Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KOMPLEMENTER HERBAL

“BATANG SERAI”

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2 (INDONESIA BAG. TENGAH)

Kholifah (1130223059)
Kustri Winarni (1130223035)
Mohamad Arif Luqman Hakim (1130223032)
Ria Puspita (1130223036)
Nurmala Fitriyah (1130223030)
Nurjanah (1130223065)
Agung Amril (1130223031)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS

NAHDLATUL ULAMA SURABAYA


2024
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah


SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan
makalah “Komplementer Herbal” ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat menyertai salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabiyullah
Muhammad SAW. yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.
Tak lupa pula kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini, kepada bapak atau ibu dosen yang
telah meluangkan waktu membimbing kami Kelas RPL S1 Keperawatan.
Penulis tentu menyadari makalah ini hadir dengan segala
kesederhanaannya dan masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar dalam
penyusunan makalah berikutnya dapat lebih baik lagi Insya Allah. Akhirnya,
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi setiap pembacanya dan Allah senantiasa
meridhai segala urusan kita. Amin yarabbal ‘alamin.

Surabaya, 22 Maret 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 4


B. Rumusan Masalah .................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian ..................................................…………………. 7
B. Jenis Tanaman Kelor ...………………................................. 7
C. Ciri Ciri Tanaman Kelor .…..……………………………… 7
D. Kandungan Tanaman Kelor …………………...……............. 7
E. Manfaat Tanaman Kelor . . . . . . . ......................................…. 8

F. Pembuatan Bubuk Tanaman Kelor …………...............……... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelor (Moringa oleifera) adalah tanaman yang banyak dijumpai di daerah tropis
dan subtropis. Di indonesia pohon kelor banyak ditanam sebagai pagar hidur yang
ditanam di sepanjang ladang atau tepi sawah sebagai tanaman penghijau. Selain itu
tanaman kelor juga dikenal sebagai tanaman obat berkhasiat dengan memanfaatkan
seluruh bagian dari tanaman kelor, mulai dari daun, kulit batang, biji, hingga akarnya.
Moringa oleifera yang kita kenal sebagai kelor adalah salah satu tanaman yang bergizi,
sejak dahulu dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai tanaman yang berkhasiat.
Tanaman kelor kaya nutrisi karena mengandung banyak vitamin, mineral, antioksidan,
dan asam amino esensial. Nutrisi yang ada pada daun kelor direkomendasikan sebagai
suplemen yang kaya zat gizi untuk ibu menyusui, anak pada masa pertumbuhan, dan
berbagai khasiat lainnya.
Daun kelor bisa dikonsumsi langsung dalam bentuk segar yang disajikan dalam
bentuk sayuran. Selain itu kelor juga dapat diolah menjadi bentuk bubuk atau powder
yang dapat digunakan untuk berbagai produk pangan, seperti pada olahan pudding,
cake, nugget, biskuit, cracker, serta olahan lainnya. Bubuk daun kelor dapat
ditambahkan untuk setiap jenis makanan sebagai suplemen gizi. Sebelum dijadikan
bubuk, daun kelor terlebih dahulu dikeringkan.
Proses yang dilakukan oleh petani kelor untuk menjadikan daun kelor menjadi
bubuk kelor yaitu dimulai dari proses pengeringan. Proses pengeringan daun kelor pada
umumnya dilakukan dengan cara dijemur di bawah paparan sinar matahari dengan
durasi selama 1 – 2 hari dalam cuaca cerah (musim kemarau) dan 4 – 5 hari tanpa sinar
matahari. Proses penjemuran akan terpaksa dihentikan apabila cuaca mendadak
mendung atau hujan. Hal tersebut akan berdampak pada produksi daun kelor dan
pendapatan pada petani. Selain itu, proses pengeringan dengan sinar mataharri
memerlukan lahan yang luas, biaya operasional yang tidak ekonomis, dan produk yang
dihasilkan tidak higenis.
Selain dijemur di bawah sinar matahari, daun kelor juga dikeringkan
menggunakan mesin pengering seperti oven listrik. Pengeringan menggunakan oven
listrik ini lebih cepat daripada pengeringan dengan menggunakan matahari, akan tetapi

4
kecepatan pengeringan tergantung dari tebal bahan yang dikeringkan. Dari segi
efisiensi waktu, proses pengeringan panas ini mempunyai efisiensi yang baik karea
dilakukan pada suhu tinggi dan dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat.
Metode alternatif yang sangat menjanjikan dalam menjaga ketahanan daun kelor
yaitu digunakan untuk bahan yang sensitif terhadap panas dan bahan yang mudah
berjamur. Keuntungan dari proses pengeringan dingin adalah kemungkinan untuk
terjadinya kerusakan senyawa tertentu yang terkandung dalam produk tidak akan
terjadi, terutama untuk produk-produk biologis. Di samping itu, pengeringan pada suhu
rendah ini juga tidak akan merubah rasa dan aroma dari produk.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Tanaman Kelor?


2. Apa jenis-jenis dari Tanaman Kelor?
3. Apa ciri-ciri dari Tanaman Kelor?
4. Apa kandungan yang terdapat pada Tanaman Kelor?
5. Apa manfaat dari Tanaman Kelor?
6. Bagaimana cara pembuatan Bubuk Tanaman Kelor?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tanaman Kelor


Tanaman kelor memiliki nama latin yaitu Moringa oleifera yang
merupakan tanaman yang kaya nutrisi dan sering disebut sebagai “miracle
tree” dikarenakan semua bagian dari tumbuhan kelor sangat bermanfaat
bagi kehidupan masyarakat (Antina, 2017). Daun kelor (Moringa oleifera)
sebagai tanaman serbaguna dan produktif memiliki senyawa yang lebih
alami dan beragam dibandingkan dengan tanaman lainnya. Tanaman kelor
telah dikenal selama berabad-abad sebagai tanaman serbaguna, kaya nutrisi,
dan dapat digunakan sebagai obat. Daun kelor (Moringa oleifera)
mengandung 46 antioksidan kuat yang membantu melindungi tubuh dari
radikal bebas, 18 asam amino (termasuk 8 esensial) yang dibutuhkan tubuh
untuk membangun sel baru, 36 senyawa anti inflamasi, dan 90 nutrisi alam
seperti vitamin dan mineral (Winarno, 2018). Tanaman kelor telah menjadi
salah satu herbal yang paling banyak dipelajari di Filipina, India, Afrika,
Eropa, dan Amerika Serikat.
B. Jenis Tanaman Kelor
Tanaman kelor memiliki 13 spesies di antaranya yaitu, Moringa
arborea Verdc, Moringa borziana, Moringa concanensis, Moringa
drouhardii, Moringa hildebrandtii, Moringa longituba, Moringa aloifera
Lam, Horseradish Tree (Nortwestern India), Moringa ovalifolia, dan
Moringa stenopetala. Perbedaan antara satu spesies dengan lainnya adalah
bentuk batang dan geografis tempat tumbuh. Di daratan Asia, termasuk
India dan Indonesia, tanaman kelor yang tumbuh masuk ke dalam spesies
Moringa aloifera. Hal tersebut disebabkan dari ciri-ciri fisik dan tempat
tanaman tumbuh pada suhu dan lingkungan tropis di Benua Asia (Luthfiyah,
2012).
C. Ciri-Ciri Tanaman Kelor
Tanaaman daun kelor memiliki tinggi sekitar 12 m dengan diameter
30 cm. Daun dari tanaman kelor memiliki karakteristik bersirip tak

6
sempurna, kecil, berbentuk seperti telur, dan sebesar ujung jari. Helaian
anak daun berwarna hijau sampai hijau kecoklatan, bentuk bundar telur atau
bundar telur terbalik, Panjang 1 – 3 cm, lebar 4 mm – 1 cm, ujung daun
tumpul, pangkal daun membulat, dan tepi daun rata (Trisnawati, 2021).
D. Kandungan Tanaman Kelor
Daun kelor (Moringa oleifera) banyak mengandung zat besi (Fe),
bahkan kandungan zat besi pada daun kelor bubuk misalnya, jauh lebih
tinggi sekitar 28,2 mg/100 gram. Kandungan lainnya yaitu seperti vitamin C
yang tinggi 7 kali lipat dari buah jeruk, 4 kali vitamin A dalam wortel, 4 kali
kalsium dalam susu, 3 kali kalium dalam pisang, 3 kali zat besi dalam
bayam, dan 2 kali protein dalam yogurt atau telur. Jika daun kelor
dikeringkan atau dihancurkan, nutrisinya bisa meningkat berkali-kali lipat,
kecuali kandungan vitamin C. Kandungan nutrisi dalam daun kelor kering
meningkat karena kandungan air dalam daun kelor segar hilang, menguap
sebagai nutrisi tersembunyi dan melepaskan ikatannya sehingga sangat baik
dikonsumsi sebagai pengganti untuk mencegah anemia pada ibu hamil.
E. Manfaat Tanaman Kelor
Dalam ilmu pangan, daun kelor digunakan untuk mengobati gizi
buruk, terutama pada bayi dan ibu menyusui. Daun kelor dapat dimakan
segar, dimasak, atau bubuk selama beberapa bulan tanpa pendinginan dan
tanpa kehilangan nilai gizi. Proses perubahan daun kelor menjadi bubuk
dapat meningkatkan nilai kalori, kandungan protein, kalsium, zat besi, dan
vitamin A (Irwan Z, dkk., 2020).
Tanaman kelor memiliki beberapa julukan, antara lain pohon ajaib
dan pohon kehidupan. Julukan tersebut berasal dari fakta bahwa semua
bagian tanaman kelor memiliki manfaat khusus, mulai dari daun, buah, biji,
kulit kayu, dan akar. Seluruh bagian dari tanaman kelor dapat digunakan
untuk menyembuhkan penyakit, menjaga dan meningkatkan kualitas
kesehatan manusia, dan yang terpenting sebagai sumber gizi dalam
keluarga.
Daun kelor berkhasiat sebagai pencahar, digunakan sebagai tapal
untuk luka, dioleskan pada dahi untuk sakit kepala, digunakan untuk

7
kompres demam, sakit tenggorokan, mata merah, bronkitis, dan infeksi
telinga, kudis, serta pilek. Jus daun kelor dipercaya dapat mengontrol kadar
glukosa dan digunakan untuk mengurangi peradangan kelenjar. Hal tersebut
dikarenakan senyawa isothiocyanate baru pada daun kelor digunakan
sebagai bahan utama dalam ratusan pengobatan, baik untuk pencegahan
maupun pengobatan. Senyawa isothiocyanate baru adalah kelas fitokimia
bioavailable yang dilaporkan ditemukan pada daun polong kelor.

F. Pembuatan Bubuk Tanaman Kelor


Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan bubuk tanaman kelor yaitu
daun kelor (Moringa aleifera). Prosedur pembuatan bubuk daun kelor
adalah sebagai berikut :
1) Pilih daun kelor yang segar, utuh, dan dalam kondisi baik.
2) Cuci daun kelor, lalu tiriskan dan dinginkan selama 24 jam.
3) Daun kelor yang sudah didinginkan, pisahkan dari tangkai dan
dipilih untuk proses pengeringan.
4) Daun kelor yang sudah dipisahkan dari tangkainya, lalu dikeringkan
menggunakan pengering dengan suhu ruangan selama 5 hari.
5) Daun kelor yang sudah kering, kemudian dihaluskan dengan
menggunakan miller.
6) Setelah proses penggilingan, bubuk yang dihasilkan kemudian
diayak menggunakan ayakan, sehingga didapatkan bubuk dengan
tekstur yang halus.

8
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tanaman kelor memiliki nama latin yaitu Moringa oleifera yang
merupakan tanaman yang kaya nutrisi dan sering disebut sebagai “miracle
tree” dikarenakan semua bagian dari tumbuhan kelor sangat bermanfaat bagi
kehidupan masyarakat. Daun kelor memiliki berbagai macam manfaat, baik
dalam segi pangan maupun pengobatan. Daun kelor dapat dimakan segar,
dimasak, atau bubuk selama beberapa bulan tanpa pendinginan dan tanpa
kehilangan nilai gizi. Proses perubahan daun kelor menjadi bubuk dapat
meningkatkan nilai kalori, kandungan protein, kalsium, zat besi, dan vitamin
A

9
DAFTAR PUSTAKA

Antina, R. R. (2017). Ekstrak etanol Moringa Oleifera Lam terhadap folikulogenesis


pada mencit model endometriosis. Jurnal Biosains Pascasarjana, 19(3), 246-
259.
Dewi, F. K. (2016). Pembuatan cookies dengan penambahan tepung daun kelor
(Moringa oleifera) pada berbagai suhu pemanggangan (Doctoral
dissertation, Fakultas Teknik Unpas).
Diantoro, A., Rohman, M., Budiarti, R., & Palupi, H. T. (2015). Pengaruh
penambahan ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera L.) terhadap kualitas
yoghurt. Teknologi Pangan: Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah
Teknologi Pertanian, 6(2).
Fauziandari, E. N. (2019). Efektifitas Ekstrak Daun Kelor Terhadap Peningkatan
Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri. Jurnal Kesehatan Karya
Husada, 7(2), 185-190.
Irwan, Z. (2020) „Pemberian Cookies Tepung Daun dan Biji Kelor Terhadap Berat
Badan dan Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tampa
Padang‟, Action: Aceh Nutrition Journal, 5(1), Pp. 45–54
Luthfiyah, F. 2012. Potensi Gizi Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Nusa
Tenggara Barat. Staf Dosen Jurusan Gizi. Poltekkes Kemenkes Mataram,
Nusa Tenggara Barat.
Rosyidah, A. Z., & Ismawati, R. (2016). Studi tentang tingkat kesukaan responden
terhadap penganekaragaman lauk pauk dari daun kelor (Moringa
oleivera). E-journal Boga, 5(1), 17-22.
Trisnawati, Y., & Muttaqien, I. (2021). Berjuta Manfaat Kelor.
Winarno, F. G. (2018). Tanaman Kelor (Moringa oleifera): Nilai Gizi, Manfaat, dan
Potensi Usaha. Gramedia Pustaka Utama.
Zainuddin, N. M., & Hajriani, S. (2021). Proses Pembuatan Bubuk Daun Kelor
(Moringa Oleifera) Sebagai Tambahan Makanan Fungsional Berdasarkan
Suhu Dan Lama Pengeringan Yang Berbeda. Jurnal Agritechno, 116-121.

10

Anda mungkin juga menyukai