Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PANGAN FUNGSIONAL
SORGUM SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL

DOSEN PENGAMPU :

MURSYID,SGz.,M.Si

DISUSUSN OLEH :
Nama : Dela Puspita
Nim : J1A118003
Kelas : R-002

FAKULTAS TERNOLOGI PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
UNIVVERSITAS JAMBI
2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam tidak
lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang
telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah
pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-
satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah pangan fungsional
yang diampu oleh Bapak Mursyid,S.Gz.,M.Si. Selain itu makalah ini juga bertujuan agar para
mahasiswa lebih mengetahui contoh-contoh dari serealia dan mampu menambah wawasan dalam
mata kuliah pangan fungsional ini.
Kami berharap semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Dan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh kerena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga senantiasa memberkati segala
usaha kita. Amin.

Jambi, September 2019

Dela Puspita

2
DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………………….…………1

KATA PENGANTAR……………………………………………...………………. 2

DAFTAR ISI………………………………………………....…………………...3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………..……………............………………….….4


B. Rumusan Masalah ……..............………………………………………...5
C. Tujuan Penulisan …………………………………………………………….....5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian pangan fungsional ……..……………............………………….…. 6


B. Pengertian Sereali ……..............………………………………………... 7
C. Pengertian dan Kandungan Tanaman Sorgum …………………………………….....8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………..……………............………………….….14

3.2 Saran……………………..……………............………………….….14

DAFTAR PUSTAKA……………………..……………............………………….….15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara agraris. Berbagai macam tanaman bisa tumbuh subur di tanah
Indonesia . Seperti serealia dan kacang- kacangan. Serealia merupakan makanan pokok bangsa
Indonesia. Setiap daerah mempunyai bahan makanan pokok masing- masing, sehingga banyak
bermunculan tanaman serealia di tanah Indonesia. Ada sagu yang menjadi makanan pokok
masyarakat timur ( Maluku dan Irian Jaya ). Beras yang menjadi makanan pokok masyarakat
Indonesia barat ( Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali ). Selain serealia, Indonesia juga kaya akan
berbagai jenis kacang- kacangan. Ada kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, kedelai dan lain-
lain. Kacang – kacangan itu memiliki banyak nutrisi seperti protein tinggi dan berbagai jenis
vitamin. Namun pemanfaatan serealia dan kacang- kacangan belum maksimal. Masyarakat
Indonesia masih mengolah serealia sebagai makanan pokok dan kacang- kacangan sebagai
sayuran. Padahal manfaat kacang sangat besar bagi kesehatan manusia. Pengolahan serealia dan
kacang- kacangan secara tepat dan menarik bisa menambah nilai mutu dan jual kedua jenis
bahan tersebut. Namun masyarakat belum bisa melakukannya karena kurangnya pengetahuan
secara spesifik sifat- sifat serealia dan kacang-kacangan baik secara biologis maupun kimiawi.
Melihat kenyataan di atas, kami melakukan penelitian tentang sifat- sifat kimia,fisiologis dan
mutu dari serealia dan kacang- kacangan. Agar bisa menjelaskan dan memberi sedikit informasi
kepada para petani maupun individu yang membutuhkan informasi tentang serealia dan kacang-
kacangan secara detail. Selain itu penelitian dan pembuatan makalah ini sebagai pemenuhan
tugas mata kuliah Ilmu Pangan Dasar pada materi serealia.
Sorgum (Sorghum bicolor L.) adalah tanaman serealia yang potensial untuk
dibudidayakan dan dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah marginal dan kering di
Indonesia. Keunggulan sorgum terletak pada daya adaptasi agroekologi yang luas, tahan
terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu input lebih sedikit serta lebih tahan terhadap hama
dan penyakit dibading tanaman pangan lain. Selain itu, tanaman sorgum memiliki kandungan
nutrisi yang tinggi, sehingga sangat baik digunakan sebagai sumber bahan pangan maupun
pakan ternak alternatif.

4
B. Rumusa Masalah
1. Apa pengertian dari pangan fungsional?
2. Apa pengertian dari serealia?
3. Apa saja pengertian serta kandugan yang terdapat pada tanaman sorgum?
4. Apa saja olahan dari sorgum tersebut?

C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui pengertian dari pangan fungsional
2. Dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis dari serealia
3. Dapat mengetahui pengertian, kandungan serta olahan dari tanaman sorgum

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pangan Fungsional


Menurut Goldberg (1994), pangan fungsional didefinisikan sebagai pangan, baik
makanan maupun minuman, yang dapat dikonsumsi sebagai komponen dalam diet sehari-
hari dan bukan berbentuk kapsul, tablet ataupun bubuk akan tetapi berbentuk cairan atau
minuman dan mempunyai khasiat menyembuhkan atau mencegah penyakit . Selain
khasiat zat-zat gizi yang dikandungnya. Manfaat yang diharapkan antara lain mencegah
dari timbulnya penyakit, meningkatkan daya tahan tubuh, regulasi kondisi ritme
tubuh, penyehatan kembali (recovery), serta memperlambat proses penuaan.
The International Food Information (IFIC) mendefinisikan pangan fungsional sebagai
pangan yang memberikan manfaat kesehatan di luar zat-zat dasar. Menurut Badan POM, pangan
fungsional adalah pangan yang secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu
atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi
fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan. Pangan fungsional dikonsumsi sebagaimana
layaknya makanan dan minuman, mempunyai karakteristik sensori berupa penampakan, warna,
tekstur dan cita rasa yang dapat diterima oleh konsumen. Pangan fungsional juga tidak
memberikan kontraindikasi dan tidak memberi efek samping pada jumlah penggunaan yang
dianjurkan terhadap metabolisme zat gizi lainnya.

Persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu produk agar dapat dikatakan sebagai pangan
fungsional adalah:

1) Harus produk pangan bukan bentuk kapsul, tablet, atau puyer yang berasal dari bahan
alami.
2) Layak dikonsumsi sebagai diet atau menu sehari-hari.
3) Mempunyai fungsi tertentu saat dicerna, serta dapat memberikan peran dalam proses
tubuh tertentu, membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit tertentu, menjaga
kondisi dan mental, serta memperlambat penuaan.
4) Kandungan fisik dan kimianya jelas serta mutu dan jumlahnya, aman untuk dikonsumsi,
dan Kandungannya tidak boleh menurunkan nilai gizinya. (Hariyani, 2013).

6
B. Pengertian Serealia

Serealia dikenal juga sebagai sereal atau biji-bijian (bahasa Inggris: cereal) adalah
sekelompok tanaman yang ditanam untuk dipanen biji atau bulirnya sebagai sumber
karbohidrat/pati (Sarwono,2005).

Kebanyakan serealia merupakan anggota dari suku padi-padian dan disebut sebagai
serealia sejati. Anggota yang paling dikenal dan memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga dikenal
sebagai serealia utama adalah padi, jagung, gandum, gandum durum, jelai, haver, dan gandum
hitam. Beberapa tanaman penghasil bijian yang bukan padi-padian juga sering disebut serealia
semu (pseudocereals); mencakup buckwheat, bayam biji (seed amaranth), dan kinoa. Beberapa
serealia juga dikenal sebagai pakan burung berkicau, seperti jewawut dan berbagai jenis milet.
Walaupun menghasilkan pati, tanaman seperti sagu, ketela pohon, atau kentang tidak
digolongkan sebagai serealia karena bukan dipanen bulir/bijinya. Serealia dibudidayakan secara
besar-besaran di seluruh dunia, melebihi semua jenis tanaman lain dan menjadi sumber energi
bagi manusia dan ternak. Di sebagian negara berkembang, serealia seringkali merupakan satu-
satunya sumber karbohidrat.Serealia yaitu biji-bijan dari famili rumput-rumputan (gramine) yang
kaya dengan karbohidrat sehingga merupakan makanan pokok manusia, campuran makanan
ternak, dan bahan baku industri yang menggunakan sumber karbohidrat.( Syarief, rizal dan I.
Aniez. 1988).

Jenis biji-bijian yang mengandung lemak relatif tinggi seperti jagung kacang-kacangan
termasuk famili Leguminosa atau disebut juga polongan (berbunga kupu-kupu). Berbagai
macam kacang-kacangan telah banyak dikenal, seperti kacang kedelai (Glycine max), kacang
tanah (Arachis hypogaea), kacang hijau (Phaseolus radiatus), kara pedang (Canavalia sp), kacang
bogor (Voandzela subterranea), kacang jogo atau kacang merah (Phaseolus vulgaris) dan kacang
lentil (lens esculenta). (Syarief, rizal dan I. Aniez. 1988).

7
C. Pengertian Dan Kandugan Yang Terdapat Pada Tanaman Sorgum

1. Pengertian Tanaman Sorgum

Sorgum merupakan tanaman rumput-rumputan yang masih berkerabat dekat dengan padi
dan jagung. Masyarakat Jawa Tengah dan sekitarnya menyebutnya dengan sebutan “cantel“.
Bentuk tanaman ini, menyerupai tanaman jagung tetapi bijinya berbentuk bulat kecil.

Pengertian sorgum menurut Suprapto dan Mudjisihono (1987) merupakan tanaman yang
termasuk dalam famili Graminae bersama dengan padi, tebu, jagung, gandum, dan lain-lain.
Definisi sorgum merupakan sebutan tanaman serealia yang berasal dari Afrika.

Tanaman ini dapat tumbuh walaupun pada keadaan tanah yang kurang subur dan
pengairan terbatas. tanaman ini tumbuh pada ketinggian 0-800 mdpl. Suhu optimum tumbuh
berkisar 23-30 derajat celcius dengan kelembapan 20-40%, rata-rata curah hujan 372-425 mm/th,
dan memiliki pH 5-7.5.

Serealia ini masih termasuk ke dalam keluarga rumput yang dapat tumbuh di dataran
yang beriklim tropis maupun subtropis di berbagai negara.

Area yang berpotensi untuk pengembangan sorgum di Indonesia sangat luas. Daerah
penghasil sorgum dengan pola pengusahaan tradisional adalah Jawa Tengah (Purwodadi, Pati,
Demak, Wonogiri), Daerah Istimewa Yogyakarta (Gunung Kidul, Kulon Progo), Jawa Timur
(Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Probolinggo), dan sebagian Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur.

2. Kandungan Gizi Pada Sorgum

Kandungan protein pada biji sorgum juga sangat tinggi, dibandingkan sumber pangan
lain seperti beras, singkong dan jagung, sorgum mempunyai kadar protein yang paling tinggi.
Dibandingkan beras, sorgum juga unggul dari segi kandungan mineral seperti Ca, Fe, P dan
kandungan vitamin B1-nya. Kandungan nutrisi sorgum dibandingkan dengan produk serealia
yang lain ditunjukkan oleh Tabel 1.

8
Tabel 1. Kandungan nutrisi sorgum dalam 100 g bahan dibanding bahan pangan lainnya.

Bahan Kalori Protein Lemak Karbohidrat Air Serat Ca P Fe


Pangan (kal) (g) (g) (%) (%) (mg) (mg) (mg) (mg)

Sorgum 332 11 3,30 73 11,20 2,30 28 287 4,40

Beras 360 7 0,70 79 9,80 1 6 147 0,80

Jagung 361 9 4,50 72 - 2,70 9 380 4,60

Kentang 83 2 0,10 19 63 - 11 56 0,70

Ubi kayu 157 1,20 0,30 35 - - 33 40 0,70

Ubi jalar 123 1,80 0,70 28 - - 30 49 0,70

Terigu 365 8,90 1,30 77 - - 16 106 1,20

Saat ini sorgum masih dimanfaatkan hanya sebatas potensi utamanya saja yaitu dari
bijinya. Adapun potensi lainnya seperti akar, daun dan tangkai biji hanya dimanfaatkan seadanya
saja seperti untuk pakan ternak dan kompos. Nira sorgum merupakan produk yang memiliki
keunggulan bahkan apabila dibandingkan dengan nira tebu. Keunggulannya terletak pada tingkat
produktivitas dan ketahanan tanaman sorgum. Sebagaimana diketahui bahwa tanaman tebu
merupakan tanaman yang memiliki tuntutan perawatan yang cukup tinggi, atau dengan kata lain,
tanaman tebu lebih manja perawatan dibandingkan dengan tanaman sorgum. Produksi biji dan
biomass lebih besar dibandingkan dengan tebu. Tanaman tebu tidak menghasilkan biji
sebagaimana halnya sorgum sehingga produk utama tanaman tebu hanya berupa nira dari batang.

Penggunaan sorgum sangat beragam, tetapi secara garis besar dapat digolongkan
menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai bahan pangan, bahan pakan, dan bahan industri.

a. Sorgum sebagai Bahan Pangan

Sorgum mempunyai potensi cukup besar sebagai bahan pangan, namun pemanfaatannya
belum berkembang karena pengupasan biji sorgum cukup sulit dilaksanakan. Di Indonesia, biji
sorgum digunakan sebagai bahan makanan substitusi beras, namun karena kandungan taninnya

9
cukup tinggi (0,40−3,60%), hasil olahannya kurang enak. Masalah ini telah dapat diatasi dengan
memperbaiki teknologi pengolahan. Kulit biji dan lapisan testa dikikis dengan menggunakan
mesin penyosoh beras merek “Satake GrainTesting Mill” atau “Satake Polisher Rice Machine”
yang dilengkapi dengan silinder gurinda batu dengan permukaan yang kasar.

Kandungan nutrisi sorgum juga cukup tinggi dibanding bahan pangan lainnya, sehingga
cukup potensial sebagai bahan pangan substitusi beras. Begitu pula kandungan asam aminonya
tidak kalah dengan bahan makanan lainnya. Beberapa jenis makanan dari sorgum berdasarkan
cara pengolahannya yaitu :

· Makanan sejenis roti tanpa ragi, misalnya chapati, tortila.

· Makanan sejenis roti dengan ragi, misalnya injera, kisia, dosai.

· Makanan bentuk bubur kental, misalnya to, tuwu, ugali, bagobe, sankati.

· Makanan bentuk bubur cair, misalnya ogi, ugi, ambili, edi.

· Makanan camilan, misalnya pop sorgum, tape sorgum, emping sorgum.

· Sorgum rebus, misalnya: urap sorgum, som.

· Makanan yang dikukus, misalnya couscous, wowoto, juadah-sorgum.

b. Sorgum sebagai Pakan Ternak

Penggunaan biji sorgum dalam ransum pakan ternak bersifat suplemen (substitusi)
terhadap jagung, karena nilai nutrisinya tidak berbeda dengan jagung. Namun karena kandungan
tannin yang cukup tinggi (0,40-3,60%), biji sorgum hanya digunakan dalam jumlah terbatas
karena dapat mempengaruhi fungsi asam amino dan protein. Kandungan tanin dalam ransum di
atas 0,50% dapat menekan pertumbuhan ayam, dan apabila mencapai 2% akan menyebabkan
kematian.

Biji sorgum dapat diberikan langsung berupa biji atau diolah terlebih dulu dan dicampur
dengan bahan-bahan lain dengan komposisi sebagai berikut: biji sorgum 55-60%, bungkil
kedelai/kacang tanah 20%, tepung ikan 2,50-20%, dan vitamin-mineral 2-8%. Penggunaan
sorgum 30−60% dalam ransum tidak berpengaruh terhadap performa ayam. Sorgum dapat

10
mengganti seluruh jagung dalam ransum pakan ayam, itik, kambing, babi, dan sapi tanpa
menimbulkan efek samping.

Penggunaan biji sorgum dalam ransum dengan berbagai rasio tidak mempengaruhi
produksi telur dan bobot ayam. Limbah sorgum (daun dan batang segar) dapat dimanfaatkan
sebagai hijauan pakan ternak. Potensi daun sorgum manis sekitar 14-16% dari bobot segar
batang atau sekitar 3 t daun segar/ ha dari total produksi 20 t/ha. Setiap hektar tanaman sorgum
dapat menghasilkan jerami 2,62 t bahan kering. Konsumsi rata-rata setiap ekor sapi adalah 15 kg
daun segar/hari.

Daun sorgum tidak dapat diberikan secara langsung kepada ternak, tetapi harus dilayukan
dahulu sekitar 2-3 jam. Nutrisi daun sorgum setara dengan rumput gajah dan pucuk tebu.
Komposisi kimia dari limbah sorgum yang didukung oleh nilai daya cerna dan komponen serat
dari limbah tersebut, tidak kalah dibanding jerami jagung dan pucuk tebu.

c. Sorgum sebagai Bahan Industri

Biji sorgum mengandung 65-71% pati yang dapat dihidrolisis menjadi gula sederhana.
Biji sorgum dapat dibuat gula atau glukosa cair atau sirup fruktosa sesuai dengan kandungan
gula pada biji. Gula sederhana yang diperoleh dari biji sorgum selanjutnya dapat difermentasi
untuk menghasilkan alkohol.

Setiap ton biji sorgum dapat menghasilkan 384 liter alkohol. Alkohol umumnya dibuat
dari biji sorgum yang berkualitas rendah atau berjamur. Alkohol dapat juga dibuat dari nira
sorgum yang terdapat dalam batang. Kualitas nira sorgum manis setara dengan nira tebu, kecuali
kandungan amilum dan asam akonitat yang relative tinggi. Kandungan amilum yang tinggi
tersebut merupakan salah satu masalah dalam proses kristalisasi nira sorgum sehingga gula yang
dihasilkan berbentuk cair. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pusat Penelitian Perkebunan Gula
Indonesia (P3GI) telah merekayasa alat “Amylum Separator” yang mampu menurunkan
kandungan amilum sampai 50% dari kadar awal.

Biji sorgum juga dapat dibuat pati (starch) yang berwarna putih. Pati sorgum digunakan
dalam berbagai industri, seperti perekat, bahan pengental, dan aditif pada industri tekstil,
sedangkan hasil samping dari pembuatan pati dapat digunakan sebagai makanan ternak. Pati

11
merupakan bahan utama pada berbagai sistem pengolahan pangan, antara lain sebagai sumber
energi utama, serta berperan sebagai penentu struktur, tekstur, konsistensi, dan penampakan
bahan pangan.

Sorgum dapat digunakan sebagai pengganti dalam industri pati jagung karena adanya
beberapa persamaan, namun ekstraksi pati sorgum masih menjadi masalah. Pengikatan pati pada
sorgum berkisar antara 35-38%, sedangkan pada jagung 8-15% .

Produk industri penting dari biji sorgum adalah bir. Selama dekade terakhir, biji sorgum
dapat menggantikan barley dalam pembuatan bir. Sifat kimia biji sorgum yang sangat penting
dalam pembuatan bir adalah aktivitas diastatik, alfa-amino nitrogen, dan total nitrogen yang
dapat larut. Namun, konsentrasi amilopektin yang tinggi dalam pati sorgum menyebabkan pati
sangat sulit dihidrolisis. Aktivitas diastatik yang tinggi dapat meningkatkan fraksi albumin-
globulin protein, di mana albumin dan alfa-amino protein digunakan untuk faktor rasa, stabilitas
busa, dan kepekaan dingin dari bir.

Berikut adalah beberapa manfaat sorgum bagi kesehatan tubuh :

1. KESEHATAN PENCERNAAN

Sepertinya kebanyakan makanan sehat, sorgum juga mengandung serat yang berfungsi
meningkatkan sistem pencernaan. Satu porsi tunggal sorgum mengandung 48% dari asupan
harian yang direkomendasikan untuk mengkonsumsi serat.

Hal ini berarti saluran pencernaan akan menyimpan makanan dan mencerna dengan
cepat, sehingga dapat mencegah hal-hal seperti kram, kembung, sembelit, sakit perut, kelebihan
gas, dan diare.

2. KESEHATAN JANTUNG

Jumlah serat yang diperoleh dari mengkonsumsi sorgum akan membantu tubuh untuk
mengikis kolesterol berbahaya (LDL), sehingga akan meningkatkan kesehatan jantung dan
melindungi tubuh dari kondisi seperti aterosklerosis, serangan jantung, dan stroke.

12
3. MENCEGAH KANKER

Lapisan butir sorgum mengandung antioksidan penting yang tidak ditemukan di banyak
jenis makanan lain. Dibandingkan dengan gandum dan jagung, antioksidan dalam sorgum ini
lebih efektif mengurangi pertumbuhan berbagai jenis kanker, termasuk kanker kerongkongan.

4. MENGONTROL DIABETES

Sorgum memiliki enzim yang dapat menghambat penyerapan pati oleh tubuh, membantu
mengatur insulin dan dapat mengatur kadar glukosa dalam tubuh. Oleh karena itu, penderita
diabetes tidak akan mengalami peningkatan kadar glukosa, sehingga akan mencegah shock
diabetes dan komplikasi kesehatan lainnya.

5. MENGONTROL CELIAC

Meskipun celiac tergolong penyakit baru, akan tetapi penyakit ini banyak menyita
perhatian dunia. Penyakit celiac adalah alergi parah terhadap gluten, yang terutama ditemukan
dalam produk gandum.

Akan tetapi, sorgum termasuk biji-bijian yang dapat dikonsumsi dengan aman oleh
mereka yang menderita celiac ini tanpa peradangan yang menyakitkan, mual, dan kerusakan
gastrointestinal yang disebabkan oleh gluten.

6. KESEHATAN TULANG

Magnesium tinggi yang terdapat dalam sorgum akan meningkatkan penyerapan kalsium
dalam tubuh. Mineral ini juga bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan jaringan tulang dan
mempercepat penyembuhan tulang yang rusak atau mengalami penuaan. Sehingga, sorgum juga
dapat bermanfaat untuk mencegah kondisi seperti osteoporosis dan arthritis.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pangan fungsional adalah makanan dan bahan pangan yang dapat memberikan manfaat
tambahan di samping fungsi gizi dasar pangan tersebut dalam suatu kelompok masyarakat
tertentu. Sorgum termasuk dalam serealia yang memiliki banyak manfaat bagi kesahatan dan
bisa masuk kedalam kategori produk pangan fungsional. Sorgum merupakan tanaman rumput-
rumputan yang masih berkerabat dekat dengan padi dan jagung. Selain itu sorgum juga memiliki
berbagai kandungan nutrisi serta manfaat bagi kesehatan. Kandungan nutrisi sorgum yang begitu
tinggi tersebut saat ini belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dikarenakan
pengembangan sorgum sendiri belum mencapai taraf pengembangan yang memuaskan. Para
petani masih setengah hati untuk menanam sorgum karena nilai jual sorgum belum tinggi
sebagaimana halnya produk serealia yang lain seperti beras, jagung, gandum dan kacang-
kacangan. Pemanfaatan sorgum oleh petani sendiri masih terkendala dengan kelengkapan
fasilitas yang diperlukan seperti mesin pemecah biji dan peralatan pengolahan pasca panen
lainnya.

3.2 SARAN

Dalam pengembangan budidaya sorgum sebaiknya pemerintah lebih serius dalam


memproduksinya karena jenis serelia ini sangat memiliki keunggulan dan prospek yang baik di
masa yang akan datang. Selain itu, pemerintah juga harus memanfaatkan lulusan dari bidang
pangan untuk menciptakan suatu produk yang bermutu dari hasil-hasil pertanian agar bisa
memperbaiki ekonomi Negara. Untuk mata kuliah Pangan Fungsional, dalam metode
pembelajaran dari dosen cukup menarik dan memberikan pandangan luas mengenai bahan
pangan yang ada di Indonesia maupun dunia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Goldberg, 1994. Introduction, in Functional Foods; Designer Foods, Pharmafoods,

Nutraceuticals (ed I. Goldberg), Chapman and Hall, London

Hariyani, Eka. 2013. “Analisis Kesalahan Berbahasa Bidang Morfologi pada Surat Kabar

Harian Jateng Pos Edisi Januari 2013”. Skripsi. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Sarwono.2005. Teori Teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT.Radja Grafindo Perkasa.

Suprapto., dan R. Mudjisihono. 1987. Budidaya dan Pengolahan Sorgum. Jakrata:Penebar

Swadaya.

Syarief, Rizal dan Anies Irawati. 1988. Pengetahuan Bahan untuk Industri Pertanian. PT

Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.

Widyaningsih, Tri Dewanti. 2006. Pangan fungsional makanan untuk kesehatan. Fakultas

Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Malang

15

Anda mungkin juga menyukai