Anda di halaman 1dari 5

Nama : Kholishatun Nisa’

NIM : E1802010036

Prodi : Manajemen S1/smt 6

Matkul : Analisa Laporan Keuangan

PT. UNILEVER INDONESIA

Sejak didirikan pada tanggal 5 Desember 1933, Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi
salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) terkemuka di Indonesia.
Unilever telah menemani masyarakat Indonesia melalui produk dari berbagai kategori, seperti
Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight,
Wall’s, Royco, Bango, dan masih banyak lagi.
Setelah lebih dari 85 tahun berdiri, misi unilever tidak pernah berubah yaitu
memasyarakatkan kehidupan yang berkelanjutan (ramah lingkungan dan memberikan
manfaat positif kepada masyarakat). Unilever selalu berupaya untuk menciptakan masa depan
yang lebih baik setiap harinya melalui produk-produk dan kampanye unilever. Unilever juga
menginspirasi masyarakat untuk mengambil tindakan kecil dalam kehidupan sehari-hari agar
dapat menambah perubahan besar bagi dunia. Dalam melakukan bisnis, unilever telah
mengembangkan cara-cara baru yang akan memungkinkan unilever terus berkembang seraya
mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan dampak sosial positif bagi masyarakat.
Saham Unilever Indonesia pertama kali dibuka untuk publik pada tahun 1981 dan telah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 11 Januari 1982. Pada akhir 2015, Unilever Indonesia
menjadi perusahaan terbesar keempat berdasarkan kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia.
Bagi unilever, sumber daya manusia adalah pusat dari semua kegiatan perusahaan. Hal
ini telah menjadi prioritas unilever untuk mengembangkan profesionalisme, keseimbangan
hidup, dan kapasitasi dari 6.000 lebih karyawan unilever untuk berkontribusi pada
perusahaan. Unilever juga telah mengelola dan mengembangkan bisnis secara bertanggung
jawab dan berkelanjutan. Nilai-nilai dan standar perusahaan unilever ditetapkan dalam Code
of Business Principles (CoBP) unilever yang juga dibagikan dengan mitra bisnis unilever,
termasuk pemasok dan distributor.
Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial, Unilever Indonesia memiliki
program Sustainability atau Keberlanjutan yang dilakukan berdasarkan prinsip Unilever
Sustainable Living Plan (USLP). USLP terdiri dari tiga pilar, yaitu Meningkatkan Kesehatan
dan Kesejahteraan, Mengurangi Dampak Lingkungan, dan Meningkatkan Mata Pencaharian.
Saat ini, Unilever Indonesia memiliki 44 brand dan juga sembilan pabrik yang bertempat
di area industri Jababeka- Cikarang, Rungkut-Surabaya, dan kantor pusat di Tangerang.
Kesembilan pabrik unilever, serta produk-produk yang dihasilkan dari sembilan pabrik
tersebut telah mendapatkan sertifikasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Unilever
memiliki 1.000 stock keeping unit (SKU) yang dipasarkan melalui lebih dari 800 jaringan
distributor independen yang menjangkau ratusan ribu toko di seluruh Indonesia.

Laporan keuangan

Deskripsi 2010 2009 2008 2007 2006


(Dalam Miliar Rupiah
kecuali disebutkan lain)
Untuk tahun berjalan
19,690 18,247 15,578 12,545
Penjualan Bersih 11,335
Harga Pokok Penjualan (9,485) (9,205) (7,947) (6,247) (5,704)
Laba Kotor 10,205 9,042 7,631 6,298 5,631
Beban Usaha (5,662) (4,827) (4,200) (3,520) (3,195)
Laba Usaha 4,543 4,215 3,431 2,778 2,435
Laba sebelum Pajak Penghasilan 4,539 4,249 3,448 2,821 2,465
Laba Bersih 3,387 3,044 2,407 1,965 1,722
EBITDA 4,828 4,474 3,574 2,907 2,525
Pada akhir tahun
Aset Lancar 3,748 3,602 3,103 2,695 2,605
Jumlah Aset 8,701 7,485 6,505 5,333 4,626
Kewajiban Lancar 4,403 3,589 3,091 2,428 2,057
Jumlah Kewajiban 4,652 3,776 3,398 2,639 2,249
Ekuitas 4,045 3,703 3,100 2,692 2,369
Modal Kerja Bersih (655) 13 12 267 548

Marjin Laba Kotor 51.8% 49.6% 49.0% 50.2% 49.7%


Marjin Laba Usaha 23.1% 23.3% 22.0% 22.1% 21.5%
Marjin Laba Bersih 17.2% 16.7% 15.5% 15.7% 15.2%
Marjin EBITDA 24.5% 24.5% 22.9% 23.2% 22.3%
Jumlah Saham Beredar 7,630 7,630 7,630 7,630 7,630
(dalam jutaan lembar saham)
Laba Bersih per saham (dalam
444 399 315 257 226
Rupiah)
Pembayaran dividen per saham 399 320 262 215 200
(dalam Rupiah)
Jumlah pembayaran dividen 3,044 2,442 1,999 1,640 1,526
Rasio Usaha
112.3 113.8 103.2 102.8
Laba Usaha terhadap Ekuitas 110.7%
% % % %
Laba Bersih terhadap Ekuitas 83.7% 82.2% 77.6% 73.0% 72.7%
Laba Usaha terhadap Jumlah Aset 52.2% 56.3% 52.7% 52.1% 52.6%
Laba Bersih terhadap Jumlah Aset 38.9% 40.7% 37.0% 36.8% 37.2%
Rasio Keuangan
Aset Lancar terhadap Kewajiban 100.3 111.0 126.6
85.1% 100.4%
Lancar % % %
115.0 102.0
Jumlah Kewajiban terhadap Ekuitas 109.6% 98.0% 95.0%
% %
jumlah
Jumlah Kewajiban terhadap Jumlah
53.5% 50.5% 52.2% 49.5% 48.6%
Aset

Analisi Laporan Kebutuhan Modal Kerja

Analisis dilakukan agar modal kerja dapat ditetapkan secara tepat sehingga tidak
mengganggu kegiatan operasional perusahaan. Perhitungan besarnya kebutuhan modal kerja PT.
Unilever Indonesia, Tbk. tahun 2006-2010 sebagai berikut:
Penjualan−Laba bersih−Deprestast
Pengeluarankas rata−rata per hari=
Jumlah hari dalam setahun
Tabel Pengeluaran Kas Rata-rata per Hari

Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010


Penjualan 11,335,241 12,544,901 15,578,249 18,247,317 19,690,239
Laba bersih 1,721,595 1,964,652 2,407,231 3,044,107 3,386,970
Penyusutan aktiva tetap 61,762 82,956 88,456 135,342 148,867
Jumlah hari dalam setahun 360 360 360 360 360
Pengeluaran rata-rata per hari 26,533 29,159 36,340 41,855 44,873
data disajikan dalam jutaan rupiah

Jumlah Hari Dalam Setahun


PeriodeTerikat =
Perputaran Modal Kerja

Kebutuhan Modal Kerja=Periode Terikat X Pengeluaran Kas Per Hari

Tabel Kebutuhan Modal Kerja

Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010


Jumlah hari dalam setahun 360 360 360 360 360
Perputaran modal kerja 4.35 4.66 5.02 5.07 5.25
Periode terikat 83 77 72 71 69
Ke butuhan modal kerja 2,195,835 2,252,638 2,606,088 2,971,966 3,077,029

Perputaran modal kerja mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang


menyebabkan periode terikat semakin mengecil (perhatikan tabel 5). Meskipun periode
terikat menjadi lebih kecil, pengeluaran kas rata-rata per hari PT. Unilever Indonesia, Tbk.
yang semakin meningkat menyebabkan kebutuhan modal kerja menjadi ikut mengalami
peningkatan.
Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa modal kerja yang
dimiliki PT. Unilever Indonesia, Tbk. semakin menurun setiap tahun. Penurunan modal kerja
disebabkan perusahaan melakukan pengelolaan modal kerja yang lebih ketat. Hal ini terlihat
dari jumlah kewajiban lancar yang besar dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan
usaha mereka. Selain itu, berdasarkan analisis kebutuhan modal kerja juga terlihat bahwa
kebutuhan modal kerja PT. Unilever Indonesia, Tbk. mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun.

Anda mungkin juga menyukai