Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “Polinasi, Fertilisasi, Pembentukan Zigot Pada Tumbuhan” dapat
tersusun sampai dengan selesai. Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari teman - teman yang telah membantu untuk makalah ini baik melalui pikiran
maupun materinya.
Penulis juga sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis juga berharap lebih jauh lagi agar makalah ini dapat
digunakan dengan baik untuk para pembaca. Bagi penulis sebagai penyusun merasa bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
kurangnya referensi yang penulis dapatkan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 13 Maret 2022

1
DAFTAR ISI

hal

KATA PENGANTAR .......................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................. iii

BAB I

1.1.POLINASI ...................................................................................4

BAB II

2.1.FERTILISASI .................................................................................6

BAB III

3.1.PEMBENTUKAN ZIGOT PADA TUMBUHAN ......................... 7

BAB IV

4.1.KESIMPULAN ...............................................................................8

4.2.SARAN ................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................9

2
BAB I

POLINASI

Polinasi ( Penyerbukan ) merupakan proses yang penting dalam pembentukan


biji dan buah pada tanaman yang berbunga. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
serangga sangat berperan penting untuk membantu proses penyerbukan baik pada tumbuhan liar
maupun pada tanaman produksi. Pada tanaman berbunga yang adanya proses bagi penyerbukan
yang menjadi bagian penting dalam siklus hidupnya. Dan juga penting bagi kelestarian spesies
tanaman tersebut. Namun, secara praktikal utamanya jenis tanaman budidaya pangan ini maupun
komoditas lainnya, penyerbukan menjadi kunci dari produktivitas lahan. Serangga ini yang
menjadi salah satu agen penyerbuk yang telah dikenal kemampuannya dalam membatu proses
tersebut terjadi dalam beberapa penelitian terdahulu sehingga proses penyerbukan dapat
berlangsung lebih efektif dan efisien.

Dan sejauh ini, telah terjadi hubungan simbiosis antara tumbuhan dan
penyerbuknya. Tanaman akan terbantu dengan memindahkan serbuk sari dari satu bunga ke
bunga lainnya, sehingga melakukan penyerbukan. Pada saat yang sama, serangga memperoleh
makanan berupa nektar dari tanaman tersebut. Peningkatan produktivitas tanaman budidaya
ditunjukkan oleh jumlah buah yang terbentuk dari (fruit set), bobot buah, panjang buah, dan
diameter buah.

Contohnya pada tanaman terong ungu yang telah di data produktivitas terong
ungu dan diperoleh dalam penelitiannya. Data tersebut dikumpulkan dan dianalisis dengan
program statistik SPSS 17. Dan semua data telah diuji normalitasnya sebelum dianalisis,
dilanjutkan dengan ANOVA yang satu arah. Bila ditemukan perbedaan nyata, analisis
dilanjutkan dengan uji Tukey untuk mengetahui perbedaan perlakuan dengan nilai perbedaan
nyata. Hasil penelitian tersebut telah menunjukkan bahwa penambahan lebah ke lahan percobaan
menghasilkan produktivitas dua kali lipat dari kelompok yang tidak diberi perlakuan. Dan
menurut statistik Badan Pusat Statistik, konsumsi terong ungu per kapita meningkat dari tahun ke
tahun dari tahun 2004 hingga 2008. Hal ini yang tentunya harus didukung dengan pencapaian
produksi yang optimal dari waktu ke waktu.1
1
Udayani, I. G. A., Watiniasih, N. L., dan Ginantra, I. K. 2020. Koloni Lebah Madu (Apis cerana F.) sebagai agen
penyerbuk pada tumbuhan terung ungu (Solanum melongena L.) pada sistem pertanian lokal Bali. J. Biol. Sci, 7, 17-

3
Hasil analisis pengamatan bobot biji setiap buah kering menunjukkan interaksi
waktu dan umur penyerbukan serbuk sari secara signifikan yang mempengaruhi berat biji setiap
buah kering. Pada pengamatan bobot biji kering yang menunjukkan bahwa interaksi antara
waktu polinasi dan umur polen yang sangat berpengaruh nyata terhadap bobot biji kering
pertanaman. 2Polinasi yang dinyatakan kompatibel dan berlanjut dengan fertilisasi sebab setelah
bunga gugur yang tidak terjadi perubahan warna menguning pada ovarium. Dan hasil yang
diperoleh dari proses tersebut adalah yang terbentuknya buah dengan karakteristik sebagaimana
yang disebutkan oleh Upadhyay.3

Sumber : utakatikotak.com

BAB II

FERTILISASI

Fertilisasi ( Pembuahan ) merupakan peleburan dua gamet yang dapat berupa


nukleus atau sel nukleus yang membentuk sel tunggal ( zigot ) atau peleburan inti yang biasanya
20.
2
Yanik, Y., Sugiharto, A. N., & Respatijarti, R. Pengaruh Waktu Polinasi dan Umur Polen terhadap Hasil Benih
Terong Hijau (Solanum Melongena L.) Hibrida (Doctoral dissertation, Brawijaya University).
3
Pramesti, D. I. 2021. Identifikasi Fenomena Self- Incompatibility Pada Hibiscus rosa-sinensis L. Jurnal
Biosilampari: Jurnal Biologi, 3(2), 41-49.

4
dapat melibatkan peleburan sitoplasma dan peleburan bahan inti. Dengan meiosis, zigot
membentuk fitur mendasar dari sebagian besar siklus seksual eukariotik yang pada dasarnya
gamet – gamet tersebut akan menyatu secara haploid. Dan apabila keduanya bersifat motil
seperti tumbuhan, maka pembuahan itu disebut dengan isogami, tetapi jika berbeda ukuran tetapi
bentuknya mirip disebut dengan anisogami dan jika salah satu tidak motil atau biasanya lebih
besar maka disebut oogami. Sebagian besar jamur merupakan khas dari beberapa tanaman. Dan
pada beberapa gymnofit dan semua antofit gamet yang tidak berflagel dan bertabung polen
tersebut sangat terlibat dalam proses pembuahan. 4Dan pada saat ini banyak keunggulan dari
polinasi dan fertilisasi tersebut yang memuat pada komponen interaktif bagi para pengguna yang
berupa selang dan berisi model dari inti vegetatif dan inti dari generatif dalam mikrofil bunga.

Sumber : Campbell, N.A. 1997. Biology. Fourth Edition. California: The


Benjamin/Cummings Publishing Company Inc.

Pada awal proses pembuahan, serbuk sari akan menempel pada stigma untuk
penyerbukan. Setelah itu penyerbukan, serbuk sari yang menempel pada stigma akan
berkecambah dan membentuk buluh serbuk sari. Setelah itu, inti polen akan membelah menjadi
sel vegetatif dan sel reproduktif. Sel-sel ini akan berpindah ke tabung polen, dan akan masuk ke
dalam ovarium (indung telur). Setelah itu, sel germinal akan membelah melalui mitosis dan
4
Hayati, L. 2020. Fertilization, Cleavage and Implation. Sriwijaya Journal of Medicine, 3(3), 138-156.
5
Ami, M. S., Abdi, R. I., dan Wulandari, A. 2019. Media Pembelajaran 3 Dimensi Materi Polinasi dan Fertilisasi
Tumbuhan Berbiji. JoEMS (Journal of Education and Management Studies), 2(1), 1-6.

5
menghasilkan dua sel sperma. Pada titik ini, buluh polen (pollen) akan mencapai sel telur
(ovula), dan inti vegetatif akan menembus kantung embrio melalui mikrofilamen, melepaskan
dua sel sperma.

Satu sel sperma ( nukleus sel germinal) akan membuahi satu sel telur
membentuk zigot diploid (2n), sedangkan sel sperma lainnya (inti sel germinal 2) akan
membuahi dengan 2 inti sekunder (2n) untuk membentuk sel triploid (3n) ). Sel-sel ini akan
membelah dan membentuk jaringan penyimpanan makanan cadangan yang disebut endosperma.
Selain itu, endosperm akan menyediakan makanan bagi embrio yang sedang berkembang dari sel
telur yang telah dibuahi. Kedua peristiwa fusi ini terjadi antara sel sperma dan sel telur dan
antara sel sperma dan embrio sekunder (2n). Sel antipoda dan sel sinergid biasanya mengalami
degenerasi. Proses pembuahan selanjutnya adalah perkembangan buah dan biji.

BAB III

PEMBENTUKAN ZIGOT PADA TUMBUHAN

Sebelum fertilisasi, perlengkapan telur dalam kantong embrio terdiri dari atas 1
sel telur dan 2 sel sinergid selanjutnya sel telur tersebut telah dibuahi yang disebut dengan zigot.
Setelah itu zigot akan membelah dan membentuk embrio dan akan berkembang menjadi individu

6
Berutu, P. S. 2018. Proses Pembentukan Biji Pada Angiospermae. Fakultas Pertanian Program Studi
Agroteknologi, Universitas Samudra.

6
yang utuh. Pada umumnya perkembangan zigot tersebut akan menjadi individu yang utuh
melalui beberapa fase perkembangan embrio yaitu fase proembrio yang merupakan tahap antara
embrio bersel dua dengan saat dibentuknya keping biji dan dilanjutkan dengan dengan embrio
tahap jantung yaitu tahap torpedo dan yang terakhir tahap embrio dewasa.

Pembelahan zigot tersebut akan menghasilkan badan embrio dan suspensor.


Dan pada umumnya suspensor struktur merupakan struktur yang yang hanya berlangsung
sementara dijumpai pada ujung radikula dari embrio. Pertumbuhan suspensor menjadi cepat pada
embrio stadium globuler hingga stadium jantung. Dan setelah pertumbuhannya berhenti, stadium
berikutnya suspensor yang mengalami degenerasi. Dan pada embrio dewasa kadang – kadang
hanya sisa suspensor saja yang tampak. Dan pada embrio dewasa suspensor tidak teramati, dan
kemungkinan akan terdesak oleh perkembangan pada embrio atau mengalami degenerasi 7

Sumber : jegeristik.blogspot.com

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa serangga sangat berperan penting


dalam membantu proses penyerbukan tanaman liar dan produktif. Pada tumbuhan berbunga,
terjadi proses penyerbukan yang merupakan bagian penting dari siklus hidupnya dan penting
7
Ratnawati, Dkk. 2015. Perkembangan Embrio Zigotik Hasil Silangan Antara Kembang Sepatu ( Hibiscus rosa –
sinensis ) Induk Betina Warna Merah Muda Dan Induk Jantan Warna Merah. Jurusan FMIPA , Universitas Gadjah
Mada.

7
bagi keberlangsungan spesies tumbuhan tersebut. Namun pada kenyataannya, komoditas ini dan
komoditas lainnya terutama ditanam untuk makanan, dan penyerbukan adalah kunci
produktivitas lahan. Sebagian besar jamur adalah karakteristik tanaman tertentu. Pada beberapa
gymnospermae dan semua gamet tanpa flagela dan dengan tabung polen, dan mereka sangat
terlibat dalam proses pembuahan. Banyaknya keuntungan penyerbukan dan pembuahan saat ini
termasuk komponen interaktif bagi pengguna, yaitu selang yang berisi model inti vegetatif dan
reproduksi mikro tanaman bunga.

Saran

Kurangnya referensi yang penulis dapatkan oleh karena itu penulis sangat
berharap bagi para pembaca saran dan kritik yang membangun supaya makalah tersebut dapat
lebih baik lagi kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ami, M. S., Abdi, R. I., dan Wulandari, A. 2019. Media Pembelajaran 3 Dimensi Materi Polinasi
dan Fertilisasi Tumbuhan Berbiji. JoEMS (Journal of Education and Management
Studies), 2(1), 1-6.
Berutu, P. S. 2018. Proses Pembentukan Biji Pada Angiospermae. Fakultas Pertanian Program
Studi Agroteknologi, Universitas Samudra.

8
Hayati, L. 2020. Fertilization, Cleavage and Implation. Sriwijaya Journal of Medicine, 3(3), 138-
156.
Pramesti, D. I. 2021. Identifikasi Fenomena Self- Incompatibility Pada Hibiscus rosa-sinensis L.
Jurnal Biosilampari: Jurnal Biologi, 3(2), 41-49.
Ratnawati, Dkk. 2015. Perkembangan Embrio Zigotik Hasil Silangan Antara Kembang Sepatu
( Hibiscus rosa – sinensis ) Induk Betina Warna Merah Muda Dan Induk Jantan Warna
Merah. Jurusan FMIPA , Universitas Gadjah Mada.
Udayani, I. G. A., Watiniasih, N. L., dan Ginantra, I. K. (2020). Koloni Lebah Madu (Apis
cerana F.) sebagai agen penyerbuk pada tumbuhan terung ungu (Solanum melongena L.)
pada sistem pertanian lokal Bali. J. Biol. Sci, 7, 17-20.
Yanik, Y., Sugiharto, A. N.,dan Respatijarti, R. Pengaruh Waktu Polinasi dan Umur Polen
terhadap Hasil Benih Terong Hijau (Solanum Melongena L.) Hibrida (Doctoral
dissertation, Brawijaya University).

Anda mungkin juga menyukai