Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ANATOMI BIJI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan

Dosen Pengampu: Dr. Muhfahroyin, M.TA dan Agil Lepiyanto, M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 6

Alfiana Safitri 17320001

Ari Purnamasari 17320003

Handoyo 17320031

Regita Cahyani 17320032

Reka Novela 17320033

Santy Fitriyani 17320017

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Desember 2018

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karean atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Antomi
Tumbuhan yang berjudul “Anatomi Biji”. Makalah ini disusun untuk
memenuhui mata kuliah Anatomi Tumbuhan dan sebagai media sumber
informasi dan pengetahuan.

Ucapan terimakasih kepada Tim Dosen mata kuliah Anatomi


Tumbuhan , teman-teman dan semua pihak yang telah terlibat dan
memberikan bantuan dalam bentuk moril maupun materil dalam proses
penyusunan makalah ini sehingga dapat diselesaikan tepat waktu.

Demikian yang dapat disampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa masih terdapat
banyak kesalahan dalam menyusun makalah ini. Kami mengharapkan
kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat kami
perbaiki kedepannya.

Metro, Desember 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................. i
KATA PENGANTATAR....................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Biji............................................................................ 3
B. Bagian Biji.................................................................................. 4
C. Perkembangan Biji..................................................................... 7
D. Kulit Biji...................................................................................... 7
E. Contoh Struktur Biji.................................................................... 10
F. Jaringan Cadangan Makanan.................................................... 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................18
B. Saran......................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Biji merupakan bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang
telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada
Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae).
Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil
yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lama pada kondisi kurang
sesuai untuk pertumbuhannya. Dengan demikian biji telah
memperlihatkan diri sebagai perkembangan penting dalam reproduksi dan
pemencaran spermatophyte (tumbuhan berbunga atau tumbuhan berbiji)
dibandingkan dengan tanaman yang lebih primitive seperti lumut, lumut
hati dan pakis, yang tidak memiliki biji dan menggunakan cara lain untuk
menyebarkan diri.
Kata biji acap dipertukarkan penggunaannya dengan benih dan
bibit. Dalam istilah teknis pertanian dan kehutanan benih adalah biji yang
dipersiapkan khusus untuk menghasilkan tanamn baru sedangkan bibit
(atau juga disebut semai) adalah tanaman muda siap tanam hasil
perkembangan benih, atau hasil perbanyak tanaman dengan cara yang
lain perbanyakan tanaman lain misalnya cangkok, setek, okulasi dan lain-
lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari biji?
2. Apa saja bagian-bagian biji?
3. Bagaimanakah perkembangan biji?
4. Apakah yang dimaksud dengan kulit biji?
5. Apa saja contoh struktur biji?
6. Apa saja jaringan cadangan makanan pada biji?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari biji
2. Untuk mengetahui bagian-bagian dari biji
3. Untuk mengetahui perkembangan biji
4. Untuk mengetahui pengetian kulit biji
5. Untuk mengetahui contoh struktur biji
6. Untuk mengetahui jaringan cadangan makanan pada biji

2
BAB II
PEMBAHASAN

Q.S Al-An’am ayat 99

Artinya: “Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami
tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka kami
keluarkan dari tumbuh tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami
keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak dan dari
mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun
anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan
yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya diwaktu pohon nya berbuah
dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang
beriman”.

A. Pengertian Biji
Biji merupakan sumber makanan yang penting bagi hewan dan
manusia. Diantara angiospermae, poaceae, paling banyak menghasilkan
pangan yang berasal dari biji. Fabaceae menempati tempat kedua dalam
kepentingan itu. Selain untuk pangan, biji menjadi sumber minuman (kopi,
coklat, bir) obat, serat (kapas) dan minyak yang digunakan dalam industry.

3
B. Bagian Biji

Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Pada saat


pembuahan, tabung sari memasuki kantung embrio melalui mikropil dan
menempatkan 2 buah inti gamet jantan padanya. Satu diantaranya
bersatu dengan inti sel telur dan yang lain bersatu dengan inti polar atau
hasil penyatuan, yakni inti sekunder. Penyatuan gamet jantan dengan sel
telur mengahsilkan zigot yang tumbuh menjadi embrio penyatuan gamet
jantan yang lain dengan kedua inti polar menghasilkan inti sel endosperm
pertama yang akan membelah-belah mengahsilkan jaringan endosperm.
Proses yang melibatkan kedua macam pembuahan (penyatuan) tersebut
dinamakan pembuahan ganda. Biji masak terdiri dari tiga bagian : embrio
dan endosperm (kedua hasil pembuahan ganda), serta kulit biji yang
dibentuk oleh dinding bakal biji termasuk kedua integumennya. Jika
diadakan pemeriksaan yang teliti terhadap keadaan kulit luar biji berbagai
jenis tumbuhan, maka pada kulit luar biji itu masih dapat ditemukan
bagian-bagian lain, misalnya :

1. Sayap (ala), berbagai jenis tumbuhan mempunyai alat tambahan


yang berupa sayap pada kulit luar biji dan dengan demikian biji
tumbuhan tersebut mudah dipencarkan oleh angin. Biji yang
bersayap contohnya adalah pada tanaman spatodea (Spathodea
campanulata P.B.), kelor (Moringa oleifera Lamk.)
2. Bulu (coma), yaitu peninjolan sel-sel kulit biji yang berupa rambut-
rambut yang halus. Bulu-bulu ini mempunyai fungsi seperti sayap,
yaitu memudahkan biji untuk terterbangkan oleh tiupan angin.
Contoh kapas (Gossypium), biduri (Calotropis gigantean Dryand.)
3. Salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari pertumbuhan tali
pusar, misalnya pada biji durian (Durio zibethinus Murr.)
4. Salut biji semu (arillodium), seperti salut biji, tetapi tidak berasal
dari tali pusar, melainkan tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji
(micropyle). Macis pada biji pala adalah suatu salut biji semu.

4
5. Pusar biji (hilus), yaitu bagian kulit biji yang merupakan bekas
perlekatan dengan tali pusar, biasanya terlihat kasar dan
mempunyai warna yang berlainan dengan bagian dengan bagian
lain kulit biji. Missal kacang panjang (Vigna sinensis) dan kacang
merah (Phaseolus vulgaris).
6. Liang biji (micropyle), ialah liang kecil bekas jalan masuknya buluh
serbuk sari ke dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan.
7. Bekas berkas pembuluh pengangkut (chalaza), yaitu tempat
pertemuan integumen dengan nuselus, masih terlihat jelas pada biji
anggur (Vitis vinifera).
8. Tulang biji (raphe), yaitu terusan tali pusar pada biji, biasanya
hanya kelihatan pada biji yang berasal dari bakal biji yang
mengangguk (anatropus) dan pada biji biasanya tak begitu jelas
lagi masih terlihat pada biji jarak (Ricinus communis).

Embrio adalah sporofit muda yang tidak segera melanjutkan


pertumbuhannya, melainkan memasuki masa istirahat(dorman). Saat itu
biji biasanya tahan stress, kekurangan air, panas atau dingin yang
berlebihan, dans erangan kimiawi. Embrio senantiasa diiringi oleh
cadangan makanan baik organic maupun anorganik yang berada di
sekeliling embrio atau di dalam jaringannya sendiri. Kulit biji atau testa
bersifat tahan atau kadang-kadang memiliki permukaan yang
memudahkannya penyebarannya oleh angin. Biji mampu bertahan dalam
lingkungan yang keras. Karena itu, suatu spesies dapat bertahan dalam
iklim miskin(kurang menguntungkan pertumbuhan) dengan memiliki daur
pertumbuhan yang sesuai dengan masa musim yang menguntungkan
atau optimal. Daur pertumbuhan itu diikuti oleh mekanisme pertahanan
dalam fase biji jika lingkungan terlalu keras selain toleransi terhadap
stress seperti itu, biji juga merupakan alat untuk bergerak melalui
lingkungan atau berpindah tempat. Setelah mencapai tempat yang cocok,
biji menyerap air, dan sporofit muda di dalamnya dapat segera tumbuh, di
dukung oleh makanan cadangan yang ada padanya.

5
Cadangan makanan dalam biji menunjang sporofit muda yang
muncul dari biji yang berkecambah sampai mampu berfotositesis. Sebab
itu, penyimpanan cadngan makanan merupakan salah satu fungsi utama
biji. Penyimpanan makanan di lakukan terutama diluar embrio, yakni
dalam endosperm atau perisperm. Endosperm dibentuk oleh hasil
pembelahan penyatuan sel inti jantan dengan inti sel sentral, perisperm
adalah jaringan nuselus yang menyimpan cadangan makanan namun,
dibanyak tumbuhan dikotil, kedua jaringan tersebut hidup singkat saja dan
makanan diserap oleh embrio yang sedang masa berkembang sebelum
biji memasuki masa istirahat. Dalam hal itu makanan di simpan dalam
tubuh embrio, yakni dalam keeping bijinya.

Dalam perkembangan bakal biji menjadi biji, bagian terbesar


volume biji ditempati oleh embrio atau oleh embrio bersama dengan
endosperm, sedangkan integument tertekan ketika bagian di dalamnya
berkembang menjadi besar dan berkurang tebalnya. Mikropil dapat terlihat
sebagai pori kecil atau kurang jelas. Sebagian atau seluruh funikulus
lepas dari biji dan meninggalkan bekas yang disebut hilum. Pada biji
anatrop, bagian funikulus yang melekat pada biji tetap bertahan dan
dikenali sebagai alur memanjang atau rafe di satu sisi biji. Setelah
pembuahan, bagian ujung distal dari funiculus dapat tumbuh
menghasilkan tonjolan disebut aril, yang tumbuh menyelubungi biji. Aril
sering terdapat di tumbuhan tropika dan sub tropika. Seperti intsiabijuga,
pithecellobium dulce, duren (Durio zibetinus) dan pala (Myristica fragrans).
Diperkirakan aril merupakan alat adaptasi untuk penyebaran oleh hewan.
Kadang-kadang tonjolan itu tumbuh tidak diujung funikulus, melainkan di
salah satu ditempat lain pada biji. Struktur seperti itu disebut ariloid.
Contohnya pada biji jarak (Richinus communis) yang bertempat di dekat
mikropil dan disebut karunkula. Selain itu, ada struktur serupa sumbat
yang dibentuk di daerah mikropil yang sewkatu perkecambahan akan
lepas dengan batas pelepasan yang bundar alat seperti itu disebut
operculum dan ditemukan pada biji enauw (Arrenga pinnata).

6
C. Perkembangan Biji

Pembuahan ganda merupakan rangsangan yang memulai peristiwa


perkembangan yang menghasilkan biji. Pertumbuhan dan diferensiasi
bakal biji, kantung embrio serta endosperm dan embrio berlangsung
menurut stadium yang paling saling terkait serta mengikuti urutan yang
khas. Setelah pembuahan, pertumbuhan bakal biji segera diikuti oleh
pertumbuhan endosperm. Embrio akan menunjukkan pertambahan
ukuran dengan cepat setelah endosperm mencapai volume maksimum.
Pada kapri, pertumbuhan embrio terjadi seiring dengan pengurangan
volume endosperm sehingga hampir memenuhi kantung embrio sebelum
masa dorman.

Penyerapan bahan oleh embrio dari endosperm telah ditunjukkan


pada Aesculus. Atom 14C yang disuntikkan kedalam kantung embrio akan
terlokalisasi dalam keping biji. Kantung embrio yang tumbuh merupakan
wadah tempat masaknya air dan bahan terlarut dari jaringan di dekatnya.
Jaringan tersebut dipasok dengan air, hasil fotosintesis, dan nitrogen dari
bagian vegetative tumbuhan melalui jaringan pembuluh dalam funikulus.
Pemindahan makanan ke kantung embrio melibatkan proses pencernaan
sebagian besar jaringan bakal biji. Jadi, embriogenesis juga merupakan
persiapan bagi masa perkecambahan yang sukses. Pada saat
embriogenesis, jaringan hara di luar embrio dan di dalam embrio sendiri
akan mensintesis dan menyimpan sejumlah besar bahan makanan. Pada
waktu perkecambahan, sel yang sama akan membalikkan proses
metabolisme dan akan menghidrolisis zat hara yang tersimpan. Dalam
pembalikan metabolisme yang mendasar itu di duga terlibat aktivasi dan
deaktivasi gen.

