Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM

UJI FITOKIMIA DAUN AFRIKA (Vernonia amygdalina)


DAN DAUN TURI (Sesbania grandiflora)

Disusun oleh:

Zidratil (2003410004)
Yuswita Cahya Ningtias (2003410002)
Dwi Sanda Wisnu (2003410021)
Alfikram (2003410008)
Nurul Mufida Anggreni (2003410014)
Irgiansyah Divo Putra (2003410022)

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan segala
rahmat dan hidayah-Nya serta kesehatan kepada penulis sehingga mampu
menyelesaikan tugas laporan yang berjudul “Uji Fitokimia Daun Afrika (Vernonia
amygdalina) dan Daun Turi (Sesbania Grandiflora)”. Adapun tujuan dari
penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Sukarti, S.Si, M.Si.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sukarti S.Si, M.Si. selaku dosen
mata kuliah kimia bahan alam serta semua pihak yang telah memberikan saran
dan arahan kepada para penulis dalam penyusunan laporan ini.
Laporan ini sangat jauh dari kesempurnaan, mengingat referensi yang didapat
tidak terlalu banyak. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Palopo, Juli 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan.................................................................................2
1.3 Manfaat Percobaan...............................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Kajian Teori..........................................................................................3
BAB III METODE PERCOBAAN.........................................................................5
3.1 Lokasi dan Waktu Praktikum...............................................................5
3.2 Prosedur Praktikum..............................................................................5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................7
4.1 Hasil.....................................................................................................7
4.2 Pembahasan..........................................................................................8
BAB V PENUTUP...............................................................................................13
5.1 Kesimpulan.........................................................................................13
5.2 Saran...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat Indonesia telah lama mengenal serta menggunakan obat-obatan
alami atau yang dikenal dengan obat tradisional. Obat tradisional lebih mudah
diterima oleh masyarakat karena selain telah akrab dengan masyarakat, obat ini
lebih murah dan mudah didapat (Cahyadi, 2009).
Tumbuhan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai kebutuhan,
seperti bahan makanan dan sebagai obat-obatan. Salah satu tanaman obat yang
merupakan family dari Asteraceae yaitu Tanaman Afrika (Vernonia amygdalina).
Tanaman ini banyak ditemukan di Kalimantan Timur. Tanaman Afrika (Vernonia
amygdalina) termasuk ke dalam genus Vernonia yang banyak tumbuh di sekitar
Afrika bagian barat, salah satunya di Nigeria (Ibrahim, 2004).
Salah satu bagian tanaman afrika yaitu daun yang banyak digunakan oleh
masyarakat sebagai obat kolesterol, mengatur gula darah, mempercepat
penyembuhan luka, dan anti kanker. Tanaman afrika diketahui memiliki sifat
antibakteri terhadap bakteri S. Aureus dan E. Coli. Selain itu, penelitian yang lain
juga menunjukkan adanya sifat antidiabetik pada tanaman afrika dan memiliki
aktivitas antioksidan (Sukmawati, 2017).
Turi (Sesbania grandiflora) merupakan jenis tanaman yang dimanfaatkan
masyarakat dalam pengobatan berbagai macam penyakit diantaranya pencahar,
pereda nyeri (analgetik), penurun panas (anti piretik), peluruh kencing (diuretik)
dan lain-lain. Hampir seluruh bagian dari tanaman yang bergenus Sesbania ini
berkhasiat sebagai obat meliputi kulit batang, daun dan akar (Azwar, 2010).
Karena khasiatnya dalam pengobatan, tanaman turi diduga memiliki senyawa-
senyawa metabolit sekunder. Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa
bioaktif yang dapat digunakan dalam dunia pengobatan, sehingga untuk
mengetahui kandungan metabolit sekunder, maka perlu dilakukan skrining
fitokimia (Suryaningsih, 2019).
2

1.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui senyawa-senyawa metabolit
sekunder (alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid, steroid, dan fenolik) yang
terkandung pada daun turi (Sesbania grandiflora) dan daun tanaman afrika
(Vernonia amygdalina) menggunakan metode uji fitokimia.

1.3 Manfaat Percobaan


Manfaat dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui senyawa-senyawa
metabolit sekunder yang terkandung dalam daun turi (Sesbania grandiflora) dan
daun tanaman afrika (Vernonia amygdalina).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


1. Daun Tanaman Afrika
Daun afrika (Vernonia amygdalina) adalah tanaman setinggi 1-3 meter ini
tumbuh dengan mudah di benua Afrika, benua Amerika, dan benua Asia seperti di
Malaysia, Singapore, dan khususnya Indonesia (Nurdiastuti, 2016). Secara
etmologi daun afrika digunakan dalam mengobati demam, nyeri kolik,
meningkatkan nafsu makan, diare, flu, hepatitis, tuberculosis, dan ulserasi mulut
(Egharevba, 2014).
Studi mengenai daun afrika mengungkapkan adanya kandungan senyawa
koumarin, asam fenolik, lignin, santon, antrakuinon, edotida dan sesquiterpen
(Egharevba, 2014). Kandungan luteolin-7-glukosida, luteoline glucoronide, dan
luteolin yang merupakan subkelas flavones dari flavonoid dalam daun afrika
mempunyai efek menghambat penyerapan kolesterol dan menghambat sintesis
kolesterol melalui enzim HMG-CoA Reduktase sehingga mempunyai efek
hipolipidemik (Carla, 2015). Selain efek hipolidemik, daun afrika juga
mempunyai efek antimicrobial, antidiabetik, antipasmodil, obat pencahar,
antioksidan, antiplatelet, dan anti abortifasi (Egharevba, 2014).
2. Daun Turi
Pohon turi kecil berumur pendek, tinggi 5-12 m dengan ranting menggantung.
Kulit luar berwarna kelabu hingga kecoklatan, tidak rata, dengan alur membujur
dan melintang tidak beraturan, lapisan gabus mudah terkelupas. Pada bagian
dalam berair dan sedikit berlendir. Percabangan baru keluar setelah tinggi
tanaman sekitar 5 m. Berdaun majemuk yang letaknya tersebar dengan daun
penumpu yang panjangnya 0,5-1 cm. Panjang daun 20-30 cm, menyirip genap,
dengan 20-40 pasang anak daun yang bertangkai pendek. Helaian anak daun
berbentuk jorong memanjang, tepi rata, panjang 3-4 cm. Bunganya besar dalam
tandan yang keluar dari ketiak daun, letaknya menggantung dengan 2-4 bunga
yang bertangkai, kuncupnya berbentuk sabit, panjangnya 7-9 cm, bila mekar
4

bunganya berbentuk kupu-kupu. Akarnya berbintil-bintil, berisi bakteri yang


dapat memanfaatkan nitrogen sehingga bisa menyuburkan tanah (Setiawan, 2009).
Tanaman turi pada kulit batangnya mengandung tanin, egatin, zantoagetin,
basorin, resin, kalsium oksalat, sulfur, peroksida dan zat warna. Daunnya
mengandung sponin, glikosida, tanin, peroksidase, vitamin A dan B. Bunga
mengandung kalsium, zat besi, zat gula, serta vitamin A dan B (Setiawan, 2009).
Tanaman turi digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai obat untuk keseleo,
luka, keputihan, batuk, hidung berlendir, sakit kepala, memperbanyak produksi
ASI, demam nifas, radang tenggorokan, dan juga rebusan dari daun yang
digunakan sebagai air kumur dapat menyembuhkan amandel yang bengkak, obat
sariawan, pembunuh kuman, disentri, cacar air, pelembut kulit, pencahar dan
penyejuk (Sastroamidjojo, 2001).
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Lokasi dan Waktu Praktikum


Praktikum ini telah dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2022 dan 5 Juli 2022.
Tempat praktikum dilaksanakan di Laboratorium Bahan Alam Fakultas Sains
Universitas Cokroaminoto Palopo.

3.2 Prosedur Praktikum


1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah pipet tetes, gelas selai,
batang pengaduk, lumpang dan alu, gelas ukur, erlenmeyer, tabung reaksi, neraca
analitik, corong, dan spatula.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah daun turi (Sesbania
grandiflora) dan daun tanaman afrika (Vernonia amygdalina), aquades, HCl 2N,
serbuk Mg, HCl pekat, FeCl3, pereaksi Mayer dan Wagner, pereaksi Liebermann-
Burchard, kertas saring, kertas label, dan tissue.
2. Preparasi Sampel
a. Preparasi
Sampel daun tanaman afrika (Vernonia amygdalina) dan daun turi (Sesbania
grandiflora) ditimbang masing-masing sebanyak 15 gram, kemudian dicuci, lalu
dikeringkan.
b. Ekstraksi
Masing-masing sampel sebanyak 15 gram dihaluskan menggunakan lumpang
dan alu. Kemudian ditambahkan aquades sebanyak 50 ml, lalu di saring
menggunakan ketas saring. Filtrat yang dihasilkan kemudian dikumpulkan.
c. Uji Fitokimia
Uji fitokimia terhadap ekstrak daun tanaman afrika (Vernonia amygdalina) dan
daun turi (Sesbania grandiflora) meliputi pemeriksaan alkaloid, flavonoid,
saponin, steroid, terpenoid, dan fenolik (Jaafar, et al., 2007).
1) Uji Alkaloid
6

Sebanyak 2 ml larutan ekstrak dipipet ke dalam tabung reaksi,


kemudian dipanaskan selama dua menit. Filtrat diuji adanya senyawa
alkaloid dengan pereaksi Mayer dan Wagner (Jaafar,.et al., 2007).
a) Uji positif alkaloid dengan pereaksi Mayer ditandai dengan
terbentuknya endapan putih atau berwarna cream.
b) Uji positif alkaloid dengan pereaksi Wagner ditandai dengan
terbentuknya endapan jingga atau merah coklat.
2) Uji Flavonoid
Sebanyak 2 ml larutan ekstrak dipipet kedalam tabung reaksi, kemudian
dipanaskan selama 5 menit. Kemudian ditambahkan secukupnya serbuk
Mg dan 5 tetes HCl 2 N, lalu dikocok. Uji positif ditunjukkan oleh
terbentuknya warna merah, kuning atau jingga (Jaafar,.et al., 2007).
3) Uji Saponin
Sebanyak 2 ml larutan ekstrak dipipet kedalam tabung reaksi, kemudian
dipanaskan selama 2 menit, lalu ditambahkan 5 tetes HCl pekat. Uji positif
ditunjukkan dengan terbentuknya busa pemanen (Jaafar,.et al., 2007).
4) Uji Terpenoid
Sebanyak 2 ml larutan ekstrak ditambahkan dengan pereaksi
Liebermann-Burchar. Uji positif terpenoid menghasilkan warna merah atau
violet (Jaafar,.et al., 2007).
5) Uji Steroid
Sebanyak 2 ml larutan ekstrak ditambahkan dengan pereaksi
Libermann-Burchar. Uji positif steroid menghasilkan warna hijau
(Jaafar,.et al., 2007).
6) Uji Fenolik
Sebanyak 2 ml larutan ditambahkan dengan larutan FeCl3 dimana reaksi
positif terjadi jika terdapat perubahan warna hijau, ungu, biru atau hitam
(Jaafar,.et al., 2007).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
1. Daun Tanaman Afrika

Kandungan Metode Pengujian Hasil Keterangan


Kimia

Alkaloid Pereaksi Mayer Terbentuk Positif


endapan berwarna
krem

Pereaksi Wagner Terbentuk Positif


endapan berwarna
coklat

Flavonoid HCl 2N dan Terbentuk warna Positif


serbuk Mg kuning

Saponin HCl pekat Tidak terbentuk Negatif


busa

Terpenoid Pereaksi Tidak terbentuk Negatif


Liebermann- warna merah atau
Burchar violet

Steroid Pereaksi Terbentuk warna Positif


Liebermann- hijau
Burchar

Fenolik FeCl3 Terjadi perubahan Positif


warna hijau
8

2. Daun Turi

Kandungan Metode Pengujian Hasil Keterangan


Kimia

Alkaloid Pereaksi Mayer Terbentuk endapan Positif


berwarna krem

Pereaksi Wagner Terbentuk endapan Positif


berwarna coklat

Flavonoid HCl 2N dan serbuk Terbentuk warna Positif


Mg kuning

Saponin HCl pekat Terbentuknya busa Positif

Terpenoid Peraksi Tidak terbentuk Negatif


Liebermann- warna merah atau
Burchar violet

Steroid Pereaksi Terbentuk warna Positif


Liebermann- hijau
Burchar

Fenolik FeCl3 Terbentuk warna Positif


hijau

4.2 Pembahasan
9

Dalam pengujian fitokimia ini, diharuskan agar sampel dihancurkan. Hal ini
bertujuan untuk menghancurkan dinding sel yang sifatnya kaku sehingga senyawa
target (senyawa metabolit sekunder) yang berada dalam vakuola mudah bereaksi
dengan zat-zat lain yang digunakan dalam pengujian.
1. Uji Alkaloid
Pada uji kualitatif ini, senyawa kimia golongan alkaloid ditentukan dengan
melihat ada tidaknya endapan yang terbentuk. Pemeriksaan alkaloid ini dilakukan
dengan penambahan pereaksi Mayer dan Wagner. Kedua pereaksi ini dapat
bereaksi jika sampel uji terdapat alkaloid dan memberikan warna yang khas.
Pereaksi Mayer akan bereaksi dengan alkaloid dan membentuk endapan berwarna
jingga (Robinson, 1995). Hasil uji alkaloid dari ekstrak daun turi dan daun
tanaman afrika menunjukkan terbentuknya endapan berwarna krem saat
direaksikan dengan menggunakan pereaksi Mayer dan endapan berwarna coklat
saat direaksikan dengan pereaksi Wagner. Artinya ekstrak daun turi dan daun
tanaman afrika menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid. Adapun reaksi
dari uji Mayer dan Wagner yaitu:
10

2. Uji Flavonoid
Sangi (2008), menyatakan bahwa penambahan serbuk magnesium dan asam
klorida pada pengujian flavonoid akan menyebabkan tereduksinya senyawa
flavonoid yang ada dalam sampel sehingga menimbulkan reaksi warna kuning
yang merupakan ciri adanya flavonoid. Dalam analisis ini serbuk magnesium dan
asam klorida memberikan reaksi reduksi senyawa flavonoid sehingga larutan uji
memberikan perubahan warna.

3. Uji Saponin
Pada uji kualitatif ini, adanya kandungan saponin dalam sampel uji ditentukan
dengan melihat terbentuknya busa yang stabil pada larutan uji saat dikocok. Pada
uji ini sampel yang menghasilkan busa hanya daun turi saja sedangkan pada daun
tanaman afrika tidak ada busa yang dihasilkan. Menurut Robinson (1995)
senyawa yang memiliki gugus polar dan nonpolar bersifat aktif permukaan
11

sehingga saat dikocok, saponin dapat membentuk misel. Pada struktur misel,
gugus polar menghadap keluar sedangkan gugus nonpolarnya menghadap
kedalam. Keadaan inilah yang tampak seperti busa. Reaksi hidroksil saponin
dengan air yaitu:

4. Uji Terpenoid
Menurut Harbone (1987), bahwa kandungan terpenoid dalam tumbuhan diuji
dengan menggunakan metode Liebermann-Burchar yang nantinya akan
memberikan warna merah atau violet. Dalam analisis ini sampel daun tanaman
afrika dan daun turi tidak menunjukkan adanya kandungan senyawa terpenoid.

5. Uji Steroid
Harbone (1987) menyatakan bahwa adanya senyawa steroid pada suatu sampel
ditandai dengan terbentuknya warna hijau. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan sampel daun turi dan daun tanaman afrika menunjukkan perubahan
warna hijau yang menandakan sampel mengandung senyawa steroid.
12

6. Uji Fenolik
Uji positif fenolik ditandai dengan terbentuknya warna hijau, ungu, biru dan
hitam (Sukmawati, 2017). Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, sampel
daun turi dan daun tanaman afrika positif mengandung senyawa fenolik. Reaksi
antara fenolik dan FeCl3, yaitu
13
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan uji fitokimia daun turi (Sebania grandiflora) dan daun
tanaman afrika (Vernonia amygdalina) yang telah dilakukan, menunjukkan
bahwa daun turi mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid,
saponin, steroid, dan fenolik. Sedangkan untuk daun tanaman afrika mengandung
senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, steroid, dan fenolik.

5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum hendaknya selalu memperhatikan secara jelas
hasil percobaan sehingga lebih mudah untuk membandingkan warna sampel
sebelum dan sesudah dilakukannya percobaan.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A. (2010). Tanaman Obat Indonesia. Salemba Medika, Palembang.

Cahyadi, R. (2009). Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordica
charantia l.) Terhadap Larva Artemia Salina Leach dengan Metode Brine
Shrimp Lethality Test (BST) [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro, Semarang.

Egharevba. C. (2014). Significator of Bitter Leaf (Vernonia amygdalina) In


Tropical Disease and Beyond: A Review. Malaria Chemotherapy Control
and Elimination. 03 (01), 1-10.

Harbone. J. B. (1987). Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis


Tumbuhan. Bandung: ITB.

Ibrahim, G., Abdurrahman, E. M., dan Katayal, U. A. (2004). Pharmacognistic


Studies on The Leaves of Vernonia amygdalina Del (Asteraceae). Nig. J.
Nat. Orid. And Med. 08 (1): 8-10.

Jaafar, F. M., Osman, C. P., Ismail, N. H. dan Awang, K. (2007). Analysis of


Essential Oils of Leaves, Stems, Flowers and Rhizomes of Etlingera
Elatior (Jack) R. M. S. Smith. The Malaysian Jurnal of Analytical
Sciences, 11 (1), 269-273.

Nurdiastuti. T. (2016). Ekstrak Daun Afrika Selatan (Vernonia amygdalina)


Memperbaiki Profil Lipid Tikus Wistar Jantan Dyslipidemia. Tesis.
Denpasar: Universitas Udayana.

Sukmawati., H. Hadi., Aminah. (2017). Potensi Senyawa Flavonoid Daun Afrika


(Vernonia amygdalina) Asal Ternate sebagai Antioksidan. Jurnal Ilmiah
As-Syifaa, 9 (2): 195-200.

Sostroamidjojo. S. (2001). Obat Asli Indonesia. Penerbit Dian Rakyat.

Suryaningsih, N., Sri, N., Hardoko. (2019). Phytochemical Screening FTIR


Spectroscopia Analysis and Antibacterial Activity of Sesbania grandiflora
Fraction Againts Edwardsiella tarda. J. Exp. Life Sci. Vol. 9. No. 3.

Anda mungkin juga menyukai