Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENELITIAN

TUGAS UAS BAHASA INDONESIA

JUDUL :

KETERSEDIAAN VIABILITAS BENIH PADI (Oryza sativa, L.) SELAMA PERIODE


PENYIMPANAN PADA TINGKAT KADAR AIR BERBEDA

Disusun oleh:

HAMRY NUR RAMADHANI

NIM : 2110331008

PRODI : TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN 2021

TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2021
DAFTAR ISI............................................................................................... i

BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1


B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Kegunaan Penelitian...................................................................... 2

BAB 2. KAJIAN KEPUSTAKAAN......................................................... 3

A. Klasifikasi padi .............................................................................. 3


B. Morfologi dan pengolahan padi ................................................... 3

BAB 3. METODE PENELITIAN............................................................. 10

A. Jenis Penelitian............................................................................... 10
B. Data dan Sumber Data Penelitian................................................ 10
C. Teknik Pengumpulan Data Penelitian......................................... 10
D. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian.................................... 10
E. Teknik Analisis Data Penelitian.................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 12

i
BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Padi (Oryza sativa, L) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi sumber
pangan utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Peningkatan pertumbuhan jumlah
penduduk Indonesia berkaitan dengan ketersediaan pangan terutama beras. Kementrian
Pertanian menyebutkan bahwa perkiraan kebutuhan dan ketersediaan beras nasional yaitu
139,15 kg/tahun dengan perkiraan jumlah penduduk 252 juta jiwa.

Pengolahan benih padi merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk


menghasilkan benih padi yang bermutu tinggi. Proses pengolahan benih tersebut antara
lain meliputi kegiatan : penerimaan hasil panen, pengeringan, pembersihan/sortasi,
pengujian , pengemasan dan penyimpanan. Setiap kegiatan dari rangkaian proses
pengolahan benih tersebut akan sangat mempengaruhi mutu/kualitas benih yang
dihasilkan.
Proses pengeringan merupakan salah satu proses yang dapat mempengaruhi
mutu/kualitas benih yang dihasilkan. Pada prinsipnya pengeringan merupakan proses
penurunan kadar air calon benih sampai nilai yang dikehendaki sehingga diperoleh benih
yang dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. Kadar air benih padi yang
direkomendasikan adalah tidak lebih dari 13 %.
Dalam industri perbenihan, penyimpanan benih bertujuan untuk dapat
mempertahankan mutu fisiologis benih yang sudah mencapai titik maksimum pada saat
masak fisiologis dalam periode selama mungkin. Penyimpanan benih ini berperan dalam
menunjang ketersediaan pasokan benih bermutu secara tepat waktu dan
berkesinambungan. Sehingga kebutuhan petani akan benih di setiap daerah dapat
terpenuhi.
Benih biasanya disimpan di dalam suatu kemasan. Pengemasan benih ini merupakan
suatu usaha atau perlakuan yang bertujuan untuk melindungi fisik benih agar daya tumbuh
dan atau daya berkecambahnya dapat dipertahankan. Jenis kemasan benih antara lain dapat
dibedakan menjadi :
a. Kemasan yang kedap air (alumunium foil, kaleng, dsb)
b. Kemasan yang resisten terhadap kelembaban (kantong plastik)
c. Kemasan yang porous/sarang (kain, karung goni, karung plastik, dsb).

1
Produk benih padi yang siap dipasarkan biasanya dikemas dengan kemasan plastik
yang resisten terhadap kelembaban udara. Namun ketika disimpan di gudang penyimpanan
sebelum dipasarkan, benih tersebut dikemas dengan karung plastik/karung goni.
Benih yang disimpan di tempat penyimpanan benih, mempunyai umur simpan
tertentu karena benih merupakan benda hidup yang masih melakukan proses
respirasi/pernafasan. Vigor dan viabilitas benih tersebut akan mengalami kemunduran atau
yang lebih dikenal dengan istilah ‘deteriorasi’. Semakin lama, mutu benih yang disimpan
akan semakin berkurang dari kondisi awal. Oleh karena itu, lama penyimpanan benih
sampai benih tersebut ditanam akan sangat mempengaruhi mutu benih yang dihasilkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka masalah dalam penelitian ini dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh kombinasi kadar air benih dan lama penyimpanan terhadap
viabilitas dan sifat fisik benih padi ?
2. Kombinasi kadar air benih dan lama penyimpanan manakah yang dapat
menampilkan viabilitas dan sifat fisik benih padi yang terbaik?

C. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan bahwa tujuan penelitian Pengaruh


Kombinasi Kadar Air Benih dan Lama Penyimpanan terhadap Viabilitas dan Sifat
Fisik Benih Padi adalah untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh kombinasi
kadar air benih dan lama penyimpanan terhadap viabilitas dan sifat fisik benih padi.
Selain itu untuk mendapatkan kombinasi kadar air dan lama penyimpanan yang tepat
sehingga didapatkan viabilitas dan sifat fisik benih padi terbaik.
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan
teknologi benih serta sebagai bahan informasi bagi usaha benih, juga sebagai bahan
informasi untuk penelitian selanjutnya tentang kadar air dan penyimpanan benih.

2
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA

A. Klasifikasi padi

Genus oryzae memiliki 25 spesies dan semuanya tersebar di seluruh daerah yang
beriklim tropis maupun sub tropis, yaitu di benua Asia, Afrika, Amerika, Australia dan
Eropa (Izzudin, 2003).

Berdasarkan sumber Siregar (1981) dan Glaszmann (1987) padi dapat digolongkan ke
dalam klasifikasi seperti di bawah ini.
Regnum : Plantae
Divisio : Angiospermae
Classis : Monokotiledoneae
Ordo : Poaceae
Familia : Gramineae
Genus : Oryzae
Species : Oryzae sativa L.

B. Morfologi dan pengolahan padi

2.1Morfologi padi
Tanaman padi termasuk famili Gramineae,merupakan tanaman yang termasuk pada
golongan tanaman semusim, bentuk batang bulat berongga, daunnya memanjang seperti
pita yang berdiri tegak pada ruas batang dan mempunyai sebuah malai yang terdapat pada
ujung batang. Keseluruhan organ tanaman padi terdiri dari dua kelompok yaitu organ
vegetatif dan organ generatif(reproduktif). Bagian vegetatif meliputi : akar,batang dan
daun, sedangkan pada bagian generatif terdiri dari malai,bunga padi dan buah padi. Dari
sejak perkecambahan sampai panen, tanaman padi memerlukan waktu 3 – 6 bulan
( Manurung dan Ismunadji,1988 dalam Ismunadji et.al., 1988).
Bagian – bagian tanaman padi pada garis besarnya dibagi dua bagian yaitu
A. Bagian vegetative meliputi :
a. Akar
Kurang lebih 5-6 hari setelah berkecambah, dari batang yang pendek keluar
akar–akar serabut yang pertama dan sejak itu perkembangan akar serabut tumbuh teratur.

3
Pada permulaan batang bagian bawah mulai bertunas (± umur 15 hari setelah tanam) dan
akar serabut berkembang dengan pesat sehingga akar tunggang (radikula) yang keluar
pada saat perkecambah tidak tampak lagi. Letak susunan akar di lahan garapan tidak
dalam ±20-30- cm,oleh karena itu tanaman banyak mengambil zat makanan dari bagian
tanah yang diatas. Adapun akar yang keluar dari akar tunggang disebut akar serabut,
sedangkan akar yang keluar pada akar serabut disebut akar rambut .
b. Batang
Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas, antara ruas yang satu
dengan lainnya terpisah oleh suatu buku. Ruas batang padi didalamnya terdapat rongga
dan bentuknya bulat, dimana ruas yang pendek terdapat pada bagian bawah dari batang
dan ruas-ruas ini praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas yang berdiri sendiri.
c. Daun
Daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan berselang seling dengan
satu daun pada setiap buku. Pada setiap daun terdiri dari : helai daun bebentuk seperti pita
memanjang, peleph daun membungkus ruas, telinga daun (auricle) dan lidah daun (ligule).
Terdapatnya telinga daun dan lidah daun pada tanaman padi, dapat digunakan untuk
pembeda dengan rumpu-rumputan pada saat stadia bibit (seedling), karena pada daun
rumput-rumputan hanya memiliki lidah atau telinga daun atau tidak sama sekali. Daun
teratas pada tanaman padi disebut daun bendera, posisi dan ukran tampak berada dari daun
yang lain. Satu daun pada awal fase pertumbuhan selanjutnya diperlukan waktu yang lebih
lama, yaitu 8-9 hari. Adapun jumlah daun pada setiap tanaman ditentukan pada varietas
yang ditanam, untuk varietas-varietas baru didaerah tropik memiliki 14-18 daun pada
batang utama. Suatu varietas yang memiliki 14 daun, pada daun ke-4 (dihitung dari daun
bendera) ialah daun terpanjang yang terbentuk sebelum inisiasi malai.
2.2. Penggolongan padi
Hingga sekarang ada dua spesies padi yang dibudidayakan manusia secara massal:
Oryza sativa yang berasal dari Asia dan O. glaberrima yang berasal dari Afrika Barat.
Pada awal mulanya O. sativa dianggap terdiri dari dua subspesies, indica dan japonica
(sinonim sinica). Padi japonica umumnya berumur panjang, postur tinggi namun mudah
rebah, lemmanya memiliki ekor atau bulu, bijinya cenderung membulat, dan nasinya
lengket. Padi indica, sebaliknya, berumur lebih pendek, postur lebih kecil, lemmanya tidak

4
berbulu atau hanya pendek saja, dan bulir cenderung oval sampai lonjong. Walaupun
kedua anggota subspesies ini dapat saling membuahi, persentase keberhasilannya tidak
tinggi. Contoh terkenal dari hasil persilangan ini adalah kultivar 'IR8', yang merupakan
hasil seleksi dari persilangan japonica (kultivar 'Deegeowoogen' dari Formosa) dengan
indica (kultivar 'Peta' dari Indonesia). Selain kedua varietas ini, dikenal varietas minor
javanica yang memiliki sifat antara dari kedua tipe utama di atas. Varietas javanica hanya
ditemukan di Pulau Jawa.
Berdasarkan bukti-bukti evolusi molekular diperkirakan kelompok besar indica dan
japonica terpisah sejak ~440.000 tahun yang lalu dari suatu populasi spesies moyang O.
rufipogon. Domestikasi padi terjadi di titik tempat yang berbeda terhadap dua kelompok
yang sudah terpisah ini. Berdasarkan bukti arkeologi padi mulai dibudidayakan
(didomestikasi) 10.000 hingga 5.000 tahun sebelum
masehi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Padi)
2.3. Syarat tumbuh tanaman padi
Lingkungan yang baik sangat diperlukan bagi tanaman padi dalam usaha
meningkatkan produktivitas. Lingkungan tersebut terdiri dari lingkungan alami dan hasil
buatan manusia. Lingkungan alami mencakup unsur iklim, seperti : cuaca, tanah, curah
hujan, intensitas cahaya, angin, kelembaban dan lingkungan biotik. Menurut Mugnisjah
dan Asep Setiawan (2001) suhu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman padi, yaitu
23-32°C dan kelembaban nisbi 92%. Sedangkan ketinggian > 500 m dpl dapat
menghasilkan bulir gabah dengan kehampaan lebih tinggi dan angin akan menyebabkan
kerebahan
2.4. Perkecambahan Benih
Yang dimaksud dengan perkecambahan benih dalam pengujian laboratorium
adalah muncul dan berkembangnya kecambah hingga mencapai stadia dimana bagian dari
struktur-struktur esensialnya menunjukan kemampuan kecambah tersebut untuk
berkembang lebih lanjut menjadi tanamn normal dalam kondisi optimum (Favourable).
(Direktorat Jendral Tanaman Pangan. Direktorat Jendral Hortikultura. Departemen
Pertanian, 2006).
2.4.1. Syarat untuk perkecambahan
Menurut Lita Sutopo, 2002. Syarat untuk perkecambahan benih adalah :

5
a. Air
Air merupakan salah satu syarat penting bagi berlangsungnya proses perkecambahan
benih. Dua faktor penting yang mempengaruhi penyerapan air ole benih adalah : (a) sifat
dari benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan (b) jumlah air yang tersedia pada
medium disekitarnya.
Banyaknya air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benih.
Tetapi umumnya melampaui dua atau tiga kali dari berat keringnya. Tingkat pengambilan
air juga dipengaruhi oleh temperatur, temperatur yang tinggi menyebabkan menigkatnya
kebutuhan akan air.
b. Temperatur
Temperatur merupakan syarat penting yang kedua bagi perkecambahan benih.
Tanaman pada umumnya dapat diklasifikasikan berdasarkan kebutuhannya akan terperatur
:
1. Tanaman yang benihnya hanya akan berkecambah pada temperature yang
relatif rendah. Contoh : Camassia leichlini dan lewisia rediviva yang hanya berkecambah
pada temperatur dibawah 41°F (5°C) dan pada 50°F (10°C).

2. Tanaman yang benihnya hanya akan berkecambah pada temperatur yang


relatif tinggi. Benih dari kebanyakan tanaman tropika membutuhkan temperatur tinggi
untuk perkecambahannya.

3. Tanaman yang mampu berkecambah pada kisaran temperatur dari rendah


sampai tinggi

Temperatur optimum adalah temperatur yang paling menguntungkan bagi


berlangsungnya perkecambahan benih. Pada kisaran temperatur ini terdapat persentase
perkecambahan yang tertinggi.Temperatur optimum bagi kebanyakan benih tanaman
adalah diantara 80-95°F (26,5-35°C). Di bawah itu yaitu pada temperatur minimum
serendah 32°-41°F (0°-5°C) kebanyakan jenis benih akan gagal untuk berkecambah, atau
terjadi kerusakan “chilling” yang mengakibatkan terbentuknya kecambah abnormal.
c.Oksigen
Proses respirasi ini akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat
perkecambahan berlangsung proses respirasi akan meningkat disertai pula dengan

6
meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida, air dan energi yang
berupa panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan mengekibatkan terhambatnya
proses perkecambahan benih. Pada sintesa lemak menjadi gula diperlukan oksigen karena
molekul asam lemak mengandung lebih sedikit oksigen pada molekul gula. Energi yang
digunakan untuk kegiatan mekanisme sel-sel dan mengubah bahan baku bagi proses
pertumbuhan dihasilkan melalui proses oksidasi dari cadangan makanan didalam benih.
Walaupun demikian ada beberapa jenis tanaman yang mempunyai
kemampuan untuk berkecambah pada keadaan yang kurang oksigen misalnya : padi
(Oryiza sativa L)
d.Cahaya
Kebutuhan benih terhadap cahaya untuk berkecambahannya berbeda-beda
tergantung pada jenis tanaman. Menurut Andriance & Brison (1955) berdasarkan
pengaruh cahaya terhadap perkecambahan benih dapat diklasifikasikan atas 4 golongan :
1. Golongan yang memerlukan cahaya secara mutlak untuk perkecambahannya.
Misal : mistletoe (viscum album), fig (ficus anrea).

2. Golongan yang memerlukan cahaya untuk mempercepat perkecambahannya


misal : selada (lactuca sativa L), tembakau (nicotiana tabacum).

3. Golongan dimana cahaya dapat menghambat perkecambahannya,


misal : Allium sp., Amaranthus sp., phlox sp.

4. Golongan dimana benih dapat berkecambah sama baik ditempat gelap atau
ada cahaya, misal : Kubis (Brassica oleracea L), Kacang-kacangan (Legumes).

e.Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan benih haruslah mempunyai sifat
fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyimapan air dan bebas dari
organisme penyebab penyakit terutama cendawan “damping off”.
Tanah dengan tekstur lempung berpasir dan dilengkapi dengan bahan-bahan
organik merupakan medium yang baik bagi kecambah yang di tranplantasikan ke
lapangan. Pasir dapat digunakan sebagai medium dipesemaian.

7
Kondisi fisik dari tanah sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan
kecambah menjadi tanaman dewasa. Benih akan terhambat perkecambahannya pada tanah
yang padat, karena benih berusaha keras untuk dapat menembus kepermukaan tanah.
2.4.2. Proses Perkecambahan
Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari
perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia.
a. Tahap pertama, suatu perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan
air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma.

b. Tahap kedua, dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta


naiknya tingkat respirasi benih

c. Tahap ketiga, merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan-bahan seperti


karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut serta
ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh.

d. Tahap keempat, adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi
didaerah meristematik untuk mengahsilkan energi bagi kegiatan pembentukan
komponen dan pertumbuhan sel-sel baru.

e. Tahap kelima, adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan,


pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh.

2.5 Viabilitas benih.


Viabilitas benih adalah merupakan daya hidup benih yang dapat ditunjukan
dalam fenomena pertumbuhannya, gejala metabolism, kinerja kromosom atau garis
viabilitas, sedangkan viabilitas potensial adalah parameter viabilitas dari satu lot benih
yang menunjukan kemampuan benih menumbuhkan tanaman normal yang berproduksi
normal pada kondisi lapang yang optimum (Sadjad.1994).
2.6. Pengujian Daya Tumbuh / Daya Berkecambah
Pengujian benih bertujuan untuk mengetahui mutu atau kulaitas benih, hal ini
bermanfaat bagi konsumen untuk memperoleh keterangan yang dapat dipercaya tentang
mutu atau kualitas dari benih.

8
Pengujian daya tumbuh bertujuan untuk memberikan informasi kepada pemakai benih
tentang kemampuan benih tumbuh di lapangan sehingga kebutuhan benih dapat
diperkirakan .
Tujuan pengujian daya berkecambah/daya tumbuh untuk menentukan potensi
perkecambahan maksimum dari suatu lot benih yang dapat digunakan untuk
membandingkan suatu benih dari lot yang berbeda dan untuk menduga daya tumbuh di
lapang ( Dirjen BPTP.2004 ).
Adapun pengujian kadar air sangat penting karena laju kemunduran benih sangat
dipengaruhi oleh kadar airnya.

9
BAB 3. METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, penelitian deskriptif
mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat seperti petani dalam proses
viabilitas benih padi selama penyimpanan , serta metode yang berlaku dalam
masyarakat petani padi serta situasi-situasi tertentu.
B. Data dan sumber penelitian
Dalam penelitian ini data yang akan dikumpulkan adalah data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari lapangan yang
meliputi petani tentang keberlangsungan viabilitas benih padi selama
penyimpanan. Sedangkan data sekunder berasal dari instansi yang terkait,
literatur yang relevan, internet dan jurnal. Data yang dikumpulkan berupa
perbedaan cara penggunaan dalam proses pengeringan padi.
C. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
Pengambilan data dilakukan dengan peninjauan dan pengamatan secara
langsung ke lokasi pembibitan benih padi serta objek-objek yang diteliti dengan
berpedoman pada kuesioner.
2. Wawancara Terstruktur/Kuesioner
Wawancara dengan cara mengajukan daftar pertanyaan yang telah dibuat
dalam kuesioner kepada petani saat penyimpanan benih padi . Hasilnya
merupakan data primer.
D. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian
Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk mengukur
data yang hendak dikumpulkan. Instrumen pengumpulan data ini pada dasarnya
tidak terlepas dari metode pengumpulan data. Bila metode pengumpulan
datanya adalah depth interview (wawancara mendalam), instrumennya adalah
pedoman wawancara terbuka/tidak terstruktur. Instrumennya adalah format
pustaka atau format dokumen (Ardianto, 2010).

10
DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Alvinaro. (2010). Metode Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif dan
Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Dirjen BPTP.2004. Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan, Laboratorium dan Metode
Standar, BPMBTPH, Direktorat Perbenihan . Cimanggis, Depok , Jawa Barat.
Direktorat Jendral Tanaman Pangan. 2009. Persyaratan dan Tata Cara Sertifikasi Benih
Bina. Direktorat Perbenihan. Jakarta.
Glaszmann, J. C. 1987. Isozymes and Classification of Asian Rice Varieties. Theor.
Appl. Genet. 74:21-30. http://id.wikipedia.org/wiki/Padi. Padi. Ensiklopedia
Bebas. Wikipedia Bahasa Indonesia. Diakses tanggal 7 April 2010.
Izzudin, A. 2003. Manajemen Produksi Benih Padi Bersertifikat di PT. Sang Hyang
Seri (Persero) Jawa Barat. Laporan Praktek Umum. Fakultas Pertanian
Lampung. Bandar Lampung.
Siregar, H. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. PT. Sastra Hudaya. Jakarta.
Sadjad, S. 1994. Kuantifikasi metabolism benih. PT.Widia Sarana Indonesia, Jakarta.
145pp.

11

Anda mungkin juga menyukai