D. Kulit Biji

Kulit biji berbeda-beda strukturnya sehubungan dengan sifat khas


biji, seperti jumlah dan tebal integument, pola jaringan pembuluh, serta
perubahan dalam integument sewaktu biji menjadi masak. Perubahan

7
yang terjadi pada kulit biji tomat sewaktu biji menjadi masak. Perubahan
yang terjadi (Lycorpesicum esculentum) merupakan contoh yang menarik.
Pada integument, ketebalan bakal biji tomat terlihat di 4 wilayah, yakni
epidermis luar, jaringan parenkim dibawahnya yang terdiri atas bagian luar
dan bagian dalam, serta epidermis dalam yang mengandung pigmen.
Seiring dengan perkembangan biji, sel parenkim bagian luar bertambah
jumlahnya serta terbentuk penenbalan pada dinding tangensial dalam dan
di dasar dinding radial dari sel epidermis luar. Di saat biji separuh masak,
sel epidermis luar tampak memanjang ke arah radial dan penebalan
dinding dalam arah panjang sel terlihat pada semua sudut sel. Penebalan
itu bertambah panjang hingga mencapai dinding tangensial luar. Pada
stadium perkembangan terakhir, seluruh isi sel epidermis berubah menjadi
lendir. Dua sampai tiga lapisan sel plasenta yang letaknya berdekatan
tetap melekat pada epidermis berlendir itu ketika biji masak dan
membentuk selubung lendir sekeliling biji. Selubung akan tinggal bersama
dengan isi sel dan bagian dinding epidermis testa (kulit biji) yang tetap
tipis. Yang tinggal hanyalah bagian dinding yang menebal. Bagian itu
merupakan struktur serupa rambut atau sisik yang menutupi permukaan
biji yang masak. Bersamaan dengan proses itu, parenkim hancur secara
bertahap mulai dari bagian dalam ke arah luar. Pada biji masak yang
tinggal hanyalah remukan dinding yang membentuk selaput homogen.
Epidermis dalam yang berisi pigmen tetap bertahan dan membentuk tepi
dalam dari testa.

Beberapa angiospermae memiliki struktur tambahan yang berair


seperti lapisan epidermis luar pada delima ( Punica granatum) yang
banyak mengandung air. Pada gymnospermae adanya kulit biji yang
berdaging sudah umum dijumpapi. Selain berfungsi melindungi, beberapa
macam kulit biji tampaknya mengendalikan perkecambahan. Hal itu
mungkin di dasari oleh sifat impermeable kulit biji terhadap air, terhadap
oksigen, atau terhadap keduanya. Efek itu mungkin disebabkan lapisan
kutikula dan penyebarannya. Senyawa fenolik tampaknya juga berperan
dalam sifat impermeable biji terhadap air.

8
Hilangnya sifat dorman bergantung pada keseimbangan antara
penghambat dan pemacu pertumbuhan. Di antara senyawa penghambat
pertumbuhan yang jumlahnya besar itu, beberapa bertempat di kulit buah
atau kulit biji. Penanggalan kulit biji dan sebagian dari penutup tambahan
di luarnya ternyata merangsang perkecambahan. Hal itu mendukung
anggapan bahwa ada bagian dari biji dan jaringan sekitarnya yang
merupakan salah satu sumber penghambat perkecambahan.

Sifat kulit biji yang dapat membantu penyebarannya mencakup


adanya testa yang keras, yang tak dapat dicerna hewan atau manusia.
Epidermis yang terdiri dari sel lendir, setelah kontak dengan air, akan
menyerap air dan membengkak serta mudah melekat. Dalam keadaan itu
biji dapat melekat pada hewan dan di bawa ketempat yang lebih sesuai
atau dapat melekat pada tanah dan tak terbawa ke tempat yang kurang
cocok.

9
E. Contoh Struktur Biji

1. Biji jarak (Ricinus communis)

10
Biji jarak berkembang dari bakla biji berintegumen dua helai
(bitegmik). Nuselusnya bersifat krainuselat, yakni sel induk megaspora
tertanam beberapa lapisan di bawah epidermis. Sebuah berkas meluas
lewat funikulus ke daerah kalaza dan bercabang di integumen dalam.
Pada penampang melintang, percabangan tampak seperti cincin.

Kantung embrio tertanam cukup dalam pada nuselus. Mikropil


dibentuk oleh kedua integumen. Suatu struktur yang tumbuh dari plasenta,
yakni obturator, sedikit menjorok ke dalam mikropil. Obturator adalah
struktur yang dianggap menuntun tabung polen ke mikropil. Setelah
pembuahan terdapat perubahan berikut. Pada integumen luar, sel
epidermis luar meluas tangensial dan menyimpan bahan yang
mengakibatkan warna coklat dari biji. Sel epidermis dalam memanjang
seperti tiang, tetapi mesofil diantara kedua lapisan itu rusak tertekan.
Dekat mikropil terbentuk karunkula yang mendorong obturator ke arah
plasenta. Sel epidermis luar dari integumen dalam memanjang radial,
memperoleh susunan tiang dan tersklerifikasi. Sewaktu endosperm dan
embrio berkembang, sel nuselus di dekat mikropil membesar dan
membentuk vakuola, dan yang ada didaerah kalaza mengalami
pembelahan berulang kali. Kegiatan meristematik inilah yang terutama
menyebabkan pertumbuhan biji. Kecuali adanya sedikit di tempat embrio
melekat, jaringan nuselus dekat mikropil, remuk. Jaringan nuselus dekat
kalaza masih ada disekeliling kantug embrio, yang membesar.

Sering dengan perkembangan endosperm, jaringan nuselus


terdorong ke arah lateral dan menjadi suatu lapisan sel remuk yang
melapisi kulit biji. Pada keadaan masak, endosperm merupakan bagian
terbesar dari biji, dan embrio berada sepanjang sumbu panjang dari biji.

11
2. Biji Fabaceae

Biji febaceae berdiferensiasi dari bakal biji berintegumen dua.


Integumen dalam hilang sewaktu perkembangan biji, sedangkan
integumen luar berkembang menjadi berbagai lapisan sel. Lapisan terluar,
yakni epidermis, tetap uniseriat dan berkembang menjadi lapisan tiang
yang terdiri dari sklereid dengan dinding tebal tak rata. Di daerah hilum
terdapat dua lapisan tinag. Lapisan terluarnya berasal dari funikulus. Sel
pada lapisan subepidermal berdiferensiasi menjadi macam-macam sel,
antar lain sel tiang, oesteosklereid, atau lagenosklereid, bergantung pada
macam-macam penebalan dinding dan bentuk sel. jaringan yang lebih
dalam dapat berbentuk parenkim yang sering tertekan dan rusak. Sistem
jaringan pembuluh memasuki daerah kalaza dan bercabang disana.

Struktur tiang dalam beberapa biji leguminose yang keras dianggap


berkaitan dengan tingkat impermeabilitasnya yang tinggi. Suatu struktur
yang disebut ‘garis terang’ di duga merupakan daerah yang amat
impermeabel. Efek garis terang diduga akibat pemantulan intensif pada

12
daerah tertentu pada dinding sel epidermis. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa penampakan garis terang disebabkan oleh arah
tumbuh mikrofibil. Pada sayatan biji, daerah itu berorintasi tangensial di
sebelah atas tengah atau didekat dinding luar. Dinding sel pada daerah
garis terang tampak amat kompak.

Biji fabaceae yang keras mencapai dan mempertahankan kadar air


yang rendah sekali, yang tidak dipengaruhi oleh fluktuasi kadar air udar di
sekeliling biji. Kemampuan untuk memperoleh tingkat kekeringan yang
demikian tinggi dianggap merupakan akibat adanya testa yang amat
impermeabel dan mekanisme katup di hilum. Hilum berlaku sebagai katup
higroskopik, sepanjang alur hilum terdapat celah, celah ini membuka jika
udara sekeliling biji itu kering dan menutup jika udara itu lembap. Jadi,
masuknya air dicegah, namun hilangnya air dimungkinkan.

13
F. Jaringan Cadangan Makanan

Biji yang menyimpan cadangan makanan dalam endosperm


(terutama pada monokotil) atau pesiperm ( Amaranthaceae, Chenopo
diaceae, Polygonaceae) disebut biji beralbumin, sedangkan yang tidak
memiliknya dinamakan biji non-albumin. Namun, perbedaan itu tidak
mutlak karena biasanya tampak kombinasi antara penyimpanan dalam
embrio dalam embrio dan yang diluarnya.

