Anda di halaman 1dari 19

Tugas : Bisnis Global

Kelas : Agribisnis A 2019

Dosen : Kasmiati, S.E., M.Si.

MAKALAH
BISNIS GLOBAL
“RANTAI PASOK DAN RANTAI NILAI UBI JALAR”
(Studi Kasus Di Kabupaten Cianjur Jawa Barat)

DISUSUN

NAMA : NURATIKA

NIM : A0119014

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2021
PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-NYA kepada kita, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah untuk matakuliah
Bisnis Global tentang “Rantai Pasok dan Rantai Nilai Ubi Jalar” (Studi Kasus Di Kabupaten
Cianjur Jawa Barat). Salam serta shalawat senantiasa kita kirimkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menghantarkan umat manusia ke jalan yang di ridhoi oleh Allah SWT.
Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Bisnis Global. Selain itu, Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan.
Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak
yang membantu penyusunan Makalah ini baik berupa ide, sumbangan pikiran, moril atau pun
materil.
Dari penulisan Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi penulisan
maupun segi isi dari makalah tersebut. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
senantiasa saya harapkan demi kesempurnaan makalah berikutnya.

Tinambung, 6 November 2021

Nuratika

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ubi Jalar............................................................................................................... 3
2.2 Rantai Pasok......................................................................................................... 6
2.3 Rantai Nilai.......................................................................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Rantai Pasok Ubi Jalar......................................................................................... 9
3.2 Rantai Nilai Ubi Jalar........................................................................................... 11
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agribisnis merupakan kegiatan usaha yang meliputi keseluruhan atau salah satu dari
mata rantai penyediaan hasil, produksi, pengolahan hasil, pemasaran dan lembaga penunjang
yang ada hubungannya dengan pertanian. Untuk mengembangkan sektor pertanian yang
berdayasaing, agroindustri pengolahan diharapkan mampu menjadi lokomotif dan dapat
menjadi salah satupilihan strategis dalam menghadapi masalah perekonomian masyarakat.
(Firdaus,2008).

Ubi jalar merupakan komoditi pertanian yang memiliki potensial, dimana permintaan
terhadap ubi jalar cukup besar. Ubi jalar merupakan salah satu bahan baku untuk proses
produksi ubi jalar, tepung tapioka dan olahan yang berbahan baku ubi jalar. Sumatera Utara
merupakan salah satu daerah produksi ubi jalar dimana banyaknya usaha olahan berbahan
baku ubi jalar. Daerah penghasil ubi jalar terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat,
JawaTimur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Di Indonesia terdapatsekitar
1000 jenis ubi jalar, 200 jenis diantaranya terdapat di Kawasan Lembah Baliem, Irian Jaya.
(Suriawiria, 2001).

Ubi jalar ini biasanya berwarna ungu dan jika dimasak rasanya manis sekali.
Kandungan gizi ubi jalar berupa vitamin C dan E yang baik untuk kecantikan kulit. Ubi jalar
juga memiliki banyak sekali manfaat bagi kesehatan. Antara lain untuk pengobatan penyakit
asma, rabun ayam, peradangan, bronchitis, gangguan pencernaan, diabetes,radang lambung
,dan lain sebagainya. Ubi jalar sering dipandang sebagai makanan kampungan. Namun ubi
jalar dapat dibuat dan diolah menjadi berbagai jenis makanan, baik diolah menjadi makanan
pokok seperti tuil atau makanan ringan seperti keripik.

Rasa ubi jalar yang khas membuat banyak orang yang disukai, bahkan hingga kini ada
banyak sekali jenis makanan yang berbeda namun berbahan utama ubi jalar. Dan salah satu
makanan berbahan ubi jalar yang paling banyak digemari adalah keripik ubi jalar dan
kremesan ubi jalar. Keripik ubi jalar sangat banyak digemari oleh berbagai kalangan, baik
remaja hingga tua. Keripik ubi adalah makanan yang terbuat dari ubi jalar yang diiris tipis
kemudian digoreng dengan menggunakan tepung yang telah dibumbui. Biasanya rasanya
adalah asin dengan aroma bawang yang gurih. Makanan ini tersebar hampir merata di seluruh
Pulau Jawa. Sedangkan ubi kremes merupakan salah satu makanan yang berasal dari daerah
Indonesia. Makanan yang satu ini biasa dijadikan sebagai camilan yang sangat enak dengan
teksturnya yang begitu renyah. Kremes ubi dibuat dari bahan dasar ubi jalar yang telah
diparut memanjang yang kemudian diolah hingga menjadi kremes dan nikmat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses rantai pasok ubi jalar?
2. Bagaimana proses rantai nilai ubi jalar?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui rantai pasok pada ubi jalar.
2. Untuk mengetahui rantai nilai pada ubi jalar.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ubi Jalar

Ubi jalar adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya
yang membentuk umbi dengan kadar gizi yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi salah
satu sumber makanan pokok yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan umbinya, daun
muda ubi jalar juga dibuat sayuran.

Gambar 1. Ubi Jalar


Klasifikasi Tanaman Ubi Jalar:
-Kingdom : Plantae
-Sub kingdom : Viridiplantae
-Infra kingdom : Streptophyta
-Divisi : Tracheophyta
-Sub divisi : Spermatophytina
-Kelas : Magnoliopsida
-Super ordo : Asteranae
-Ordo : Solanales
-Famili : Convolvulaceae
-Genus : Ipomoea L.
-Spesies : Ipomoea batatas (L.) Lam.

3
2.1.1. Morfologi Tanaman Ubi Jalar

Sesuai dengan namanya, tanaman ini tumbuh menjalar, bentuk batangnya silindris,
tipis, dan berwarna coklat sampai hitam. Daunnya punya ukuran bervariatif tergantung
dengan varietas.Selain budidaya ubi jalar untuk diambil bagian umbinya, ada juga yang
memanfaatkan tanaman ini sebagai tanaman hias. Karena bunganya memiliki warna dan
berbentuk indah menyerupai seperti terompet.

1. Morfologi Akar Tanaman Ubi Jalar

Bagian yang dapat dimanfaatkan dari tanaman ini adalah akarnya. Akar telah
membentuk seperti umbi, dan kandungan yang terdapat didalamnya sangat banyak sehingga
bagian ini sering dimanfaatkan oleh banyak orang.Ukurannya bervariatif, ada yang panjang,
ada juga yang pendek, memiliki diameter besar sampai sedang. Warna umbi akan ditentukan
sesuai dengan spesies, ada yang ungu, kuning, orange dan putih.

2. Morfologi Batang Tanaman Ubi Jalar

Cara pembudidayaan ubi ini dengan melalui stolon atau batang rambatnya. Budidaya
seperti ini tidak begitu sulit, tinggal menggali tanah dan tanam batang kedalam tanah. Bentuk
batangnya silindris, tumbuh secara merambat serta tegak, bercabang dan biasanya berwarna
hijau, coklat, ungu. Rata-rata panjang batang ubi jalan ini bisa mencapai 1 hingga 2 meter
baik jenis batang yang tegak atau batang yang merambat.

3. Morfologi Daun Tanaman Ubi Jalar

Bentuk daun ubi jalar membulat, bagian tepi rata, ujungnya runcing, mirip seperti
jantung tapi ada beberapa jenis yang memiliki bentuk daun menjari. Daun bertangkai dan
mempunyai panjang 4 – 20 cm, umumnya warna daun adalah hijau.

4. Morfologi Bunga Tanaman Ubi Jalar

Bentuk bunga tanaman ubi jalan sangat cantik, menyerupai terompet yang tersusun dari
5 buah helai mahkota, kemudian 5 helai daun bunga, dan hanya ada satu tangkai putik. Sering
kali bunga ditemui dengan warna putih sampai keungu-unguan, warna tersebut juga
membentuk seperti motif sehingga menambah kesan cantik pada bagian bunganya.

2.1.2 Manfaat Ubi Jalar

1. Menurunkan berat badan

Manfaat Ubi Jalar untuk diet menurunkan berat badan sudah dikenal oleh masyarakat.
Mengonsumsi ubi jalar dapat menurunkan berat badan dan kadar lemak dalam tubuh

4
sehingga dapat mengurangi obesitas. Tidak hanya itu, ubi jalar juga memberikan manfaat
yang positif terhadap fungsi ginjal dan hati.

2. Menjaga kesehatan mata

Kandungan beta-karoten dalam ubi jalar tidak hanya berfungsi untuk memberikan
warna oranye khas, tetapi juga membantu menjaga kesehatan mata. Saat dikonsumsi, beta-
karoten dalam ubi jalar akan diubah menjadi vitamin A. Vitamin A berfungsi untuk
membentuk reseptor pendeteksi cahaya dalam mata. Kurangnya vitamin A dapat
menimbulkan xerophthalmia, yang dapat berkembang menjadi rabun senja atau bahkan
berpotensi merusak kornea mata. Manfaat ubi jalar bagi kesehatan mata bisa didapatkan
dengan mengonsumsi 200 gram atau secangkir ubi jalar berwarna oranye, yang dipanggang
dengan kulitnya.

3. Mencegah kekurangan vitamin A

Manfaat ubi jalar terletak pada kandungan beta-karoten-nya, yang dapat diubah menjadi
vitamin A untuk tubuh. Vitamin A tidak hanya berguna untuk mata, tetapi juga berfungsi
untuk menjaga sistem imun tubuh. Kekurangan vitamin A berpotensi memicu peradangan
pada pencernaan dan memperlambat kerja sistem imun tubuh.

4. Memiliki kandungan nutrisi yang tinggi

Ubi jalar memiliki serat, mineral, dan vitamin yang tinggi. Selain itu, ubi jalar juga
kaya akan antioksidan untuk menanggulangi efek radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas
adalah zat jahat yang dapat menimbulkan peradangan dalam tubuh dan merusak DNA.

5. Meningkatkan kinerja otak

Ubi jalar ungu berpotensi dapat meningkatkan kinerja otak. Manfaat ubi jalar ungu ini
berasal dari kandungan anthocyanin yang dapat meningkatkan memori dengan menangkal
radikal bebas. Meski demikian, riset masih dibutuhkan untuk membuktikan manfaat ubi jalar
bagi kesehatan kinerja otak.

6. Melindungi sistem pencernaan

Manfaat ubi jalar juga tersimpan di kandungan serat yang dapat membantu sistem
pencernaan. Ubi jalar mengandung serat yang lengkap yang mampu melancarkan pencernaan
dan membuat sistem pencernaan tetap sehat.

7. Berpotensi melawan kanker

Kandungan antioksidan dalam ubi jalar membuat ubi jalar berpeluang untuk melawan
beberapa jenis kanker. Satu di antara penelitian menelusuri efek ubi jalar yang dapat
membantu kanker kolorektal pada manusia. Akan tetapi, penelitian lebih lanjut masih
diperlukan mengenai manfaat ubi jalar yang berpotensi untuk mengobati kanker.

5
8. Mengatasi diabetes

Ubi jalar memiliki indeks glikemik yang rendah dan berpotensi membantu resistensi
insulin pada penderita diabetes. Manfaat ubi jalar dalam mengatasi diabetes juga dibantu
dengan kandungan seratnya. Studi menunjukkan konsumsi serat secara teratur dapat
membantu mengendalikan kadar gula darah penderita diabetes.

9. Mencegah tekanan darah tinggi

Kandungan lain dalam ubi jalar, yaitu potasium (sering juga disebut kalium)
membentuk manfaat ubi jalar dalam mencegah tekanan darah tinggi. Penelitian menunjukkan
konsumsi potasium yang tinggi berhubungan dengan risiko kematian karena hipertensi dan
penyakit kardiovaskular.

10. Mengandung antiradang

Kandungan kolin dalam ubi jalar merupakan senyawa antiradang yang membantu
mengurangi peradangan, membantu penyerapan lemak, pergerakan otot, membantu agar bisa
tidur nyenyak, dan lain sebagainya. Riset mendapati ubi jalar yang berwarna ungu memiliki
kandungan antiradang yang bisa menangkal radikal bebas.

11. Menurunkan kolesterol

Kolesterol yang tinggi dapat dicegah dengan mengonsumsi ubi jalar. Manfaat ubi jalar
dapat menurunkan kolesterol jahat atau LDL dan karenanya dapat mencegah penyakit
jantung.

2.2 Rantai Pasok

Rantai pasokan atau supply chain merupakan suatu konsep dimana sistem pengaturan
yang berkaitan dengan aliran produk, aliran informasi, maupun aliran keuangan. Pengaturan
ini sangat penting untuk dilakukan terkait banyaknya mata rantai yang sering terlibat dalam
proses rantai pasokan bahan baku (Emhar.dkk, 2014). Menurut Pujawan (2005) menjelaskan
pada rantai pasokan biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola. Pertama adalah aliran
barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (down stream). Kedua adalah aliran uang
dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Ketiga adalah aliran informasi yang bisa
terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya. Suatu proses bisnis dan informasi menyediakan
produk atau layanan dari pemasok melalui proses pembuatan dan pendistribusian kepada
konsumen. Menurut Furqon (2014) rantai pasokan secara umum berkaitan dengan aliran dan
transformasi barang atau jasa yang dimulai dari tahap penyediaan bahan baku hingga produk
akhir bisa sampai ke tangan konsumen, yang melibatkan proses produksi, pengiriman,
penyimpanan, distribusi, dan penjualan produk untuk memenuhi permintaan. Oleh karena itu,
jika sebuah perusahaan akan meningkatkan daya saing melalui penyesuaian produk, mutu

6
tinggi, penggurangan biaya, dan kecepatan dalam distribusi maka perusahaan itu harus selalu
memperhatikan rantai pasokannya. Menurut Hsu, C.-W & Hu, A. H. (2009) risiko dalam
sebuah rantai pasokan dapat dikurangi secara substansial dengan cara memanajemen
pemasok, termasuk meminta pemasok untuk menyampaikan laporan pengujian produk,
pernyataan kepatuhan, dokumen deklarasi, dan audit di tempat.

2.3 Rantai Nilai

Rantai nilai merupakan sudut cara pandang di mana bisnis dilihat sebagai rantai
aktivitas yang mengubah input menjadi output yang bernilai bagi pelanggan. Nilai bagi
pelanggan berasal dari tiga sumber dasar yaitu: aktivitas yang membedakan produk, aktivitas
yang menurunkan biaya produk dan aktivitas yang dapat segera memenuhi kebutuhan
pelanggan. (Pearce dan Robinso, 2008)

Pendekatan rantai nilai (value chain) pertama kali diperkenalkan oleh Michael Porter
dalam bukunya “Competitive Advantage : Creating and Sustaining Superior Performance”.
Model rantai nilai ini merupakan alat analisis yang berguna untuk mendefinisikan kompetensi
inti perusahaan agar dapat mengejar keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif tersebut
terdiri dari keunggulan biaya dan diferensiasi. Keunggualan biaya dilakukan dengan menekan
biaya dari aktivitas rantai nilai. Sedangkan diferensiasi dilakukan dengan berfokus pada
aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kompetensi inti dan melakukan yang lebih baik
dari pesaing.

Tujuan dari rantai nilai adalah untuk meningkatkan keunggulan kompetitif


perusahaan. Keunggulan kompetitif berasal dari kinerja perusahaan di bidang perancangan,
pemasaran, memproduksi dan mendukung produk. Semua bidang ini dapat mempengaruhi
posisi biaya perusahaan: keunggulan kompetitif dapat dicapai dengan menciptakan strategi
yang efektif dan dengan menempatkan strategi tertentu dalam praktek. (Christopher, 2005)

Analisis rantai nilai (value chain analysis-VCA) berupaya memahami bagaimana


suatu bisnis menciptakan nilai bagi pelanggan dengan memeriksa kontribusi dari aktivitas-
aktivitas yang berbeda dalam bisnis terhadap nilai tersebut. VCA mengambil sudut pandang
proses, analisis ini membagi bisnis menjadi kelompok-kelompok aktivitas yang terjadi dalam
bisnis tersebut, diawali dengan input yang diterima oleh perusahaan dan berakhir dengan
barang atau jasa perusahaan serta layanan bagi pelanggan. VCA berupaya melihat biaya
lintas rangkaian aktivitas yang dilakukan oleh bisnis tersebut untuk menentukan di mana

7
terdapat keunggulan biaya rendah atau minimalisasi biaya. VCA melihat pada atribut-atribut
dari setiap aktivitas yang terjadi antara pembelian input dan layanan purna jual yang dapat
membedakan produk dan jasa setiap perusahaan.

Kerangka rantai nilai (value chain) memiliki dua syarat yaitu, data biaya sebagai
pendukung analisis rantai nilai, syarat kedua adalah informasi untuk mendukung analisis daur
hidup produk. Dengan demikian value chain dapat digunakan sebagai salah satu alat analisis
manejemen biaya untuk pengambilan keputusan strategis dlam meghadapi persingan bisnis
yang semakin ketat. (Widarsino, 2005)

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Rantai Pasok Ubi Jalar

Rantai pasok atau rantai suplai adalah sebuah sistem terkoordinasi, banyak yang
terlibat dalam aktivitas tersebut, seperti sumber daya manusia, aktivitas , informasi, dan
sumber-sumber daya lainnya dalam memindahkan suatu produk atau jasa baik dalam bentuk
fisik maupun virtual dari suatu pemasok sampai ke pelanggan.

3.1.1 Pola Saluran Pemasaran Ubi Jalar


a. Petani - Pengepul - Pasar - Konsumen Akhir
b. Petani - Pengepul I - Pengepul II - Pasar - Konsumen Akhir
c. Petani - Pengepul I - Pengepul II - Pengepul III - Pasar - Konsumen Akhir
d. Petani - Pasar - Konsumen Akhir
e. Petani - Pasar - Pedagang Eceran Konsumen Akhir
f. Petani - Pengepul I - Pengepul II - Super Market - Konsumen Akhir
g. Petani - Pengepul I - Super Market - Konsumen Akhir
h. Petani - Pengepul I - Pengepul II - Pabrik / Industri Olahan
3.1.2 Cakupan Rantai Pasok

Pada cakupan rantai pasok ubi jalar di Kabupaten Cianjur Jawa Barat bisa dibilang
sangat luas, karena proses alirannya sampai mencakup luar kota. Adapun daftar cakupan
rantai pasok di Kabupaten Cianjur Jawa Barat adalah :

a. Daerah Cianjur (Pasar, Pedagang kios, Home Industri)

b. Luar daerah Cianjur (Bandung, Sukabumi, Bogor, Bekasi, Tangerang)

9
Dari rantai pasok diatas diketahui petani melakukan budidaya ubi jalar. Setelah masa
panen beberapa petani menjual hasil panen ubi jalar ke pasar, pengepul 1, pengepul 2 dan
langsung ke konsumen akhir. Dipasar terjadi transaksi jual beli antara konsumen, pedagang
warung, pedagang makanan dan pedagang kue rumahan hingga sampai ke konsumen akhir. di
pengepul 1 ubi jalar berpindah lagi ke pengepul 2 dimana ubi jalar kemudian disuplai ke
pabrik ( pabrik selai, pabrik bubur bayi, pabrik susu, pabrik saus dan pabrik keripik) Dan
pasar (Bandung, suka bumi, Bogor , Bekasi, Tanggerang). Tidak hanya di pabrik pengepul 2
juga menyuplai ke supermarket hingga ke konsumen akhir. Di pengepul 1, pengepul 2 dan
petani ubi jalar juga lansung menjualnya ke peternak menjadi pakan ternak.

Dari beberapa pelaku rantai pasok diatas, mempunyai keuntungan atau penjualan yang
berbeda-beda. Seperti dari petani menjual dengan harga Rp. 1.500/kg tetapi biasanya
ditambah dengan ongkos jasa petik sekaligus jasa panggul dengan harga Rp. 1.000/kg. Jadi
petani menjual per kg ubi jalar dengan harga Rp 2.500/kgr.

10
3.2 Rantai Nilai Ubi Jalar

Rantai nilai merupakan kegiatan bisnis yang dimana setiap tahapannya akan
menghasilkan keuntungan tersendiri bagi yang melakukannya dan orang lain yang berkaitan,
rantai nilai ini dapat menambah nilai baik barang ataupun jasa.

Produk Olahan Ubi Jalar yaitu :

a) Kripik Ubi Jalar

Kripik ubi jalar rasanya tidak kalah enak dengan jenis kripik dari bahan lainnya. Hal
tersebut menjadi peluang usaha bagi siapa saja yang ingin menjalankan usaha kripik ubi
jalar khususnya daerah kabupaten Cianjur Jawa Barat, yang dimana hasil pertanian dari
ubi jalar yang terbilang cukup melimpah, sehingga harga bahan baku maupun ketersedian
bahan baku akan mudah didapat, meskipun makanan ini bisa dibilang jadul tetapi ketika
dilakukannya inovasi dengan menyesuaikan dengan model saat ini, tidak menutup
kemungkinan kripik ubi jalar ini akan menjadi cemilan khas yang bisa mendongkrak
perekonomian masyarakat. Karena produksi kripik ubi jalar tersebut tidak memerlukan
biaya/modal yang besar, cukup dengan skala rumahan juga akan mendatangkan
keuntungan yang lumayan. Apalagi rasanya yang manis dan lezat juga memiliki berbagai
macam vitamin didalamnya, tidak menutup kemungkinan pelanggan untuk membelinya.
Alasan memilih kripik sebagai salah satu produk olahan ubi jalar karena berbahan dasar
murni ubi jalar, proses produksi yang mudah dilakukan, biaya produksi yang sedikit,
banyak disukai semua kalangan.

Gambar 3. Kripik Ubi Jalar

11
Tabel 1. Biaya Produksi Kripik Ubi Jalar
No Nama Komponen Jumlah Harga Total (Rp)
1 Ubi Jalar 10 Kg 3 30
2 Minyak 2 Kg 13 26
3 Garam 1 Bungkus 2.5 2.5
Total Biaya Bahan Baku Rp 58.500
No Nama Komponen Jumlah Harga Total (Rp)
1 Plastik Kemasan 25 pos 720 18.75
2 Sticker 25 pos 450 11.25
Total Biaya Kemasan Rp 30.000
No Nama Komponen Jumlah Harga Total (Rp)
1 Tenaga Kerja 3 orang 120/orang 9
Total Biaya Tenaga Kerja Rp 9.000
No Nama Komponen Jumlah Harga Total (Rp)
1 Gas 40 1
2 Listrik 8 200
Total Biaya Unilitis Rp 1.200
No Keterangan Total (Rp)
1 Biaya Bahan Baku Rp 58.500
2 Biaya Kemasan Rp30.000
3 Biaya Tenaga Kerja Rp 9.000
4 Biaya Unilitas Rp 1.200
Total HPP/25 Kemasan Rp 98.700
total HPP/Hari/250/Kemasan Rp 987.000
Total HPP/Kemasan Rp 3.948

Keuntungan/kemasan
Harga kripik/kemasan = Rp 10.000
HPP/kemasan = Rp 3.948 -
= Rp 6.052
b) Kremesan Ubi Jalar
Kremesan/ceker ayam yang berbahan dasar ubi jalar, kremesan ini salah satu cemilan
yang rasanya manis karena bahan dasarnya ubi jalar dan campuran utamanya dengan
gula merah. Cemilan ini sangatlah sederhana tetapi rasanya luar biasa lezat, apalagi
bagi penggemar rasa manis pasti ketagihan. Alasan memilih kremesan menjadi salah
satu produk olahan dari ubi jalar karena berbahan dasar murni ubi jalar, biaya
produksi yang sedikit, mudah proses produksinya, sudah jarangnya yang
memproduksi, disukai semua kalangan.

12
Gambar 4. Kremesan Ubi Jalar

Tabel 2. Biaya Produksi Kremesan Ubi Jalar


No Nama Komponen Jumlah Harga Total (Rp)
1 Ubi Jalar 1 Kg 3 3
2 Minyak 1 Kg 13 13
3 Gula Merah 1 Kg 7 7
Total Biaya Bahan Baku Rp 23.000
No Nama Komponen Jumlah Harga Total (Rp)
1 Plastik Kemasan 6 pos 750/pcs 4.5
2 Sticker 6 pos 450/pcs 2.7
Total Biaya Kemasan Rp 7.200
No Nama Komponen Jumlah Harga Total (Rp)
1 Tenaga Kerja 3 orang 120/orang 2.16
Total Biaya Tenaga Kerja Rp 2.160
No Nama Komponen Jumlah Harga Total (Rp)
1 Gas 40 240
2 Listrik 8 48
Total Biaya Unilitis Rp 288
No Keterangan Total (Rp)
1 Biaya Bahan Baku Rp 23.000
2 Biaya Kemasan Rp 7.200
3 Biaya Tenaga Kerja Rp 2.160
4 Biaya Unilitas Rp 288
Total HPP/6 Kemasan Rp 32.648
total HPP/Hari/250/Kemasan Rp 1.360.250
Total HPP/Kemasan Rp 5.441

Keuntungan/kemasan =
Harga kremes/kemasan = Rp 10.000
HPP/kemasan = Rp 5.441- = Rp 4.559

13
Dari kedua produk olahan yang berbahan dasar ubi jalar tersebut adalah salah satu
contoh untuk mendapatkan keuntungan dalam pemanfaatan pengolahan hasil panen yang
melimpah yang bisa dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Cianjur Jawa Barat untuk
mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang didapat bisa mencapai berkali-kali lipat jika
dibandingkan dengan keuntungan hasil penjualan ubi jalar yang dijual tanpa pengolahan
terlebih dahulu.

Hasil ini dapat diketahui kondisi rantai pasok pada ubi jalar di kabupaten Cianjur
Jawa Barat. Dan juga diketahui rantai nilai pada ubi jalar di kabupaten Cianjur Jawa Barat.
Yang dimana alur rantai pasok dari ubi jalar untuk memenuhi permintaan dalam kota dan luar
kota namun kebanyakan untuk memenuhi permintaan luar kota, karena permintaan dari luar
kota jauh lebih besar dibandingkan permintaan didalam kota. Hal tersebut menjadi alasan dari
para pelaku rantai pasok ubi jalar yang memilih untuk memenuhi permintaan luar kota,
karena akan lebih menguntungkan bagi mereka. Namun sangat disayangkan ketika hasil dari
panen ubi jalar di kabupaten Cianjur Jawa Barat yang lumayan cukup melimpah dan
mempunyai kualitas yang cukup diunggulkan dibandingkan dengan daerah-daerah lain, harus
dijual dengan keadaan mentah saja atau tanpa dilakukan olahan lebih lanjut untuk
mendapatkan keuntungan yang bisa lebih besar. Hal tersebut dikarenakan masih sedikitnya
penggunaan bahan baku ubi jalar di kabupaten Cianjur Jawa Barat, baik itu dalam masyarakat
konsumsi langsung maupun penggunaan ubi jalar sebagai bahan baku untuk pembuatan
produk makanan. Jika dibandingkan penjualan ubi jalar secara langsung tanpa diolah terlebih
dahulu dengan mengolah ubi jalar terlebih dahulu menjadi suatu produk maka keuntungan
yang dihasilkan akan lebih besar ketika ubi jalar diolah menjadi suatu produk.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ubi jalar merupakan komoditi pertanian yang memiliki potensial, dimana permintaan
terhadap ubi jalar cukup besar. Ubi jalar merupakan salah satu bahan baku untuk proses
produksi ubi jalar, tepung tapioka dan olahan yang berbahan baku ubi jalar. Sumatera Utara
merupakan salah satu daerah produksi ubi jalar dimana banyaknya usaha olahan berbahan
baku ubi jalar. Daerah penghasil ubi jalar terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat,
JawaTimur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Di Indonesia terdapatsekitar
1000 jenis ubi jalar, 200 jenis diantaranya terdapat di Kawasan Lembah Baliem, Irian Jaya.
(Suriawiria, 2001).

Rantai pasok ubi jalar di kabupaten Cianjur Jawa Barat dimulai dari petani, pengepul,
pasar, UMKM, dan konsumen akhir. Yang dimana masing-masing pelaku rantai pasok
mendapatkan keuntungan yang berbeda. Pada penanganan setiap alur distribusinya masih
belum bagus.

Dari rantai nilai yaitu keuntungan yang diperoleh ketika ubi jalar langsung di jual
mentah, jika dihitung rupiah masing - masing pihak mendapatkan keuntungan sebesar Rp 500
- Rp 1.000 dari per kg ubi jalar. Dan untuk keuntungan ketika dijadikan UMKM/home
industry keuntungan bagi UMKM itu sendiri bisa berkali-kali lipat dari keuntungan penjualan
secara langsung/mentah, untuk petani harganya bisa stabil, dan dari sisi sosial adanya
pemberdayaan masyarakat. Kesimpulan umumnya bahwa produk unggulan ketika diproses
atau diolah terlebih dahulu akan mendapatkan keuntungan lebih dibandingkan di jual mentah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Addlillah Faddli Muhammad. Akhmad Sutoni. Bramantiyo Eko Putro. Juli 2021. Analisis
Rantai Pasok Dan Rantai Nilai Pada Kelapa Dan Ubi Jalar Di Kabupaten
Cianjur Jawa Barat. Seminar dan Konferensi Nasional IDEC 2021. ISSN: 2579-
6429. Di akses pada tanggal 5 November 2021.

Agrotek. 15 Mei 2020. Klasifikasi dan Morfologi Ubi Jalar. Laman Web
https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-ubi-jalar/ Di akses pada tanggal 5
November 2021.

Fikri. 6 September. Perbedaan Supply Chain vs Value Chain. Laman Web :


https://www.machinevision.global/post/perbedaan-supply-chain-vs-value-chain-
1?lang=id Di akses pada tanggal 5 November 2021.

Gadjet Info. 2019. Perbedaan Antara Rantai Pasokan dan Rantai Nilai. Laman Web :
https://id.gadget-info.com/difference-between-supply-chain Di akses pada tanggal
5 November 2021.

Simbolon, F. J. (2019). Nilai Tamnbah dan Kelayakan Pengolahan Ubi Jalar Menjadi Cakar
Ayam. Musamus Jurnal Of Agribusiness (Mujagri).

Sohidal Farid, J. S. (2017). Analisis Saluran Pemasaran Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.). Jurnal
Ilmiah Mahasiswa.

Yulianto, Hanif Sri. 13 Agustus 2020. 11 Manfaat Ubi Jalar bagi Kesehatan, Menurunkan
Kolestrol dan Berat Badan. Laman Web
https://www.bola.com/ragam/read/4330025/11-manfaat-ubi-jalar-bagi-
kesehatan-menurunkan-kolesterol-dan-berat-badan. Di akses pada tanggal 5
November 2021.

16

Anda mungkin juga menyukai