Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH EMBRIOLOGI TUMBUHAN

“PENYERBUKAN, FERTILISASI, & KETIDAKCOCOKAN SEKSUAL”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
1. Hermansah(1713051406)
2. Jul Afrianus (1713051408)
3. Jessyca Destania Puja(1713051407)
4. Indah Nurcahyani(1713051405)
5. Nadia Isfiya Ayuni(1713051414)
6.Rahmah Isnania (1713051417)
7. Susi Suntari (1713051420)
KELAS : A.13
Prodi : Pendidikan Biologi
Mata Kuliah : Embriologi Tumbuhan
Dosen Pengampu :HendrikusJulung, M. Pd
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
PERSADA KHATULISTIWA
SINTANG KALIMANTAN BARAT
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kerena atas
berkatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudulPenyerbukan,
Fertilisasi, & Ketidakcocokan Seksual. Tugas ini disusun sebagai salah satu tugas wajib
yang diperlukan untuk tugas terstruktur mata kuliah embriologi tumbuhan. Makalah ini
disusun berdasarkan data-data dan informasi yang diperoleh dari media, buku dan
beberapa studi pustaka.

Makalah ini disusun dengan maksud untuk memberikan pedoman dan arahan
kepada para mahasiswa agar mereka lebih mudah, lebih lengkap lebih jelas dan
kronologis mengerti dan memahami tentang KonsepPenyerbukan, Fertilisasi, &
Ketidakcocokan Seksual. Kami telah berusaha semaksimal mungkin dan menyadari
sepenuhnya atas segala keterbatasan kemampuan dalam menulis makalah ini. Jika ada
kelemahan atau kesalahan dalam makalah ini kami bersedia menerima segala kritikan
dan saran dari semua pihak. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah pengatahuan bagi kita semua.

Sintang, 17 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1

1.3 Tujuan.......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyerbukan, fertilisasi dan ketidakcocokan seksual.............................3

2.2 Penyerbukan..............................................................................................................4

2.3 Proses Fertilisasi.......................................................................................................11

2.4 Ketidakcocokkan Seksual Pada Tumbuhan..............................................................16

BAB III PENUTUP.......................................................................................................18

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................18

3.2 Saran ........................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyerbukan, atau polinasi (dari bahasa Inggris, pollination cf. pollen, “serbuk
sari”), adalah jatuhnya serbuk sari pada permukaan putik.Pada sebagian besar
bunga, peristiwa ini berarti “jatuh pada bagian kepala putik”. Penyerbukan
merupakan bagian penting dari proses reproduksi tumbuhan berbiji. Penyerbukan
yang sukses akan diikuti segera dengan tumbuhnya buluh serbuk yang memasuki
saluran putik menuju bakal biji. Di bakal biji terjadi peristiwa penting berikutnya,
pembuahan.
Fertilisasi adalah proses pembuahan atau peleburan gamet jantan dan gamet
betina. Proses ini hanya dapat terjadi antara bunga yang sejenis. Setelah terjadi
penyerbukan pada bunga, maka serbuk sari di kepala putik akan membentuk
saluran-saluran menuju ke bakal biji yang disebut buluh serbuk atau buluh sari. Pada
saat itu, inti vegetatif berjalan di muka dan diikuti inti generatif. Fungsi dari inti
generatif adalah mengatur pertumbuhan buluh serbuk sari menuju ke ruang bakal
biji. Menjelang mencapai bakal buah, inti generatif membela menjadi 2. Setelah
sampai di pintu bakal biji, inti vegetatif melebur, kemudian inti sperma masuk ke
dalam bakal biji melalui mikrofil. Fertilisasi pada tumbuhan biji terbuka
(gymnospermae), inti spermatozoid yang dihasilkan oleh serbuk sari akan
membuahi sel telur sehingga dihasilkan zigot saja sehingga akan disebut
pembuahan tunggal.Fertilisasi pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae), di dalam
bakal biji ada 2 buah inti, yaitu inti sel telur dan inti kandung kenbaga sekunder. Inti
sperma 1 membuahi sel telur dan menghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi
keping lembaga, sedangkan inti sperma 2 akan membuahi inti kandung lembaga
sekunder dan menghasilkan putik lembaga. Jadi pada bakal biji terjadi 2 kali
pembuahan sehingga disebut pembuahan ganda.
Jika suatu pistil mempunyai gamet betina yg fungsional gagal membentuk biji
melalui polinasi dg polen viabel dan fertil, ttp pd pistil lainnya mampu difertilisasi,
maka disebut ketidakcocokan seksual.
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa Pengertian Penyerbukan?
B. Apa Jenis-jenis Penyerbukan?
C. Bagaimana Proses Penyerbukan?
D. Apa Pengertian Fertilisasi?
E. Bagaimana Proses Fertilisasi Tumbuhan?
F. Apa Ketidakcocokan Seksual Pada Tumbuhan?

1
1.3 Tujuan
A. Mengetahui Pengertian Penyerbukan
B. Mengetahui Jenis-jenis Penyerbukan
C. Mengetahui Proses Penyerbukan
D. Mengetahui Pengertian Fertilisasi
E. Mengetahui Proses Fertilisasi Tumbuhan
F. Mengetahui Ketidakcocokan Seksual Pada Tumbuhan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penyerbukkan,Fertilisasi dan Ketidakcocokkan Seksual
Penyerbukan atau polinasi adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari ke permukaan
putik.Pada sebagian besar bunga penyerbukan berarti peristiwa jatunya serbuk sari
kebagian kepala putik,Penyerbukan ini merupakan bagian penting proses reproduksi
tumbuhan berbiji fungsi penyerbukan yaitu untuk memudahkan serbuk menempel
pada kepala putik.
Fertilisasi adalah proses pembuahan atau peleburan gamet jantan dan gamet betina.
Proses ini hanya dapat terjadi antara bunga yang sejenis.Setelah terjadi penyerbukan
pada bunga, maka serbuk sari di kepala putik akan membentuk saluran-saluran
menuju ke bakal biji yang disebut buluh serbuk atau buluh sari. Pada saat itu, inti
vegetatif berjalan di muka dan diikuti inti generatif. Fungsi dari inti generatif adalah
mengatur pertumbuhan buluh serbuk sari menuju ke ruang bakal biji. Inti generatif
dibagi 2, yaitu: Inti generarif 1, untuk membuahi inti sel telur dan membentuk zigot.
Inti generarif 2, untuk membuahi inti kandung lembaga sekunder dam membentuk
endosperm atau putik lembaga.Menjelang mencapai bakal buah, inti generatif
membela menjadi 2. Setelah sampai di pintu bakal biji, inti vegetatif melebur,
kemudian inti sperma masuk ke dalam bakal biji melalui mikrofil. Fertilisasi pada
tumbuhan biji terbuka (gymnospermae), inti spermatozoid yang dihasilkan oleh
serbuk sari akan membuahi sel telur sehingga dihasilkan zigot saja sehingga akan
disebut pembuahan tunggal. Fertilisasi pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae),
di dalam bakal biji ada 2 buah inti, yaitu inti sel telur dan inti kandung kenbaga
sekunder. Inti sperma 1 membuahi sel telur dan menghasilkan zigot yang akan
tumbuh menjadi keping lembaga, sedangkan inti sperma 2 akan membuahi inti
kandung lembaga sekunder dan menghasilkan putik lembaga. Jadi pada bakal biji
terjadi 2 kali pembuahan sehingga disebut pembuahan ganda.
ketidakcocokan seksual merupakan suatu pistil mempunyai gamet betina yg
fungsional gagal membentuk biji melalui polinasi dengan polen viabel dan
fertilisasi, tetapi pada pistil lainnya mampu difertilisasi
.

3
2.2 Penyerbukkan
1. Penyerbukkan Berdasarkan Asal Serbuk Sari
 Pernyerbukkan Sendiri (autogami)
Penyerbukan autogami ialah penyerbukan pada suatu bunga dan serbuk
sarinya berasal dari bunganya itu sendiri. Penyerbukan autogami secara umum
tidak menghasilkan keturunan yang bervariasi. Selain itu, ciri penyerbukan jenis
ini ialah bunganya tergolong dengan bunga sempurna (hermaprodit) yang
mempunyai kelamin jantan dan betina di dalam satu bunga saja. Contoh
tumbuhan yang bisa melakukan penyerbukan sendiri ialah bunga turi, bunga
sepatu, dan bunga telang, dll.
Keuntungan penyerbukan sendiri adalah bahwa tanaman mampu
bereproduksi sementara bahkan tidak ada agen penyerbuk eksternal untuk
membantu penyerbukan. Kerugian dari penyerbukan sendiri adalah mengurangi
keragaman genetik tanaman dalam spesies yang sama.

Ciri-ciri jenis penyerbukan sendiri


Ada beberapa ciri ciri penyerbukan sendiri yang membedakan jenis penyerbukan
ini dengan jenis lainnya.Berikut ini ciri-ciri tersebut.
1. Jatuhnya serbuk sari di kepala putik dari bunga itu sendiri
Sesuai dengan pengertiannya, ciri ciri penyerbukan sendiri ditandai dengan
jatuhnya serbuk sari dari bunga itu sendiri. Penyerbukan bisa terjadi dengan
bantuan angin (anemogami), manusia (antropogami), dengan bantuan hewan
(zoidiogami), atau dengan bantuan air (hidrogami)
2. Hanya terjadi pada bunga hermaprodit
Karena kepala putik dibuahi oleh serbuk sari yang berasal dari bunga itu sendiri,
maka penyerbukan sendiri tentunya hanya bisa terjadi pada tumbuhan dengan
bunga hermaprodit.Bunga hermaprodit adalah bunga yang memiliki 2 kelamin
lengkap, jantan dan betina dalam satu duduk bunga saja.Contoh bunga
hermaprodit misalnya bunga kembang sepatu, bunga padi, bunga tanaman buah
naga dan lain sebagainya.

4
3. Tidak menghasilkan variasi keturunan, Ciri ciri penyerbukan sendiri yang
terakhir adalah hasil penyerbukan tersebut tidak menghasilkan variasi keturunan.
Kelamin jantan dan betina berasal dari satu tanaman saja, oleh karena itu tidak
terjadi pewarisan sifat-sifat yang berbeda seperti halnya pada penyerbukan
silang maupun penyerbukan bastar

 Penyerbukkan Silang (alogami)


Penyerbukan silang atau alogami adalah penyerbukan yang terjadi oleh serbuk
sari yang berasal dari tumbuhan lain yang sejenis. Dan apabila serbuk sari berasal
dari bunga lain yang tumbuhannya tidak sejenis dinamakan penyerbukan
bastar.Penyerbukan silang ialah suatu proses ketika satu tanaman menyerbuki
tanaman dari varietas lain. Dua tanaman mennggabungkan materi genetik dan biji
yang dihasilkan dari penyerbukan yang akan memiliki karakteristik dari kedua
varietas dan merupakan varietas baru. Penyerbukan silang adalah penyerbukan
yang terjadi apabila serbuka sari yang jatuh di kepala putik barasal dari bunga lain
yang sejenis tetapi berbeda pohonnya. Contoh penyerbukan silang antara lain ;
pepaya, salak, bunga matahari, melinjo, dan wortel.
Ciri-ciri penyerbukan silang
Ciri khas bunga atau tanaman yang melakukan penyerbukan silang di antaranya:
 Dilihat secara morfologi bunga, serbuk sari terhalang menyerbuki kepala putik,
misalnya posisi benang sari yang berada di bawah kepala putik atau berada pada
bunga yang berbeda.
 Waktu kematangan kepala putik dan benang sari yang berbeda, sehingga ketika
benang sari jatuh di kepala putik tidak terjadi peleburan antara sel gamet jantan
dan betina. Atau putik matang terlebih dahulu dari pada benang sari, sehingga
serbuk sari bunga dari tanaman lain dapat menyerbukinya terlebih dahulu.

5
 Ketidak sesuaian alat kelamin (inkompatabilitas). Penyerbukan oleh serbuk sari
bunga yang sama tidak pernah menghasilkan pembuahan, sehingga putik harus
di serbuki oleh serbuk sari dari bunga lain yang memiliki kesesuaian
(kompatibel).
 Bunga bertipe monoeceous atau bunga jantan dan bunga betina berpisah dalam
satu tanaman. Contoh tanaman yang memiliki bunga bertipe monoeceous ini
adalah tanaman jagung. Tanaman jagung memiliki bunga jantan di ujung batang
dan bunga betina di ujung ketiak daun (batang). Tepung sari dapat tersebar
dengan bantuan angin, sehingga berpotensi besar melakukan penyerbukan
silang.
 Bunga yang bertipe dioeceous atau bunga jantan dan betina terpisah dan berada
pada tanaman yang berbeda. Contoh mudah untuk jenis tanaman yang memiliki
tipe bunga seperti itu adalah tanaman pepaya. Tanaman pepaya pada umumnya
memiliki satu jenis bunga pada satu tanaman. Bunga betina saja/bunga jantan
saja, meskipun ada juga yang memiliki bunga jantan dan betina dalam satu
tanaman, akan tetapi sangat jarang sehingga tanaman yang memiliki bunga
bertipe dieoceous umumnya merupakan spesies tanaman yang menyerbuk
silang.

 Penyerbukkan Tetangga (geitonogami)


Penyerbukan geitonogami ialah penyerbukan pada salah satu bunga yang serbuk
sarinya asalnya dari bunga lain dari tumbuhan tersebut. Penyerbukan tetangga
terjadi dikarenakan bunga jantan dan bunga betina tumbuhan tersebut tidak berada

6
di dalam satu bunga. Contoh penyerbukan tetangga adalah tumbuhan jagung,
kelapa, dan kelapa sawit, dan lain sebagainya.

 Penyerbukkan Bastar (hybridogamy)


Penyerbukan hybridogamy ialah penyerbukan pada salah satu bunga yang
serbuk sarinya berasal dari sebuha bunga lain pada tumbuhan lainnya dan berbeda
jenis ataupun sekurang-kurangnya memiliki satu sifat beda.
Contohnya penyerbukan bastar ini misalnya serbuk sari pada jambu batu
berdaging merah yang menyerbuki putik dari tumbuhan jambu batu berdaging
putih.

2. Penyerbukan berdasarkan perantaranya


 Penyerbukan melalui bantuan angin (anemogami)
Penyerbukan anemogami ialah terjadinya penyerbukan pada bunga tumbuhan
karena faktor bantuan angin. Angin menium serbuk sari terlepas dari tangkainya
sehingga ia bisa masuk ke dalam kepala putik. Tumbuhan ini umumnya memiliki
ciri-ciri khusus.
Ciri-ciri penyerbukan angin yaitu :
 Mahkota bunga berukuran kecil,

7
 Warna bunga tidak mencolok,
 Mempunyai tangkai sari yang panjang,
 Tidak mempunyai kelenjar madu (nektar),
 Serbuk sarinya ringan, banyak, dan berbulu,
 Kepala putiknya besar dan terkadang berbulu.
Adapun sejumlah contoh tumbuhan dengan menyerbuk melalui bantuan angin di
antaranya adalah padi, jagung, kelapa sawit, kepala, dan lain lainnya. Tumbuhan-
tumbuhan tersebut mempunyai bunga dengan ciri-ciri seperti yang telah disebutkan
di atas.

 Penyerbukan Melalui Bantuan Hewan (Zoidiogami)


Penyerbukan zoidiogami ialah terjadinya penyerbukan pada tumbuhan karena
faktor bantuan hewan untuk perantaranya. Hewan yang sering membantu dalam
penyerbukan antara lain serangga kupu-kupu, lebah, kelelawar, bekicot, dan juga
burung. Tumbuhan melalui proses penyerbukan bantuan oleh hewan ini
mempunyai beberapa ciri di bagian bunganya.
Ciri-ciri penyerbukan hewan:
 Warna mahkota mencolok,
 Makota bunganya besar,
 Mempunyai bau yang khas (harum),
 Mempunyai kelenjar madu (nektar).
Di antara macam penyerbukan lainnya, penyerbukan melalui bantuan hewan dan
angin inilah yang terbilang paling sering terjadi. Keduanya dapat terjadi pada
tumbuhan yang sama. Adapun untuk penyerbukan secara khusus yang terjadi

8
karena bantuan hewan antara lain bunga mawar, bunga sepatu, melati, bunga
kenanga, dan lain sebagainya.

 Penyerbukan melalui bantuan Air (hidrogami)


Penyerbukan tumbuhan juga bisa terjadi hanya dengan bantuan air untuk
perantaranya. Air membantu penyerbukan berwujud air hujan yang kemudian
merontokan pada serbuk sari dengan tumpahan lalu membawanya mendekati
kepala putik. Bunga yang menyerbuk melalui bantuan air tidak mempunyai ciri
khusus. Sedangkan contoh tumbuhannya sendiri seperti ganggang dan hydrilia.

 Penyerbukan melalui bantuan manusia (antropogami)


Tumbuhan tertentu mempunyai letak dan kedudukan organela bunga ini tidak
memungkinkan terjadinya proses penyerbukan melalui bantuan angin, hewan, atau

9
air. Penyerbukan pada tumbuhan-tumbuhan seperti ini dapat dioptimalkan melalui
bantuan manusia.
Ciri-ciri tumbuhan yang penyerbukannya melalui bantuan manusia adalah:
 Mempunyai serbuk sari dan kepala putik yang tidak terdapat dalam satu duduk
bunga (bunga tunggal).
 Kepala putiknya dalam keadaan tertutup sehingga tidak memungkinkan
terjadinya masuk kepala putik jika tidak dibuka terlebih dahulu.
 Serbuk sari sulit rontok.
Beberapa contoh tumbuhan penyerbukan melalui dengan bantuan manusia di antaranya
adlah tumbuhan vanili, salak, buah naga, serta semangka. Penyerbukan dengan bantuan
manusia ini dilakukan untuk mengoptimalkan proses pembuahan sehingga nanti buah-
buah yang didapatkan dari tumbuhan tersebut akan banyak.

Penyebab terjadi Gagalnya Penyerbukan


Penyerbukan adalah cara perkawinan antara bunga betina dan jantan yang saling
bertemu lalu terjadi pembuahan. Namun tidak semua pembuahan berhasil tanpa bantuan
manusia.
Berikut adalah penjelasan mengenai penyebab terjadinya gagalnya penyerbukan :
 Hujan turun dengan lebat
 Tidak adanya serangga yang membantu penyerbukan
 Serangan hama serangga perusak
 Perpindahan tumbuhan pada pot baru

10
 Penyemprotan insektisida yang berlebihan
 Alat reproduksi bunga jantan dan betina mempunyai jenis rumpun yang berbeda
misalnya bunga buah salak dan bunga kemuning
 Kepala putik atau serbuk sari tidak sengaja dikencingi kucing, tikus atau anjing
 Bunga jantan dan bunga betina dengan jenis yang sama tetapi berada pada tempat yang
berbeda
 Bunga jantan dan bunga betina adalah tumbuhan dengan jenis yang sama tetapi tidak
berada dalam satu gerombolan atau satu tanaman.
 terjadi kasus Dikogami yaitu Ketika putik dan benang sari tidak mempunyai kesiapan
kematangan secara bersamaan yang sering disebut Dikogami.
2.3 Proses Fertilisasi pada Tumbuhan
 Perkecambahan Butir Pollen
Serbuk sari (pollen grain) adalah sebuah sel hidup yang berisi sel kelamin
jantan pada bunga (mempunyai protoplasma) yang terbungkus oleh dinding sel.
Dinding serbuk sari terdiri atas dua lapisan yaitu di bagian luar yang tebal dan
keras disebut lapisan eksin dan sebelah dalam tipis seperti selaput disebut
intin. Pada permukaan eksin terdapat celah atau pori yang disebut apertura
yang dapat digunakan oleh serbuk sari untuk jalan keluarnya buluh serbuk sari.

Pollen akan berkecambah pada kepala putik dan membentuk sebuah tabung
pollen yang akan membawa gamet jantan pada gametofit betina. Suatu
senyawa protein tertentu pada awal pembentukan pollen yang disebut Lectin,
terdapat di dalan exine dan intine. Lectin berperan penting dalam mekanisme
mengenali antara putik-pollen. Namun bila pollen tidak sesui (incompatible),
perkecambahan pollen akan terhambat atau pertumbuhan tabung pollen akan
tertahan dalam jaringan pemindah.

11
Pollen akan segera berkecambah setelah beberapa menit dilepas oleh anther,
bila ketersediaan dari air, garam anorganik tertentu, termasuk boron dan
sumber energi seperti sukrose cukup. Tabung pollen akan masuk ke dalam
stigma melalui diantara sel-sel jaringan pemindah di dalam stylus dan akhirnya
mencapai ovul. Waktu yang diperlukan pollen untuk mencapai ovul antara 12-
24 jam. Waktu yang digunakan untuk proses tersebut setiap spesies tidak sama,
seperti pada Taraxacum diperlukan 15 menit sedangkan pada pohon Quercus
memerlukan waktu 14 bulan.
Kepala putik yang telah masak biasanya mengeluarkan lendir yang
mengandung gula dan zat-zat lain yang diperlukan untuk perkecambahan
serbuk sari. Bilamana serbuk sari jatuh di atas kepala putik, maka dalam
keadaan normal akan menyerap cairan yang dihasilkan oleh kepala putik,
kemudian akan menggembung dan berkecambah.
 Jalan Tabung Pollen
Penyerbukan diawali dengan adanya penempelan polen pada permukaan
stigma. Pada penyerbukan awal, ketika polen menempel pada stigma dan
sesuai (kompatibel), polen tersebut akan berkecambah dan membentuk tabung
polen yang kemudian menembus kantung embrio melalui mikropil dan
melepaskan isinya ke dalam kantung embrio. Peristiwa pelepasan isi polen ke
dalam kantung embrio inilah yang disebut fertilisasi. Polen yang tidak subur
dan stigma yang tidak normal menyebabkan permasalahan dalam proses
penyerbukan dan fertilisasi. Pada proses penyerbukan, apabila bunga dalam
suatu tanaman memiliki polen yang tidak subur maka bunga tersebut
memerlukan polen lain yang subur.Pembentukan tabung polen adalah suatu
proses penting dalam fertilisasi. Hal ini menunjukkan potensial perkecambahan
dari polen dan merupakan salah satu fase perkembangan yang mempengaruhi
pembentukan buah dan biji, selain itu, keefektifan penyerbukan dan fertilisasi
akan mempengaruhi buah dan biji. Viabilitas polen yang rendah menyebabkan
polen tidak dapat berkecambah yang pada akhirnya akan mempengaruhi
efisiensi fertilisasi karena fertilisasi tidak terjadi.

12
Proses fertilisasi pada tumbuhan biji diantaranya setelah penyerbukan,
stigma menghasilkan cairan gula untuk perkecambahan polen yang melekat.
Pertama dinding polen mengembang, kemudian dinding luar polen pecah,
sedangkan dinding sebelah dalam melengkung ke dalam menembus kepala
putik, kemudian membentuk tabung polen. Tabung ini menghubungkan polen
dengan bakal biji. Tabung polen menuju ke inti sel telur di dalam bakal biji
melalui celah kecil yang disebut mikropil.Tumbuhan bunga yang mempunyai
bunga dengan stigma dan anter yang menghasilkan ovul maupun polen yang
fertil dan viabel tidak selamanya dapat melakukan penyerbukan sendiri, hal ini
disebabkan oleh inkompatibilitas seksual pada tanaman tersebut sehingga
polennya tidak dapat membuahi ovul.
Perkembangan buah melibatkan proses pertumbuhan yang sangat
kompleks. Telur yang dibuahi berkembang menjadi embrio, inti endosperma
dan sebagainya. Perkembangan selanjutnya adalah sebagian akibat dari
pembelahan dan pembesaran sel, seperti juga halnya di dalam meristem. Air,
karbohidrat, protein, zat-zat hara, zat tumbuh dan sebagainya harus diangkut ke
dalam buah dari bagian-bagian tanaman lain. Oleh karenanya selama
perkembangan buah, pertumbuhan vegetatif tanaman sangat terhambat dan
cadangan makanan di bagian tanaman seperti batang dan akar berada dalam
keadaan minim
 Penyatuan Gamet
Pembuahan (fertilisasi) adalah peristiwa peleburan sel kelamin jantan (sperma)
dengan sel kelamin betina (ovum). Proses ini hanya dapat terjadi antara bunga
yang sejenis.
Proses pembuahan pada tumbuhan biji :
 Setelah penyerbukan,kepala putik menghasilkan cairan gula
untukmemberi makan serbuk sari yang melekat.
 Mula-mula dinding serbuk sari mengembang,kemudian dinding luar
serbuk sari pecah,sedangkan dinding sebelah dalam melengkung
kedalam menembus kepala putik,kemudian membentuk buluk serbuk

13
sari atau tabung serbuk sari menuju ke inti sel telur didalam bakal biji
melalui celah kecil yang disebut mikrofil.

 Selama perjalanan serbuk sari didalam tabuk sari menuju bakal


biji,terjadi beberapa perubahan.Inti sel serbuk sari membelah menjadi
dua,yaitu inti vegetatif dan generatif.Inti vegetatif berfungsi untuk
mengatur pertumbuhan tabung serbuk sari sehingga mencapai mikrofil
dan setelah itu inti vegetatif mati.Sedangkan inti generatif membelah lagi
menjadi dua inti sperma,dua inti sperma ini akan masuk keruang bakal
biji mikrofil.

 .Di dalam ruang bakal biji/kandung lembagapun terjadi proses untuk


membentuk sel telur(ovum).Sel induk megaspora mengalami
pembelahan miosis menghasilkan satu sel megaspora dan 3 sel lainnya
berdegenerasi.Selanjutnya sel megaspora (kandung embrio muda)
mengalami pembuahan (mitosis) tiga kali yang menghasilkan 8 inti sel
telur,yaitu :1.Inti sel telur,2 inti sinergid,3 amtipoda dan 2 inti kandung
lembaga primer (kemudian bersatu membentuk inti kandung lembaga
sekunder) yang bersifat diploid(2n).Inti sel di apit inti sinergid dan

14
letaknya dekat mikrofil.Dan inti kandung lembaga primer terletak
ditengah,di antara sel telur dan antipoda.
Perbedaan Fertilisasi Tunggal dan Fertilisasi Ganda
1. Pembuahan tunggal adalah pembuahan pada tanaman, dimana serbuk sari hanya
membuahi satu ovum saja di dalam bunga. Pembuahan tunggal ini terjadi pada tanaman
gymnospermae (tanaman berbiji terbuka. Buka pada tanaman ini hanya menghasilkan
satu jenis ovum saja sehingga sperma (serbuk sari) yang masuk hanya bisa melakukan
pembuahan satu kali saja. Hasil pembuahan tersebut adalah zigot(2n) dimanazigot ini
akan berkembang menjadi tanaman baru (biji). Disebut biji terbuka karena tidak ada
pembuahan kedua yang akan menghasilkan daging buah, sehingga biji tidak dibungkus
oleh daging buah.
2. Pembuahan ganda adalah pembuahan pada tanaman, dimana serbuk sari (sperma)
membuahi dua jenis ovum dalam satu bunga. Pembuahan ganda ini terjadi pada
tanaman angiospermae (tanaman berbiji tertutup). Bunga tanaman angiospermae akan
menghasilkan 3 jenis sel ovum, yaitu inti kandung lembaga primer, inti kandung
lembaga sekunder dan sel sinergid. Pembuahan pada tanaman angiospermae
berlangsung2 kali, pertama Spermatozoa 1 membuahi ovum menghasilkan zigot (2n)
dimana akan berkembang menjadi tumbuhan baru (biji) dan kedua Spermatozoa 2
membuahi kandung lembaga sekunder menghasilkan endospermae (3n) yang akan
menjadi cadangan makanan bagi tumbuhan baru tersebut (daging buah). Sedangkan sel
sinergid merupakan sel cadangan bilamana terjadi kerusakan pada sel ovum lainnya.
Disebut biji tertutup karena bijinya tertutupi oleh daging buah yang berasal dari
pembuahan kedua pada bunga.
Faktor yang mempengaruhi proses fertilisasi
1. Cahaya matahari, jika terlalu banyak terkena cahaya matahari maka fertilisasi tidak
akan terjadi dengan sempurna sehingga menyebabtkan kegagalan pada proses peleburan
gamet jantan dan betinanya yang diakibatkan oleh keringnya butir serbuk sari.
2. Perubahan iklim, apabila terjadi perubahan iklim yang terlalu sering dapat
mempengaruhi proses fertilisasi terutama pada saat penyerbukan, yang ditandai dengan
misalnya pada saat musim hujan, menyebabkan serbuk sari menjadi lembab dan sulit
untuk jatuh ke kepala putik.

15
3. Usia gamet, apabila usia salah satu misalnya gamet jantan atau gamet betina belum
matang, maka tidak akan terjadi proses pembuahan atau gagalnya peleburan gamet
jantan dan betina karena salah satu sel gamet belum siap untuk di buahi.
4. Letak sel kelamin, hal ini juga berpengaruh pada terjadinya fertilisasi terutama pada
saat penyerbukan misalnya benang sari lebih pendek dari kepala putik, sehingga serbuk
sari akan susah menempel pada kepala putik.

2.4 Ketidakcocokkan Seksual Pada Tumbuhan


Jika suatu pistil mempunyai gamet betina yg fungsional gagal membentuk biji
melalui polinasi dg polen viabel dan fertil, ttp pd pistil lainnya mampu difertilisasi,
maka disebut ketidakcocokan seksual
Ketidakcocokan seksual dibagi menjadi dua yaitu:
A. Interspesifik
Terjadi antara individu dari spesies berbeda.
 Ketidakcocokan Seksual Intraspesies Secara Morfologi
Heteromorf secara morfologi dalam satu spesies jelas dapat dibedakan
perbedaan tipe perkawinannya, seperto t posisi stigma dan antera
(heterostilus).
Homomorf secara morfologi dalam satu spesies tidak dapat dibedakan
perbedaan tipe perkawinan-nya, seperti posisi stigma dan antera.
 Ketidakcocokan Seksual Intraspesies KlpHomomorf
Gametophytic Self-incompatibiity (Gsi) Yaitu Proses Ketidak-cocokan
Ditentukan Oleh Genotp Gametofit Jantan (Polen) Dia Sendiri.
Sporophytic self-incompatibiity (ssi) yaitu Proses ketidakcocokan
ditentukan oleh genotp jr. Sporofit tanaman dr mana polen dihasilkan.
 Ketidakcocokan Seksual Intraspesies KlpHeteromorf (Heterostili)
 Yaitu Tumbuhan Dalam Spesies Yang Sama Menghasilkan Lebih
Dari Satu Tipe Bunga
 Perbedaan Ciri Bentuk Bunga Pada Spesies Heteromorf Adalah
Panjang Relatif Dari Stilus Dan Stamen
 Tumbuhan Bebeda Dalam Satu Spesies Dapat Menghasilkan:

16
Tipe Bunga (Dimorf) Disebut Distili
Tipe Bunga (Trimorf) Disebut Tristili
B. Intraspesifik
Terjadi antara individu dari spesies yg sama (ketidakcocokan sendiri = self-
incompatibility).
spesies berbeda sudah memiliki keragaman lokus dan kromosom yg significant.
maka ketidakcocokan seksual dikendalikan oleh banyak gen pada lokus berbeda
utk beberapa kromosom. konsekuensi dari spesiasi maka terbentuk
isolasi/penghalang reproduksi.
Isolasi/Penghalang Reproduksi
Penghalang eksternal; Yaitu Kegagalan pertukaran materi genetik antara satu
spesies tumbuhan dengan spesies lain akibat polen gagal jatuh permukaan stigma.
Penghalang internal; Yaitu Kegagalan pertukaran materi genetik antara satu
spesies tumbuhan dengan spesies lain setelah polen jatuh ke permukaan stigma
akibat ketidakserasian secara fisiologis dan sitologis.

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyerbukan adalah Perpindahan atau jatuhnya tepungsari dari anther kepada
stigma disebut penyerbukan (pollination). Penyerbukan sendiri dan penyerbukan
silang adalah dua jenis mekanisme, yang digunakan oleh tanaman selama
reproduksi seksual mereka.Penyerbukan sendiri adalah pengendapan butiran
serbuk sari dari satu bunga pada stigma bunga kedua, yang secara genetik
identik dengan bunga pertama.Penyerbukan sendiri tidak menghasilkan
keturunan yang bervariasi secara genetik. Karenanya, ia tidak memiliki
kontribusi terhadap evolusi. Tetapi, sifat-sifat yang disukai dapat dilestarikan
melalui keturunan dengan penyerbukan sendiri.Endapan serbuk sari dari satu
bunga pada stigma bunga lain dari spesies yang sama, yang secara genetik
bervariasi untuk bunga pertama adalah penyerbukan silang. Bunga penyerbukan
silang menunjukkan karakteristik khusus untuk menarik agen penyerbuk
eksternal seperti hewan dan serangga ke bunga.Karakteristik ini adalah warna
cerah, kelopak besar, nektar dan aroma. fertilisasi merupakan proses bersatunya
gamet jantan dan betina yang akan mengahasilkan sel baru. Banyak faktor yang
mempengaruhi terjadinya fetilisasi. Baik itu dari sperma maupun ovumnya.
Keseimbangan akan keduanya sangat diperlukan dalam fertilisasi.Tumbuhan
dibentuk untuk memulai proses reproduksi. Bagian betina akan membuat bakal
biji atau telur yang tidak dibuahi. Telur akan tetap berada di ovarium dan
menunggu untuk dibuahi. Bagian jantan, khususnya anter, akan menghasilkan
serbuk sari, yang dibutuhkan untuk membuahi sel telur. Jika suatu pistil
mempunyai gamet betina yg fungsional gagal membentuk biji melalui polinasi
dg polen viabel dan fertil, ttp pd pistil lainnya mampu difertilisasi, maka disebut
ketidakcocokan seksual

3.2 Saran
Dalam pembuataan makalah ini mungkin banyak yang masih kurang jelas,kami
pembuat menerima masukkan dari anda agar makalah ini lebih baik kedepan
nya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.fertilisasi-pada-pertumbuhan. Diakses pada tanggal (12 April)

Anonim.2013.Pollen (Serbuk Sari).Diakses Pada Tanggal (12/04)

Budiartawan.2015.Fertilisasi Tumbuhan. diakses pada tanggal (12 April)

Barrett, Spancer C. H. 2008. Major Evolutionary Transitions In Flowering Plant


Reproduction : An Overview. Vol 169 No. 1
Campbell, N. A, Reece, J. B, Mitchell, L. G. 2000. Biologi Jilid 2. Jakarta: Gramedia.
Dwidjoseputro, D. 1988. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.
Fan, Yong-Feng. Jiang, Li. Gong, Hua-Qin. Liu, Chun-Ming. 2008. Sexual
Reproduction in Higher Plants I: Fertilization and the initiation of Zygotic Program. Vol
50 No. 7.
Buang Abdullah,Soeswito Tjokrowidjojo,dan Sularjo,2008,Perkembangan dan prospek
perakitan padi tipe baru di indonesia,jurnal litbang pertanian 27,1-9

Dwinita W. Utami,dkk,2010,Kerakagaman sifat penyakit bias dan agronomi populasi


silang balik dan haploid ganda turunanan IR64 dan oryza rufipogen,vol 16 no 2,90-95

19

Anda mungkin juga menyukai