Anda di halaman 1dari 17

BAB 2 Aritmatika Sosial

Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya


2. Menghargai dan menghayati prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat ) dan ranah abstrak sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang atau teori.

Kompetensi Dasar

3.9 Mengenal dan menganalisis berbagai situasi terkait aritmatika sosial (penjualan,
pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, presentase, bruto, neto,
tara).
4.9 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmatika sosial (penjualan, pembelian,
potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, presentase, bruto, neto, tara).

Indikator Pencapaian

1. Mengenal fenomena atau aktivitas yang terkait dengan aritmatika sosial (penjualan,
pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, presentase, bruto, neto,
tara).
2. Mendapat informasi yang terkait dengan aritmatika sosial.
3. Menentukan hubungan antara penjualan, pembelian, untung, dan rugi.
4. Menentukan bunga tunggal dan pajak.
5. Menentukan hubungan antara bruto, neto, dan tara.
6. Memecahkan masalah terkait dengan aritmatika sosial baik melaui tanya jawab,
diskusi, atau presentasi.
PETUNJUK BELAJAR:

1. .Cermati peta konsep yang disajikan.


2. Membaca dan memahami materi yang disajikan
3. Dapat menyelesaikan persoalan mengenai Aritmatika Sosial.
4. Dapat menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari-hari yang berhbungan dengan
Aritmatika Sosial.
5. Mengerjakan tugas baik tugas individu atau kelompokdengan sungguh-sungguh.

PETA KONSEP
Aritmatika Sosial

1. Pemahaman mengenai Aritmatika Sosial


Pernakah kalian membeli baju dan celana di maal. Pernahkah kalian
mendengar kata uang?, tentu hal ini tidak asing bagi kehidupan kita. Uang juga
merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari baik individu maupun
kelompok. Materi matematika yang menyangkut kehidupan sosial, terutama
penggunaan mata uang dikenal dengan nama “Aritmetika Sosial”. Dalam masyarakat
modern, kehidupan manusia sangat dekat dengan penggunaan uang. Hampir setiap
aktivitas berkaitan dengan penggunaan uang, baik digunakan dalam rangka memenuhi
kebutuhan rumah tangga, kegiatan usaha perorangan dan badan maupun dalam bidang
pemerintahan. Uang juga menjadi penentu nilai dari suatu barang.
Kegiatan perdagangan yang biasa dilakukan oleh masyarakat meliputi
kegiatan jual beli barang antara penjual (pedagang) dan pembeli. Kegiatan
perdagangan dapat terjadi berdasarkan prinsip saling menguntungkan. Penjual
mendapat keuntungan berupa uang dari barang yang dijualnya, sedangkan pembeli
mendapatkeuntungan dari barang yang dibelinya atas dasar manfaat yang diperoleh
dari barang tersebut
.Dalam melakukan kegiatan perdagangan, seorang pedagang harus pandai
melakukan perhitungan perdagangan atas barang dagangannya. Misalnya, untuk
mendapatkan keuntungan yang wajar, seorang pedagang harus menetapkan berapa
harga jual pada barang dagangannya sehingga harga jual tersebut tidak terlalu tinggi
(agar dapat bersaing) dan juga tidak terlalu rendah (agar tidak rugi). Hal itu tentunya
membutuhkan perhitungan tertentu yang dibahas dalam aritmetika sosial.
Aritmetika merupakan bagian dari matematika yang disebut ilmu hitung. Kata
“sosial” dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat. Jadi,
aritmetika sosial dapat diartikan sebagai bagian dari matematika yang membahas
perhitungan-perhitungan yang digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
2. Nilai Keseluruhan, Nilai Per Unit, dan Nilai Sebagian
Nilai keseluruhan, nilai per unit, dan nilai sebagian mempunyai suatu hubungan,
yaitu:
Nilai keseluruhan=banyak unit × nilai per unit
nilai keseluruhan
Nilai per unit =
banyak unit
nilai sebagian=banyak sebagianunit ×nilai per unit

3. Harga Pembelian dan Harga Penjualan


Dalam suatu kegiatan jual beli atau perdagangan ada dua pihak yang saling
berkepentingan, yaitu penjual dan pembeli. Penjual adalah orang yang menyerahkan
barang kepada pembeli dengan menerima imbalan berupa sejumlah uang dari
pembeli. Pembeli adalah orang yang menerima barang dari penjual dengan
menyerahkan sejumlah uang kepada penjual sebagai pembayarannya.
Untuk mendapatkan barang yang akan dijual, seorang pedagang terlebih
dahulu harus membelinya dari pedagang lain dengan mengeluarkan sejumlah uang
yang disebut harga pembelian atau modal. Setelah barang itudidapatkan, kemudian
dijual kembali kepada pembeli. Uang yang diterima pedagang dari pembeli atas
barang yang dijualnya disebut harga penjualan.
Dalam perdagangan, keuntungan dapat diperoleh apabila harga penjualan
lebih tinggi daripada harga pembelian. Karena harga penjualan lebih tinggi daripada
harga pembelian, dan besar untung sama dengan harga penjualan dikurangi harga
pembelian maka diperoleh hubungan berikut ini.
harga penjualan=harga pembelian+ untung
harga pembelian=harga penjualan−untung
Contoh:
1. Harga pembelian sebuah kalkulator Rp .80.000,00. Setelah terjual ternyata
pedagang itu mendapat untung Rp .25.000,00. Tentukan harga penjualan itu!
Jawab:
Harga pembelian = Rp .80.000,00
Untung = Rp .25.000,00
harga penjualan=harga pembelian+ untung
¿ Rp .80.000,00+ Rp . 25.000,00
¿ Rp .105.000,00
2. Seorang pedagang membeli 1 kardus mie instan, di mana satu kardus berisi 40
bungkus, kemudian di jual kembali dengan harga Rp . 48.000,00. Jika dari
penjualan itu dia mendapat untung Rp .150,00 per bungkus, tentukanlah harga
pembeliannya!
Jawab:
Harga penjualan = Rp . 48.000,00
Untung Rp .150,00 per bungkus
Keuntungan satu kardus adalah 40 × Rp . 150,00=Rp . 6.000,00
Harga Pembelian=Harga Penjualan−untung
¿ Rp . 48.000,00−Rp .6.000,00
¿ Rp . 42.000,00
Jadi, harga pembelian 1 kardus mie adalah Rp . 42.000,00.
Selanjutnya, jika jual-beli mengalami kerugian, maka harga penjualan lebih
rendah dari harga pembelian, dan rugi samadengan harga pembelian dikurangi
harga penjualan, sehingga diperoleh hubungan berikut ini:
Harga penjualan=harga pembelian−rugi
Harga Pembelian=harga penjualan+rugi
Contoh:
1. Seorang pedagang membeli sebuah sepeda motor bekas dengan harga
Rp . 4.000.000,00. Jika pedagang itu menderita rugi Rp .150.000,00 maka
berapakah harga penjualannya?
Jawab:
Harga pembelian = Rp . 4.000.000,00
Rugi = Rp .150.000,00
Harga penjualan=harga pembelian−rugi
¿ Rp . 4.000.000,00−Ro. 150.000,00
¿ Rp .3.850 .000,00

Harga penjualan=harga jual tiap sat uan barang ×banyaknya barang


Karena harga penjualan adalah adalah hasil perkalian antara harga jual tiap
satuan barang dan banyaknya barang, maka diperoleh rumus sebagai berikut:
harga penjualan
harga tiap satuanbarang=
banyaknya brang
harga pembelian=hargabeli tiap satuan barang ×banyaknya barang
Karena harga pembelian adalah hasil perkalian harga beli tiap satuan barang
dan banyaknya barang, maka diperoleh harga sebagai berikut:
harga pembelian
harga beli tiap satuan barang=
banyaknya barang
Contoh:
Untuk membiayai sekolahnya, Wawan berjualan koran. Pada suatu hari ia
membeli 50 koran dari agen korannya dengan harga RP. 2.000,00 tiap koran.
Karena hari hujan, ia hanya dapat menjual 30 koran pada pagi hari. Koran
yang tersisa dijulnya pada siang hari dengan harga Rp .1.500,00 .Setelah
dihitung-hitung, ternyata Wawan menderita rugi sebesarRp .10.000,00. Berapa
harga jual setiap Koran yang dijajakan Wawan pada pagi hari?
Jawab
Harga pembelian = 50 × Rp .2.000,00=Rp. 100.000,00
Harga penjualan seluruhnya = harga pembelian−rugi
¿ Rp.100 .000,00−Rp. 10.000,00
¿ Rp .90.000,00
Harga penjualan seluruhnya =
harga penjualan pagi hari+harga penjualan sianhari
Harga penjualan pagi hari =
harga penjualan seluruhnya−harga penjuan siang hari
¿ Rp .90.000,00−( 50−30 ) × Rp . 1.500,00
¿ Rp .90.000,00−Rp. 30.000,00
¿ Rp .60.000,00
Harga jual setiap Koran pada pagi hari
harga penjualan satuhari
¿
banyaknya koran yang terjual
Rp . 60.000,00
¿
30
¿ Rp .2.000,00
4. Untung dan Rugi
Dalam perdagangan, terdapat dua kemungkinan yang akan dialami oleh
pedagang, yaitu untung dan rugi. Pedagang dapat mengalami untung atau rugi
tergantung pada beberapa hal, seperti besarnya harga jual, kondisi barang yang dijual
(mengalami kerusakan atau tidak), dan situasi pembeli
a. Untung
Seorang pedagang dikatakan mendapat untung apabila ia berhasil menjual
barang dagangannya dengan harga penjualan yang lebih tinggi daripada harga
pembeliannya. Besarnya selisih antara harga penjualan dan harga pembelian itu
merupakan besarnya untung yang diperoleh pedagang tersebut. Keuntungan yang
diperoleh seorang pedagang dapat dirumuskan sebagai berikut:
untung=harga penjualan−harga pembelian
Contoh:
Seorang pedagang membeli telur 10 kgdengan harga Rp .120.000,00 kemudian
telur itu dijual denan harga Rp .12.500,00/kg. Berapakah keuntungan pedagang
tersebut?
Jawab:
Diketahui: harga beli 10 kgtelur Rp .120,000,00
Harga jual 1 kg telur Rp .12.500,00
untung=harga jual−harga beli
¿ ( 10 × Rp .12.500,00 ) −Rp . 120.000,00
¿ Rp .5.000 .00
Jadi pedagang itu mendapat keuntungan Rp .5.000 .00
b. Rugi
Seorang pedagang dikatakan mendapat rugi apabila ia menjual barang
dagangannya dengan harga penjualan yang lebih rendah daripada harga
pembelian. Besar selisih antar harga pembelian dan harga penjualan adalah besar
kerugian yang diderita oleh pedagang tersebut. Besarnnya kerugian yang diderita
oleh seorang pedagang dapat dirumuskan sebagai berikut:
rugi=harga pembelian−harga penjualan
Contoh:
Pak Dono membeli sebuah sepeda dengan harga Rp .10.000 .000,00. Pada suatu
saat karena ia sangat membutuhkan uang, ia bermaksud menjual mobilnya.
Ternyata ia hanya dapat menjual mobilnya dengan harga Rp .8.000 .000,00.
Berapa kerugian Pak Dono?
Jawab:
Harga pembelian = Rp .10.000 .000,00
Harga penjualan = Rp .8.000 .000,00
rugi=harga pembelian−harga penjualan
¿ Rp .10.000 .000,00−Rp . 8.000.000,00
¿ Rp .2.000 .000,00
Jadi, Pak Dono mengalami kerugian sebesar Rp .2.000 .000,00
5. Persentase Untung dan Rugi
Dalam dunia perdagangan untung atau rugi dapat dinyatakan dengan
persen.misalnya, bila kita sedang tawarmenawar suatu barang di pasar (karena
harganya dirasakan terlalu mahal bagi kita), kadang-kadang pedagang itu berkilah
dengan mengatakan bahwa ia hanya mengambil keuntungan sedikit, beberapa persen
saja.
Dengan menyatakan keuntungan atau kerugian dalam bentuk persen, kita
dapat melihat apakah keuntungan atau kerugian yang diperoleh pedagang tersebut
berada dalam tingkat yang wajar atau tidak. Kemudian juga, kita dapat
membandingkan besarnya keuntungan atau kerugian yang diperoleh oleh dua buah
barang yang berbeda. Apakah keuntungan atau kerugian yang diperoleh oleh barang
yang satu lebih besar atau lebih kecil daripada yang diperoleh oleh barang yang lain.
a. Menyatakan Persentase Keuntungan
Persentase keuntungan biasanya dihitung dari harga pembelian. Jadi, jika kita
mendengar ada seorang pedagang yang mengambil keuntungan 10 %, itu berarti
bahwa pedagang tersebut mengambil keuntungan sebesar 10 % dari harga pembelian
barang itu. Menyatakan keuntungan dengan persentase dari harga pembelian
dirumuskan sebagai berikut:
keuntungan
presentasi keuntungan ( % )= × 100 %
harga penjualan
Jadi, berdasarkan rumus tersebut, tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan dalam
menentukan persentase keuntungan dari harga pembelian adalah sebagai berikut:
1. Memperhatikan besarnya modal atau harga pembelian dan harga penjualan.
2. Menentukan besarnya untung.
3. Membandingkan nilai untung dengan harga pembelian.
4. Mengalikan nilai perbandingan tersebut dengan 100% sehingga didapatkan
persentase keuntungan.
Apabila harga pembelian (modal) dan persentase keuntungan diketahui, maka
perhitungan untuk mendapatkan harga penjualan dapat diturunkan dari rumus
persentase keuntungan diatas. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
keuntunga= presentase keuntungan × harga pembelian. Karena harga penjualan sama
dengan harga pembelain ditambah keuntungan, maka diperoleh rumus sebagai
berikut:
harga penjualan
¿ harga pembelian+ presentase keuntungan ×harga pembelian
¿ harga pembelian× ( 1+ p resentase keuntungan )
Contoh:
Seorang pedagang membeli gula 5 kg dengan harga Rp. 35.000,00 kemudian dijual
dengan harga Rp. 45.000,00. Berapakah besar persentase keuntungan pedagang
tersebut?
Jawab:
Harga beli Rp. 35.000,00
Harga jual Rp. 45.000,00
Untung ¿ Rp . 45.000,00−Rp .35.000,00=Rp. 10.000,00
Rp. 10.000,00
presentase keuntungan ( % )= ×100 %=28,6 %
Rp. 35.000,00
Jadi persentase keuntungannya adalah 28,6 %
b. Menyatakan Persentase Kerugian
Besarnya kerugian yang diderita seorang pedagang juga dapat dinyatakan
dalam persentase yang dihitung dari harga pembelian. Jadi, jika seseorang menderita
sebesar 5%, itu artinya orang tersebut menderita kerugian 5% dari harga pembelian.
Persentase kerugian ini dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:
kerugian
presentase kerugian= ×100 %
harga pembelian
Tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan dalam menentukan persentase
kerugian sama dengan tahapan yang perlu diperhatikan dalam menentukan persentase
keuntungan. Hanya besarnya keuntungan kita ganti dengan besarnya kerugian.
Apabila harga pembelian (modal) dan persentase kerugian dikerahui maka
perhitungan untuk mendapatkan harga penjualan dapat diturunkan dari rumus
persentase kerugian di atas.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
kerugian=presentase kerugian ×harga pembelian .
Karena harga penjualan sama dengan harga harga pembelian dikurangi
kerugian maka diperoleh rumus harga penjualan sebagai berikut:
harga penjualan
¿ harga pembelian− presentasi kerugian ×harga pembelian
¿ harga pembelian×(1−presebtasi kerugian)
Contoh:
Seorang bapak membeli sebuah mobil seharga Rp. 50.000.000,00 karena sudah bosan
dengan mobil tersebut maka mobil tersebut dijual dengan harga Rp. 45.000.000,00.
Tentukan persentase kerugiannya!
Jawab:
Harga beli Rp. 50.000.000,00
Harga jual Rp. 45.000.000,00
rugi=Rp . 50.000.000,00−Rp. 45.000.000,00=Rp. 5.000 .000,00
Rp . 5.000 .000,00
presentase kerugian= ×100 %=10 %
Rp . 50.000 .000,00
Jadi persentase kerugiannya adalah 10%.
6. Rabat (Diskon), Bruto, Tara, dan Neto
a. Diskon (Rabat)
Diskon artinya potongan harga Diskon biasanya diberikan kepada pembeli
dari suatu grosir atau toko tertentu. Diskon seringkali dijadikan alat untuk menarik
para pembeli, misalnya ada toko yang melakukan obral dengan diskon dari 10%
sampai 50%, sehingga para pembeli menjadi tertarik untuk berbelanja di toko
tersebut, karena harganya terkesan menjadi murah.
harga bersih=harga kotor−diskon
Pada rumus di atas, harga kotor adalah harga sebelum dipotong diskon, dan
harga bersih adalah harga setelah dipotong diskon.
Contoh:
Sebuah toko memberikan diskon 15 %, Budi membeli sebuah rice cooker dengan
harga Rp. 420.000,00. Berapakah harga yang harus dibayar budi?
Jawab:
Harga sebelum diskon = Rp. 420.000,00
Potongan harga = 15 % × Rp . 420.000,00=Rp. 63.000,00
Harga setelah diskon =Rp . 420.000,00−Rp .63.000,00=Rp .375.000,00
Jadi budi harus membayar Rp .375.000,00
b. Bruto, Tara dan Neto
Jadi, hubungan bruto, tara, dan neto dapat dirumuskan sebagai berikut:
Neto=bruto−tara
Jika diketahui persen tara dan bruto, maka untuk mencari tara digunakan rumus
sebagai berikut:
Tara= persentara ×bruto
Untuk setiap pembelian yang mendapatkan potongan berat (tara) dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Harga ber sih=neto × harga per satuan berat
Contoh:
Dalam sebuah karung yang berisi pupuk tertera tulisan berat bersih 50 kg.
Sedangkan berat kotor 0,08 kg, maka berat seluruhnya = 50kg + 0,08kg = 50,8kg.
Berat karung dan pupuk yaitu 50,8 kg disebut bruto (berat kotor). Berat karung
0,08 kg disebut tara. Berat pupuk 50 kg disebut berat neto ( berat bersih).
7. Pajak dan Bunga Tabungan
a. Pajak
Pajak merupakan suatu kewajiban dari warga negara untuk menyerahkan sebagian
kekayaan kepada negara menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah, tetapi tanpa mendapat jasa balik dari negara secara langsung. Hasil dari
pajak digunakan untuk kesejahteraan umum. Pegawai tetap dari perusahaan swasta atau
pegawai negeri dikenakan pajak pengahasilan kena pajaknya yang disebut dengan Pajak
Penghasilan (PPh). Apabila kita berbelanja di dealer, atau grosir, atau toko swalayan, atau
tempat lainnya, maka terdapat barang-barang yang harganya ditambah dengan pajak yang
disebut dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Contoh:
Seorang ibu mendapat gaji sebulan sebesar Rp. 1.000.000,00 dengan penghasilan
tidak kena pajak Rp. 400.000,00. Jika besar pajak penghasilan (PPh) adalah 10 %
berapakah gaji yang diterima ibu tersebut?
Jawab:
Besar penghasilan = Rp .1.000 .000,00
Penghasilan tidak kena pajak Rp . 400.000,00
Pengahasilan kena pajak =Rp .1.000 .000,00−Rp . 400.000,00=Rp 600.000,00
Besar pajak penghasilan =10 % × Rp . 600.000,00=Rp . 60.000,00
Jadi besar gaji yang diterima ibu tersebut adalah =
Rp .1.000 .000,00−Rp . 60.000,00=Rp . 940.000,00
b. Bunga Tabungan
Jika kita menyimpan uang di bank, maka uang kita akan bertambah karena
kita mendapat bunga. Jenis bunga tabungan yang akan kita pelajari adalah bunga
tunggal, artinya yang mendapat bunga hanya modalnya saja, sedangkan bunganya
tidak akan berbunga lagi. Apabila bunganya turut berbunga lagi, maka jenis bunga
tersebut disebut bunga majemuk yang kelak akan dipelajari di sekolah yang lebih
tinggi.
Bunga tabungan biasanya dihitung dalam persen yang berlaku untuk jangka
waktu 1 tahun, bunga 15% per tahun artinya tabungan akan mendapat bunga 15%
jika telah disimpan di bank selama 1 tahun.
bunga 1 tahun= persen bunga× modal
b
bunga b bulan= × persenbunga × modal
12
b
¿ ×bunga 1 tahun
12
Persen bunga selalu dinyatakan untuk 1 tahun, kecuali jika ada keterangan lain
pada soal.
Contoh:
Rio menabung dibank sebesar Rp 75.000,00 dengan bunga 12% per tahun.
Hitung jumlah uang rio setelah enam bulan.
Jawab:
Besar modal (uang tabungan) =Rp .75.000,00
12
Bunga 1 tahun 12 % = × Rp . 75.000,00=Rp .9.000,00
100
6
Bunga 6 bulan = × Rp . 9.000,00=Rp 4.500,00
12
Jadi jumlah uang Rio setelah disimpan selama enam bulan menjadi:
¿ Rp .75.000,00+ Rp . 4.500,00=Rp . 79.500,00
TUGAS
a. Tugas Kelompok
Buatlah kelompok dengan teman sekelasmu. Setiap kelompok mengerjakan
soal-soal di bawah ini. Kemudian guru akan menunjuk secara acak untuk
menjelaskan hasil yang didapat.
1. Dari hasil penjualan burung ditambah uang tabungannya yang ada, uang
Pak Ahmad saat ini berjumlah Rp2.000.000,00. Uang itu digunakan untuk
membeli 5.000 batang pohon cokelat yang setiap 1.000 batang pohon
cokelat harganya Rp200.000,00. Biji cokelat yang dihasilkan diolah
dengan biaya produksi Rp500.000,00. Kemudian menjualnya ke salah satu
pabrik makanan, namun dari hasil penjualan tersebut dia menderita
kerugian sebesar 10%.
a) Berapa uang yang diperoleh Pak Ahmad dari pabrik?
b) Bila Pak Ahmad menginginkan untung sebesar 15%, berapa harga
jualnya?
2. Pak Joko memiliki uang sebesar Rp2.000.000,00. Uang itu digunakan
untuk membeli 5.000 batang pohon cokelat yang setiap 1.000 batang
pohon cokelat harganya Rp200.000,00. Biji cokelat yang dihasilkan diolah
dengan biaya Rp500.000,00. Kemudian pak Joko menjualnya ke pabrik,
namun dari hasil penjualan tersebut dia menderita kerugian sebesar 10%.
a) Berapa uang yang diperoleh Pak joko dari pabrik?
b) Bila pak Joko menginginkan untung sebesar 15%, berapa harga jual biji
coklat?
3. Pada hari raya, supermarket menjual pakaian dengan diskon besar-besaran.
Ibu membeli kemeja adik dengan harga Rp150.000 setelah didiskon
sebesar 30%(+15%), artinya akan terjadi diskon harga lagi sebesar 15%
dari harga total yang didiskon 30%. berapakah harga kemeja tersebut jika
tidak ada diskon?
b. Tugas Individu
I. Berilah tanda x (silang) pada huruf A, B, C, atau D yang paling benar!
1. Pak Jek membeli 2 gross mainan anak seharga Rp .115.200,00. Mainan
itu dijual seharga Rp .500,00 per unit. Berapa untung Pak Jek?
a.Rp .28.800,00 c.Rp .18.200,00
b.Rp .28.500,00 d.Rp .18.000,00
2. Rafi mempunyai modal Rp .120.000,00. Uang itu digunakan untuk
membeli 8 kodi layang-layang. Jika Rafi menjual layang-layang dengan
harga Rp .700,00per lembar, untung atau rugikah Rafi?
a. Untung Rp. 8.000,00 c. Rugi Rp .8.000,00
b. Rugi Rp .18.000,00 d. .Untung Rp. 18.000,00
3. Harga pembelian suatu barang RP. 10.000,00 sedangkan harga
penjualannya Rp .10.200,00. Tentukan persentase keuntungannya!
a. 1 % b. 2 % c. 3 % d. 4 %
4. Pedagang membeli barang seharga Rp .100.00,00, setelah dijual rugi 5%
dari harga pembelian. Tentukan harga penjualan dari barang tersebut!
a. Rp .105.000,00 c. Rp .90.000,00
b. Rp .85.000,00 d. Rp .95.000,00
5. Seorang pedagang membeli 10 kardus mie instan dengan harga
Rp . 4.600,00per bungkus di suatu supermarket. Karena membeli dengan
jumlah besar, supermarket tersebut memberikan rabat sebesar 15%.
Tentukan besar uang yang harus dikeluarkan pedagang untuk membayar
mie instan tersebut, jika setiap kardus berisi 40 bungkus mie instan!
a. Rp .1.456 .000,00 c. Rp .1.564 .000,00
b. Rp .1.654 .000,00 d. Rp .1.562 .000,00
6. Seorang pedagang mengeluarkan Rp .1.500 .000,00 untuk menjalankan
usahanya. Jika pada hari itu dia mendapatkan keuntungan sebesar 10%,
maka besarnya pendapatan yang didapatkan pada hari itu adalah ..
a. Rp .1.650 .000,00 c. Rp .1.400 .000,00
b. Rp .1.600 .000,00 d. Rp .1.350 .000,00
7. Pak Ahmad membeli sepetak tanah dengan harga Rp40.000.000,00. 1
tahun kemudian, Pak Ahmad menjual tanah tersebut dengan dengan
keuntungan sekitar 16%. Tentukan taksiran terdekat harga jual tanah
milik Pak Ahmad....
a. Rp .6.400 .000,00 c. Rp . 46.400.000,00
b. Rp .33.600 .000,00 d. Rp .56.000 .000,00
8. Harga pembelian 1 lusin kemeja adalah Rp . 420.000,00. Setelah dijual
ternyata pedagang menderita kerugian Rp .5.000,00per potong, harga
penjualan 1 potong kemeja adalah....
a. Rp .35.000,00 c. Rp .30.000,00
b. Rp .25.000,00 d. Rp .20.000,00
9. Yeni mendapat gaji Rp .3.000 .000,00dengan penghasilan tidak kena
pajak Rp . 400.000,00. Jika besar pajak penghasilan (PPh) 10%, besar
gaji yang diterima Yeni adalah...
a. Rp .2.240 .000,00 c. Rp .2.500 .000,00
b. Rp .2.740 .000,00 d. Rp .3.000 .000,00
10. Adel menabung di bank sebesar Rp300.000,00. Jika bank memberikan
bunga 6% per tahun, besar uang tabungan Adel selama 8 bulan adalah...
a. Rp .12.000,00 c. Rp .318.000,00
b. Rp .18.000,00 d. Rp .312,000,00
II. Jawablah soal berikut dengan benar beserta cara penggerjaannya!
1. Koperasi sekolah membeli 10 pak buku tulis yang masing-masing berisi
10 buah dengan harga seluruhnya Rp .200.000,00. Kemudian buku itu
dijual eceran dengan harga Rp .2.500,00tiap buah. Untung atau rugikah
koperasi tersebut jika buku terjual semua dan berapakah keuntungannya
atau kerugiannya?
2. Seorang pedagang membeli 50 buah durian dengan harga Rp .5.000,00
tiap buah. Sebanyak 25 buah dijual dengan harga Rp .10.400,00 tiap
buah, 20 buah dijual dengan harga Rp . 4.500,00tiap buah dan sisanya
busuk. Untung atau rugikah pedagang itu? Tentukan berapa persen
untung atau ruginya!
3. Seorang pedagang perabot rumah tangga menjual sepasang sofa dengan
harga Rp .12.000 .000,00. Dari pejualn tersebut, dia mendapatkan untung
20% dari modalnya. Dia berencana akan menggantikan sofa yang sudah
laku tersebut untuk dijual kembali, tetapi ternyata harga sofa tersebut
sudah naik 10% dari modal sebelumnya. Berapakah sofa itu dijual agar
keuntungannya sama dengan penjuala sofa yang pertama?
4. Seorang penjual nasi goreng mengeluarkan modal sebesar
Rp .800.000,00 untuk menjalankan usahanya. Dia mematok harga nasi
gorengnya adalah Rp .8.000,00 perporsi. Jika pada hari itu dia
menanggung kerugian sebesar Rp .160.000,00, maka berapa porsi nasi
goreng yang berhasil terjual?
5. Ibu Susi adalah seorang pedagang peralatan dapur. Ibu Susi menjual 1
gross sendok makan dengan harga Rp .360.000,00 dan menjula 1 lusin
sedok makan dengan harga Rp .36.000,00dan menjual sendok makan
seharga Rp .3.250,00 perbuah. Jika bulan ini, barang dagangan Ibu Susi
laku sebnyak 3 gross, 7 lusin dan 7 buah sendok ementara modalnya
adalah Rp .2.000,00 per buah, maka berapa % keuntungan Ibu Susi?

PENILAIAN

No. Rincian Tugas Skor Maksimum Skor Assemen Guru


1. Tugas Individu 40
2. Keaktifan dan sikap 30
3. Tugas Kelompok 30
Skor Total 100
DAFTAR PUSTAKA

Manto, K. dan kawan-kawan. Matematika 3A Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama.


Jakarta Utara: PT Kelapa Cengkir Raya.

Sinarga, Bornok. Dan Kawan-kawan. 2013. Buku Guru Ajar Kelas VII SMP/MTs. Jakarta:
Politeknik Negeri Media Kreatif

Sugijono. Dan kawan-kawan. Matematika untuk SMP kelas VII. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai