Anda di halaman 1dari 12

Makalah

LANDSCAPE
BENTENG OTANAH GORONTALO

Disusun Oleh Kelompok 1 :


Ledi Diana Putri Usman 613419001
Daffa Fadhilah Muhtar 613419002
Alfia Salsabila Malatani 613419004

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala, Tuhan yang maha esa karena atas berkat limpahan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ilmiah . Makalah ini
disusun dalam rangka menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Landscape Benteng Otanaha Gorontalo”
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
Pengampuh yang telah membimbing kami. Sekiranya makalah ilmiah ini
masih jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Kami berharap semoga makalah ilmiah ini memberikan informasi
bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Gorontalo, 20 Mei 2022

Penulis,
Kelompok I

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................................
Daftar Isi......................................................................................................................................................
BAB I Pendahuluan....................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 3

BAB II Tinjauan Pustaka...........................................................................................................................


2.1 Tanaman Gambas 4
2.2 Morfologi Tanaman Gambas 5
2.3 Syarat Tumbuh 7
2.4 Waktu Penyiangan 8
2.5 Jarak Tanam 8

BAB III Metedeologi Penelitian.................................................................................................................


3.1 Waktu dan Tempat 9
3.2 Alat dan Bahan 9
3.3 Prosedur Penelitian 10

Daftar Pustaka.............................................................................................................................................
Lampiran

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki cakupan luas yang
bervariasi, dari yang sempit hingga yang luas, dari yang datar, berbukit serta
bergunung tinggi, dimana di dalamnya hidup flora, fauna dan mikroba yang sangat
beranekaragam. Berdasarkan pembagian kawasan biogeografi, Indonesia memiliki
posisi sangat penting dan strategis dari sisi kekayaan dan keanekaragaman jenis
tumbuhan beserta ekosistemnya. Data IBSAP (2003) memperkirakan terdapat 38.000
jenis tumbuhan (55% endemik) di Indonesia, sedangkan untuk keanekaragaman
hewan bertulang belakang, di antaranya 515 jenis hewan menyusui (39% endemik),
511 jenis reptilia (30% endemik), 1531 jenis burung (20% endemik), dan 270 jenis
amphibi (40% endemik). Tingginya keanekaragaman hayati dan tingkat endemisme
itu tadi menempatkan Indonesia sebagai laboratorium alam yang sangat unik untuk
tumbuhan tropik dengan berbagai fenomenanya.
Pelestarian Cagar Budaya tidak hanya terkait dengan objek dari Cagar
Budayanya saja, tetapi juga meliputi aspek-aspek lain baik yang terkait langsung
maupun tidak langsung. Hal ini berdasarkan pada kenyataan Cagar Budaya itu
tidaklah berdiri sendiri. Secara arkeologis, jelas terlihat bahwa setiap Cagar Budaya
terikat dengan konteksnya baik, lingkungan maupun budaya secara umum. Oleh
karena itu, pelestarian Cagar Budaya harus mencangkup pelestarian konteks Cagar
Budaya itu sendiri termasuk lingkungan. Secara global, gagasan ini pun telah
diterapkan oleh sebagian besar negara, bahkan UNESCO dalam hal ini
merumuskannya dalam konsep Natural Heritage Landscape, dimana Cagar Budaya
merupakan satu kesatuan dengan bentang alam dan bentang budaya. Hal ini berarti,
pelestarian Cagar Budaya tidak dapat lagi dilepaskan dari pelestarian lingkungan atau
alam.

1
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah
yang dapat diambil, sebagai berikut :
1. Bagaimana Landscape Benteng Otanaha?
2. Apa saja jenis tumbuhan yang berada di kawasan Benteng Otanaha?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan observasi ini yaitu, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Landscape Benteng Otanaha
2. Untuk mengetahui jenis tumbuhan yang berada di kawasan Benteng Otanaha
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian proposal ini memiliki manfaat, sebagai berikut :
1. Bagi mahasiswa, dapat mengembangkan pengetahuan dalam melakukan observasi
serta mendapatkan informasi baru yang dilakukan saat melakukan observasi
2. Bagi masyarakat, dapat memperoleh informasi baru yang sesuai dengan
kepentingan pad

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landscape Benteng Otanaha

Benteng Otanaha merupakan salah satu tempat bersejarah yang berada


di atas bukit dengan pemanadangan yang indah. Pemandangan indah berasal
dari danau limboto dan pegunungan yang berada di sekitaran benteng. Pada
benteng otanaha terdapat banyak jenis tumbuhan yang tumbuh disekitaran
Benteng. Mulai dari tumbuhan yang besar hingga yang kecil. Di sekitaran
benteng otanaha juga terdapat banyak kupu-kupu yang hinggap pada bunga-
bunga.

2.2 Jenis Tumbuhan yang tumbuh di Kawasan Benteng Otanaha


1. Lamtoro
Lamtoro merupakan tanaman yang mampu tumbuh dengan baik, banyak
ditemukan diberbagai daerah di Indonesia. Pemanfaatan yang telah
dilakukan masyarakat Indonesia yaitu sebagai pohon peneduh, pencegah
erosi, sumber bahan kayu dan sebagi bahan pakan ternak.
Klasifikasi tanaman lamtoro sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta

3
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Leucaena
Spesies : Leucaena leucocephala
2. Serut (Strebulus Asper)
Pohon Serut merupakan tumbuhan menyemak sampai pohon menengah
setinggi 4-10 meter, bentuk daun persegi panjang-bulat telur sampai belah
ketupat dengan panjang 4-12 cm, permukaan daunnya kasar, tepi daun
bergerigi, ujung runcing, pangkal daun meruncing, tulang daun menyirip.
Klasifikasi serut adalah sebagai berikut (Anonim, 2012) :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Streblus
Spesies : Streblus asper Lour
3. Bunga Kertas (Bougainvillea glabra, Choisy)

4
Bunga kertas secara umum merupakan tanaman hias yang ditanam hampir
di seluruh daerah tropis maupun subtropis. Tanaman ini memiliki family
Nyctaginaceae. Kandungan senyawa berupa flavonoid, glikosida, fenol,
alkaloid, saponin, steroid, tannin dan terpenoid (Ambasalu,2015).
Klasifikasi Bunga Kertas sebagai beikut (Anonim, 2003):
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Class : Dycotiledonae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Nygtaginaceae
Tribus : Bougainvilleeae
Genus : Bougainvillea
Species : Bougainvillea glabra, Choisy.
4. Johar (Cassia siamea Lamk)
Tanaman johar telah digunakan secara tradisional sebagai obat penyakit
kuning, sakit perut, nyeri haid, dan juga digunakan untuk mengurangi
kadar gula dalam darah. Ekstrak daun johar dilaporkan memiliki
bioaktivitas sebagai antimalaria, antioksidan, antibacterial dan
antidiabetes.
Klasifikasi Tanaman Johar
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Cassia
Species : Cassia siamea Lamk

5
5. Pulai (Alstonia scholaris)
Tumbuhan Pulai (Alstonia scholaris) merupakan tumbuhan yang banyak
tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Tumbuhan ini berupa pohon
dengan tinggi 10 sampai 50 m, batang lurus dengan diameter hingga 60
cm. Daun pulai tersusun secara melingkar 4 sampai 9 helai, pertulangan
menyirip dan berwarna hijau.
Klasifikasi pohon pulai adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Ordo : Gentianales
Family : Apocynaceae
Tribe : Plumeriae
Subtribe : Alstoniina
Genus : Alstonia
Species : Alstonia scholaris L. R. Br

6
7
BAB III
PENUTUP
.

8
DAFTAR PUSTAKA
Walujo, E. B. (2011). Keanekaragaman hayati untuk pangan. KIPNAS X. LIPI, 1-9.

Mulyadi, Y. (2014). Pemanfaatan Cagar Budaya Dalam Perspektif Akademik dan


Peraturan Perundang-undangan. Sosialisasi Undang-Undang No. 11 Tahun
2010 tentang Cagar Budaya.

Widyaningrum, R. (2020). Pemanfaatan Daun Paitan (Tithonia diversifolia) dan Daun


Lamtoro (Leucaena leucocephala) sebagai Pupuk Organik Cair (POC) (Doctoral
dissertation, UIN Raden Intan Lampung).

RASULI, N. KARAKTERISTIK CURD KEJU DENGAN MENGGUNAKAN PENGGUMPAL


EKSTRAK DAUN SERUT (Strebulus asper).

Palupi, C., Nugraha, P. S. A., & Ernawaningtyas, E. (2020). UJI MUTU SEDIAAN CELUP
DAUN BUNGA KERTAS (Bougainvillea glabra Choisy). MEDFARM: Jurnal Farmasi
dan Kesehatan, 9(1), 22-28.

Safitri, E. D. (2005). Uji Efek Hepatoprotektif Infus Batang Bugenvil (Bougainvillea glabra,
Choisy) Pada Tikus Putih Galur Wistar Yang Terinduksi Parasetamol.

Fitriah, F., Mappiratu, M., & Prismawiryanti, P. (2017). Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun
tanaman johar (Cassia siamea Lamk.) dari beberapa tingkat kepolaran
pelarut. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 3(3), 242-251.

Wattimena, L. (2022). PEMANFAATAN POHON PULAI (ALSTONIA SCHOLARIS) OLEH


MASYARAKAT KAMPUNG PUPER DISTRIK WAIGEO TIMUR KABUPATEN RAJA
AMPAT. J-MACE Jurnal Penelitian, 2(1), 68-81.

Anda mungkin juga menyukai