“BATANG SERAI”
Disusun Oleh :
Kholifah (1130223059)
Kustri Winarni (1130223035)
Mohamad Arif Luqman Hakim (1130223032)
Ria Puspita (1130223036)
Nurmala Fitriyah (1130223030)
Nurjanah (1130223065)
Agung Amril (1130223031)
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ..................................................…………………. 7
B. Jenis Tanaman Kelor ...………………................................. 7
C. Ciri Ciri Tanaman Kelor .…..……………………………… 7
D. Kandungan Tanaman Kelor …………………...……............. 7
E. Manfaat Tanaman Kelor . . . . . . . ......................................…. 8
A. Kesimpulan .............................................................................. 9
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelor (Moringa oleifera) adalah tanaman yang banyak dijumpai di daerah tropis
dan subtropis. Di indonesia pohon kelor banyak ditanam sebagai pagar hidur yang
ditanam di sepanjang ladang atau tepi sawah sebagai tanaman penghijau. Selain itu
tanaman kelor juga dikenal sebagai tanaman obat berkhasiat dengan memanfaatkan
seluruh bagian dari tanaman kelor, mulai dari daun, kulit batang, biji, hingga akarnya.
Moringa oleifera yang kita kenal sebagai kelor adalah salah satu tanaman yang bergizi,
sejak dahulu dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai tanaman yang berkhasiat.
Tanaman kelor kaya nutrisi karena mengandung banyak vitamin, mineral, antioksidan,
dan asam amino esensial. Nutrisi yang ada pada daun kelor direkomendasikan sebagai
suplemen yang kaya zat gizi untuk ibu menyusui, anak pada masa pertumbuhan, dan
berbagai khasiat lainnya.
Daun kelor bisa dikonsumsi langsung dalam bentuk segar yang disajikan dalam
bentuk sayuran. Selain itu kelor juga dapat diolah menjadi bentuk bubuk atau powder
yang dapat digunakan untuk berbagai produk pangan, seperti pada olahan pudding,
cake, nugget, biskuit, cracker, serta olahan lainnya. Bubuk daun kelor dapat
ditambahkan untuk setiap jenis makanan sebagai suplemen gizi. Sebelum dijadikan
bubuk, daun kelor terlebih dahulu dikeringkan.
Proses yang dilakukan oleh petani kelor untuk menjadikan daun kelor menjadi
bubuk kelor yaitu dimulai dari proses pengeringan. Proses pengeringan daun kelor pada
umumnya dilakukan dengan cara dijemur di bawah paparan sinar matahari dengan
durasi selama 1 – 2 hari dalam cuaca cerah (musim kemarau) dan 4 – 5 hari tanpa sinar
matahari. Proses penjemuran akan terpaksa dihentikan apabila cuaca mendadak
mendung atau hujan. Hal tersebut akan berdampak pada produksi daun kelor dan
pendapatan pada petani. Selain itu, proses pengeringan dengan sinar mataharri
memerlukan lahan yang luas, biaya operasional yang tidak ekonomis, dan produk yang
dihasilkan tidak higenis.
Selain dijemur di bawah sinar matahari, daun kelor juga dikeringkan
menggunakan mesin pengering seperti oven listrik. Pengeringan menggunakan oven
listrik ini lebih cepat daripada pengeringan dengan menggunakan matahari, akan tetapi
4
kecepatan pengeringan tergantung dari tebal bahan yang dikeringkan. Dari segi
efisiensi waktu, proses pengeringan panas ini mempunyai efisiensi yang baik karea
dilakukan pada suhu tinggi dan dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat.
Metode alternatif yang sangat menjanjikan dalam menjaga ketahanan daun kelor
yaitu digunakan untuk bahan yang sensitif terhadap panas dan bahan yang mudah
berjamur. Keuntungan dari proses pengeringan dingin adalah kemungkinan untuk
terjadinya kerusakan senyawa tertentu yang terkandung dalam produk tidak akan
terjadi, terutama untuk produk-produk biologis. Di samping itu, pengeringan pada suhu
rendah ini juga tidak akan merubah rasa dan aroma dari produk.
