Anda di halaman 1dari 18

BUDIDAYA UBI KAYU

(Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian)

Disusun Oleh:
Nama : Eka Dely Putra
Jurusan : Agribisnis

STIPER MUHAMMADIYAH TANAH GROGOT


TAHUN AJARAN
2019/2020
Kata Pengantar

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “BUDIDAYA UBI KAYU”. Pada makalah ini kami banyak
mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak.
Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-
sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.

Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari


sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca. Billahi Fii Sabililhaq
Fasabiqul Khaerat.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Penyusun

Eka Dely Putra

ii
Daftar Isi

Sampul ..................................................................................................................... i

Kata pengantar ........................................................................................................ ii

Daftar Isi................................................................................................................. iii

Bab I Pendahuluan ...................................................................................................1


1.1. Kata Pengantar ..................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................1
1.3. Tujuan ...............................................................................................................1

Bab II Pembahasan ...................................................................................................2


2.1. Pengertian ..........................................................................................................2
2.2. Sistem Budaya ...................................................................................................2
2.3. Panen dan Pascapanen.......................................................................................5
2.4. Analisis Usaha Ubi Kayu ..................................................................................9
2.5. Manfaat dan Keuntungan Ubi Kayu ...............................................................10

Bab III Penutup ......................................................................................................13


3.1. Kesimpulan .....................................................................................................13
3.2. Saran ................................................................................................................13

Daftar Pustaka ........................................................................................................14

Lampiran ................................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ubi kayu merupakan tanaman pangan potensial masa depan karena
mengandung karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok.
Selain mengandung karbohidrat, ubi kayu mengandung unsur-unsur lain yaitu: air
sekitar 60%, pati 25-35%, serta protein, mineral, serat kalsium dan fosfat. Ubi kayu
merupakan makanan pokok ketiga setelah padi dan jagung bagi masyarakat
Indonesia.

Ubi kayu dapat tumbuh sepanjang tahun di daerah tropis dan memiliki daya
adaptasi yang tinggi terhadap kondisi berbagai tanah. Kendatipun dikelola secara
sederhana, tanaman ubi kayu mampu memberikan produksi yang tinggi. Oleh
karena itu ubi kayu berperan sebagai tanaman alternative didalam usaha tani.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan kita
bahas pada makalah kali ini yaitu:
1. Bagaimana cara budidaya tanaman ubi kayu?
2. Apakah kita mendapatkan laba/rugi dari hasil budidaya tanaman ubi kayu?
3. Apakah keuntungan atau manfaat dari tanaman ubi kayu?

1.3. Tujuan
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan
makalah kali ini yaitu:
1. Mengetahui cara budidaya tanaman ubi kayu.
2. Mengetahui laba/rugi dari hasil budidaya tanaman ubi kayu.
3. Mengetahui keuntungan atau manfaat dari tanaman ubi kayu.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Umbi-umbian Singkong dengan nama latin Manihot esculenta merupakan
tumbuhan jenis umbi akar atau akar pohon yang panjang fisik rata-rata bergaris
tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam.
Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan.

Ketela pohon, atau yang lebih dikenal dengan Singkong atau ubi kayu,
merupakan pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae.
Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya
sebagai sayuran.

2.2 Sistem Budidaya


Untuk melakukan budidaya tanaman singkong kita harus menentukan lokasi
budidaya yang tepat sehingga dicapai produkis optimal. Singkong merupakan
tanaman tropis, tetapi dapat pula beradaptasi dan tumbuh dengan baik di daerah
sub-tropis. Tanaman singkong tidak menuntut iklim yang spesifik untuk
pertumbuhannya. Secara umum, singkong dapat tumbuh dengan baik pada iklim
dengan curah hujan: 1.500-2.500 mm/thn. Sinar matahari yang dibutuhkan bagi
tanaman singkong sekitar 10 jam/hari terutama untuk kesuburan daun dan
perkembangan umbinya. Tanaman singkong dapat tumbuh pada ketinggian 2.000m
dari permukaan air laut atau di sub-tropis dengan suhu rata-rata 16oC. Pada
ketinggian tempat sampai 300m dpl, tanaman singkong dapat menghasilkan umbi
dengan baik, akan tetapi tidak menghasilkan bunga. Sedangkan pada ketinggian
tempat mencapai 800m dpl tanaman singkong mampu menghasilkan bunga dan biji.
Bahan baku singkong yang didapat dari daerah dataran tinggi akan menghasilkan
rendemen yang tinggi dibandingkan singkong dari dataran rendah. Singkong yang
ditanam pada daerah yang curah hujannya rendah memiliki kadar air yang lebih
rendah dibandingkan dengan singkong yang ditanam pada daerah dengan curah
hujan yang tinggi.

2
Tanaman Singkong memerlukan media tanam sesuai agar menghasilkan
produksi yang maksimal. Media taman yang paling sesuai untuk tanaman singkong
adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu
poros serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata
udara yang baik, selain itu unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.
Tanaman singkong akan tumbuh dengan baik jika tanah subur dan kaya bahan
organik baik unsur makro maupun mikronya. Jenis tanah yang sesuai untuk
tanaman singkong adalah jenis aluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran,
grumosol dan andosol. Tanaman singkong akan tumbuh dengan baik pada lahan
dengan derajad keasaman pH berkisar antara 4,5-8,0 dengan pH ideal 5,8.
Sedangkan tanah di Indonesia ber-pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0-5,5,
sehingga cukup netral bagi suburnya tanaman singkong. Teknik budidaya tanaman
singkong meliputi; pembibitan, pengolahan lahan, penaman, pemupukan,
perawatan, penanggulangan hama dan penyakit, penanganan pasca panen.

a. Pembibitan Singkong
Sebelum melakukan budidaya tanaman singkong, perlu dilakukan
pemilihan bibit yang berkualitas. Bibit singkong yang akan dikembangbiakan
dipilih berasal dari tanaman induk yang mempunyai karakteristik; produksi tinggi,
kadar tepung tinggi, umur panen 7-9 bulan, tahan terhadap hama dan penyakit,
warna putih, kadar sianida-nya rendah. Bibit dengan kualitas baik akan
menghasilkan produksi yang tinggi dan kualitas singkong yang tinggi pula.

Pengembangbiakan tanaman singkong dapat dilakukan dengan cara stek.


Batang tanaman singkong yang akan digunakan untuk stek dipilih berdasarkan
umur kurang lebih 7-12 bulan, diameter 2,5-3 cm, telah berkayu, lurus dan masih
segar, panjang stek 20-25 cm, bagian pangkal diruncingi agar memudahkan
penanaman, kulit stek tidak terkelupas terutama pada bakal tunas.

b. Pengolahan Lahan
Sebelum melakukan penanaman bibit singkong, maka perlu dilakukan
pengolahan tanah terlebih dahulu agar tanah menjadi gembur sehingga
pertumbuhan akar dan umbi berkembang dengan baik. Gulma dan sisa-sisa tanaman

3
harus dibakar. Waktu mengerjakan tanah sebaiknya pada saat tanah tidak dalam
keadaan becek atau berair, agar struktur tanah tidak rusak. Pengolahan tanah
dibajak atau di cangkul 1-2 kali sedalam kurang lebih 20 cm, diratakan langsung
ditanami atau di buat bedengan-bedengan atau guludan dan juga dibuat saluran
drainase, kemudian baru dapat ditanam.

c. Penanaman
Penanaman bibit singkong dapat dilakukan setelah bibit/stek dan tanah
disiapkan. Waktu yang baik untuk penanaman adalah permulaan musim hujan. Hal
ini disebabkan singkong memerlukan air terutama pada pertumbuhan vegetatif
yaitu umur 4-5 bulan, setelah itu kebutuhan akan air relatif lebih sedikit. Jarak
tanam secara monokultur antara lain: 100cm x 100cm; 100cm x 60cm. Cara
menanam singkong sebaiknya stek tegak lurus atau minimal membentuk sudut 60
derajat dengan tanah dan kedalaman stek 10-15 cm.

