“FERTILISASI”
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Alllah SWT, dimana atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul Fertilisasi. Disusunnya makalah ini adalah
sebagai upaya pertama, untuk mempelajari materi tentang fertilisasi. Kedua, untuk memenuhi
salah satu tugas dari dosen mata kuliah Biologi Reproduksi. Tak ada gading yang tak retak kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan dalam penyusunannya. Untuk itu kritik dan saran sangat diperlukan
untuk perbaikan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar.....................................................................................................................ii
Daftar isi..............................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN...........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5
A. Pengertian Fertilisasi...............................................................................................5
B. Macam-macam Fertilisasi........................................................................................5
C. Fungsi Utama Fertilisasi..........................................................................................6
D. Proses Fertilisasi......................................................................................................6
E. Enzim Berperan Fertilisasi......................................................................................11
F. Kelainan Fertilisasi..................................................................................................12
BAB III PENUTUP.............................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................................13
B. SARAN....................................................................................................................14
Daftar pustaka......................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembuahan atau juga fertilisasi(singami). Pembuahan tersebut terjadi pada ovum didalam
pengertian pembuahan itu senderi , pembuahan adalah suatu peristiwa bersatunya inti sel sperma
dengan ovum. Peristiwa tersebut juga berlangsung ke dalam kandung lembaga didalam bakal
biji. Pembuahan tersebut dapat juga diartikan ialah sebagai bersatunya sperma serta juga ovum.
Proses pembuahan adalah suatu proses yang rumit, yakni ialah sebagai berikut Serbuk sari pada
tumbuhan biji yang tertutup menempel di kepala putik tumbuh yang membentuk suatu pembuluh
serbuk sari (tabung serbuk sari). putik tersebut, membentuk saluran yang menuju ke bakal buah
yang mengandung suatu bakal biji. Didalam pembuluh serbuk sari tersebut terdapat 2(dua) inti
generatif serta juga 1 inti vegetatif yang berasal dari adanya pembelahan inti serbuk sari.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian fertilisasi?
2. Apa saja macam-macam fertilisasi?
3. Apa saja fungsi utama fertilisasi?
4. Bagaimana fertilisasi in vitro?
5. Bagaimana proses fertilisasi?
6. Bagaimana enzim dalam feertilisasi?
7. Kelainan dalam fertilisasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian fertilisasi
2. Untuk mengetahui macam-macam fertilisasi
3. Untuk mengetahui fungsi utama fertilisasi
4. Untuk mengetahui fertilisasi in vitro
5. Untuk mengetahui proses fertilisasi
6. Untuk mengetahui enzim dalam fertilisasi
7. Untuk mengetahui kelainan dalam fertilisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fertilisasi
Pembuahan atau juga fertilisasi(singami). Pembuahan tersebut terjadi pada ovum didalam
pengertian pembuahan itu senderi , pembuahan adalah suatu peristiwa bersatunya inti sel sperma
dengan ovum. Peristiwa tersebut juga berlangsung ke dalam kandung lembaga didalam bakal
biji. Pembuahan tersebut dapat juga diartikan ialah sebagai bersatunya sperma serta juga ovum.
Fertilisasi adalah proses peleburan spermatozoon dan sel telur yang meliputi inti (genom) dan
sitoplasma.Fertilisasi juga mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau fusi dari dua sel
gamet yang berbeda, yaitu sel gamet jantan dan betina, yang akan membentuk zygot yang
mengandung satu sel. Secara embriologi, fertilisasi merupakan pemasukan faktor-faktor
hereditas pejantan ke ovum, dan melibatkan penggabungan sitoplasma dan bahan nucleus
(Toelihere, 1985).
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah ampula tuba
uterania (Sadler,2015 : 32) Fertilisasi adalah proses penyatuan ovum (sel telur) dengan
spermatozoa, dimana proses ini merupakan tahap awal pembentukan embrio (puja dalam
susari,2016 : 1) Proses pembuahan adalah suatu proses yang rumit, yakni ialah sebagai berikut
Serbuk sari pada tumbuhan biji yang tertutup menempel di kepala putik tumbuh yang
membentuk suatu pembuluh serbuk sari (tabung serbuk sari). putik tersebut, membentuk saluran
yang menuju ke bakal buah yang mengandung suatu bakal biji. Didalam pembuluh serbuk sari
tersebut terdapat 2(dua) inti generatif serta juga 1 inti vegetatif yang berasal dari adanya
pembelahan inti serbuk sari.
