Nama Kelompok 1 :
1. Melani Babang Noti 2181000220022
2. Sukaina 2181000220025
3. Sabinus Patapi 2181000220032
4. Faisal Muhaidin 2181000220056
Dosen Pengampu :
1. Nikmatul Iza, S.Si., S.Pd., M.Si.
2. Nila Kartika, S.Si., M.Si.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada penulis sehingga makalah yang
berjudul “Fertilisasi Pada Aves” ini dapat diselesaikan.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1.................................................................................. Kesimpulan.....14
3.2............................................................................................ Saran.....14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................15
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
4. Dimana tempat berlangsungnya fertilisasi pada aves ?
5. Bagaimana tahapan proses fertilisasi pada aves ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian dari fertiliasi.
2. Untuk mengetahui tentang macam – macam fertilisasi.
3. Untuk mengetahui tentang fungsi dari fertilisasi.
4. Untuk mengetahui tentang tempat berlangsungnya fertilisasi pada aves.
5. Untuk mengetahui tentang tahapan proses fertilisasi pada aves.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
golongan reptil), dan vivipar (melahirkan bayi atau anak, seperti
terjadi pada golongan hewan menyusui).
Seperti yang diketahui pada pembahasan ini adalah tentang
fertilisasi pada avaes, aves sendiri mengalami proses fertilisasi secara
internal. Kelompok aves merupakan kelompok ovipar, yang walaupun
tidak memiliki alat kelamin luar tetapi fertilisasi tetap berada di dalam
tubuh dengan cara menempelkan kloaka masing-masing. Unggas
betina hanya mempunyai satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Sedangkan
ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan mengecil (rudimenter).
Pada ovarium melekat suatu bentukan seperti corong yang
berfungsi sebagai penerima ovum yang kemudian akan dilanjutka oleh
oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang akan bermuara
pada kloaka. Unggas jantan mempunyai sepasang testis yang letaknya
berhimpit dengan ureter dan bermuara pada kloaka (Saputro, T.,
2015).
Fertilisasi akan berlangsung pada ujung oviduk. Ovum yang telah
dibuahi akan bergerak mendekati kloaka dan dikelilingi oleh cangkang
yang tersusun oleh zat kapur. Hanya beberapa sel sperma yang
mampu mendekati ovum dan hanya beberapa sperma yang mampu
menembus zona pellucida, akhirnya hanya satu sperma yang dapat
membuahi ovum (Nalbandov, 1990). Pada unggas, setelah terjadi
perkawinan sperma akan mencapai infundibulum dan akan menembus
membran vitellin ovum, sehingga terbentuk calon embrio (Nuryati et
al., 1998).
4
pemulihan kembali unsur genetiknya, sehingga diperoleh individu
normal 2n.
2. Fungsi Perkembangan
Pada fungsinya dalam perkembangan, fertilisasi menyebabkan
rangsangan pada sel telur untuk menyelesaikan proses meiosis
kemudian membentuk pronukleus betina yang akan melakukan
zyngami dengan pronukleus jantan, dan akan membentuk zygot
akhirnya akan berkembang menjadi embrio dan fetus.
5
Aves merupakan jenis unggas, salah satunya adalah Ayam. Pada
pembahasan kali ini adalah contoh proses fertilisasi pada ayam. Organ
reproduksi pada unggas adalah ovarium dan oviduct untuk unggas betina
dan testis untuk unggas jantan. Pada unggas betina organ reproduksi
bagian kiri yang berkembang normal dan berfungsi dengan baik, tetapi
untuk bagian kanan mengalami rudimeter.
1. Ayam Betina
Organ reproduksi ayam betina terdiri dari ovarium dan oviduct.
Pada ovarium terdapat banyak folikel dan ovum. Oviduct terdiri dari
infudibulum, magnum, ithmus, kelenjar kerabang telur dan vagina.
a. Ovarium
Ovarium terletak pada daerah kranial ginjal diantara rongga
dada dan rongga perut pada garis punggung sebagai penghasil
ovum. Ovarium sangat kaya akan kuning telur atau yang disebut
yolk. Ovarium terdiri atas dua lobus besar yang banyak
mengandung folikel-folikel. Ovarium biasanya terdiri dari 5
sampai 6 ovum yang telah berkembang dan sekitar 3.000 ovum
yang belum masak yang berwarna putih.
Yolk merupakan tempat disimpannya sel benih (discus
germinalis) yang posisinya pada permukaan dipertahankan oleh
latebra. Yolk dibungkus oleh suatu lapisan membran folikuler yang
kaya akan kapiler darah, yang berguna untuk menyuplai komponen
penyusun yolk melalui aliran darah menuju discus germinalis.
Ovum juga dibungkus oleh suatu membran vitelina dan pada ovum
masak membran vitelina dibungkus oleh membran folikel. Bagian
yolk mempunyai suatu lapisan yang tidak mengandung pembuluh
kapiler darah yang disebut stigma. Pada bagian stigma inilah akan
terjadi perobekan selaput folikel kuning telur, sehingga telur akan
jatuh dan masuk ke dalam ostium yang merupakan mulut dari
infundibulum.
b. Oviduk
6
Oviduk terdapat sepasang dan merupakan saluran
penghubung antara ovarium dan uterus. Pada unggas oviduk hanya
satu yang berkembang baik dan satunya mengalami rudimeter.
Bentuknya panjang dan berkelok-kelok yang merupakan bagian
dari ductus Muller. Ujungnya melebar membentuk corong dengan
tepi yang berjumbai. Oviduk terdiri dari lima bagian yaitu:
infundibulum atau funnel, magnum, ithmus, uterus atau shell gland
dan vagina.
7
puncak aktivitas sekresinya, sel-sel menunjukkan bentuk variasinya
dari kolumner tinggi sipleks sampai kolumner transisional yang
memiliki silia. Oviduk unggas tidak dapat membedakan antara
ovum dengan benda-benda asing, sehingga akan tetap
mensekresikan albumen, kerabang lunak dan kerabang keras
disekitar benda asing tersebut.
c. Infundibulum.
Infundibulum adalah bagian teratas dari oviduk dan
mempunyai panjang sekitar 9 cm. Infundibulum berbentuk seperti
corong atau fimbria dan menerima telur yang telah diovulasikan.
Pada bagian kalasiferos merupakan tempat terbentuknya kalaza
yaitu suatu bangunan yang tersusun dari dua tali mirip ranting
yang bergulung memanjang dari kuning telur sampai ke kutub-
kutub telur. Pada bagian leher infundibulum yang merupakan
bagian kalasiferos juga merupakan tempat penyimpanan sperma,
sperma juga tersimpan pada bagian pertemuan antara uterus dan
vagina. Penyimpanan ini terjadi pada saat kopulasi hingga saat
fertilisasi.
d. Magnum.
Magnum merupakan saluran kelanjutan dari oviduk dan
merupakan bagian terpanjang dari oviduk. Batas antara
infundibulum dengan magnum tidak dapat terlihat dari luar.
Magnum mempunyai panjang sekitar 33 cm dan tempat
disekresikan albumen telur. Proses perkembangan telur dalam
magnum sekitar 3 jam.
8
Albumen padat yang kaya akan mucin disekresikan oleh sel
goblet yang terletak pada permukaan mukosa magnum dan jumlah
albumen yang disekresikan sekitar 40 sampai 50% total albumen
telur.
e. Ithmus.
Setelah melewati infundibulum telur masuk ke dalam
Ithmus. Antara ithmus dan magnum terdapat garis pemisah yang
nampak jelas yang disebut garis penghubung ithmus-magnum.
Panjang ithmus sekitar 10 cm dan merupakan tempat
terbentuknya membran sel (selaput kerabang lunak) yang banyak
tersusun dari serabut protein, yang berfungsi melindungi telur dari
masuknya mikroorganisme ke dalam telur. Membran sel yang
terbentuk terdiri dari membran sel dalam dan membran sel luar, di
dalam ithmus juga disekresikan air ke dalam albumen. Calon telur
di dalam ithmus selama 1,25 jam.
Dua lapisan membran sel telur saling berhimpit dan ada
bagian yang memisah/melebar membentuk bagian yang disebut
rongga udara (air cell), air cell akan berkembang mencapi 1,8 cm.
Rongga udara bisa digunakan untuk mengetahui umur telur dan
besar telur.
f. Uterus.
Uterus merupakan bagian oviduk yang melebar dan
berdinding kuat. Di dalam uterus telur mendapatkan kerabang
keras yang terbentuk dari garam-garam kalsium. Uterus (shell
gland) mempunyai panjang sekitar 10 sampai 12 cm dan
merupakan tempat perkembangan telur paling lama di dalam
oviduk, yaitu sekitar 18 sampai 20 jam.
Selain pembentukan kerabang pada uterus juga terjadi
penyempurnaan telur dengan disekresikannya albumen cair,
meneral, vitamin dan air melalui dinding uterus dan secara
9
osmosis masuk ke dalam membran sel. Pada uterus terjadi
penambahan albumen antara 20 sampai 25%.
Deposisi kalsium sudah terjadi sebagian kecil di ithmus dan
dilanjutkan di uterus. Deposisi terjadi pada bagian inner shell,
lapisan mammillary (berupa kristal kalsit) yang membetuk lapisan
material berongga. Komposisi komplit dari kerabang telur berupa
kalsit (CaCO3), dan sedikit sodium, potasium dan magnesium.
Formasi terbentuknya kerabang telur dengan adanya
ketersediaan ion kalsium dan ion carbonat didalam cairan uterus
yang akan membentuk kalsium karbonat. Sumber utama ion
karbonat terbentuk karena adanya CO2 dalam darah hasil
metabolisme dari sel yang terdapat pada uterus, dan dengan
adanya H2O, keduanya dirombak oleh enzim carbonic anhydrase
(dihasilkan pada sel mukosa uterus) menjadi ion bikarbonat yang
akhirnya menjadi ion karbonat setelah ion hidrogen terlepas.
Beberapa hubungan antara kalsium dalam darah, CO2 dan ion
bikarbonat di dalam uterus dalam peristiwa pembentukan
kerabang telur dapat dilihat pada gambar 19. Untuk itu pada ayam
petelur perlu diperhatikan bahwa kebutuhan kalsium terutama
harus disediakan pada pakan, karena jika kekurangan kalsium
akan mengambil dari cadangan kalsium pada tulang.
10
Pembentukan kerabang juga diikuti dengan pewarnaan
kerabang. Warna dominan dari kerabang telur adalah putih dan
coklat, yang pewarnaannya tergantung pada genetik setiap
individu. Pigmen kerabang (oopirin) dibawa oleh darah (50 –70%)
dan disekresikan saat 5 jam sebelum peneluran. Pembentukan
kerabang berakhir dengan terbentuknya kutikula yang disekresikan
sel mukosa uterus berupa material organik dan juga mukus untuk
membentuk lapisan selubung menyelimuti telur yang akan
mempermudah perputaran telur masuk ke vagina. Pada kutikula
terdapat lapisan porus yang berguna untuk sirkulasi air dan udara.
g. Vagina.
Bagian akhir dari oviduk adalah vagina dengan panjang
sekitar 12 cm. Telur masuk ke bagian vagina setelah pembentukan
oleh kelenjar kerabang sempurna (di dalam uterus). Pada vagina
telur hanya dalam waktu singkat dan dilapisi oleh mucus yang
berguna untuk menyumbat pori-pori kerabang sehingga invasi
bakteri dapat dicegah. Kemudian telur dari vagina keluar melalui
kloaka.
2. Ayam Jantan
Organ reproduksi ayam jantan terdiri dari sepasang testis (T),
epididimis (Ep), duktus deferens (D.d.) dan organ kopulasi pada
kloaka (Cl).
11
Gambar 3. Organ reproduksi dan urinari pada ayam jantan
Sumber : https://slideplayer.info/slide/12241926/
a. Testis
Testis berjumlah sepasang terletak pada bagian atas di
abdominal kearah punggung pada bagian anterior akhir dari ginjal
dan berwarna kuning terang. Pada unggas testis tidak seperti hewan
lainnya yang terletak di dalam skrotum Fungsi testis menghasilkan
hormon kelamin jantan disebut androgen dan sel gamet jantan
disebut sperma.
b. Epididimis
Epididimis berjumlah sepasang dan terletak pada bagian
sebelah dorsal testis. Berfungsi sebagai jalannya cairan sperma ke
arah kaudal menuju ductus deferens.
c. Duktus deferens
Jumlahnya sepasang, pada ayam jantan muda kelihatan
lurus dan pada ayam jantan tua tampak berkelok-kelok. Letak ke
arah kaudal, menyilang ureter dan bermuara pada kloaka sebelah
lateral urodeum.
d. Organ kopulasi
Pada unggas duktus deferens berakhir pada suatu lubang
papila kecil yang terletak pada dinding dorsal kloaka. Papila kecil
ini merupakan rudimeter dari organ kopulasi.
12
oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang akan bermuara pada
kloaka. Unggas jantan mempunyai sepasang testis yang letaknya berhimpit
dengan ureter dan bermuara pada kloaka (Saputro, T., 2015).
13
Sumber :
https://www.ilmuternak.com/2015/01/
fertilisasi-dan-pembentukan-telur.html
BAB 3
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Dari penjabaran materi yang telah dibahas dapat diketahui bahwa
fertilisasi adalah proses peleburan spermatozoon dan sel telur yang
meliputi inti (genom) dan sitoplasma. Selain itu terdapat dua macam
fertilisasi yaitu fertilisasi eksternal dan fertilisasi internal. Fungsi dari
fertilisasi sendiri yaitu ada dua, yang pertama fertilisasi sebagai reproduksi
dan yang kedua fertilisasi sebagai perkembangan. Proses dan tempat
terjadinya fertilisasi pada aves akan berlangsung pada ujung oviduk.
Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka dan dikelilingi
oleh cangkang yang tersusun oleh zat kapur. Hanya beberapa sel sperma
yang mampu mendekati ovum dan hanya beberapa sperma yang mampu
menembus zona pellucida, akhirnya hanya satu sperma yang dapat
membuahi ovum (Nalbandov, 1990). Pada unggas, setelah terjadi
perkawinan sperma akan mencapai infundibulum dan akan menembus
membran vitellin ovum, sehingga terbentuk calon embrio.
1.2. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih
terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan
memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber
serta kritik yang membangun dari para pembaca.
14
DAFTAR PUSTAKA
James Blakely and David H. Bade. 1985. Ilmu Peternakan Edisi keempat
Diterjemahkan oleh Bambang Srigandono dan Soedarsono. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Nalbandov. A.V. 1990. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia dan Unggas.
Jakarta : UI Press.
Nuryati, T. N., Sutarto, M. Khamim dan P. S. Hardjosworo. 1998. Sukses
Menetaskan Telur. Jakarta : Penebar Swadaya.
Rasyaf M. 1992. Pengelolaan Peternakan Unggas Pedaging. Yogyakarta :
Penerbit Kanisius.
Saputro, Thomas. 2015. Artikel. Fertilisasi dan Proses Pembentukan Telur pada
Ayam. Dalam https://www.ilmuternak.com/2015/01/fertilisasi-dan-
pembentukan-telur.html (Diakses pada Sabtu, 14 Maret 2020 pukul 20.00
WIB)
Suprijatna, Edjeng. 2008. Ilma Dasar Ternak Unggas. Jakarta : Penebar Swadaya.
15