ANGIOSPERMAE
DISUSUN OLEH:
PREKDI S. BERUTU
NIM: 160301034
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang atas
rahmat-nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang
“Tahapan Pembentukan Biji pada Angiospermae ”.
Penulisan makalah adalah salah satu tugas mata kuliah Teknologi Benih di
Universitas Samudra. Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang di miliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhinga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Bapak dosen yang telah memberikan materi,
sehingga memberikan modal awal buat penulisan makalah ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehinga tujuan yang di
harapkan dapat tercapai.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
3.2 Saran................................................................................................... 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pembentukan biji pada tanaman angiospermae.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Pembentukan Gamet Betina
Gamet betina dibentuk di dalam bakal biji (ovule) atau kantung lembaga. Pada
bagian ini terdapat sel induk megaspora (sel induk kantug lembaga) yang diploid.
Sel ini akan membelah secara meiosis dan dari satu sel induk kantung lembaga
membentuk 4 sel yang haploid. Tiga sel akan mereduksi dan lenyap tinggal satu
yang berkembang. Selanjutnya, sel ini membelah secara mitosis 3 kali dan
terbentuklah 8 sel. Dari sel yang berjumlah 8 ini, 3 sel akan bergerak menuju arah
yang berlawanan dengan mikropil, 2 sel lainnya menjadi kandung tembaga
sekunder, dan 3 sel terakhir menuju ke dekat mikropil. Dari 3 sel (yang menuju
dekat mikropil) yang terakhir ini dua menjadi sinergid dan satu sel lagi menjadi sel
telur. Dalam keadaan seperti ini kandung lembaga sudah masak dan siap untuk
dibuahi. Putik yang sudah masak biasanya mengeluarkan cairan lengket pada
ujungnya yang berfungsi sebagai tempat melekatnya serbuk sari (Riana, dkk.,
2009).
3. Pembuahan Ganda
Proses pembuahan yang terjadi pada Angiospermae dikenal dengan
pembuahan ganda. Proses pembuahan diawali dengan penyerbukan (polinasi), yaitu
penempelan butir serbuk sari ke kepala putik. Setelah penyerbukan, butir serbuk
sari yang menempel pada kepala putik berkecambah membentuk buluh serbuk sari.
Inti sel serbuk sari membelah menjadi sel vegetatif dan sel generatif. Sel
vegetatif bergerak ke buluh serbuk sari yang menuju bakal buah (ovarium).
Sementara itu, sel generatif membelah secara mitosis menghasilkan dua sel sperma.
Saat buluh polen (serbuk sari) mencapai ovum (bakal biji), inti vegetatif menembus
kantong embrio melalui mikrofil dan melepaskan kedua sel sperma.
Satu sel sperma (inti sel generatif) membuahi sel telur membentuk zigot
yang bersifat diploid (2n), sedangkan sel sperma lainnya (inti sel generatif 2)
membuahi dua inti kandung lembaga sekunder (2n) sehingga terbentuk sel triploid
(3n). Sel ini akan membelah membentuk jaringan penyimpan makanan cadangan
yang disebut endosperm.
Selanjutnya, endosperm akan menyediakan makanan bagi embrio yang
berkembang dari zigot. Dua peristiwa fusi yang terjadi antara sel sperma dengan sel
telur dan sel sperma dengan kandung lembaga sekunder (2n) inilah yang dikenal
dengan pembuahan ganda pada Angiospermae. Sel antipoda serta sel sinergid
biasanya mengalami degenerasi. Proses pembuahan selanjutnya akan diikuti
dengan perkembangan buah dan biji.
3
Gambar : Proses pembuahan ganda pada Angiospermae
4
Gambar Pembentukan tabung serbuk sari
Inti vegetatif akan berperan sebagai penunjuk jalan bagi inti generatif, inti
vegetatif akan berjalan di depan inti generatif. Setelah sampai di kantung embrio,
inti generatif 1 akan membuahi sel telur membentuk zigot dan inti generatif 2 akan
membuahi inti kandung lembaga sekunder membentuk endosperma.
Sel telur bersifat haploid (n) akan dibuahi inti generatif 1 yang bersifat
haploid (n) sehingga akan menghasilkan zigot yang bersifat diploid (2n). Inti
kandung lembaga sekunder akan dibuahi oleh inti generatif 2 sehingga terbentuk
endosperma. Endosperma bersifat triploid (3n) karena merupakan penyatuan 2 inti
kandung lembaga sekunder dan inti generatif 2 yang masing-masing bersifat
haploid.
5
Zigot nantinya akan berkembang menjadi calon individu baru, sedangkan
endosperma merupakan cadangan makanan bagi perkembangan zigot. Pembuahan
ganda hanya terjadi pada angiospermae, sedangkan padaa gymnospermae
menjalani proses yang berbeda yang disebut pembuahan tunggal. Gymnospermae
hanya mengalami pembuahan tunggal sehingga tidak menghasilkan endosperma
sebagai cadangan makanan.
Proses pembuahan yang terjadi pada Angiospermae dikenal dengan
pembuahan ganda. Proses pembuahan diawali dengan penyerbukan (polinasi), yaitu
penempelan butir serbuk sari ke kepala putik. Setelah penyerbukan, butir serbuk
sari yang menempel pada kepala putik berkecambah membentuk buluh serbuk sari.
Inti sel serbuk sari membelah menjadi sel vegetatif dan sel generatif. Sel
vegetatif bergerak ke buluh serbuk sari yang menuju bakal buah (ovarium).
Sementara itu, sel generatif membelah secara mitosis menghasilkan dua sel sperma.
Saat buluh polen (serbuk sari) mencapai ovum (bakal biji), inti vegetatif menembus
kantong embrio melalui mikrofil dan melepaskan kedua sel sperma.
Satu sel sperma (inti sel generatif) membuahi sel telur membentuk zigot
yang bersifat diploid (2n), sedangkan sel sperma lainnya (inti sel generatif 2)
membuahi dua inti kandung lembaga sekunder (2n) sehingga terbentuk sel triploid
(3n). Sel ini akan membelah membentuk jaringan penyimpan makanan cadangan
yang disebut endosperma.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a) Angiospermae adalah tumbuhan berbiji tertutup yang banyak dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari
b) Dalam reproduksinya angiospermae mengalami pembuahan ganda.
c) Ciri utama tumbuhan ini yaitu memiliki bunga. Sel kelamin jantan dari
angiospermae adalah benang sari sedangkan sel kelamin betina adalah
putik.
d) Angiospermae dibagi menjadi dua kelas yaitu monokotil dan dikotil
3.2 Saran
Adapun saran penulis adalah perlu adanya pengkajian lebih lanjut tentang
tahapan pembentkan biji pada angiospermae dan diadakannya percobaan sederhana
yang spesifik untuk membuktikan bahwa Angiospermae mengalami tahapan
pembentukan biji dengan mengalami pembuahan ganda.
7
DAFTAR PUSTAKA
Riana,Yani dkk. 2009. Biologi 1 SMA dan MA kelas X. Jakarta : Pusat perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, h. 178- 185.