Anda di halaman 1dari 11

Tugas Mandiri

MAKALAH
“Daun Manilkara kauki Drup (Sawo Kecik)”

OLEH:

SUCI
A1J123025

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2024

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Daun Manilkara kauki Drup. (Sawo
Kecik)”.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat meperlancar pembuatan makalah
ini. Namun, tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

C. Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3


A. Pengertian Manilkara kauki Drup (Sawo Kecik) ........................................ 3

B. Habitat hidup Manilkara kauki Drup (Sawo Kecik) ................................... 4

C. Klasifikasi Manilkara kauki Drup (Sawo Kecik)........................................ 5

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 7


A. Kesimpulan ................................................................................................. 7

B. Saran ............................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sawo kecik (Manilkara kauki (L.) Dubard) dari famili Sapotaceae
merupakan salah satu jenis tanaman bernilai ekonomi tinggi. Kayunya banyak
digunakan sebagai bahan bangunan, perabot rumah tangga, dan karya-karya seni
seperti patung dan ukiran. Secara ekologi, tanaman sawo kecik berperan sangat
besar sebagai tanaman peneduh di perkotaan serta sebagai pohon perintis dan
tanaman pemulih areal-areal yang kurang subur dan kritis karena memiliki
kemampuan beradaptasi pada lahan yang kurang subur.
Saat ini keberadaan tanaman sawo kecik di Indonesia sudah semakin
jarang bahkan mendekati kelangkaan. Tegakan sawo kecik sudah termasuk
dalam kategori ”jarang” berdasarkan kategori kelangkaan populasi Untuk itu
pemerintah melalui PP No. 7/1999 menetapkan sawo kecik sebagai salah satu
jenis flora yang dilindungi. Sedangkan IUCN Redlist menetapkan status
konservasi Manilkara kauki termasuk kategori Data Deficient, yang berarti
bahwa selama lima tahun terakhir belum diadakan evaluasi atau penelitian ulang.
Pengembangan populasi sawo kecik diantaranya terkendala oleh faktor-
faktor alami yang bersifat menghambat regenerasi populasi seperti sifat
pertumbuhannya yang lambat dan terjadinya dormansi kulit benih. Proses
perkecambahan sawo kecik baru dimulai pada umur 2,5 minggu sampai 5
minggu setelah penaburan. Bibit siap untuk ditanam di lapangan sekitar 12 bulan
dengan tinggi 40 – 45 cm dan mempunyai 8 helai daun. Lamanya pertumbuhan
bibit sawo kecik dipersemaian menjadi kendala dalam penyediaan bibit
berkualitas tinggi untuk penanaman. Hal ini disebabkan musim buah sawo kecik
terjadi pada bulan April – Juni, sedangkan kebutuhan bibit siap tanam terjadi
pada musim hujan yaitu bulan November – Desember. Untuk itu waktu
penyapihan yang tepat menjadi bahan pertimbangan penting karena selain
mempengaruhi kualitas bibit dengan kemampuan pertumbuhan dan tingkat vigor
bibit yang tinggi, juga dapat mempersingkat waktu pengerjaan di persemaian
sehingga dapat mengurangi biaya persemaian. Beberapa hasil penelitian

1
menunjukan terdapat korelasi antara umur kecambah siap sapih serta antara
struktur atau morfologi kecambah dengan pertumbuhan bibit di persemaian.
Terdapat korelasi positif antara waktu penyapihan dengan pertumbuhan dan
vigor bibit di persemaian.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa pengertian Daun Manilkara kauki Drup (Sawo Kecik)?
2. Bagaimana habitat hidup dari Daun Manilkara kauki Drup?
3. Bagaimana klasifikasi dari Daun Manilkara kauki Drup?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian tanaman daun Manilkara kauki Drup (Sawo
Kecik)
2. Untuk menjelaskan habitat hidup dari Daun Manilkara kauki Drup
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari Daun Manilkara kauki Drup

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manilkara kauki Drup (Sawo Kecik)


Sawo kecik (Manilkara kauki Drup) merupakan salah satu jenis tanaman
potensial yang bernilai ekonomi tinggi. Kayunya dapat digunakan untuk bahan
konstruksi, furnitur dan kerajinan patung. Selain itu, jenis ini juga mempunyai
arsitektur yang baik sehingga banyak ditanam sebagai pohon peneduh di
kawasan perkotaan. Di Indonesia, sawo kecik tumbuh secara alami di beberapa
kawasan seperti di Jawa (pesisir Selatan Banyuwangi, pesisir Jakarta, dan Pulau
Karimun Jawa), Bali, Sulawesi, Kagean, Pulau Weh dan terdapat juga di Nusa
Tenggara. Jenis ini tumbuh hingga ketinggian 300 mdpl (Sudrajat, 2023).
Sebaran tumbuh yang cukup luas memungkinkan adanya variasi sebagai
akibat perbedaan genetik dan lingkungannya. Perbedaan tersebut diduga akan
terjadi juga pada tingkat benih. Secara fisik, antar kelompok benih dari tempat
tumbuh berbeda memungkinkan terjadinya perbedaan karena variasi berat dan
ukuran benih dipengaruhi oleh faktor keturunan, lingkungan dan faktor
pertumbuhan (Bonner, 1987). Beberapa penelitian menunjukkan adanya variasi
sifat morfologi benih antar populasi seperti pada di Himalaya Tengah, India, di
Cina Selatan, dan di Tapanuli Utara. Variasi antar kelompok benih yang berasal
dari sumber berbeda juga terjadi pada karakteristik perkecambahan benihnya
seperti pada jenis kemiri (Abies guatemalensi), aktif pada obat-obatan antifungi.
Tumbuhan sawo kecik dan sawo manila diketahui mengandung saponin,
flavonoid dan polifenol. Kandungan senyawa aktif tersebut mempunyai potensi
dapat menghambat pertumbuhan jamur. Penelitian lain menyebutkan bahwa ada
pengaruh ekstrak daun sawo kecik terhadap daya hambat pertumbuhan Fusarium
solani dan pada ekstrak kulit batang dan daun sawo manila yang ditunjukkan
dengan zona penghambatan Fusarium sp. pada kisaran diameter zona hambat 8-
16 mm (Amilah, 2020).

3
B. Habitat hidup Manilkara kauki Drup (Sawo Kecik)
Manilkara kauki Drup (Sawo Kecik) tumbuh di dataran rendah, pesisir
pantai hingga perbukitan, pulau-pulau karang, hutan bakau yang berbatasan
dengan daratan. Kisaran tumbuh hingga 50 mdpl. Banyak ditemukan di wilayah
kering daratan Asia Tenggara dengan jenis tanah regosol liat berpasir. Pada
daerah pesisir sawo kecik dapat tumbuh dengan baik di daerah pantai beriklim
kering. Mereka toleran terhadap tanah berpasir dan berangin kencang. Dihutan
bakau sawo kecik terkadang ditemukan tumbuh di daerah perbatasan hutan
bakau dengan daratan. Serta pohon ini juga dapat tumbuh di lingkungan yang
keras seperti pulau-pulau karang.
Sawo Kecik (Manilkara kauki) adalah sejenis pohon yang memiliki
karakteristik unik dan tersebar di berbagai wilayah. Berikut ini informasi
mengenai sawo kecik. Pohon sawo kecik memiliki tinggi mencapai 30
meter dengan diameter batang lebih dari 100 cm. Batangnya berbanir tebal,
kulitnya retak-retak, dan berbalur. Daun tunggal, terkelompok di ujung ranting,
berbentuk bulat telur sungsang, dengan lebar berkisar antara 5-15 cm x 3-8 cm.
Bunganya tumbuh pada ketiak daun, berwarna putih kekuningan, dengan
diameter sekitar 1 cm (Rozika, dkk., 2021).
Sawo kecik merupakan tanaman berbentuk pohon dengan tinggi dapat
mencapai 30 meter dan diameter mencapai 40-100 cm. Tanaman ini memiliki
tajuk yang sangat rimbun dan berbentuk hampir bulat. Sawo kecik memiliki
batang berwarna coklat abu-abu dan coklat tua. Tanaman yang sudah tua
memiliki ranting yang rendah di batangnya. Sawo kecik memiliki daun yang
tebal dan bergetah seperti pada batangnya. Daun bagian atas berwarna hijau tua
berkilauan dan bagian bawah bewarna putih keabu-abuan. Bunga berwarna putih
kekuningan dengan sedikit berbentuk karat. Buah berbentuk bulat telur
berukuran kecil. Buah yang sudah masak memiliki rasa yang manis. Kulit buah
sangat tipis dan mudah terkelupas (Wibowo, dkk., 2023).
Selain buah dapat dimakan, batang pohon sawo kecik keras dapat
digunakan untuk membuat patung, perabot rumah tangga, alat pertukangan,
tiang penyangga rumah dan lain sebagainya. Terkadang dan seringkali, sawo

4
kecik digunakan untuk tanaman peneduh dan pelindung. Oleh karena itu, banyak
ditemukan di pekarangan rumah ataupun instansi-instansi pemerintah di
Indonesia. Tanaman sawo kecik dapat diperbanyak dengan menggunakan biji.

C. Klasifikasi Manilkara kauki Drup (Sawo Kecik)


Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ebenales
Famili : Sapotaceae
Genus : Manilkara
Spesies : Manilkara kauki Drup.
(Widyani, dkk., 2021)

Habitus pohon. Sawo Kecik (Manilkara kauki) berukuran sedang dengan


tinggi mencapai 25 m dengan diameter dapatmencapai 100 cm. Daun-daunnya
mengelompok pada bagian ujung batang. Di permukaan bawah daun berwarna
keputihan dan halus dengan tangkai daun tidak menebal, panjang tangkai daun
7 mm. Kuncup bunga berbentuk bulat telur. Buah berbentuk bulat telur atau bulat
telur sungsang berukuran kecil dengan panjang berkisar 3.7 cm dan mempunyai
kulit pembungkus yang sangat tipis dan mudah dikelupas. Sawo Kecik berakar
tunggang yang berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah, bercabang
banyakdan cabang-cabangnya bercabang lagi, sehingga dapat memberi kekuatan
yang lebih besar kepada batang dan menghasilkan daerah perakaran yang amat
luas, sehingga dapat menyerap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak
(Pratiwi, dkk., 2020).
Batang berkayu, berbentuk bulat, permukaannya terdapat alur-alur yang
jelas memperlihatkan berkas-berkas daun penumpu dan lepasnya kerak (bagian
kulit yang mati). Percabangan tergolong percabangan simpodial (batang pokok
yang sukar ditentukan) dengan cabang bersirung pendek yaitu cabang-cabang
kecil dengan ruas-ruas yang pendek yang selain daun biasanya merupakan

5
pendukung bunga dan buah. Daun termasuk daun tidak lengkap yang hanya
memiliki tangkai dan helaian saja, tersusun menyirip gasal. Tangkai daun
memiliki bentuk dan ukuran yang pipih dan tepinya melebar dan juga pada
pangkal dan ujung tangkai daunnya menebal. Helaian daun berbentuk bulat
telur, ujung dauntumpul, pangkal daun meruncing, tulang daun menyirip
(Pratiwi, dkk., 2020).
Bunga termasuk bunga majemuk bentuk tandan muncul di ketiak daun,
berkelamin dua. Daun kelopak bulat, memiliki enam benang sari, putik
menjulang ke luar, mahkota berbentuk tabung. Buah berbentuk bulat telur atau
bulat telur terbalik,mempunyai kulit pembungkus yang sangat tipis dan mudah
dikelupas,bila masak mempunyai rasa yang manis dan kadang-kadang terasa
agak sepat. Buah sawo kecik merupakan tipe buah buni, tunggal, dan berdaging.
Pohonnya sebagai peneduh dan tanaman hias; kayu sawo kecik dapat
dimanfaatkan sebagai bahan warangka keris, bahan bangunan, perkakas atau
perabot rumah tangga, alat-alat pertukangan dan juga untuk benda-benda seni
seperti patung, ukir-ukiran dan lain-lain; buahnya dapat dikonsumsi secara
langsung (Pratiwi, dkk., 2020).

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sawo kecik (Manilkara kauki Drup) merupakan salah satu jenis tanaman
potensial yang bernilai ekonomi tinggi. Selain itu, jenis ini juga mempunyai
arsitektur yang baik sehingga banyak ditanam sebagai pohon peneduh di
kawasan perkotaan.
2. Manilkara kauki Drup (Sawo Kecik) tumbuh di dataran rendah, pesisir
pantai hingga perbukitan, pulau-pulau karang, hutan bakau yang berbatasan
dengan daratan. Kisaran tumbuh hingga 50 mdpl. Sawo kecik merupakan
tanaman berbentuk pohon dengan tinggi dapat mencapai 30 meter dan
diameter mencapai 40-100 cm. Tanaman ini memiliki tajuk yang sangat
rimbun dan berbentuk hampir bulat.
3. Klasifikasi Sawo Kecik (Manilkara kauki Drup.)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ebenales
Famili : Sapotaceae
Genus : Manilkara
Spesies : Manilkara kauki Drup.

B. Saran
Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, dapat menjadi suatu bahan
pembelajaran bagi pembaca. Serta untuk selanjutnya makalah “Daun
Manilkara kauki Drup. (Sawo Kecik)” yang dibuat penyusun, diharapkan
adanya saran-saran yang membangun. Dikarenakan penyusun menyadari masih
banyak kekurangan dalam penyusunannya

7
DAFTAR PUSTAKA
Amilah, S., Ajiningrum, P. S., dan Aisyah, B. A. 2020. Potensi Ekstrak Daun Sawo
Manila (Manilkara zapota) dan Daun Sawo Kecik (Manilkara kauki)
Terhadap Zona Hambat Pertumbuhan Candida albicans. Jurnal Farmasi
dan Sains, Vol. 5 (2): 2549-3558.
Pratiwi, N., Retnosari, R., dan Prabaningtyas, S. 2021. Preliminary Study on
Antibacterial Activity of Sawo Kecik (Manilkara kauki (L.) Dubard) Roots
Extract. Jurnal Biodjati, Vol. 6 (1): 146-152.
Rozika, Murti, R. H. dan Purwanti, S. 2021. Eksplorasi dan Karakterisasi Sawo
(Manilkara zapota (L.) Van Royen) Di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Vegetalika, Vol 2 (4): 101-114.
Sudrajat, D. J. dan Megawati. 2023. Keragaman Morfologi Dan Respon Perlakuan
Pra Perkecambahan Benih Dari Lima Populasi Sawo Kecik (Manilkara
kauki (L.) Dubard). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, Vol. 7 (2): 67-76.
Wibowo, A., Syahbudin, A., Basukriadi, A., dan Nurdin, E. 2023. Modelling the
Potential Distributions of Sawo Kecik (Manilkara kauki (L.)) Dubard Using
Maxent To Support Conservations of Historical and Cultural Vegetations In
Daerah Istimewa Yogyakarta Province. Jurnal Ilmiah, Vol. 4 (3): 32-54.
Widyani, N., Putri, K. P., dan Nurhasybi. 2021. Penentuan Kriteria Kecambah Siap
Sapih Jenis Sawo Kecik (Manilkara kauki (L.) Dubard). Jurnal Pembenihan
Tanaman Hutan, Vol. 3 (2): 81-89.

Anda mungkin juga menyukai