A. Latar Belakang
Demensia ( demensia senil, sindroma otak kronis ) lebih merupakan
gejala dan bukanlah suatu kondisi penyakit yang jelas. Biasanya bersifat
progesif dan ireversibel dan bukan merupakan bagian normal dari proses
penuaan. Ditandai dengan penurunan umum umum fungsi intelektual yang
bisa meliputi kehilangan ingatan, kemampuan penalaran abstrak,
pertimbangan dan bahasa, terjadi perubahan keperibadian dan kemampuan
menjalankan aktifitas hidup sehari-hari semakin memburuk.
A. Pengertian Alzheimer
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Epidemiologi
E. Terapi
B. ETIOLOGI
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penyakit Alzheimer terjadi akibat
kehilangan sel saraf otak di area yang berkaitan dengan fungsi daya ingat,
kemampuan berpikir, serta kemampuan mental lainnya. Hal diperburuk oleh
penurunan zat neurotransmiter, yaitu suatu zat yang berfungsi untuk
menghantarkan sinyal dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya. Kondisi inilah yang
mengakibatkan gangguan pada proses berpikir dan mengingat pada penderita.
Penyebab yang pasti belum diketahui. Beberapa alternatif penyebab yang telah
dihipotesa adalah intoksikasi logam, gangguan fungsi imunitas, infeksi virus,
polusi udara/industri, trauma, neurotransmiter, defisit formasi sel-sel filament,
presdiposisi heriditer. Dasar kelainan patologi penyakit alzheimer terdiri dari
degenerasi neuronal, kematian daerah spesifik jaringan otak yang mengakibatkan
gangguan fungsi kognitif dengan penurunan daya ingat secara progresif. Adanya
defisiensi faktor pertumbuhan atau asam amino dapat berperan dalam kematian
selektif neuron. Kemungkinan sel-sel tersebut mengalami degenerasi yang
diakibatkan oleh adanya peningkatan calcium intraseluler, kegagalan metabolisme
energi, adanya formasi radikal bebas atau terdapatnya produksi protein abnormal
yang non spesifik. Penyakit alzheimer adalah penyakit genetika, tetapi beberapa
penelitian telah membuktikan bahwa peran faktor genetika, tetapi beberapa
penelitian telah membuktikan bahwa peran faktor non-genetika (lingkungan) juga
ikut terlibat, dimana faktor lingkungan hanya sebagai pencetus factor genetika.
C. PATOFISIOLOGI
Distribusi NFTs dan plak senilis harus dalam jumlah yang signifikan dan
menempati topograpfik yang khas untuk Alzheimer. NFTs dengan berat molekul
yang rendah dan terdapat hanya di hippokampus, merupakan tanda dari proses
penuaan yang normal. Tapi bila terdapat di daerah medial lobus temporal, meski
hanya dalam jumlah yang kecil sudah merupakan suatu keadaaan yang
abnormal.Selain NFTs dan plak senilis, juga masih terdapat lesi lain yang dapat
dijumpai pada Alzheimer yang diduga berperan dalam gangguan kognitif dan
memori, meliputi :
D. EPIDEMIOLOGI
a. Faktor Demografi
b. Tren
Secara dramatis, peningkatan angka harapan hidup juga meningkatkan
angka penyakit demensia. Mereka yang memiliki keluarga dekat yang
menderita demensia, memiliki kecendruangan lebih tinggi untuk terkena
demensia dibandingkan populasi lainnya. Dan mereka yang menderita Down
Syndrome cenderung untuk terkena Demensia Alzheimer suatu saat nanti.
E. TERAPI
A.Kesimpulan
Alzheimer adalah penyakit yang merusak dan menimbulkan
kelumpuhan, yang terutama menyerang orang berusia 65 tahun keatas (patofi
siologi : konsep klinis proses- proses penyakit, juga merupakan penyakit
dengan gangguan degeneratif yang mengenai sel-sel otak dan menyebabkan
gangguan fungsi intelektual, penyakit ini timbul pada pria dan wanita dan
menurut dokumen terjadi pada orang tertentu pada usia 40 tahun. (Perawatan
Medikal Bedah : jilid 1 hal 1003) Sehingga dengan demikian Alzheimer
adalah penyakit kronik, degeneratif yang ditandai dengan penurunan daya
ingat, intelektual, kepribadian yang dapat mengakibatkan berkurangnya
kemampuan merawat diri. Penyakit ini menyerang orang berusia 65 tahun
keatas.