Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EMBRIOLOGI

FERTILISASI PADA HEWAN VERTEBRATA


Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Embriologi yang dibina oleh
Prof. Dr. Makrina Tindangen, M.Pd

Disusun oleh Kelompok 4:


Sugiyanti (16050150)
Listawati (16050150)
Krisdayanti Nalis (16050150)
Aufa Karima (1605015062)

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam yang setia
membimbing hamba-Nya. Atas bantuan dan tuntunan-Nya penyusunan makalah
ini dapat diselesaikan.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah yang
telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Keberhasilan dan
kesuksesan dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak yang terkait.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman dan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan.

Rabu, 6 Maret 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Reproduksi merupakan proses fisiologis pada makhluk hidup untuk
menghasilkan keturunan. Hewan tingkat tinggi bereproduksi secara seksual
dan proses reproduksinya meliputi beberapa tingkatan fisiologik yang
meliputi fungsi-fungsi yang sangat komplek dan terintegrasi antara proses
yang satu dengan yang lainnya. Tingkatan-tingkatan fisiologik tersebut
meliputi pembentukan sel-sel kelamin (gamet), pelepasan sel-sel gamet yang
telah berdiferensiasi secara fungsional, perkawinan untuk mempertemukan
gamet jantan dan gamet betina, fertilisasi, fusi antara kedua pronuklei,
pertumbuhan, diferensiasi dan perkembangan zigot sampai kelahiran normal.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses fertilisasi pada vertebrata kelas Pisces?
2. Bagaimana proses fertilisasi pada vertebrata kelas Reptilia?
3. Bagaimana proses fertilisasi pada vertebrata kelas Mamalia?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui proses fertilisasi pada vertebrata kelas Pisces
2. Mahasiswa dapat mengetahui proses fertilisasi pada vertebrata kelas
Reptilia
3. Mahasiswa dapat mengetahui proses fertilisasi pada vertebrata kelas
Mamalia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fertilisasi pada Hewan vertebrata Kelas Pisces


Proses fertilisasi atau pembuahan pada ikan ada 2 cara, yakni pembuahan di
dalam (internal fertilization) dan pembuahan di luar (external fertilization).
Namun demikian kebanyakan jenis ikan melakukan pembuahan di luar tubuh
induk betina. Berikut penjelasan 2 macam fertilisasi atau pembuahan pada
ikan:
1. Fertilisasi Internal
Ikan yang melakukan pembuahan di dalam tubuh induknya disebut
ikan jenis ovovivipar. Ikan jenis ini berkembang biak dengan cara
melahirkan. Pembuahan terjadi di dalam tubuh ikan betina (internal
fertilization). Sperma memasuki sel telur (oosit) melalui sebuah lubang
yang disebut dengan mikrofil. Umumnya hanya satu sperma yang dapat
masuk ke dalam sebuah sel telur. Oosit yang telah dibuahi oleh sel sperma
disebut zigot. Embrio berkembang di dalam tubuh induk betina, kemudian
melahirkan anak yang sudah berwujud mirip dengan induknya. Ikan yang
berkembangbiak secara ovovivipar adalah ikan dari famili Poecilidae,
seperti platy, guppy, dan molly.
2. Fertilisasi Eksternal
Ikan yang melakukan pembuahan diluar tubuh induknya disebut ikan
jenis ovipar. Ikan jenis ovipar mengeluarkan telur dari dalam tubuhnya
untuk dibuahi oleh ikan jantan. Proses pembuahan sel telur oleh sel sperma
berlangsung diluar tubuh ikan. Tingkahlaku ikan saat hendak bereproduksi
sangatlah unik. Ketika ikan betina akan bertelur, ikan betina bergerak
mengitari ikan jantan. Kemudian ikan betina mencari tempat untuk
berlindung, biasanya dekat dengan bebatuan atau tumbuhan air. Pada saat
ikan betina bertelur mengeluarkan ovum-ovumnya, ikan jantan mendekati
telur-telur tersebut sambil mengeluarkan spermatozoidnya. Jika ovum
bertemu dengan spermatozoid terjadilah pembuahan atau fertilisasi
menghasilkan zigot yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi
embrio ikan. Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan
kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24-40 jam.
Anak ikan yang baru menetas mendapat makanan dari sisa kuning telurnya
yang masih menempel di dalam perutnya. Anak ikan dapat langsung hidup
sendiri, hanya beberapa jenis induk ikan terutama ikan jantan yang menjaga
anak-anaknya.

B. Fertilisasi pada Hewan Kelas Reptilia


C. Fertilisasi pada Hewan Kelas Mamalia
Fertilisasi meupakan suatu proses peleburan atau fusi (syngami) inti sel
gamet jantan (spermatozoon) dengan sel gamet betina (ovum) membentuk sel
tunggal yang disebut zigot. Zigot kemudian membelah menjadi dua sel, empat,
delapan, enam belas dan seterusnya. Fertilisasi mempunyai nilai penting yaitu
untuk mengaktivasi sel telur untuk melanjutkan proses pembelahan sel. Sel
telur pada saat diovulasikan, proses pembelahan sel berhenti pada tahap
methapase II dan meiosis II (pada manusia).
Fertilisasi dapat terjadi secara eksternal yaitu diluar tubuh induk,
sementara fertilisasi internal terjadi di dalam tubuh induk. Fertilisasi internal
umumnya terjadi di dalam oviduct. Setelah mengalami fusi, kemudian akan
membentuk ziogot. Di dalam proses fusi kedua inti sel gamet, terjadi pula fusi
sifat herediter dari induk jantan dan juga induk betina. Masing-Masing induk
membawa sejumlah set kromosom (22+X atau Y) yang kemudian akan
melebur menjadi satu kesatuan pewarisan dari masing-masing indukkan
(44+XX atau XY). Proses fertilisasi ini dibedakan menjadi 3 tahapan aktivasi,
penetrasi, dan fungsi nukleus.
Fertilisasi umumnya bersifat monospermi, yaitu hanya satu inti sperma
yang membuahi supaya individu yang terbentuk diploid dan selalu tidak terjadi
polispermi atau dari satu inti sperma yang membuahi. Fertilisasi monospermi
tersebut disebabkan saat fertilisasi berlangsung terjadi aktivitas granula cortex
di dalam sel telur sehingga permeabilitas membrang telur berubah. Perbedaan
permeabilitas membran akan menyebabkan spermatozoa lain tidak
dapatmenembus sel telur.
D. Macam Fertilisasi
Fertilisasi dapat dibedkan berdasarkan tempat terjadinya fusi pronuclei
antara gamet jantan dan gamet betina, yaitu ferilisasi eksternal dan fertilisasi
internal. Fertilisasi eksternal pada umumnya terjadi di lingkungan akuatik,
gamet betina berupa telur dan gamet jantan berupa sperma dibebaskan ke
lingkungan air. Setelah sperma mencapai sel telur, proses fertilisasi dapat
terjadi. Kebanyakan fertilisasi eksternal terjadi pada saat pemijahan, satu atau
lebih hewan betina membebaskan sel telurnya dan hewan jantan melepaskan
spermanya di lokasi dan waktu yang sama. Pembebasan material reproduksi,
gamet jantan dan gamet betina, tersebut kemungkinan dipicu oleh temperatur
air atau panjang pendeknya pencahayaan (Fotoperiode).
a. Fertilisasi Eksternal
Pada tipe fertilisasi eksternal, telur yang telah mengalami fertilisasi dan
berkembang di dalam air sangatlah rentang terhadap serangan predator,
menyebabkan penurunan jumlah keturunan. Oleh sebab itu sangat masuk
akal bahwa jutaan telur diproduksi oleh hewan betina yang termasuk tipe
fertilisasi eksternal. Hal tersebut untuk mempertahankan jumlah keturunan.
Keturunan yang dihasilkan dari fertilisasi juga harus tumbuh dengan cepat.
b. Fertilisasi Internal
Fertilisasi internal, umumnya terjadi pada sebagian besar hewan darat,
meskipun ada sebagian hewan akuatik yang fertilisasinya terjadi secara
internal. Ada tiga tipe hewan dalam menghasilkan keturunan setelah melalui
vertilisasi internal: Ovipar, vivipar, dan Ovopipipar.
Pada hewan ovipar, telur yang telah terfertilisasi internal, kemudian akan
berada diluar tubuh induk betina, tumbuh dan menerima nutrisi dari kuning
telur (Yolk) yang merupakan bagian dari telur. Tipe fertilisasi internal
ovipar ini terjadi pada sebagian besar ikan bertulang, beberapa ikan
bertulang kartilago, reptil, semua jenis burung, dan sebagian kecil mamal.
Reptil dan insekta memproduksi telur dengan kandungan kalsium karbonat,
yang tinggi pada cangkangnya dan membuat struktur telur manjadi keras.
Hewan ovovivipar, telur yang terfertilisasi tetap berada di dalam induk
betina, namun embrio yang berkembang memperoleh nutrisi dari kuning
telur. Keturunannya akan berkembang dengan pesat setelah menetas.
Hewan-hewan yang masuk dalam ovovivipar adalah: beberapa ikan
bertulangeras seperti ikan gupy (Lebistes reticulatus), beberapa jenis hiu,
sebagian kadal, beberapa jenis ular seperti ular garter (Thamnophis sirtalis),
beberapa pada invertebrata seperti kecoa madagaskar (Gromphadorphina
portentosa).
Tipe vivipar, memungkinkan perkembangan telur yang telah terfertilisasi
secara, internal kemudian berkembang menjadi embrio, zigot, terjadi di
dalam tubuh induk betina. Embrio yang berkembang memperoleh nutrisi
dari induk betina melalui predaran darah induk dengan prantara plasenta.
Embrio tersebut berkembang di dalam tubuh betina hingga siap lahir.
Hewan-hewan yang termasuk dalam vivipar adalah sebagian besar mamal,
beberapa ikan berulang kartilago, dan beberapa reptil.
E. Fungsi Fertilisasi
Fertilisasi mempunyai 2 fungsi utama, yaitu fungsi produksi dan fungsi
perkembangan. Fungsi roduksi memungkinkan perpindahan unsur-unsur
genetik dari kedua orang tua atau parentalnya. Sedangkan fungsi
perkembangan memungkinkan rangsangan pada sel telur untuk melanjutkan
dan menyelesaikan proses pembelahan meiosisinya dan membentuk
pronukleus betina yang akan melebur (syngami) dengan pronukleus jantan
(bersal dari inti protozoa) membentuk zigot, jika fertilisasi tidak terjadi maka
sel telur akn bertahan pada tahap metaphase II dan berdegenerasi tanpa melalui
proses selanjutnya.
F. Tempat fertilisasi
Pada hewan-hewan dengan tipe-tipe fertilisasi eksternal, tempat fertilisasi
biasanya dalam medium cairn (air). Sebagai contoh vertilisasi pada katak. Pada
saaat bereproduksi, katak dewasa akan akan mencari lingkungan yang berair.
Di tempat tersbut katak akan meletakkan telurnya untuk dibuahi secara
eksternal. Telus tersebut kemudian berkembang menjadi larva dan mencari
nutrisi yang di butuh kan di dalam lingkungannya, kemudian berkembang
dengan menjadi dewasa dengan bentuk tubuh yang memungkinkannya untuk
hidup di darat.
Sementara itu hewan-hewan dengan tipe fertilisasi internal, fertilisasi
terjadi pada bagian oviduct. Peristiwa fertilisasi terjadi pada saat spermatozooa
membuahi ovum di oviduct, yang berkembang menjadi zigot. Zigot akan
membelah secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enam belas, dan
seterusnya. Pada saat stadium 32 sel disebut morula, di dalam morula terdapat
rongga yang disebut blastosol yang berisi cairan yang di keluarkan pada
oviduck, bentuk ini dinamakan blastosit. Blastosit ini bergerak menuju uterus
untuk mengadakan inplantasi (Perlekatan dengan dinding uterus).
G. Proses Fertilisasi
Peristiwa fertilisasi terjadi di saat sel spermatozoa dilepaskan dan dapat
membuahi ovum di ampula tuba fallopii. Sebanyak 300 juta spermatozoa
diejakulasikan ke dalam saluran genital wanita. Sekitar 1 juta yang dapat
berenang melalui serviks, ratusan yang dapat mencapai tuba fallopi dan hanya
1 yang dapat membuahi sel telur. Sel spermatozoa mempunyai rentang hidup
sekitar 48 jam. Sebelum membuahi sel telur, spermatozoa harus melewati tahap
kapasitasi dan reksi akrosom terlebih dahulu. Kapasitasi merupakan suatu masa
penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita, berlangsung sekitar 7 jam.
Selama itu suatu selubung glikoprotein dari plasma semen dibuang dari selaput
plasma yang membungkus daerah akrosom spermatozoa. Sedangkan reaksi
akrosom terjadi setelah penempelan spermatozoa ke zona pelusida. Reaksi
tersebut membuat pelepasan enzim-enzim yang diperlukan untuk menembus
zona pelusida yang terdapat pada akrosom (Sadler, 1996) Oosit (ovum) akan
mencapai tuba satu jam lebih setelah diovulasikan. Ovum ini dikelilingi oleh
korona dari sel-sel kecil dan zona pelusida yang nantinya akan menyaring sel
spermatozoa yang ada sehingga hanya satu sel yang dapat menembus ovum.
Setelah spermatozoa menembus ovum, ia akan menggabungkan material
intinya dan menyimpan komplemen kromosom ganda yang lazim. Kromosom
ini mengandung semua informasi genetic yang nantinya akan diturunkan
kepada keturunannya.
Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk zigot yang terus membelah
secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enam belas dan seterusnya.
1. Pmbelahan Zigot
Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan
akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel
(cleavage). Zigot selanjutnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan
melalui tahap-tahap yaitu pembelahan, gastrulasi, dan organogenesis.

Cleavage adalah pembelahan zygote secara cepat menjadi unit-unit


yanglebih kecil yang di sebut blastomer. Stadium cleavage merupakan
rangkaian mitosis yang berlangsung berturut-turut segera setelah terjadi
pembuahan yang menghasilkan morula dan blastomer.
Proses awal pembelahan Embrio pada manusia, berlangsung seiring dengan
perangkat-perangkat pelekatan dari embrio kepada dinding uterus induknya.
Telur manusia pada umumnya tidak memiliki yolk, dibuahi disaluran telur
sewaktu bergerak kearah uterus dan pembelahan-pembelahan awalnya
berlangsung kurang dari 24 jam. Pembelahannya adalah meridional tidak
ekual. Pembelahan berikutnya agak tidak teratur, tetapi dengan cepat
membentuk suatu bola padat berisi sel, yang disebut morulla. Zigot
membelah berulang kali sampai terdiri dari berpuluh sel kecil, yang disebut
blastomer. Pembelahan itu bisa meliputi seluruh bagian, bisa pula hanya
pada sebagian kecil zigot. Pembelahan ini terjadi secara mitosis, meskipun
terkadang juga diikuti pembelahan inti yang terus menerus tanpa diikuti
sitoplasma. Bidang pembelahan yang ditempuh oleh arah pembelahan ketika
zigot mengalami mitosis terus menerus menjadi banyak sel, disebut bidang
pembelahan.
Menurut yatim (1990:155) pada manusia pembelahan terjadi secara
holobastik tidak teratur. Dimana bidang dan waktu tahap-tahap pembelahan
tidak sama dan tidak serentak pada berbagai daerah zigot. Awalnya zigot
membelah menjadi 2 sel, kemudian terjadi tingkat 3 sel, kemudian tingkat 4
sel, diteruskan tingkat 5 sel, 6 sel, 7 sel, 8 sel, dan terus menerus hingga
terbentuk balstomer yang terdiri dari 60-70 sel, berupa gumpalan massif
yang disebut morula.
Pada Hewan, pembelahan pertama dan kedua dari ovarium yang telah
dibuahi terjadi semasa ovarium berada di dalam tuba falopii. Secara normal,
embrio berada pada tahap 4 sel dalam masa pembangunannya sewaktu
memasuki uterus. Embrioembrio tidak segera di distribusikan ke seluruh
uterus akan tetapi untuk sementara di tahan di bagian anterior cornua uteri.
Cleavage telah mencapai tingkatan morula pada hari ke-5 sampai hari ke-6
sesudah permulaan estrus dan pembentukan blastocyst dengan penghilangan
zona pellucida terjadi pada hari ke-6 sampai hari ke-8. Pemanjangan
blastocyst terjadi sebelum implantasi. Sesudah pemanjangan chorion,
embrio didistribusikan secara merata di dalam cornua uteri. Panjang uterus
bertambah dengan cepat dari hari ke-2 sampai hari ke-6 sesudah permulaan
estrus. Suatu pertambahan berat uterus linear terjadi selama masa
kebuntingan. Ruangan yang tersedia di dalam uterus mempengaruhi jumlah
anak pada kebuntingan muda tetapi cukup menentukan pada umur
kebuntingan 105 hari (Fenton et al., dikutip dari Toelihere, 1993).
H. Fertilisasi pada Invertebrata
1. Protozoa
Secara umum protozoa berasal dari bahasa Yunani yaitu protos
artinya pertama dan noon artinya hewan. Jadi protozoa merupakan hewan
pertama.Berukuran antara 3 mikron hingga 100 mikron. Bentuk tubuh
protozoa adayang selalu berubah-ubah dan ada juga yang tetap, Umumnya
di dalam satusel terdapat satu inti tetapi dari beberapa spesies secara
generatif berkonjugasi karena individu jantan dan betina belum jelas
perbedaanya, berbentuk bola atau bulat panjang dengan atau tidak dengan su
atu flagelatau silia.
Reproduksi pada protozoa dapat dilakukan baik secara aseksual
atauseksual. Tipe yang paling biasa dari reproduksi aseksual ialah
pembelahan biner (tiap individu membelah menjadi dua) pembelahan sitopl
asmamengikuti pembelahan nukleus dan pemisahan anak-anak nukleus.
Nukleus vesikuler dan mikronukleus dibagi secara mitosis, makronukleus
dibagi secara amitosis.
a. Kelas Rhizopoda
Rhizopoda berasal dari kata rhiza = akar dan pous= kaki. Protoplasma
rhizopoda dapat menjadi kaki semu untuk bergerak dengan
gerakanamoeboid. hidup di air tawar di laut dan parasit pada
binatang lainmaupun manusia. Berkembang biak secara vegetatif dengan
membelahdiri. Contohnya : Amoeba proteus
2. Echinodermata
Secara umum filum Echinodermata, menglami seks secara
terpisahdengan beberapa perkecualian. Gonad yang relative besar terletak di
sebelahluar dengan pembuluh sederhana, jumlah ovum banyak sekali
dan pembuahan terjadi dalam air, larva mikroskopis, bersilia dan transparan
serta biasanya hidup bebas dengan berenag-renang dalam
air, bermetamorfosis yang kompleks. Beberapa spesies vivipar, beberapa ber
kembang biak dengan aseksual yaitu dengan pembelahan sel, memilikidaya
regenerasi yang besar sekali bila terdapat bagian yang rusak atauterlepas.
a. Kelas Asteroidea

Bintang laut melakukan fertilisasi eksternal melaluis proses


yangdisebut pemijahan. Mirip seperti yang terjadi pada katak dan
ikan.Untuk menghasilkan telur, bintang laut betina dan bintang laut
jantanmasing-masing mengeluarkan sel telur dan sperma ke permukaan
air.Sebagian sperma dan sel telur ini bertemu, kemudian
terjadilah pembuahan.Pembuahan yang berhasil akan berkembang
menjadi telur yangmembungkus zigot. Pada awal pertumbuhannya, tubuh
bintang lautterbentuk melengkung dengan pusat tubuh mereka terangkat
jauh dariinti. Kita bisa melihat gamet yang telah tumbuh menjadi zigot
inidengan mata telanjang. Biasanya terlihat seperti gumpalan susu
atauawan putih yang berkumpul di permukaan air.
A. Kesimpulan

B. Saran
Dari penyusunan makalah ini kami menyadari dalam pembuatan makalah
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami sebagai
penyusun berharap agar semua pihak dapat memberikan kritik dan saran untuk
melengkapi kekurangan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, R. A. 2015. Reproduksi Perkembangan Hewan. Yogyakarta: Cahaya


Atma Pustaka

Kristy, J. C. 2017. Fertilisasi Invetebrata. https://id.scribd.com. Diakses pada


tanggal 26 Februari 2019

http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/reproduksi-kedokteran-
dasar/fisiologi-awalkehamilan-implantasi-plasenta-dan-adaptasi-maternal/.
Diakses pada tanggal 26 Februari 2019.

Anda mungkin juga menyukai