Endosperm merupakan jaringan yang khas bagi Angiospermae dan


merupakna hasil penyatuan tiga inti, yakni dua inti polar dan satu inti
gamet jantan. Ada tiga macam cara pembentukan endosperm, yakni
nuklir, seluler, dan helobial. Pada endosperm nuklir, pembelahan inti sel
menghasilkan sejumlah besar inti bebas. Endosperm seperti itu dapat
tetap berinti bebas atau kemudian mengalami pembentukan dinding di
sekeliling setiap inti. Contohnya pada Capsellabursa-pastoris. Pada
endosperm seluler, pembentukan dinding dimulai pada mitosis pertama
dan berlanjut selama endosperm tumbuh. Pada endosperm, helobial
(nama menurut kelompok helobiae), kantung embrio terbagi menjadi dua
sel yang tak sama besar. Sel yang besar (biasanya di daerah kalaza)
umumnya berkembang non seluler, sedangkan sel didekat mikropil, selain
berukuran kecil juga beragam perilakunya. Jenis holobial ditemukan
terutama pada monokotil.

Pada jenis endosperm nuklir, inti bebas biasanya berkumpul di


dalam sitoplasma parietal atau tepi dan ditengah sel terdapat vakuola
yang besar. Namun, pada Capsella, inti endosperm berhimpun di kedua
ujung kantung embrio. Endosperm di ujung kalaza terlibat dalam
pencernaan sel nuselus. Pada sejumlah tumbuhan, sel nuselus seperti itu
mula-mula amat membesar dan bersitoplasma banyak sebelum hancur di
hadapan kantung embrio yang membesar. Ketika tumbuh, sel nuselus
yang berhipertrofi itu bagaimana tampak pada Capsella menunjukkan
adanya asam nukleat.

14
Pembentukan dinding sel terjadi saat inti ada di daerah parietal
(tepi). Dalam pembentukan dinding, tampak adanya fragnoplas dan papan
sel. Endosperm seluler mula-mula di temukan di ujung mikropil dan secara
bertahap memenuhi ruang tengah yang berisi cairan vakuola. Pada kelapa
(Cocos nucifera) yang termasuk kelompok berjenis endosperm nuklir,
ruang tengah tidak terisi oleh sel, melainkan berisi cairan air kelapa di
waktu buah masak.

Bahan makanan umum yang di simpan di dalam biji adalah


karbohidrat, protein, dan lipid. Ketiga senyawa itu terdapat bersama-sama,
namun jumlahnya beragam dalam biji. Dilihan dari berat keringnya, biji
serealia mengandung pati 70 sampai 80%, pada ercis dan kacang sekitar
50%. Pada biji jagung, meskipun cadangan makanan umum adalah pati
yang terutama di temukan dalam endosperm, embrionya mengandung
minyak sebanyak 50%. Biji kedelai berisi 20% minyak dan 40% protein.

1. Karbohidrat

Butir pati di bentuk sebagai butir tunggal atau majemuk. Pada


keadaan masak, endosperm yang berisi pati pada poaceae dan beberapa
family lain berada dalam keadaan tak hidup, dan butir pati tidak di kelilingi
selubung amiloplas.

Sewaktu perkecambahan, butir pati terurai di permukaannya ketika


mulai di hidrolisis. Aktivitas forforilasi di ikuti oleh alfa amylase dan
maltase. Pada serealia, terurai nya kandungan endosperm bergantung
pada enzim yang di ekskresikan oleh lapisan aleuron. Secara umum telah
diterima bahwa enzim dalam lapisan aleuron di rangsang oleh giberalin
(GA3) sebab dapat dirangsang oleh GA3 yang di bubuhkan secara
eksogen kepada lapisan sepotong aleuron. Lokalisasi fosfatase pada jelai
secara sitokimiawi invitro maupun invivo menunjukkan bahwa ketika biji
mengimbibisi air, aktivitas enzim meningkat dengan atau tampak
pembubuhan GA3 dan bahwa sebagian besar enzim berkumpul dalam
dinding sel. Jika ada GA3 dinding mengalami korosi atau penguaraian,

15
dan enzim bebas memasuki endosperm. Pengamatan itu mengindikasikan
bahwa GA3 mengendalikan pembebasan enzim dan bahwa beberapa
cara sintesis mungkin tak bergantung pada GA3.

Glukosa yang terjadi sebagai hasil pada hidrolisis pati dalam


endosperm serealia di serap oleh sekutelum, kemudian di sintesis menjadi
polisakarida dan di angkut ke kecambah yang sedang tumbuh. Pada
beberapa macam biji, cadngan karbohidrat tersimpan dalam dinding yang
menebal. Dinding seperti itu sebagian besar terdiri dari hemiselulosa yang
jika di hidrolisis menghasilkan manosa dan monosakarida lain. Macam
penyimpanan ini terdapat pada, misalnya sel endosperm kopi, kesemek
(Diospiroskaki) dan kurma (Poenix dactylifera), atau pada keping biji,
seperti pada lupinus dan impatien.

2. Protein

Sintesis protein cadangan berlangsung pada perkembangan biji


bersama-sama dengan sintesis karbohidrat dan lipid. Protein cadangan
pada fabaceae globulin dan hanya terdapat pada biji. Protein cadangan
terdapat sebagai tubuh protein dan susunan beragam. Ada yangtak
menujukkan kandungan butir lain dalam matriks proteinnya. Sementara
yang lain mungkin mengandung satu butir atau lebih dari senyawa berikut:
globoith yang berisi garam dari asam fitat yang tak terlarut, kristaloit
protein, tubuh protein karbohidrat, Kristal kalsium oksalat.

Penelitian struktur ultra mengindikasikan bahwa protein cadangan


berakumulasi dalam vakuola dan tampak sebagai tumbuh yang
diselubungi oleh satuan membran, yang mungkin berupa tonoplas asal.
Pada saat perkecambahan, tubuh protein akan larut dan diganti oleh
vakuola kecil-kecil yang kemudian bersatu menjadi satu vakuola besar.

3. Lipid

Lipid tampak sebagai tubuh minyak dalam sitoplasma sel yang


menyimpan minyak, misalnya pada skutelum serealia. Tubuh lipid juga

16
dinamakan vakuola berisi lipid atau sebagi sferosom dan dianggap
dikelilingi satuan membran. Cadangan lipid pada biji adalah trigliserid
yang dihibrolisasi menjadi gliserol dan asam lemak oleh enzim lipase.
Asam lemak dipakai dalam sintesis fosfolipid dan glikolipid yang
diperlukan untuk pembentukan organel namun sebagian besar diubah
menjadi gula dan diangkut ketubuh kecambah untuk pertumbuhannya.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Biji nerupakan bagian dan struktur yang sangat efesien untuk
perkembangbiakan pada tumbuhan khususnya spermathophyta
(tumbuhan berbiji). Fungsi biji itu sendiri adalah untuk memperbanyak
keturunan atau spesies dalam mempertahankan kelangsungan hidup
generasinya. Biji berasal dari bakal biji yang berkembang setelah
mengalami pembuahan. Biji juga merupakan salah satu organ assesoris
atau organ perhiasan pada tumbuhan berbiji (spermathopyta). Biji bukan
hanya sebagai organ assesoris tetapi juga mempunyai fungsi yang utama
yakni, sebagai alat perkembangbiakan atau untuk memperbanyak
keturunan, agar tumbuhan tersebut tidak punah. Sesuai dengan benuk
dan strukturnya, biji dapat dikelompokkan kedalam beberapa kelompok
besar yakni :
 Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)
 Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Sedangkan pada tumbuhan angiospermae ciri-ciri tumbuhan
monokotil dan dikotil hanya dapat ditemukan, karena memiliki bunga yang
sesungguhnya atau bunga lengkap. Oleh karena itu tumbuhan
angiospermae di bagi menjadi dua kelompok besar yakni : monokotil
(tumbuhan berkeping satu) dan dikotil (tumbuhan berkeping dua).

B. Saran
Dalam penyusunan makalah tentunya masih terdapat kekeliruan
dan kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari bapak/ibu dosen dan
rekan-rekan mahasiswa yang membangun sangat kami harapkan, guna
mengevaluasi diri kami agar penyusunan makalah selanjutnya lebih baik
lagi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB

Tjitposoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta :


Gadjah Mada University Press.

19

Anda mungkin juga menyukai