Penulisan makalah ini di batasi pada bagaimana buah matoa dan
pembudidayaan buah matoa di Papua.

III. Rumusan Masalah


1. Bagaimana buah matoa di Papua.
2. Bagaimana membudidayakan buah matoa di Papua.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penjelasan Tentang Buah Matoa


Buah matoa yang memiliki nama latin Pometia pinnata adalah buah khas asli
Papua. Buah ini termasuk dalam family Sapidaceae yaitu keluarga rambutan-
rambutanan. Rasa buah ini manis seperti buah rambutan atau buah kelengkeng.

Ciri – ciri pohon matoa yaitu:

1. Tinggi pohon ± 50 m.
2. Daunnya bermajemuk berseling, bersirip genap.
3. Tangkai daun ± 1 m dengan anak daun 4-13 pasang berbentuk bundar
memanjang dengan tepi yang bergerigi.
4. Mahkota bunga agak berbulu pada bagian luar,dan kelopak agak menyatu.

Ciri- ciri buah matoa yaitu:

1. Bentuknya bulat lonjong, seukuran telur puyuh atau pinang dengan panjang
1,5-5 cm dan berdi ameter 1-3 cm.
2. Kulitnya licin, berwarna coklat kehitaman bila masak , dan berwarnya kuning
kehijauan.
3. Daging buah putih bening dan melekat pada biji.

Di Papua di kenal 2 jenis matoa yaitu matoa kelapa dan matoa papeda. Cirri
yang membedakan keduanya adalah terdapat pada tektur buahnya, matoa
kelapa di cirikan oleh daging buahnya yang kenyal dan ngelotok seperti
rambutan ace, diameter buahnya 2,2 sampai 2,9 cm dan dia meter biji 1,25
sampai 1,40 cm. Seedangkan matoa papeda di cirikan oleh daging buahnya
yang agak lembek dan lengket dengan berdiameter buah 1,4 sampai 2,0 cm.
Di lihat dari jenis warna buahnya baik matoa kelapa maupun matoa papeda
dapat di bedakan menjadi 3 jenis yaitu : matoa merah, matoa kuning,dan
matoa hijau.

2
Ciri pembeda tersebut sebagaimana di sajikan pada table berikut :

Warna Kulit Buah


Jenis
Warna Kulit Buah Daun Warna Bunga
Lebar, tebal, hijau
Matoa hijau Hijau Coklat
tua
Memanjang
Matoa kuning Kuning kurang tebal, Kuning
hijau muda,
Bulat atau oval,
Matoa merah Merah tipis hijau Coklat
kekuningan

Selain kita dapat mengambi manfaat dari buahnya, kita juga dapat
mengambil manfaat dari pohon matoa, yaitu dapat digunakan sebagai bahan
mebel seperti kursi, lemari, meja, dan lain-lain.

B. Pembudidayaan Buah Matoa


Pembudidayaan secara harfiah berarti pemeliharaan. Sedangkan pengertian
pembudidayaan dalam konteks pertanian adalah kegiatan pemeliharaan segala
jenis sumberdaya pertanian yang dilakukan oleh manusia dalam lingkungan
yang terkontrol untuk tujuan kesejahteraan manusia.
Pembudidayaan matoa dapat di lakukan melalui:

1. Biji
Pembudidayaan biji, sebaiknya terlebih dahulu di semaikan dalam
polibek. Setelah disemaikan dan sudah cukup kuat dapat dilakukan
pemindahan ke lapangan atau ke kebun. Jarak tanam yang umum
adalah 8 sampai 12 m.
Metode ini digunakan karena kemungkinan pohon akan tumbuh
sangat besar. Meskipun begitu, metode ini memiliki kelemahan yaitu,
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk berbuah.
3
2. Cangkok
Metode mencangkok juga menjadi pilihan para pembudidaya buah
matoa. Alas an penggunaan metode ini, karena pohon matoa hasil
cangkok akan berbuah lebih cepat dari buah matoa dari hasil biji dan
okulasi.
Namun kelemahan metode ini adalah kurang kuatnya pohon. Hal ini
di sebabkan karena akar dari pohon hasil cangkok adalah akar
serabut.

3. Okulasi
Selain metode penyemaian biji, kita juga dapat juga
menggunakan metode okulasi. Penggunaan metode ini bertujuan
untuk mendapatkan buah yang unggul.

Matoa dapat tumbuh di daerah pada ketinggian 900-1700 di atas


permukaan laut, dan di dataran rendah. Dengan waktu berbunga pada bulan
Juli- Agustus dan berbuah pada bulan November - Februari.
Matoa memang dapat di budidayakan dengan cara- cara tersebut. Namun di
daerah papua belum banyak masyarakat yang melakukan pembudiyaan buah
matoa secara khusus. Hal ini disebabkan karena pohon matoa masih banyak
tumbuh secara liar di hutan.
Tetapi ada juga masyarakat yang telah membudidayakannya. Seperti
masyaraakat di Pir 4. Pilihan masyarakat untuk membudidayakan buah matoa
bukanlah tanpa sebab, harga buah matoa yang mahal merupakan salah satu
faktornya. Harga buah matoa rata-rata mencapai Rp. 20.000,00 bahkan bisa
lebih dan tidak pernah murah.

bBAB III
PENUTUP
A. Simpulan

4
Pembudidayaan buah matoa di daerah Papua, kini telah menjadi sebuah
usaha yang menjanjikan. Hal ini disebabkan karena harga buah matoa yang
cukup mahal dan rasa buahnya yang khas membuat penikmat buah ini tidak
merasa bosan, serta pembudidayaannya yang cukup mudah.
Pembudidayaan buah matoa dapat dilakukan melalui biji, cangkok, dan
okulasi.

B. Saran
Sebaiknya kita melakukan pembudidayaan buah matoasecara khusus, karena
tidak selamanya buah matoa akan selalu tumbuh di hutan. Dan dalam
merawanya, kita harus menggunakan metode yang benar agar buah matoa yang
dihasilkan sesuai dengan keinginan kita.

DAFTAR PUSTAKA

5
Sumber media: Google, Pengkajian Tegnologi Pertanian Papua Barat.

6
PEMBUDIDAYAAN MATOA DI DAERAH PAPUA
MAKALAH

Dibuat sebagai tugas Bahasa Indonesia

Oleh
 Fahmi Nurrohmah
 Sulistiyowati
 Rani Hardiyanti

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM


CABANG KABUPATEN KEEROM
SMA PEMBANGUNAN 6 YAPIS KEEROM
Alamat: Jalan Poros Arso 3 Distrik Skanto

7
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah
tentang “Pembudidayaan Matoa di Daerah Papua”, guna menyelesaikan tugas
kelompok Bahasa Indonesia.

Secara keseluruhan makalah ini berisi tentang penjelasan pembudidayan matoa


di daerah Papua, disusun secara sederhana sesuai dengan sistematika dan urutan
pembuatan makalah. Selain berisi tentang penbudidayaan matoa di Papua, makalah
ini juga menjelaskan tentang buah dan pohon matoa.

Demi kesempurnaan makalah ini kami berharap seluruh pembaca berkenan


memberikan kritik dan saran.

Akhirnya tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang
membantu untuk pembuatan makalah ini. Semoga bermanfaat.

Keerom, 04 Februari 2011

Penulis

8
DAFTAR ISI

Halaman i
judul..................................................................................................... ii
Kata iii
pengantar ...................................................................................................
Daftar 1
isi ............................................................................................................. 1
1
BAB I 1
PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar belakang..................................................................... 1
……………..
B. 2
Masalah………………………………………………………………….. 2
I. Ruang lingkup masalah. 3
………………………………………………
II. Batasan 5
masalah………………………………………………………. 5
III.Rumusan 5
masalah…………………………………………………......
6
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………..
A. Penjelasan tentang buah
matoa…………………………………………..
B. Penbudidayaan buah matoa…………………………………………...

BAB III
PENUTUP…………………………………………………………....
A.
Simpulan………………………………………………………………....
B. Saran…………………………………………………………………..

Daftar Pustaka………………………………………………………………….

Anda mungkin juga menyukai