B. Rumusan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
sempurna, kecil, berbentuk seperti telur, dan sebesar ujung jari. Helaian
anak daun berwarna hijau sampai hijau kecoklatan, bentuk bundar telur atau
bundar telur terbalik, Panjang 1 – 3 cm, lebar 4 mm – 1 cm, ujung daun
tumpul, pangkal daun membulat, dan tepi daun rata (Trisnawati, 2021).
D. Kandungan Tanaman Kelor
Daun kelor (Moringa oleifera) banyak mengandung zat besi (Fe),
bahkan kandungan zat besi pada daun kelor bubuk misalnya, jauh lebih
tinggi sekitar 28,2 mg/100 gram. Kandungan lainnya yaitu seperti vitamin C
yang tinggi 7 kali lipat dari buah jeruk, 4 kali vitamin A dalam wortel, 4 kali
kalsium dalam susu, 3 kali kalium dalam pisang, 3 kali zat besi dalam
bayam, dan 2 kali protein dalam yogurt atau telur. Jika daun kelor
dikeringkan atau dihancurkan, nutrisinya bisa meningkat berkali-kali lipat,
kecuali kandungan vitamin C. Kandungan nutrisi dalam daun kelor kering
meningkat karena kandungan air dalam daun kelor segar hilang, menguap
sebagai nutrisi tersembunyi dan melepaskan ikatannya sehingga sangat baik
dikonsumsi sebagai pengganti untuk mencegah anemia pada ibu hamil.
E. Manfaat Tanaman Kelor
Dalam ilmu pangan, daun kelor digunakan untuk mengobati gizi
buruk, terutama pada bayi dan ibu menyusui. Daun kelor dapat dimakan
segar, dimasak, atau bubuk selama beberapa bulan tanpa pendinginan dan
tanpa kehilangan nilai gizi. Proses perubahan daun kelor menjadi bubuk
dapat meningkatkan nilai kalori, kandungan protein, kalsium, zat besi, dan
vitamin A (Irwan Z, dkk., 2020).
Tanaman kelor memiliki beberapa julukan, antara lain pohon ajaib
dan pohon kehidupan. Julukan tersebut berasal dari fakta bahwa semua
bagian tanaman kelor memiliki manfaat khusus, mulai dari daun, buah, biji,
kulit kayu, dan akar. Seluruh bagian dari tanaman kelor dapat digunakan
untuk menyembuhkan penyakit, menjaga dan meningkatkan kualitas
kesehatan manusia, dan yang terpenting sebagai sumber gizi dalam
keluarga.
Daun kelor berkhasiat sebagai pencahar, digunakan sebagai tapal
untuk luka, dioleskan pada dahi untuk sakit kepala, digunakan untuk
7
kompres demam, sakit tenggorokan, mata merah, bronkitis, dan infeksi
telinga, kudis, serta pilek. Jus daun kelor dipercaya dapat mengontrol kadar
glukosa dan digunakan untuk mengurangi peradangan kelenjar. Hal tersebut
dikarenakan senyawa isothiocyanate baru pada daun kelor digunakan
sebagai bahan utama dalam ratusan pengobatan, baik untuk pencegahan
maupun pengobatan. Senyawa isothiocyanate baru adalah kelas fitokimia
bioavailable yang dilaporkan ditemukan pada daun polong kelor.
8
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tanaman kelor memiliki nama latin yaitu Moringa oleifera yang
merupakan tanaman yang kaya nutrisi dan sering disebut sebagai “miracle
tree” dikarenakan semua bagian dari tumbuhan kelor sangat bermanfaat bagi
kehidupan masyarakat. Daun kelor memiliki berbagai macam manfaat, baik
dalam segi pangan maupun pengobatan. Daun kelor dapat dimakan segar,
dimasak, atau bubuk selama beberapa bulan tanpa pendinginan dan tanpa
kehilangan nilai gizi. Proses perubahan daun kelor menjadi bubuk dapat
meningkatkan nilai kalori, kandungan protein, kalsium, zat besi, dan vitamin
A
9
DAFTAR PUSTAKA
10