DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
1. SARAH NABILA ( 207210084 )
2. SITI SARIANTI Z ( 207210001)
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kultur Embrio dan Kultur
Biji” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Bapak Dalli Yulio Saputra, M. Pd. Pada mata kuliah Dasar-dasar Kultur
Jaringan. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dalli Yulio Saputra, M.
Pd selaku dosen Dasar-dasar Kultur Jaringan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempuraan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, dan menambah wawasan.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kultur embrio diartikan sebagai pengambilan embrio dari biji dan mengecambahkandalam
kondisi aseptik. Tujuan utama dari kultur embrio adalah untuk menyelamatkan embrio yang
kemungkinan besar gugur atau mati sebelum buah menjadi matang. Terkadang embrio
tumbuhan gugur (abort) sebelum berkembang. Untuk meningkatkan keberhasilan pertumbuhan
embrio maka dilakukan budaya embrio.Penyelamatan embrio disebut dengan penyelamatan
embrio.
Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian tanaman seperti sel,
jaringan dan organ serta menumbuhkannya menjadi tanaman utuh dalam kondisi lingkungan
yang aseptik (in vitro). Keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh media yang digunakan seperti
sumber eksplan, pemberian zat pengatur tumbuh, unsur hara makro dan mikro, bahan organik,
karbohidrat, asam amino, vitamin, bahan pemadat media dan kondisi bahan, peralatan dan
ruangan yang steril. Tanggapan pertumbuhan planlet pada budaya jaringan juga tergantung
pada jenis tanaman yang dikulturkannya. (George dan Sherington, 1984;
Struik,1991; Narayaswamy, 1994)
Metode sterilisasi setiap eksplan berbeda, tergantung pada jenis tanamannya, bagian
tanaman yang digunakan, morfologi permukaannya, umur tanamannya, kondisi tanamannnya
(sakit atau sehat pada saat pengambilan), musim saat pengambilan, dan lingkungan
tumbuhnya. Pada prinsipnya, sterilisasi eksplan adalah mensterilkan dari kontaminasi
mikroorganisme, tanpa mematikan eksplannya (Edhi Sandra, 2013)
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Kultur embrio, kultur biji dan sejarah kultur embrio?
2. Apa saja teknik dalam kultur embrio dan kultur biji?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi teknik kultur embrio dan kultur biji?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu kultur embrio dan kultur biji
2. Untuk mengetahui teknik dalam kultur embrio dan kultur biji
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi teknik kultur embrio dan kultur biji
1
BAB II
PEMBAHASAN
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Embryo culture atau kultur embrio adalah isolasi steril dari embrio muda (immature
embryo) atau embrio dewasa/tua (mature embryo) secara in-vitro dengan tujuan untuk
memperoleh tanaman yang lengkap. Embrio cultur adalah salah satu teknik kultur jaringan
yang pertama kali berhasil. Sejarahnya:
a Tahun 1904, seorang ilmuwan bernama Hanning berhasil memperoleh tanaman
sempurna dari embryo Cruciferae yang diisolasi secara invitro.
b Tahun 1924 adalah saat pertama kali dilakukan penelitian untuk memecahkan masalah
dormansi biji secara invitro pada embrio Linum.
c Tahun 1933 Tuckey berhasil memperoleh tanaman dari immature embryo buah batu.
Perbanyakan dengan biji tidak memerlukan keahlian khusus tetapi perlu
mempunyaiketerampilan dalam melakukan persemaian. Perbanyakan dengan biji biasanya
mempunyaitingkat keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perbanyakan
vegetatif lainnya(Sukarmin, 2010).
Berdasarkan tujuan dan jenis embrio yang dikulurkan, kultur embrio digolongkan
menjadi: Kultur Embrio Muda (Immature Embryo Culture) dan Kultur Embryo Dewasa
(Mature Embryo Culture). Ada beberapa macam teknik kultur biji yang dapat digunakan,
tergantung pada jenis tanaman, kondisi lingkungan, dan kebutuhan spesifik. Berikut adalah
beberapa teknik kultur biji yang umum digunakan: Penyemaian Langsung, Penyemaian
dalam Polibag atau Pot, Pembibitan, Hidroponik, Aeroponik, Stratifikasi Dingin (Cold
Stratification), Perendaman (Soaking) dan Pemecahan Dormansi
Faktor yang mempengaruhu kesuksesan kultur embrio adalah: Genotipe, Tahap (stage)
embrio diisolasi, Kondisi tumbuhan, Kondisi media dan Lingkungan. Beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi kegagalan dalam teknik kultur embrio: Kualitas Embrio, Kondisi
Pemeliharaan, Media Kultur, Kontaminasi, Teknik Isolasi dan Manipulasi, Faktor Genetik,
Metode Kultur Embrio dan Faktor Hormonal.
Keberhasilan teknik kultur biji dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor
internal tanaman maupun faktor eksternal yang berkaitan dengan lingkungan atau praktik
budidaya.
12
Berikut adalah beberapa faktor yang mungkin menyebabkan kegagalan dalam teknik kultur
biji: Benih Berkualitas Buruk, Dormansi yang Belum Terpecahkan, Kondisi Lingkungan
yang Tidak Sesuai, Pemilihan Media Tanam yang Tidak Tepat, Overwatering atau
Underwatering dan Paparan Terlalu Lama atau Terlalu Singkat terhadap Cahaya.
B. Saran
Penulis serta rekan yang berperan dalam pembuatan makalah ini sadar akan
banyaknya kekurangan serta kesalahan. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca maupun memberikan masukan agar
makalah ini menjadi lebih baik lagi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Dwiyani, R. (2015). Kultur Jaringan Tanaman. Denpasar, Bali: Pelawa Sari “Percetakan &
Penerbit”.
Nasir, M. (2002). Bioteknologi Molekuler. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Sherrington, G. a. (1984). Plant Propagation by Tissue Culture. England: Exegetics Ltd.
Sukarmin. (2010). Teknik uji daya pertumbuhan dua species Annona. Buletin Teknik Pertanian
15(1), 13-15.
Zulkarnain. (2009). Kultur Jaringan Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.
14