2(Dua) inti generatif tersebut disebut juga inti sperma pertama serta juga inti sperma kedua.
Inti sperma pertama serta juga kedua tersebut bergerak menuju ke bakal biji. Didalam kandung
lembaga tersebut terdapat inti sel telur serta juga inti kandung lembaga sekunder atau juga biasa
dikatakan ialah dengan inti polar. Inti sperma yang pertama masuk dengan melalui liang bakal
biji (mikropil) tersebut menuju ke inti sel telur. Inti sperma pertama tersebut akan melebur
dengan inti sel telur, Hal tersebut dikatakan ialah sebagai pembuahan pertama. Hasil peleburan
pada inti sperma pertama dengan sel telur ialah zigot. Zigot tersebut akan tumbuh dan menjadi
lembaga atau embrio atau juga sebagai calon tumbuhan baru. Inti sperma kedua terus akan tetap
masuk menuju ke sebelah dalam, kemudian inti sperma kedua tersebut melebur dengan inti
kandung lembaga sekunder. Hal tersebut juga disebut dengan pembuahan kedua. Hasil peleburan
inti sperma kedua dengan inti kandung lembaga sekunder tersebut akan dapat membentuk putih
lembaga didalam (endosperma). Endosperma adalah suatu cadangan makanan untuk si calon
tumbuhan baru. Jadi, pada tumbuhan biji tertutup terjadi suatu pembuahan dua kali sehingga
disebut dengan pembuahan ganda.
B. Macam-macam Fertilisasi
2. Fungsi perkembangan
Pada fungsi ini,fertilisasi menyebabkan gertakan atau rangsangan pada sel telur untuk
menyelesaikan proses meiosisnya dan membentuk pronukleus betina yang akan melebur
(syngami) dengan pronukleus jantan membentuk zigot dan seterusnya berkembang menjadi
embrio dan fetus.
3. Fertilisasi In Vitro
Fertilisasi in vitro Fertilisasi in vitro merupakan suatu metode untuk membuahkan suatu
kehidupan baru dalam sebuah cawan petri. Anak-anak yang dibuahkan melalui fertilisasi in
vitro terkadang lebih dikenal sebagai “bayi tabung”. Beberapa telur diambil dari ovarium
perempuan setelah ia meminum obat-obatan fertilitas yang mengakibatkan matangnya banyak
telur sekaligus. Sperma diambil dari laki-laki, biasanya melalui masturbasi. Telur dan sperma
akhirnya disatukan dalam sebuah cawan kaca, di mana pembuahan terjadi dan kehidupan baru
dibiarkan berkembang selama beberapa hari. Dalam kasus yang paling sederhana, embrio-
embrio kemudian ditransfer ke dalam rahim ibu dengan harapan bahwa satu akan bertahan
hidup dan berkembang hingga saat persalinan. (John M. Haas, 2008)
D. Proses Fertilisasi
Fertilisasi diawali dengan proses pembentukan gamet yang disebut dengan gametogenesis,
yaitu proses pembentukan spermatozoa(spermatogenesis) pada jantan dan pembentukan
ovum (oogenesis) pada betina. Spermatogenensis berlangsung di dalam testis pada bagian
tubulus seminiferus, sedangkan oogenesis di dalam ovarium.
Fase Persiapan
Proses pertama dari fertilisasi adalah adanya minat seksual pada manusia yang sangat
kompleks yang melibatkan berbagai faktor psikologis. Ada 2 jenis respon seksual secara
psikologis yang terjadi pada manusia , yaitu : vangokongesti dan myotonia . Vangokongesti
adalah pengisian jaringan dengan darah sedangkan myotonia adalah peningkatan tegangan
otot. Kedua respond inilah yang menyebabkan vagina dan penis siap untuk hubungan
seksual. Pada pria vangokongesti ini menyebabkan perubahan bentuk dari penisyang
disebabkan terisinya pembuluh darah pada penis yang pada akhirnya menyebabkan kontraksi
yang disebut dengan ereksi. Ereksi atur oleh saraf simpatis dan para simpatis. Saraf
parasimpatis merangsang pembuluh darah untuk melebar sehingga volume darah yang masuk
ke penis meningkat. Sedangkan saraf simpatis merangsang untuk penyempitan pembuluh
darah, sehingga darah yang masuk ke penis menurun Pada perempuan respon seksual ini
dapat berupa vangokongesti dan juga myotonia. Respon vangokongesti pada perempuan
menyebabkan ereksi pada klitoris dan menyebabkan labia mayor dan minor menjadi
mengembang sehingga penis bisa masuk. Respon myotonia pada perempuan dapat berupa
ereksi pada puting susu
Setelah dari Epididimis sperma akan disalurkan ke saluran yang bernama vas deferens.
Sebelum sperma disalurkan ke uretra, 3 kelenjar akan menjalankan tugasnya, yaitu
vesikula seminalis, kelenjar prostat dan juga kelenjar-kelenjar bulbouretra.3 kelenjar
tersebut membantu dalam pembentukan cairan semen.
Vesikula seminalis menyumbangkan sekitar 60% dari cairan semen. Cairan dari vesikula
seminalis ini bersifat kental, agak kekuningan dan bersifat basa. Cairan yang dihasilkan
vesikula seminalis ini mengandung mukus,gula fruktosa, enzim penggumpal, dan
prostaglandin
Kelenjar prostat menyekresikan cairannya langsung ke uretra , cairan yang dihasilkan
bersifat encer dan mirip susu. Mengandung enzim antikoagulan dan sitrat (salah satu
nutrient sperma). Kelenjar bulbouretra menghasilkan mucus jernih yang berfungsi untuk
menetralkan asam urin yang tersisa pada uretra.
2. Fase Persiapan Ovum
Ovum yang dihasilkan dari tahap oogenis dari ovarium akan dikeluarkan menuju oviduk.
Ovum yang dikeluarkan oleh ovarium akan ditangkap oleh fimbria bagian dari tuba
fallopi. Selanjutnya ovum yang telah dibawa akan disalurkan oleh cilia pada tuba fallopi
untuk disalurkan ke bagian ampula isthmus untuk siap dibuahi oleh sperma
Proses penetrasi ovum yang terdiri dari tiga tahap (sadler : 2015 :34) , yaitu :
Pelepasan enzim akrosom (akrosin) akan memudahkan sperma menembus zona pelusida.
Permeabilitas sperma ini akan berubah ketika spermatozoa berkontak dengan permukaan
oosit. Kontak ini akan memacu oosit mensekresikan enzim lisosim yang akan mengubah
sifat zona pelucida untuk mencegah penetrasi sperma dan menginaktifkan tempat-tempat
reseptro spesifik untuk sperma lain di permukaan ini. Dapat dikatakan, saat satu sperma
telah menembus zona pelucida, ovum akan mengondisikan agar tak ada sperma lain yang
masuk.
Fusi membrane sel sperma dan oosit
Setelah melekat, membrane plasma sperma dan sel telur menyatu dan melakukan reaksi-
reaksi atau aktifitas lain yang akhirnya dapat menghasilkan zigot
2. Mati kelelahan
Banyak faktor yang menyebabkan sperma mati sebelum bertemu ovum, bahkan jauh sebelum
masuk ke rahim apalagi saluran telur. Meski kelenjar-kelenjar di tubuh wanita sudah turut
membantu pergerakan sperma melalui produksi lendir (di vagina atau mulut rahim), tetap
saja banyak sperma yang mati. Salah satu penyebabnya adalah kelelahan. Sumber tenaga
bagi pergerakan sperma sendiri berasal dari bagian leher/tengah yang banyak mengandung
mitokondria (organel pembentuk energi/ATP). Sama halnya dengan manusia, kondisi fisik
sperma tentu saja berbeda satu sama lain. Ada yang dianugerahi fisik kuat ada juga yang
lemah. Nah, bagi sperma yang dianugerahi fisik lemah (terkait kemampuannya memproduksi
energi), sangat memungkinkan mereka sudah mati kelelahan meski masih di awal
perjalanannya. Kondisi sperma yang mati karena kelelahan ini terus berlangsung hingga
tahap-tahap akhir menuju ovum.
4. Salah jalan
Melalui siklus menstruasi wanita, bisa diambil kesimpulan bahwa tiap bulannya ovarium
wanita (secara normal) akan melepas satu ovum. Ovum yang telah keluar (peristiwanya
disebut Ovulasi) selanjutnya akan bergerak menuju saluran telur (tuba fallopi/oviduct).
Saluran telur pada wanita terdiri dari bagian kiri dan kanan sesuai dengan keberadaan
ovarium. Di sekitar satu per tiga bagian saluran telur tersebut (entah sebelah kiri atau kanan),
ovum pun akan menunggu kedatangan sperma.
Sementara itu, dari satu kelompok sperma yang sudah berhasil melewati uterus/rahim, akan
terbagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok akan menuju saluran telur sebelah kiri,
sedangkan kelompok lain akan menuju saluran telur sebelah kanan. Dari sini bisa kita lihat
bahwa meskipun dalam proses perjalanan sperma, ovum telah melepas senyawa kimia yang
mampu menjadi sinyal deteksi keberadaannya, tetap saja ada banyak sperma yang harus gigit
jari karena “salah jalan”. Menurut literatur, dari ratusan juta sperma yang dikeluarkan pria,
hanya tersisa ribuan sperma yang bisa bertahan sekaligus tidak salah jalan menuju saluran
telur di mana ada sel telur menunggu di sana.
Korona Radiata: merupakan lapisan ovum paling luar dan paling tebal. Bentuknya
tampak seperti tonjolan-tonjolan menjuntai yang mampu menghalangi pergerakan
sperma. Bahkan mampu membuat sperma tergencet. Alhasil, banyak sperma yang mati.
Zona Pellusida: lapisan pelidung ovum bagian tengah yang tebal.
Membran Vitellin: lapisan transparan di bagian dalam ovum.
Saat satu sperma sudah berhasil melewati ketiga lapisan pelindung ini, maka secara otomatis
inti sel sperma akan mampu membuahi inti sel telur hingga terjadi fertilisasi. Saat satu
sperma sudah masuk, maka ovum secara otomatis akan mengeluarkan semacam enzim yang
mampu mencegah masuknya sperma-sperma lain.
1. Hyaluronidase
Hyaluronidase, enzim yang dihasilkan dalam testis. Untuk melarutkan asam
hyaluronad yang meyelimuti sel-sel granulosa pada sekeliling ovum (corona radiata).
Peranan hyaluronidase banyak juga yang meragukan, karena meski beberapa hewan
tidak mengandung enzim ini, namun masih dapat membuahi ovum.
2. Antifertilizin
Antifertilizin, sebagai lawan dari fertilizin yang dihasilkan oleh ovum. Jika fertilizin
bertindak sebagai antigen maka antifertilizin merupakan antibodinya. Oleh adanya
interaksi antara kedua zat tersebut terjadi agglutinasi spermatozoa yang ada disekitar
ovum, sehingga ada sebagian yang menumbuk ovum lalu mencoba untuk menerobos
masuk. Sebagaimana halnya fertilizin, antifertilizin juga bersidfat speific. Sukar
sekali terjadi proses agglutinasi jika perjumpaan gamet itu berbeda species. Berbeda
spesies berarti berbeda pula susunan asam amino dan monosakarida pada
molekulnya, dan dinding bonding-sitenya pun berbeda, keduanya tidak memiliki
kecocokan dalam hal struktur. Antifertilizin terdiri dari molekul protein asam, dan
dapat dilepaskan dari spermatozaa dengan berbagai cara, seperti pembekuan atau
pemanasan. Zat ini juga dapat dibebaskan dari spermatozao setelah diagglutinasi
dengan meneteskan fertilizin kedalam semen. Oleh adanya agglutinasi tersebut
antifertilizin keluar, dan spermatozoanya tidak akan mampu lagi membuahi.
3. Akrosin
Akrosin, merupakan semacam protease yang dapat memecah protein mirip dengan
tripsin yang dihasilkan oleh pancreas, untuk mencernakan protein dalam usus. Zat ini
keluar dari akrosom spermatozoa , ketika terjadir reaksi akrosom zat ini dapat
menghancurkan zona pellucida. Dan tidak seluruh daerah zona ini akan dihancurkan,
hanya disuatu tempat kecil yang cukup sebagai jalan masuk spermatozoa kedalam
ovum.
4. Zat penelur
Zat penelur,bekerja untuk merangsang betina agar mengeluarkan telur, sebagai zat
penyeimbang zat yang dikeluarkan oleh betina, ini terdapat pada hewan yang
melakukan pembuahan eksternal. Selain zat yang dsebutkan diatas, spermatozoa juga
meiliki flagellum yang dapat membantunya dalam bergerak mendekati ovum, dan
memungkinnya aktif berenang dalam lendir semen hingga menerobos zona pellucida
dari ovum.
2. Ginogenesis
Kejadian fertilisasi dimana embrio yang terbentuk hanya dari pronukleus betinatanpa
diikuti oleh perkembangan pronukleus jantan. Embrio yang dihasilkan dari keadaan
tersebut hanya memiliki unsur genetik dari induk bet ina (embrio betina haploid).
Zigot Poliploidi
Poliploid adalah keadaan dimana jumlah kromosom embrio hasil fertiiisasi berjumlah 3n
(Triploid), 4n (Tetraploid) atau lebih. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat kejadian:
1. Kejadian Polispermia, dimana satu sel telur dibuahi oleh dua atau lebih spermatozoa,
2. Kejadian kariokinesis (proses pembelahan inti sel) tanpa disertai sitokinesis, (proses
pemisahan sitoplasma) sehingga sel telur memiliki inti lebih dari satu.
Embrio Partenogenesis
Perkembangan embrio yang terbemuk tanpa peran sedikitpun dari sperrnstozoa, dimana oosit
dapat berkembang karena aktivasi selain daripada spermatozoa.
Seperti pada embrio ginogenetik, embrio partenogenetik hanya mempunyai unsur genetik
dari betina (bisa haploid alau diploid). Dalam perkembangan teknologi kultur in vitro,
kejadian embrio partenogenetik dapat diupayakan melalui aktivasi oosit dengan
menggunakan bahan kimia (etanol), aliran lislrik ataupun proses maturasi diperpanjang (over
IIIaturation). Untuk memperoleh embrio parthenogenesis yang diploid maka proses
pelepasan benda kutub II dihambat schingga sel telur yang teraktivasi telap akan memiliki
kromosom 2n.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fertilisasi adalah proses peleburan spermatozoon dan sel telur yang meliputi inti (genom) dan
sitoplasma.Fertilisasi juga mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau fusi dari dua sel
gamet yang berbeda, yaitu sel gamet jantan dan betina, yang akan membentuk zygot yang
mengandung satu sel. Secara embriologi, fertilisasi merupakan pemasukan faktor-faktor
hereditas pejantan ke ovum, dan melibatkan penggabungan sitoplasma dan bahan nucleus
(Toelihere, 1985). Fertilisasi sendiri dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu : Fertilisasi eksternal
(khas pada hewan-hewan akuatik): gamet-gametnya dikeluarkan dari dalam tubuhnya sebelum
fertilisasi. Fertilisasi internal (khas untuk adaptasi dengan kehidupan di darat):
spermadimasukkan ke dalam daerah reproduksi betina yang kemudian disusul dengan fertilisasi.
Setelah pembuahan, telur itu membentuk membran fertilisasi untuk merintangi pemasukan
sperma lebih lanjut. Kadang-kadang sperma itu diperlukan hanya untuk mengaktivasi telur.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-fertilisasi-pembuahan/
http://eprints.walisongo.ac.id/6784/2/BAB%20I.pdf