d. Pemupukan
Untuk mencapai hasil yang tinggi perlu dilakukan pemupukan bisa dengan
menggunakan pupuk organik (pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau) dan pupuk
an-organik (Urea, TSP, KCL). Pupuk organik sebaiknya diberikan bersamaan
dengan pengolahan tanah. Tujuan utama pemberian pupuk adalah untuk
memperbaiki struktur tanah. Pupuk an-organik diberikan tergantung komposisi
tanah. Pada umumnya dosis pupuk anjuran untuk tanaman singkong adalah:
- Urea: 60 - 120 kg hl/ ha
- TSP: 30 kg P205/ ha
- KCL: 50 kg K20/ ha

Cara pemberian pupuk adalah Pupuk dasar: 1/3 bagian dosis Urea, KCL.,
dan seluruh dosis P (TSP) diberikan pada saat tanam, pupuk susulan: 2/3 bagian
dari dosis Urea dan KCL diberikan pada saat tanaman berumur 3-4 bulan.

e. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman perlu dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang
sehat, baik, seragam dan memperoleh hasil yang tinggi. Pemeliharaan singkong

4
meliputi Penyiangan dan Pembumbunan. Penyiangan dilakukan apabila sudah
mulai tampak adanya gulma (tanaman pengganggu). Penyiangan kedua dilakukan
pada saat singkong berumur 2-3 bulan sekaligus dengan melakukan pembumbunan.
Pembumbunan dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah sehingga singkong
dapat tumbuh dengan sempurna, memperkokoh tanaman supaya tidak rebah.

f. Penanggulangan Hama Dan Penyakit Tanaman Singkong


Hama pada tanaman singkong antara lain; tungau daun merah dan kumbang,
sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman singkong adalah layu bakteri
dan bercak daun. Untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit pada tanaman
singkong adalah; sanitasi lahan setelah panen (sisa tanaman dibakar), bibit yang
digunakan sehat dari varietas tahan penyakit, pengolahan tanah secara sempurna,
pergantian tanaman dengan palawija/tanaman lainnya. Cara-cara tersebut dapat
secara efektif mengurangi serangan hama penyakit.

2.3 Panen dan Pasca Panen


2.3.1. Panen
a) Ciri dan Umur Panen
Ketela pohon dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai
berkurang. Warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok. Umur panen
tanaman ketela pohon telah mencapai 6–8 bulan untuk varietas Genjah dan 9–12
bulan untuk varietas Dalam.

b) Cara Panen
Ketela pohon dipanen dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang
tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah

2.3.2. Pasca Panen dan Penyimpanan


Hasil ubi kayu biasanya dalam bentuk ubi segar. Penanganan pasca panen
ubi segar meliputi tahap-tahap sebagai berikut.
a. Pengumpulan Hasil
Kumpulan hasil panen ubi di tempat (lokasi) yang strategis, yaitu tempat
yang aman dan mudah di jangkau oleh angkutan.

5
b. Sortasi
Pilih dan pisah-pisahkan ubi yang baik dari ubi yang memar atau rusak, dan
berdasarkan ukuran ubi.
c. Penyimpanan
Penyimpanan di lakukan dengan di buat lubang,ika akan di simpan
lama,cara penyimpannya sbb:
1. Alasi dasar lubang dengan daun-daun, misalnya daun nangka atau daun ubi kayu.
2. Masukan ubi kayu secara teratur kemudian tutup dengan selapus daun-daun segar
atau jerami.
3. Masukan ubi pada lapisan kedua dan seterusnya hingga lubang tersebut berisi
beberapa lapisan ubi. Tiap lapis ubi ditutup dengan daun-daun segar atau jerami.
4. Timbun lubang berisi ubi dengan tanah sampai permukaan lubang berbentuk
cembung.

2.3.3. Syarat penyimpanan


Pada masa pertumbuhan, kandungan karbohidrat umbi singkong semakin
meningkatdan mencapai titik optimal saat umbi siap dipanen. Tanda – tanda bahwa
singkong sudah waktunya dipanen adalah pertumbuhan daun mulai berkurang;
warna daun mulai mengering dan sebagian besar mulai rontok; dan umur tanaman
sudah cukup (tergantung varietasnya).

Apabila sampai berumur 12 bulan belum dipanen, singkong tidak


bertambah besar, malah kualitasnya akan berkurang. Bahkan, apabila pada umur 13
bulan singkong belum dipanen juga, kadar air umbi akan meningkat, sedangkan
kadar protein, tepung, dan HCN menurun.

Untuk mengangkat singkong dari dalam tanah (panen) diperlukan cara yang
tepat agar tidak banyak singkong yang rusak (patah atau tertebas cangkul). Pada
lahan yang gembur, panen singkong dilakukan dengan cara dicabut dengan tangan.
Umbi yang tertinggal dapat diambil dengan menggunakan cethok atau cangkul.
Sementara, pada lahan berat (tanah yang mengandung lempung), singkong dicabut
dengan menggunakan kayu atau bambu sebagai pengungkit. Kayu pengungkit

6
diikatkan pada pangkal batang dan salah satu bagian kayu pengungkit diangkat
dengan tangan sampai umbinya terangkat ke permukaan tanah.

Sebernarnya singkong tidak termasuk tanaman musiman, artinya dapat


dipanen kapan saja asal sudah mencapai usia yang cukup, yaitu ± 9 bulan. Namun
kenyataannya, panen sering dilakukan pada saat tanaman berumur 7-10 bulan. Di
Indonesia, masa tanam dan panen dilaksanakan dengan mengikuti musim
pergantian dengan tanaman lainnya. Hal ini membuat industry-industri pengolah
terpaksa menyesuaikan pada kondisi tersebut dengan upaya pengawetan sementara
terhadap singkong sambil menunggu waktu panen berikutnya. Dengan demikian,
pengadaan bahan dapat dilakukan sepanjang tahun.

Singkong hanya memiliki segar sangat singkat yaitu 2 x 24 jam. Oleh karena
itu, perlu diupayakan tindakan untuk mengamankan singkong agar sampai saatnya
digunakan masih tetap dalam kondisi baik/segar. Upaya yang digunakan adalah
memanen singkong secara bertahap atau mengawetkan singkong segar. Memanen
singkong secara bertahap, artinya setiap kali panen hanya sebatas kebutuhan saja,
tidak secara keseluruhan dipanen sekaligus. Apabila singkong sudah terlanjur
dipanen seluruhnya, perlu segera dilakukan sortasi (pemisahan) antara singkong
yang mulus (tidak ada bagian yang terbuka) dan yang cacat.

Singkong yang cacat (terbuka pada kulit dan dagingnya) diproses terlebih
dahulu atau diawetkan dengan cara dikupas dan direndam air. Air rendaman harus
diganti setiap hari. Cara ini dapat digunakan untuk mengawetkan singkong selama
3-4 minggu, namun dengan resiko kehilangan kadar patinya. Dengan perlakuan
semacam ini, kadar HCN-nya semakin berkurang karena selama perendaman HCN
(sianida) akan terlepas dan larut dalam air perendaman.

2.3.4. Metode atau Cara Penyimpanan


Cara penyimpanan singkong segar telah banyak diteliti dan dipraktekkan.
Tanpa perlakuan khusus singkong segar hanya tahan sekitar 48 jam. Cara – cara
penyimpanan singkong segar adalah sebagai berikut:

7
1. Singkong segar dipotong sepanjang 5cm pada tangkainya. Diangin – anginkan
supaya getahnya kering. Singkong – singkong tersebut lalu diatur berjejer rapat
dalam bak batu bata yang ditumpuk tanpa menggunakan semen dan dasarnya
sudah ditutup pasir kering setebal 5cm. Bak batu bata berukuran 1m x 1m x 1m.
Jejeran singkong tersebut ditutup lagi dengan pasir setinggi 5cm, begitu
seterusnya sampai pasir terakhir berjarak 10cm dari tepi bahan. Setelah itu di
atas pasir ditutup lagi dengan batu bata dan yang terakhir ditutup seng. Pada
penyimpanan seperti ini, bak batu bata harus didirikan pada tempat yang aman
serta tidak terkena air hujan. singkong segar dapat tahan 1 – 2 bulan.

2. Singkong segar dalam keadaan utuh ditumpuk di atas lapisan jerami, rumput
atau daun – daun kering. Diameter tumpukan jerami 1,5m, tebalnya 15cm.
Sekitar 300 – 500kg singkong segar ditimbun di atas alas tersebut, kemudian
ditutup dengan lapisan jerami dan ditutup lagi dengan tanah hingga ketebalan
15cm. Sekeliling timbunan dibuat saluran drainase agar tidak terendam air.
Keadaan cuaca sangat mempengaruhi daya tahan singkong yang disimpan. Perlu
diupayakan agar tidak terlalu basah dimusim hujan. Daya simpan singkong
dengan cara ini dapat mencapai 3 bulan.

3. Singkong disimpan dalam peti (kapasitas 20kg) yang diisi serbuk gergaji. Kadar
air serbuk gergaji dipertahankan sebesar 50%, agar kelembabannya terkendali
sehingga singkong awet. Kondisi penyimpanan terlalu kering akan cepat terjadi
kerusakan fisiologis, sebaliknya bila terlalu basah menyebabkan kebusukan.
Seringkali digunakan sekam padi (pesak) sebagai peganti serbuk gergaji. Tetapi
sekam di nilai kurang baik karena daya serap dan distribusi air kurang merata.
Cara penyimpanan singkong segar seperti ini, pada keadaan yang terlindung dari
sinar matahari, dan suhu sekitar 26 oC dapat mempertahankan singkong segar
selama satu bulan.

4. Singkong segar yang telah dibersihkan dicelup dalam larutan fungisida


thiobendazole, atau fungisida lainnya seperti Maneb dan benomyl. Kemudian
dikemas dalam kantong plastik polietilen. Pengemasan ini akan membantu
mengawetkan singkong dari kerusakan fisiologis, sedangkan pencelupan dalam

8
fungisida dapat mencegah kerusakan oleh jasad renik. Perlu diperhatikan agar
singkong benar-benar segar (2-3 jam setelah panen) pada saat di kemas. Cara
penyimpanan seperti ini banyak digunakan di pasar-pasar swalayan. Daya tahan
singkong segar sekitar 1-3 bulan.

2.3.5. Tujuan Penyimpanan


Penyimpanan merupakan proses untuk mempertahankan daya simpan dan
mutu ubi kayu. Tujuannya adalah untuk:
a. Mempertahankan daya simpan ubi kayu.
b. Menambah nilai ekonomis umbi ubi kayu.
c. Memudahkan pengolahan lebih lanjut.
d. Umbi ubi kayu terhindar dari kerusakan akibat busuk, jamur, dan lain-lainnya.

2.4. Analisis Usaha Budidaya Ubi Kayu


Berikut ini adalah analisa usaha singkong yang dilansir dari berbagai
sumber. Misal dari berita yang pernah diterbitkan AntaraNews yang menyatakan di
beberapa tempat dan petani dengan lahan singkong 1 hektare dapat menghasilkan
keuntungan bersih Rp. 52 juta di budidaya singkong.

Jika rata-rata hasil panen di angka Rp. 52 juta untuk satu hektare lahan dan
tanaman singkong, artinya usaha singkong menjadi salah satu jenis usaha budidaya
ubi kayu yang menggiurkan di Indonesia. Mari kita coba perhitungkan analisa
usaha singkong berikut ini:

2.4.1. Biaya Produksi


Jika seandainya, sampai saat ini biaya sewa lahan atau sewa ladang seluas
satu hektare Rp. 7.000.000. Lalu, biaya pembukaan lahan untuk ditanami singkong
Rp. 3.000.000 untuk biaya pembajakan dan pembukaan lahan tanam singkong.

Artinya modal awal yang harus dikeluarkan adalah Rp. 10.000.000.


Selanjutnya pada lahan yang akan dikelola dalam perhitungan sebagai berikut:
• Upah Pekerja yang harus dibayarkan Rp. 2.000.000
• Bibit Singkong 7.000 batang x Rp. 600 Rp. 4.200.000
• Kapur pertanian untuk lahan tanam 2.000 kg x Rp. 1.500 Rp. 3.000.000

9
• Upah tanam (Jika ini berbeda dari upah kerja) Rp. 750.000
• Biaya pemeliharaan (simpanan sewaktu-waktu) Rp. 1.000.000
• Pestisida (disesuaikan dengan pestisida yang digunakan) Rp. 200.000
• Pemupukan Tanaman Singkong Rp. 4.000.000
• Upah panen singkong Rp. 1.500.000
• Transportasi angkut singkong Rp. 2.000.000
• Biaya lain – lain Rp. 1.000.000
• Total pengeluaran Rp. 29.650.000

2.4.2. Pendapatan
Dengan modal Rp. 29.650.000 maka yang didapatkan dari hasil keuntungan
usaha budidaya singkong atau analisa usaha budidaya ubi kayu adalah:

Jika dalam satu hektar dan 7.000 batang bibit singkong adalah 125ton atau
125.000Kg, dengan harga singkong yang didapatkan di angka kisaran Rp. 700 per
kg, maka yang didapat dalam penjualan singkong adalah Rp. 87.500.000.

2.4.3. Keuntungan
Jadi keuntungan bersih yang didapatkan dalam analisa usaha singkong
dalam bentuk usaha budidaya ubi kayu ini adalah : Keuntungan bersih – modal
usaha tanam singkong = Rp. 87.500.000 – Rp. 29.650.000 = Rp. 57.850.000.

2.5. Manfaat atau Keuntungan Ubi kayu


2.5.1. Ubi Kayu Bagi Kesehatan
Di dalam singkong, terkandung aneka nutrisi yang berguna bagi kesehatan
meliputi:
• Karbohidrat.
• Protein.
• Serat.
• Mineral, termasuk kalium, magnesium, fosfor, dan kalsium.
• Vitamin, yakni vitamin C dan vitamin A.
• Air.

10
Karena kandungan nutrisinya yang beragam, singkong dianggap memiliki
manfaat bagi kesehatan, seperti:

a. Menambah energi
Singkong mengandung kalori yang cukup tinggi. Dalam 100 gram
singkong, terkandung 110-150 kalori. Jumlah kalori ini lebih tinggi daripada kalori
pada umbi jenis lain, seperti kentang dan ubi. Oleh karena itu, Anda bisa
mendapatkan energi ekstra untuk menjalani aktivitas sehari-hari jika mengonsumsi
singkong.

b. Merupakan sumber serat dan karbohidrat kompleks


Selain kalori, singkong juga kaya akan karbohidrat kompleks dan serat.
Kedua nutrisi ini berfungsi untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan,
mengurangi peradangan, dan mengendalikan kadar gula darah. Bila kadar gula
darah terkendali, risiko terjadinya diabetes tipe 2 dan obesitas juga akan lebih
rendah.

Meski begitu, manfaat singkong dalam menstabilkan kadar gula darah ini
masih perlu diteliti lebih lanjut.

c. Memiliki kandungan antioksidan yang baik


Manfaat singkong lainnya bisa didapat dari kandungan vitamin C, vitamin
A, dan beta-karoten di dalamnya. Vitamin C dan vitamin A merupakan antioksidan
yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari efek radikal bebas, mencegah penyakit
jantung, hingga mengatasi kerutan di kulit.

Sementara beta-karoten berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh,


mencegah kekambuhan gejala asma, mengurangi risiko kanker, serta baik untuk
kesehatan kulit dan mata. Asupan nutrisi ini juga dapat mencegah berbagai penyakit
mata, seperti katarak dan degenerasi makula terkait usia.

Selain manfaat di atas, singkong juga diklaim dapat digunakan sebagai obat
alternatif untuk mengatasi kelelahan, diare, infeksi, masalah kesuburan, dan
menginduksi persalinan. Kendati demikian, manfaat singkong sebagai obat
alternatif ini belum terbukti secara medis.

11
2.5.2. Ubi Kayu Sebagai Bahan Baku Industri Bioetanol
Penggunaan sumber energi alternatif terbarukan yang berasal dari hasil
pertanian seperti bioetanol perlu dilakukan karena meningkatnya harga Bahan
Bakar Minyak (BBM) dipasaran dunia dan menipisnya cadangan fosil. Ubi kayu
cukup berpotensi sebagai bahan baku industri etanolkarena mampu memproduksi
etanol sebanyak 2.000-7.000 1/ha/th. Kandungan pati yang tinggi pada ubi kayu
merupakan substrat yang baik unyuk menghasilkan glukosa sebagai produk antara
pada pembuatan etanol. Proses pengolahan ubi kayu menjadi etanol meliputi
gelatinisasi pati, diikut hidrolisis pati secara enzimatis menjadi glukosa degan
menggunakan enzim amilase dan glukoamilase, lalu difermentasi menjadi etanol
dan dilanjutkan dengan distilasi dan dehidrasi untuk mendapatkan debgan kadaran
99.5 persen.

12
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Untuk melakukan budidaya tanaman singkong kita harus menentukan lokasi
budidaya yang tepat sehingga dicapai produkis optimal. Singkong merupakan
tanaman tropis, tetapi dapat pula beradaptasi dan tumbuh dengan baik di daerah
ssub-tropis. Tanaman singkong tidak menuntut iklim yang spesifik untuk
pertumbuhannya. Secara umum, singkong dapat tumbuh dengan baik pada iklim
dengan curah hujan: 1.500-2.500 mm/thn.

Karena kandungan nutrisinya yang beragam, singkong dianggap memiliki


manfaat bagi kesehatan, seperti:
• Menambah Energi
• Sumber serat dan karbohidrat kompleks
• Memiliki kandungan antioksidan yang baik

Ubi kayu memiliki manfaat sebagai bahan baku industri bioethanol.


Kandungan pati yang tinggi pada ubi kayu merupakan substrat yang baik unyuk
menghasilkan glukosa sebagai produk antara pada pembuatan etanol. Proses
pengolahan ubi kayu menjadi etanol meliputi gelatinisasi pati, diikut hidrolisis pati
secara enzimatis menjadi glukosa degan menggunakan enzim amilase dan
glukoamilase, lalu difermentasi menjadi etanol dan dilanjutkan dengan distilasi dan
dehidrasi untuk mendapatkan debgan kadaran 99.5 persen.

3.2. Saran
Dalam penulisan ini diharapkan agar masyarakat dapat memahami cara
budidaya ubi kayu yang baik dan benar, sehingga dapat menambah produktivitas
budidaya ubi kayu.

13
DAFTAR PUSTAK

Rukmana, Rahmat, H, Ir. 1997. UBI KAYU, Budi Daya Dan Pascapanen.
Karnisius. Yokyakarta.

Tim karya tani mandiri. 2012. Pedoman bertanam pepaya. Nuansa Aulia. Bandung.

Anonim. 2015. http://duniaplant.blogspot.com/2015/08/pengertian-dan-definisi-


singkong-ubikayu-ketela.html. 26 September 2019.

Anonim. 2014. http://www.agrotekno.net/2014/05/teknik-budidaya-tanaman-


singkong.html. 26 September 2019

Anonim. 2015. https://industrialfarmcorp.wordpress.com/2015/06/18/penanganan-


pascapanen-pada-ubi-kayu-manihot-esculenta. 26 September 2019

Anonim. 2018. https://ayobudidaya.com/perkebunan/analisa-usaha-singkong. 3


Oktober 2019.

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai