Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN TUMBUHAN

STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN BIJI DAN EMBRIO

Dosen Pengampu:
Rafeah Husni, M.Pd.

Disusun Oleh:
1. Syarif Husein pangaribuan 2120800007
2. Try Putri Andrianni 2120800024
3. Nur Jannah Daulay 2120800023
4. Widiya Wati Siregar 2120800016
PRODI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYEKH ALI HASANAHMAD ADDARY
PADANGSIDIMPUAN
TA.2022/2023

i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kita kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini yang
berjudul materi STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN BIJI DAN EMBRIO.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat tuntunan Tuhan
Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini
penulis menghantarkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pengampu Ibu Rafeah Husni, M.Pd. dan semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.
Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan oleh karenanya,
penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul
guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Padangsidimpuan, 24 mei 2023

Penulis: Kelompok 6

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................I
DAFTAR ISI.........................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................1
C. TUJUAN....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Anatomi pucuk batang, batang mudan dan batang dewasa........................................2
B. Proses pertumbuhan dan perkembangan akar............................................................2
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar...............4
D. Pola percabangan dan modifikasi batang...................................................................5
E. Macam-macam batang tumbuhan..............................................................................6
F. Pertumbuhan anomali pada batang............................................................................6
G. Pupuk organik dan pupuk anorganik yang cocok untuk pertumbuhan dan
perkembangan akar....................................................................................................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................................9
A. KESIMPULAN..........................................................................................................9
B. SARAN......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Biji dan embrionya memainkan peran penting dalam kehidupan tumbuhan. Mereka
bertanggung jawab untuk menyediakan makanan dan energi yang dibutuhkan oleh embrio
saat berkembang menjadi tanaman dewasa. Struktur dan perkembangan biji dan embrionya
bervariasi antara berbagai spesies tumbuhan. Dalam bab ini, kita akan menjelajahi struktur
dasar biji dan embrio, serta tahap-tahap perkembangan mereka.
1. Struktur Biji
Biji adalah struktur reproduksi pada tumbuhan berbunga (angiosperma) yang terdiri dari
embrio, endosperma, dan kulit biji. Mari kita bahas masing-masing komponen ini:
a. Embrio adalah struktur awal yang berkembang menjadi tanaman dewasa. Biasanya
terdiri dari radikula (akar awal), plumula (tunas), dan kotiledon (daun embrio).
Radikula bertanggung jawab untuk pertumbuhan akar, plumula untuk pertumbuhan
tunas, dan kotiledon berperan dalam penyerapan dan penyimpanan nutrisi.
b. Endosperma adalah jaringan yang mengandung nutrisi yang diperlukan oleh embrio
saat berkembang. Pada beberapa biji, endosperma bisa menjadi bagian yang dominan
dan berfungsi sebagai sumber utama makanan. Pada yang lainnya, endosperma akan
diserap oleh embrio selama perkembangan, meninggalkan jaringan yang berfungsi
sebagai sumber makanan tersimpan.
c. Kulit biji, juga dikenal sebagai tegmen, adalah lapisan luar yang melindungi isi biji.
Kulit biji bisa keras atau lunak, dan mungkin memiliki struktur khusus seperti sayap
atau duri untuk membantu dalam penyebaran biji.
2. Perkembangan Embrio
Perkembangan embrio terjadi setelah biji dibuahi dan embrio mulai berkembang. Tahap-
tahap perkembangan embrio umumnya meliputi:
a. Pembuahan terjadi ketika sel sperma menggabungkan diri dengan sel telur dalam
bunga. Proses ini menghasilkan zigot, yang merupakan embrio awal.
b. Zigot mulai membelah secara berulang membentuk sel-sel baru. Proses pembelahan
ini menghasilkan embrio yang lebih kompleks.
c. Embrio mengalami diferensiasi selama perkembangan lebih lanjut. Berbagai jaringan
seperti jaringan epidermis, jaringan meristem, dan jaringan vaskular mulai terbentuk.
d. Pembentukan akar dan tunas selama perkembangan embrio, radikula (akar awal) dan
plumula (tunas) terbentuk. Akar bertanggung jawab untuk penyerapan air dan nutrisi
dari tanah, sementara tunas berkembang menjadi batang dan daun.
e. Pembentukan Kotiledon merupakan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi biji mudan dan biji dewasa
Biji mudan dan biji dewasa mengacu pada dua tahap perkembangan dalam siklus hidup
tumbuhan berbunga. Berikut adalah perbandingan antara anatomi biji mudan dan biji dewasa:
Anatomi Biji Mudan:
1. Kulit Biji (Testa): Kulit biji ini terdiri dari lapisan luar yang keras dan sering kali
melindungi bagian dalam biji.
2. Endosperma: Ini adalah lapisan jaringan yang kaya akan zat makanan, seperti pati
atau protein. Fungsinya adalah menyediakan nutrisi kepada embrio saat biji tumbuh.
3. Embrio: Ini adalah bagian yang akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Embrio terdiri
dari beberapa komponen, termasuk radikula (akar embrio), plumula (tunas pucuk),
dan kotiledon (daun lembaga). Kotiledon berfungsi sebagai sumber utama nutrisi
untuk embrio saat biji berkecambah.
Anatomi Biji Dewasa:
1. Kulit Biji (Testa): Kulit biji ini masih ada dan melindungi bagian dalam biji, tetapi
mungkin telah mengeras atau mengering.
2. Endosperma: Pada beberapa tumbuhan, endosperma masih ada dalam biji dewasa dan
berfungsi sebagai cadangan nutrisi. Namun, pada tumbuhan lain, endosperma telah
diserap sepenuhnya oleh embrio atau tereduksi menjadi lapisan tipis.
3. Embrio: Embrio berkembang lebih lanjut dalam biji dewasa. Radikula, plumula, dan
kotiledon mungkin telah tumbuh menjadi struktur yang lebih kompleks. Kotiledon
tetap berfungsi sebagai sumber nutrisi untuk embrio saat biji berkecambah.
Perbedaan utama antara biji mudan dan biji dewasa terletak pada tingkat perkembangan
dan penggunaan nutrisi. Biji mudan mengandung endosperma yang melimpah, yang
berfungsi sebagai sumber utama nutrisi bagi embrio saat biji berkecambah. Namun, pada biji
dewasa, endosperma mungkin telah diserap atau berkurang karena embrio telah berkembang
lebih lanjut dan menjadi lebih mandiri dalam memperoleh nutrisi.
Penting untuk dicatat bahwa anatomi biji dapat bervariasi antara tumbuhan yang berbeda.
Beberapa tumbuhan mungkin memiliki struktur biji yang lebih kompleks atau mengalami
perubahan khusus dalam siklus hidupnya. Informasi yang diberikan di atas memberikan
gambaran umum tentang anatomi biji mudan dan biji dewasa.

B. Proses pertumbuhan dan perkembangan biji dan embrio


Proses pertumbuhan dan perkembangan biji dan embrio melibatkan beberapa tahapan
yang penting dalam siklus hidup tumbuhan berbunga. Berikut adalah langkah-langkah umum
yang terjadi selama proses tersebut:
1. Pembuahan

2
Proses dimulai dengan pembuahan, di mana sel-sel reproduksi jantan (serbuk sari)
bertemu dengan sel-sel reproduksi betina (sel telur) dalam bunga. Pembuahan
menghasilkan zigot, yang merupakan hasil dari penyatuan materi genetik dari kedua
orangtua.
2. Pembentukan Biji
Setelah pembuahan terjadi, zigot berkembang menjadi embrio. Embrio ini terbungkus
oleh lapisan-lapisan yang membentuk biji. Salah satu lapisan tersebut adalah
endosperma, yang berfungsi sebagai cadangan nutrisi bagi embrio saat biji
berkecambah. Lapisan luar biji yang keras disebut kulit biji (testa) dan melindungi
embrio serta bagian dalam biji.
3. Dormansi
Setelah biji terbentuk, embrio sering memasuki periode dormansi atau istirahat.
Dormansi adalah keadaan tidur atau tidak aktif yang memungkinkan biji bertahan di
bawah kondisi lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan. Selama dormansi,
embrio tidak berkembang dan biji tidak berkecambah. Dormansi dapat dipengaruhi
oleh faktor seperti suhu, kelembaban, cahaya, atau zat kimia tertentu.
4. Aktivasi Dormansi
Biji dapat keluar dari dormansi ketika kondisi lingkungan yang sesuai terpenuhi.
Misalnya, suhu yang hangat, paparan cahaya, atau kelembaban yang tepat dapat
memicu biji untuk keluar dari dormansi dan memasuki tahap berikutnya.
5. Perkecambahan
Saat kondisi lingkungan yang cocok terpenuhi, biji mulai berkecambah. Pertama, akar
embrio (radikula) tumbuh keluar dari biji ke dalam tanah untuk menyerap air dan
nutrisi. Setelah itu, tunas pucuk (plumula) tumbuh ke atas menuju cahaya. Kotiledon
(daun lembaga) juga muncul dan berfungsi sebagai sumber utama nutrisi untuk
embrio saat biji berkecambah.
6. Pertumbuhan Selanjutnya
Setelah biji berkecambah, embrio mulai mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang lebih lanjut. Akar tumbuh lebih dalam ke dalam tanah, tunas pucuk tumbuh
menjadi batang dan daun sejati berkembang. Selama pertumbuhan ini, embrio
menggunakan energi dari kotiledon dan mulai mandiri dalam memperoleh nutrisi dari
lingkungan.
Proses pertumbuhan dan perkembangan biji dan embrio sangat penting dalam siklus
hidup tumbuhan berbunga. Setiap langkah dalam proses ini memastikan bahwa biji memiliki
kondisi yang sesuai untuk berkecambah dan embrio dapat berkembang menjadi tumbuhan
dewasa yang mandiri.

3
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan biji dan
embrio
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan biji dan
embrio. Berikut adalah beberapa faktor penting yang dapat memengaruhi proses ini:
1. Lingkungan
Faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, cahaya, dan ketersediaan nutrisi
memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji dan
embrio. Suhu yang optimal dan kelembaban yang tepat dapat memicu proses
perkecambahan dan pertumbuhan embrio. Cahaya juga penting karena dapat
mempengaruhi perkembangan tunas pucuk dan daun. Selain itu, ketersediaan nutrisi
yang memadai adalah faktor penting untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan biji dan embrio.
2. Dormansi
Dormansi adalah periode tidur atau tidak aktif yang dialami oleh biji dan embrio.
Faktor-faktor seperti suhu, cahaya, kelembaban, atau zat kimia tertentu dapat
mempengaruhi aktivasi atau penghentian dormansi. Misalnya, beberapa biji
membutuhkan periode yang dingin (periode stratifikasi) sebelum mereka dapat
berkecambah. Dormansi juga dapat dipengaruhi oleh penghalang fisik seperti lapisan
keras pada biji, yang perlu terkikis atau dilakukan perlakuan khusus agar biji dapat
berkecambah.
3. Hormon
Hormon tumbuhan, seperti auksin, sitokinin, giberelin, dan asam abscisat, memainkan
peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan biji dan embrio. Hormon-
hormon ini berperan dalam mengatur proses seperti perkecambahan, pemanjangan sel,
pembentukan akar dan tunas, dan perkembangan daun. Keseimbangan hormonal yang
tepat diperlukan untuk mengoordinasikan berbagai proses pertumbuhan dan
perkembangan.
4. Genetika
Faktor genetika juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji dan
embrio. Setiap spesies tumbuhan memiliki program genetik yang mengatur pola
pertumbuhan dan perkembangan mereka. Variasi dalam genetika dapat
mempengaruhi kecepatan, tingkat, dan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan.
5. Interaksi dengan Organisme Lain
Interaksi dengan organisme lain, seperti serangga penyerbuk, hewan penggerek biji,
atau mikroorganisme tanah, juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan biji dan embrio. Beberapa organisme dapat membantu dalam
penyebaran biji, sementara yang lain dapat menyebabkan kerusakan atau infeksi yang
dapat menghambat pertumbuhan.
Faktor-faktor ini saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain dalam
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan biji dan embrio. Penting untuk

4
memperhatikan dan mengoptimalkan kondisi lingkungan, menangani dormansi jika
diperlukan, memahami regulasi hormonal, mempertimbangkan faktor genetika, dan
memperhatikan interaksi dengan organisme lain untuk memfasilitasi proses pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal.

D. Macam-macam biji dan embrio tumbuhan


Ada berbagai macam biji dan embrio tumbuhan yang memiliki perbedaan dalam struktur
dan karakteristik. Berikut ini adalah beberapa contoh biji dan embrio tumbuhan yang umum:
1. Biji Monokotil
Contohnya adalah biji jagung, gandum, padi, dan kelapa sawit. Embrio dalam biji
monokotil terdiri dari satu kotiledon (daun lembaga), akar embrio, dan tunas pucuk
yang terletak di antara dua daun lembaga.
2. Biji Dikotil
Contohnya adalah biji kacang hijau, kacang polong, kacang merah, buncis, dan
kacang tanah. Embrio dalam biji dikotil memiliki dua kotiledon, akar embrio, dan
tunas pucuk yang terletak di antara dua kotiledon.
3. Biji Gymnospermae
Contohnya adalah biji pinus, cemara, dan juniper. Embrio dalam biji gymnospermae
terdiri dari beberapa kotiledon yang diatur dalam skala atau daun lembaga, akar
embrio, dan tunas pucuk yang berkembang di antara kotiledon.
4. Biji Angiospermae (Tumbuhan Berbunga)
Ini adalah kelompok biji yang paling umum ditemui dan mencakup berbagai macam
tumbuhan berbunga. Contohnya adalah biji apel, tomat, melon, dan anggrek. Embrio
dalam biji angiospermae memiliki kotiledon yang bervariasi, akar embrio, dan tunas
pucuk yang berkembang di antara kotiledon.
Perlu diingat bahwa daftar di atas hanya mencakup beberapa contoh biji dan embrio
tumbuhan yang umum ditemui. Ada ribuan spesies tumbuhan lainnya dengan variasi biji dan
embrio yang unik. Setiap spesies tumbuhan memiliki karakteristik khusus dalam struktur dan
perkembangan biji dan embrionya yang mencerminkan adaptasi terhadap lingkungan dan
pola reproduksi mereka.
E. Pertumbuhan anomali pada biji dan embrio
Pertumbuhan anomali pada biji dan embrio dapat terjadi sebagai hasil dari berbagai faktor
yang mempengaruhi perkembangan normal. Beberapa pertumbuhan anomali yang mungkin
terjadi pada biji dan embrio tumbuhan antara lain:
1. Kekurangan atau kelebihan nutrisi
Jika biji atau embrio tidak menerima nutrisi yang cukup atau jika terjadi kelebihan
nutrisi, pertumbuhan yang tidak normal dapat terjadi. Misalnya, pertumbuhan yang

5
terhambat atau tidak simetris dapat terjadi jika nutrisi yang diperlukan tidak tersedia
dalam jumlah yang cukup.
2. Gangguan hormonal
Ketidakseimbangan hormon tumbuhan dapat menyebabkan pertumbuhan anomali
pada biji dan embrio. Misalnya, kelebihan auksin atau kekurangan giberelin dapat
mengganggu pertumbuhan normal dan menyebabkan deformasi atau pertumbuhan
yang tidak teratur.
3. Gangguan lingkungan
Faktor lingkungan yang ekstrem, seperti suhu yang ekstrem, radiasi, kelembaban yang
rendah, atau paparan bahan kimia berbahaya, dapat menyebabkan pertumbuhan
anomali pada biji dan embrio. Misalnya, paparan herbisida yang berlebihan dapat
menghambat pertumbuhan normal embrio.
4. Kerusakan mekanis
Kerusakan fisik pada biji atau embrio, seperti cedera akibat manipulasi yang kasar,
tekanan yang berlebihan, atau infeksi mikroba, dapat mengganggu pertumbuhan
normal dan menyebabkan anomali.
5. Mutasi genetik
Mutasi genetik dapat terjadi secara alami atau disebabkan oleh faktor lingkungan atau
radiasi. Mutasi ini dapat mengubah ekspresi gen dan menghasilkan pertumbuhan
anomali pada biji dan embrio.
6. Penyakit atau infeksi
Infeksi patogen, baik oleh mikroorganisme seperti jamur atau bakteri, maupun oleh
virus, dapat mempengaruhi pertumbuhan normal biji dan embrio. Penyakit seperti
penyakit busuk akar atau penyakit virus dapat menyebabkan pertumbuhan yang tidak
normal.
Pertumbuhan anomali pada biji dan embrio dapat bervariasi dalam tingkat keparahan dan
dampaknya pada perkembangan tumbuhan. Faktor-faktor di atas, baik secara individu
maupun dalam kombinasi, dapat menyebabkan perubahan morfologi, pertumbuhan yang
terhambat, deformasi struktural, atau bahkan kegagalan perkembangan biji dan embrio.
F. Pupuk organik dan pupuk anorganik yang cocok untuk pertumbuhan dan
perkembangan biji dan embrio
Baik pupuk organik maupun pupuk anorganik dapat memberikan nutrisi yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan biji dan embrio. Namun, ada beberapa perbedaan
antara kedua jenis pupuk ini. Berikut adalah informasi mengenai pupuk organik dan pupuk
anorganik serta pengaruhnya pada pertumbuhan dan perkembangan biji dan embrio:
1. Pupuk Organik: Pupuk organik berasal dari bahan-bahan alami yang terurai secara
alami, seperti kompos, pupuk kandang, limbah tanaman, dan bahan organik lainnya.
Pupuk organik memberikan nutrisi secara perlahan karena proses penguraian yang
alami. Kelebihan pupuk organik adalah:

6
 Meningkatkan kesuburan tanah: Pupuk organik membantu meningkatkan struktur
tanah, ketersediaan air, dan kemampuan menahan unsur hara.
 Menyediakan nutrisi secara bertahap: Nutrisi dalam pupuk organik dilepaskan
secara perlahan sehingga tersedia dalam jangka waktu yang lebih lama.
 Meningkatkan kualitas tanah: Pupuk organik dapat meningkatkan kandungan
bahan organik dalam tanah, yang menguntungkan mikroorganisme tanah dan
meningkatkan kesuburan.
 Mengurangi risiko kerusakan lingkungan: Penggunaan pupuk organik cenderung
lebih ramah lingkungan karena bahan-bahan yang digunakan adalah alami.
2. Pupuk Anorganik: Pupuk anorganik, juga dikenal sebagai pupuk sintetis atau pupuk
kimia, dibuat secara industri dan mengandung unsur hara yang diperlukan oleh
tanaman dalam bentuk yang mudah diserap. Kelebihan pupuk anorganik adalah:
 Nutrisi yang cepat tersedia: Pupuk anorganik memberikan nutrisi yang langsung
tersedia untuk tanaman karena mereka dalam bentuk yang mudah diserap oleh
akar.
 Konsentrasi nutrisi yang tinggi: Pupuk anorganik cenderung memiliki konsentrasi
unsur hara yang lebih tinggi dibandingkan pupuk organik.
 Kontrol yang lebih tepat: Dengan pupuk anorganik, dosis dan komposisi nutrisi
dapat dikontrol secara lebih presisi untuk memenuhi kebutuhan tanaman.
Pemilihan pupuk yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan biji dan embrio
bergantung pada kebutuhan tanaman dan kondisi lingkungan. Pupuk organik umumnya
digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang dan memperbaiki kondisi
tanah secara umum. Pupuk anorganik dapat digunakan untuk memberikan nutrisi cepat pada
tahap awal pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang memerlukan asupan nutrisi yang
lebih besar dalam waktu singkat.
Penting untuk mengikuti dosis yang tepat dan panduan penggunaan pada label pupuk
yang digunakan, baik itu pupuk organik maupun pupuk anorganik. Juga, penting untuk
memperhatikan kualitas tanah dan kondisi lingkungan secara keseluruhan untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan biji dan embrio secara optimal.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Anatomi biji mudan dan biji dewasa
Biji mudan memiliki struktur yang belum sepenuhnya matang, sedangkan biji dewasa
adalah biji yang telah mencapai tahap kematangan penuh. Biji dewasa umumnya
memiliki lapisan pelindung yang keras dan struktur yang lebih kompleks.
2. Proses pertumbuhan dan perkembangan biji dan embrio
Pertumbuhan dan perkembangan biji dan embrio melibatkan serangkaian proses
seperti perkecambahan, pemanjangan akar dan tunas, pembentukan daun, dan
perkembangan organ-organ penting lainnya. Selama proses ini, biji berubah menjadi
tumbuhan muda yang siap tumbuh dan berkembang.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan biji dan embrio
Faktor-faktor seperti lingkungan (suhu, kelembaban, cahaya), dormansi, hormon
tumbuhan, genetika, dan interaksi dengan organisme lain dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan biji dan embrio.
4. Macam-macam biji dan embrio tumbuhan
Ada berbagai macam biji dan embrio tumbuhan, termasuk biji monokotil, biji dikotil,
biji gymnospermae, dan biji angiospermae. Setiap kelompok memiliki karakteristik
dan struktur yang khas.
5. Pertumbuhan anomali pada biji dan embrio
Pertumbuhan anomali pada biji dan embrio dapat terjadi akibat kekurangan atau
kelebihan nutrisi, gangguan hormonal, gangguan lingkungan, kerusakan mekanis,
mutasi genetik, atau penyakit dan infeksi.
6. Pupuk organik dan pupuk anorganik yang cocok untuk pertumbuhan dan
perkembangan biji dan embrio
Baik pupuk organik maupun pupuk anorganik dapat memberikan nutrisi yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan biji dan embrio. Pemilihan pupuk
tergantung pada kebutuhan tanaman dan kondisi lingkungan.
Pemahaman mengenai anatomi biji, pertumbuhan dan perkembangan biji dan embrio,
faktor-faktor yang mempengaruhi, jenis biji dan embrio, pertumbuhan anomali, serta
pemilihan pupuk yang sesuai dapat membantu dalam memahami dan memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan biji dan embrio tumbuhan secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai