Anda di halaman 1dari 30

REPRODUKSI HEWAN DAN TUMBUHAN

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

NAMA KELOMPOK :

1. NOVIA LINGGAR PRAMUDITA (09020120038)

2. KHOIRUN NISA (09030120046)

3. MUHAMMAD ILHAM MANSIS (09020120036)

4. WAHIBAH KHANAFI (09040120055)


KATA PENGANTAR

         
          Puji syukur Kehadhirat Allah SWT atas segala perkenaannya sehingga penyusunan
Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Biologi Umum.
Makalah ini merupakan laporan yang dibuat sebagai bagian dalam memenuhi kriteria
mata kuliah. Salam dan salawat kami kirimkan kepada junjungan kita tercinta Rasulullah
Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya serta seluruh kaum muslimin yang tetap teguh
dalam ajaran beliau.
          Penulis mengharapkan semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca,
baik dikalangan Mahasiswa maupun dikalangan masyarakat nantinya yang diajukan sebagai
bahan diskusi pada tatap muka perkuliahan.         
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan Makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
khususnya kepada Dosen pembimbing guna untuk menyempurnakan Makalah ini dan pada
akhirnya bisa bermanfaat bagi semua pembaca.

Segenap Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

a. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1


b. Rumusan Makalah.............................................................................. 1
c. Tujuan Masalah.................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 2

a. Reproduksi Tumbuhan........................................................................ 2
b. Reproduksi Hewan.............................................................................. 5

BAB III PENUTUP..................................................................................... 14

a. Kesimpulan......................................................................................... 14
b. Saran………………………………………………………………… 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Allah SWT telah menciptakan bumi dan seisinya bukan tanpa alasan. Rosulullah juga
telah mendapat mu’jizat terbesar yaitu Al-Qur’an yang di dalamnya merupakan kalam-kalam
Allah. Melalui Al-Qur’an kita dapat mencari alasan setiap adanya ciptaan-Nya, termasuk
hewan dan tumbuhan. Walaupun sudah jelas keterangan dari kalamullah, namun sebagai
umat penerus perjuangan Nabi, alangkah baiknya jika kita dapat lebih jauh mempelajari hal
tersebut.
Keberadaan hewan dan tumbuhan sangat earat kaitannya dengan manusia. Bahkan
sebagian besar manusia mendapatkan keuntungan dengan rutin memelihara salah satu bahkan
dari keduanya, walaupun mereka tidak tahu pasti bagaiman hewan dan tumbuhan dapat
tumbuh dengan baik, bahkan menguntungkan mereka.

Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang Reproduksi
Hewan dan Tumbuhan.

B. RUMUSAN MASALAH
a. bagaimana proses reproduksi tumbuhan?
b. bagaimana reproduksi hewan?

C. TUJUAN
a.mengetahui reproduksi pada tumbuhan
b. mengetahui system reproduksi hewan
BAB II
PEMBAHASAN
I. Reproduksi Tumbuhan

A. Pengertian dan Contoh Perkembangbiakan Tumbuhan secara Generatif 


1. Pengertian Perkembangbiakan Tumbuhan secara Generatif
Perkembangbiakan tumbuhan secara generatif adalah perkembangbiakan tumbuhan
secara kawin atau perkembangbiakan yang dialami oleh tumbuhan berbiji melalui
penyerbukan.  Proses perkembangbiakan generatif ini membutuhkan alat kelamin jantan
dan alat kelamin betina. Organ reproduksi jantan pada bunga disebut benang sari,
sedangkan organ reproduksi betina pada bunga disebut putik.

Penyerbukan adalah proses atau peristiwa jatuhnya serbuk sari di atas kepala putik.
Serbuk sari atau pollen (bahasa Inggris) merupakan alat penyebaran dan perbanyakan
generatif dari tumbuhan berbunga. Serbuk sari merupakan modifikasi dari sel sperma.
Secara sitologi, serbuk sari merupakan sel dengan tiga nukleus, yang masing-masing
dinamakan inti vegetatif, inti generatif I, dan inti generatif II. Sel dalam serbuk sari
dilindungi oleh dua lapisan (disebut intine untuk yang di dalam dan exine yang di bagian
luar) untuk mencegahnya mengalami dehidrasi.

Penyerbukan pada tumbuhan dapat dibantu oleh pihak luar misalnya manusia, hewan,
air, dan angin: 

 contoh tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh manusia : salak, vanili


 contoh tumbuhan yang penyebukannya dibantu oleh hewan ( serangga, kelelawar,
burung ) yakni bunga penghasil madu dan bunga yang mengeluarkan aroma,
misalnnya kamboja, duren
 contoh tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh air yakni tumbuhan yang
habitatnya di dalam air, misalnya hydrilla
 contoh tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh angin yakni tumbuhan yang
serbuk sarinya kering dan ringan serta mahkota bunganya kecil, misalnya jagung dan
rumput-rumputan
Empat ( 4 )  Jenis  Penyerbukan berdasarkan asal serbuk sarinya:

 autogami/penyerbukan sendiri adalah proses penyerbukan, di mana serbuk sari jatuh


ke kepala putik bunga itu sendiri
 geitonogami/penyerbukan tetangga adalah proses penyerbukan, di mana serbuk sari
jatuh ke kepala putik bunga lain yang masih dalam 1 tumbuhan tersebut
 alogami/penyerbukan silang adalah proses penyerbukan, di mana serbuk sari jatuh ke
kepala putik bunga lain yang berbeda tumbuhan namun tumbuhan tersebut masih satu
jenis
 penyerbukan bastar/hybrid adalah proses penyerbukan, di mana serbuk sari jatuh ke
kepala putik bunga lain yang berbeda jenisnya

Jenis penyerbukan Asal serbuk sari

Autogami (penyerbukan sendiri) Dari satu bunga yang sama

Geitonogami (penyerbukan Dari bunga lain dalam satu pohon


tetangga)

Alogami (penyerbukan silang) Dari bunga pohon lain yang masih


satu spesies

Bastar Dari bunga lain yang berasal dari


varietas lain

Penyerbukan akan diikuti proses pembuahan. Pembuahan merupakan proses peleburan sel
kelamin jantan dan sel kelamin betina yang pada akhirnya akan menghasilkan zigot dan
menjadi organisme baru. Jika pembuahan berhasil maka akan terbentuk biji. Jadi hasil
perkembangbikan generatif adalah biji.

Agar serbuk sari sampai ke kepala putik maka dalam penyerbukan ada hal-hal yang menjadi
perantaranya, antara lain angin, air, hewan, dan manusia.

a. Angin (Anemogami)

Anemogami adalah sampainya serbuk sari ke kepala putik dengan bantuan angina. Ciri-ciri
bunga yang penyerbukannya secara anemogami adalah sebagai berikut:

1. bunga tidak berwarna cerah, biasanya hijau, dan tidak terdapat kelopak bunga
2. bunga tidak berbau
3. tidak memiliki kelenjar madu
4. benang sari bertangkai panjang dan berjumbai di luar bunga
5. putik melekat di tengah
6. serbuk sari sangat banyak, kecil seperti bubuk, kering, ringan, dan permukaannya
halus
7. struktur bunga sederhana
8. putik berbentuk spiral atau pensil sehingga membentuk permukaan yang lebih besar
untuk memudahkan menangkap serbuk sari.
Anemogami dapat terjadi pada rumput-rumputan.

b. Air (Hidrogami)

Hidrogami artinya sampainya serbuk sari ke kepala putik dengan bantuan air. Hidrogami


lazim terjadi pada tumbuhan air, misalnya Hydrilla, eceng gondok, dan teratai.

c. Hewan (Zoidiogami)

Penyerbukan dengan perantara hewan biasanya dilakukan oleh serangga, burung, kelelawar,
dan siput.

Hewan-hewan yang berperan dalam penyerbukan disebut polinator dan peristiwa


penyerbukannya disebut polinasi.

d. Entomogami

Entomogami adalah penyerbukan dengan perantara serangga. Entomogami biasanya terjadi


pada tumbuhan yang menghasilkan madu dan serbuk sari. Contoh hewannya, antara lain
kupu-kupu, lalat, kumbang, dan lebah.

Saat mengisap madu, tubuh serangga tertempel serbuk sari, dan jika serangga beralih ke
bunga lain atau menyentuh kepala kepala putik tersebut sehingga terjadilah penyerbukan.

Ciri-ciri bunga yang diserbuki oleh serangga adalah sebagai berikut:

1. mahkota dan benang sari berwarna cerah


2. memiliki kelenjar madu
3. benang sari di dalam bunga
4. anthera (kepala sari) bersatu di bagian dasar atau belakangnya
5. serbuk sari hanya sedikit, besar seperti tepung, berat, lengket, dan kadang-kadang
permukaannya berukir
6. putik lengket dan kecil
7. struktur bunga termodifikasi untuk tempat mendarat dan makan bagi serangga
8. bunga berbau harum
9. Ornitogami
Ornitogami adalah penyerbukan dengan bantuan burung. Bunga yang dipolinasi oleh burung
biasanya mengandung madu dan air, serta berwarna merah atau mengandung unsure warna
merah karena burung peka terhadap warna ini. Selain itu, bentuk bunga yang diserbuki
burung biasanya khusus. Contohnya, bunga yang diserbuki oleh burung kolibri memiliki
tabung nectar yang panjang dan sempit. Burung kolibri menjilat madu dengan lidahnya yang
tipis dan panjang.

e. Kelelawar (Kripterogami)

Kripterogami adalah penyerbukan dengan bantuan kelelawar. Bunga yang dipolinasi oleh
kelelawar biasanya mekar di malam hari, berukuran besar, berwarna cerah, dan letaknya
tidaknya tersembunyi.

f. Siput (Malakogami)

Malakogami adalah penyerbukan yang terjadi dengan bantuan siput. Malakogami terjadi pada
tumbuhan yang sering dikunjungi siput.

g. Manusia (Antropogami)

Antropogami adalah penyerbukan yang sengaja dilakukan oleh manusia, misalnya


penyerbukan pada bunga tumbuhan vanili dan beberapa jenis anggrek. Penyerbukan dengan
perantara manusia biasanya dilakukan karena bunga tersebut tidak dapat menyerbuk sendiri
atau karena manusia ingin melakukan persilangan buatan untuk mencari varietas-varietas
baru.

Pembahasan reproduksi generatif pada tumbuhan akan dibagi menjadi dua, yaitu kelas
Angiospermae dan Gymnospermae. Berikut akan dibahas satu persatu.
2.1  Pembuahan pada Gymnospermae

Dalam membahas pembuahan pada Gymnospermae diambil contoh Pinus merkusi.

Pada tumbuhan berduri jarum (konifer), misalnya pinus, gamet jantan dan betina dihasilkan
dalam konus (strobilus). Konifer bersifat heterospora, artinya menghasilkan mikrospora
(gamet jantan) dan megaspora (gamet betina). Mikrospora akan tumbuh menjadi dua
mikrosporangia di dalam tiap mikrosporofil konus jantan, sedangkan megaspora tumbuh
menjadi 2 megasporangia (ovulum) di tiap megasporofil konus betina . Ukuran konus jantan
lebih kecil dibandingkan konus betina.

Konus jantan melepaskan mikrospora (serbuk sari) yang bersayap satu pasang yang
kemudian akan diterbangkan ke konus betina. Mikrospora (serbuksari) kemudian menempel
pada tetes penyerbukan.

Proses penyerbukan

Serbuk sari yang sampai pada tetes penyerbukan terdiri dari dua sel, yaitu sel generatif dan
sel vegetatif. Serbuk sari akan terisap masuk lewat mikrofil ke dalam ruang bakal biji (ruang
serbuk). Di dalam ruang serbuk, serbuk sari kemudian tumbuh membentuk buluh serbuk sari.
Buluh serbuk sari mulai menembus nuselus. Pembuahan terjadi kira-kira satu tahun setelah
penyerbukan. Selama satu tahun tersebut, sel induk megaspora dalam nuselus melakukan
meiosis menghasilkan 4 sel haploid. Satu sel haploid bertahan sebagai megaspore yang
kemudian membelah berkali-kali membentuk gametofit betina yang belum dewasa,
sementara 3 inti haploid sisanya berkembang menjadi dua arkegonium yang masing-masing
mengandung telur. Saat inilah telur sudah siap dibuahi.

Saat pembuahan, buluh serbuk sari bergerak ke ruang sarkegonium Bersamaan dengan itu, sel
generatif membelah menjadi dua, yang satu disebut dislokator (sel dinding) dan yang lain
disebut sel spermatogen.  Sel spermatogen kemudian membelah menjadi dua spermatozoid
yang bentuknya seperti rumah siput dengan rambut getar yang tersusun dalam satu spiral.

Sesampainya di ruang arkegonium, sel vegetatif lenyap dan spermatozoid dilepaskan ke


dalam ruang arkegonium yang berisi cairan sehingga spermatozoid dapat berenang-renang

Didalamnya .kemudian terjadilah pembuahan sel telur oleh spermatozoid yang menghasilkan
zigot sebagai calon embrio.
Semua sel telur dalam arkegonium mungkin dibuahi, tetapi hanya satu zigot yang
berkembang menjadi embrio. Embrio pinus mengandung akar rudiment (belum sempurna)
dan beberapa daun-daun embrio yang disebut kotiledon.

Pembuahan pada Gymnospermae disebut pembuahan tunggal karena hanya terjadi satu kali
pembuahan, yaitu antara spermatozoid dengan sel telur.

2.2  Pembuahan pada Angiospermae

Organ reproduksi Angiospermae adalah bunga. Bunga terdiri atas kelopak (calyx), mahkota
(corolla), benang sari (stamen), dan putik (pistillum). Yang berfungsi sebagai alat kelamin
betina adalah putik.

Benang sari terdiri atas kepala sari (anthera) dan tangkai sari (filament). Gamet jantan (serbuk
sari) dibentuk dalam kepala sari. Di dalam kepala sari terdapat ruang-ruang serbuk sari yang
jumlahnya tergantung spesiesnya. Di tiap ruang serbuk sari terdapat sejumlah mikrosporofit
yang bersifat diploid. Mikrosporosit-mikrosporosit membelah secara meiosis menjadi 4
mikrospora. Tiap mikrospora lalu berkembang menjadi mikrospora dewasa atau serbuk sari
(pollen). Tiap serbuk sari mengandung 1 inti generatif dan 1 ssel tabung yang siap untuk
membuahi.

Putik terdiri atas kepala putik (stigma), tangkai putik (stilus), dan ovarium yang berisi
ovulum (bakal biji). Kepala putik berfungsi sebagai tempat melekatnya serbuk sari, tangkai
putik berfungsi sebagai tempat lewatnya buluh serbuk, dan ovarium adalah tempat
pembentukan gamet betina atau sel induk megaspora (kandung lembaga).

Sel tersebut membelah secara meiosis membentuk 4 sel, tetapi hanya satu yang bertahan
menjadi megaspore.

Inti sel megaspora ini kemudian membelah menjadi dua, dan tiap-tiap inti membelah menjadi
dua, dan tiap-tiap inti membelah lagi dua kali berturut-turut dan akhirnya menjadi delapan
inti. Selanjutnya, tiga inti menempatkan diri di bagian dinding dan disebutantipoda dan satu
inti menuju ketengah; tiga inti lainnya menempatkan diri pada daerah dekat mikrofil dan satu
inti menuju ketengah. Dua dari tiga inti di dekat mikrofil tersebut yang berada di tepi
dinamakan sinergid  (sel pengiring) dan yang di tengah adalah sel telur (ovum). Adapun inti-
inti yang menuju ke tengah kemudian melebur menjadi inti yang diploid (2n) dan dinamakan
inti kandung lembaga sekunder (inti sel polar).
Pembuahan pada Angiospermae diawali oleh peristiwa penyerbukan, yaitu sampainya serbuk
sari pada kepala putik. Melekatnya serbuk sari karena adanya zat perekat yang dihasilkan
oleh kepala putik. Serbuk sari tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang kemudian dengan
gerak kemotropi bergerak ke bakal biji di dalam bakal buah.

Pada saat serbuk sari tumbuh menjadi buluh serbuk sari, dinding luarnya (eksin) pencah dan
dinding dalamnya (intin) larut lalu tumbuh memanjang.

Di dalam buluh serbuk sari, sel generatif membelah secara mitosis membentuk 2 sperma
(gamet jantan), sedangkan inti vegeratif tidak membelah.

Buluh serbuk sari yang jumlahnya banyak menuju ke bakal bji (kandung lembaga). Setelah
sampai pada mikrofil, inti vegetatif berdegenerasi kemudian lenyap. Inti generatif (sperma)
masuk dan terjadilah pembuaha. Salah satu sperma membuahai sel telur (ovum) yang
kemudian tumbuh menjadi embrio, dan satu sperma yang lain membuahi inti kandung
lembaga sekunder yang kemudian menjadi endosperma. Endosperma berfungsi sebagai
cadangan makanan bagi embrio. Dengan demikian, terjadilah dua macam pembuahan, oleh
sebab itu dinamakan pembuahan ganda. Selang waktu antara terjadinya peristiwa
penyerbukan sampai pembuahan relative singkat.

Pada peristiwa pembuahan, jika inti generatif masuk melalui mikrofil


dinamakan porogami,dan jika tidak melalui mikrofil disebut aporogami. Bilamana melalui
kalaza disebutkalazogami.

Menurut asal terbentuknya, embrio dapat terjadi secara amfimiksis dan apomiksis.Amfimiksis


adalah terbentuknya embrio melalui peleburan sperma dan ovum, sedangkan apomiksis
adalah terbentuknya embrio tanpa melalui peleburan sperma dan ovum.

Apomiksis dapat terjadi karena adanya peristiwa berikut ini.

1. Partenogenesis; merupakan pembentukan embrio dari sel tanpa di buahi oleh


spermatozoid.
2. Apogami;  merupakan pembentukan embrio dari bagian-bagian lain dari kandung
lembaga tanpa perkawinan, misalnya antipoda atau sinergid.
3. Embrio adventif; merupakan pembentukan embrio dari sel selain kandung lembaga,
misalnya dari sel-sel nuselus.
Peristiwa apomiksis menyebabkan poliembroni, yaitu terdapat lebih dari satuembrio dalam
biji, misalnya kita jumpai pada jeruk (Citrus sp), mangga (Mangifera indica), dan duku
(Lansium domesticum)

b. Contoh tumbuhan yang berkembangbiak secara generatif antara lain :

 mangga
 padi
 kedelai
 jagung
 jambu
 rambutan 
B.  Pengertian dan Contoh Perkembangbiakan Tumbuhan secara Vegetatif
Perkembangbiakan vegetatif adalah perkembangbiakan tanpa didahului dengan peleburan sel
kelamin. Perkembangbiakan vegetatif dibedakan menjadi dua yakni vegetatif alami dan
buatan.

1. Perkembangbikan Vegetatif Alami


Perkembangbikan vegetatif alami dilakukan dengan cara atau alat sebagai berikut :

a. Spora
Spora adalah satu atau beberapa sel (bisa haploid ataupun diploid) yang terbungkus oleh
lapisan pelindung. Sel ini dorman dan hanya tumbuh pada lingkungan yang memenuhi
persyaratan tertentu, yang khas bagi setiap spesies. Fungsi spora sebagai alat persebaran
(dispersi) mirip dengan biji, meskipun berbeda jika ditinjau dari segi anatomi dan evolusi. 

Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan spora :

 tumbuhan paku
 lumut
 jamur 
b. Tunas
Tunas adalah bagian tumbuhan yang baru tumbuh dari kecambah atau kuncup yang berada di
atas permukaan tanah/media. Tunas dapat terdiri dari batang, ditambah dengan daun muda,
calon bunga, atau calon buah. Dalam peristilahan fisiologi tumbuhan, tunas juga berarti
semua bagian tumbuhan yang bukan akar, yaitu bagian tumbuhan yang berkecenderungan
memiliki geotropisme negatif (atau heliotropisme positif).

Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan tunas :

 tumbuhan pisang
 bambu
 tebu 
c. Tunas Adventif
Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh dari bagian-bagian tertentu misalnya tunas yang
tumbuh pada akar atau daunnya

Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan tunas adventif :

 cocor bebek
 cemara
 sukun 
d. Umbi Batang
Umbi batang( tuber cauligenum) adalah  umbi yang terbentuk dari batang atau struktur
modifikasi batang, seperti geragih (stolo) atau rimpang (rhizoma). Umbi batang mampu
memunculkan tunas maupun akar, sehingga kerap kali dijadikan bahan perbanyakan vegetatif
oleh manusia. Umbi batang dihasilkan oleh beberapa spesies Solanaceae (yang paling dikenal
adalah umbi kentang) dan Asteraceae (seperti umbi dahlia dan topinambur).

Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan umbi batang:

 gadung
 ubi jalar
 kentang
 gembili  
 bengkuang
e. Umbi Lapis
Umbi lapis (bulbus) merupakan sejenis umbi yang terbentuk dari tumpukan (pangkal) daun
yang tersusun rapat dalam format roset. Umbi lapis dipandang berbeda dari umbi yang
lainnya karena tidak mengakumulasi karbohidrat dalam bentuk polisakarida. Pembesaran
terjadi karena berkumpulnya cairan di sel-selnya.

Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan umbi lapis:

 tulip
 bawang merah/brambang
 bawang putih  
 bawang bombay
 bunga bakung
f. Akar Tinggal ( Rhizoma )
Dalam botani, rimpang atau rizoma (bahasa Latin: rhizoma) adalah modifikasi batang
tumbuhan yang tumbuhnya menjalar di bawah permukaan tanah dan dapat menghasilkan
tunas dan akar baru dari ruas-ruasnya. Suku temu-temuan (Zingiberaceae) dan paku-pakuan
(Pteridophyta) merupakan contoh yang biasa dipakai untuk kelompok tumbuhan yang
memiliki organ ini.

Rizoma biasanya memiliki fungsi tambahan selain fungsi pokok seperti batang. Yang paling
umum adalah menjadi tempat penyimpanan produk metabolisme (metabolit) tertentu.
Rimpang menyimpan banyak minyak atsiri dan alkaloid yang berkhasiat pengobatan. Rizoma
yang membesar dan menjadi penyimpanan cadangan makanan (biasanya dalam bentuk pati)
dinamakan tuber (umbi batang).
Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan akar tinggal:

 lengkuas
 jahe
 kunyit 
g. Geragih 
Geragih atau stolon adalah modifikasi batang yang tumbuh menyamping dan di ruas-ruasnya
tumbuh bakal tanaman baru. Geragih adalah cabang batang yang memiliki perubahan bentuk
dan penambahan fungsi. Geragih biasanya berbuku-buku dan beruas-ruas. Dari ruas-ruas ini
akan muncul tunas-tunas yang dapat menjadi tanaman baru. Setelah beberapa waktu tanaman
ini tumbuh memanjang dan menjauhi induknya lalu membengkok ke atas membentuk
individu baru. Dengan demikian, geragih merupakan alat sintasan bagi spesies untuk
mempertahankan kelestariannya.

Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan geragih:

 pegagan
 rumput teki
 strawberry
 eceng gondok
h. fragmentasi

Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan cara memisahkan diri dari koloni induknya
dan tumbuhan menjadi indifidu baru. Pada umumnya, fragmentasi terjadi pada ganggang
hijau yang berbentuk filament, misalnya Hydrodictin sp.

2. Perkembangbikan Vegetatif Buatan


Perkembangbiakan vegetatif buatan menggunaan cara-cara sebagai berikut :

a. Penyetekan
Perkembangbiakan dengan setek dilakukan dengan cara menanam bagian tertentu tumbuhan
tanpa menunggu tumbuhnya akar baru lebih dahulu. Dibandingkan cara perkembangbiakan
vegetatif buatan lainnya, cara setek adalah cara termudah. Pembiakan tanaman dengan setek
ada yang menggunakan batang (kayu) disebut setek batang, dan ada juga yang menggunakan
daun disebut setek daun.
Di bawah ini adalah 10+ contoh tumbuhan yang bisa
berkembangbiak/dikembangbiakan dengan stek batang:

 singkong
 mawar
 tebu
 bougenville
 ketela rambat
 tumbuhan daun afrika
 cempaka
 beringin
 bambu
 katu/katuk
 cakra cikri 
 sirih
Contoh tumbuhan yang bisa berkembangbiak dengan stek daun:

 cocor bebek/tiba urip


 tumbuhan lidah mertua
b. Perundukan
Perkembangbiakan dengan runduk/merunduk dilakukan dengan cara membengkokkan
cabang tanaman hingga ke tanah lalu memendam cabang tanaman tersebut dengan tanah.
Contoh tanaman yang dapat dikembangbiakkan dengan runduk:

 stroberi
 anggur.
 alamanda
 apel
 melati
c. Pencangkokan
Mencangkok adalah membuat cabang batang tanaman menjadi berakar. Dilakukan pada
tanaman buah-buahan dikotil dan berkayu

Contoh tanaman yang dapat dikembangbiakkan dengan cara mencangkok:

 mangga
 sawo
 jambu air
 jambu biji
 jeruk
 kedondong
 rambutan 
d. Penyambungan
Menyambung atau mengenten adalah menggabungkan batang bawah dan batang atas dua
tanaman yang sejenis. Tujuan menyambung adalah menggabungkan sifat-sifat unggul dari
dua tanaman sehingga diperoleh satu tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul.

Contoh tanaman yang dapat disambung:

 durian
 mangga
 kopi 
e. Okulasi
Okulasi adalah salah satu cara meningkatkan mutu tumbuhan dengan cara menempelkan
sepotong kulit pohon yg bermata tunas dari batang atas pada suatu irisan dari kulit pohon lain
dari batang bawah sehingga tumbuh bersatu menjadi tanaman yang baru.[1] Okulasi
merupakan teknik pembiakan tanaman secara vegetatif dengan cara menempelkan mata tunas
dari suatu tanaman kepada tanaman.[2] Okulasi bertujuan untuk menggabungkan sifat yang
baik dari masing-masing tanaman yang diokulasi sehingga mendapatkan varietas tumbuhan
yang baik.
II. Reproduksi Hewan

1.    Perkembangbiakan aseksual

Perkembangbiakan secara aseksual pada hewan invertebrata terjadi dengan cara:

a)      Membelah Diri

Reproduksi dengan cara membelah diri hanya terjadi pada protozoa (hewan bersel satu),
misalnya Amoeba, Paramaecium, dan Euglena.

Proses pembelahan diawali dengan proses pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian diikuti
pembelahan sitoplasma menjadi dua bagian yang masing-masing menyelubungi masing-
masing nukleus tersebut. Selanjutnya, bagian tengah sitoplasma menyempit dan diikuti
pemisahan yang membentuk dua individu. Pada saat keadaan lingkungan kurang
menguntungkan, Amoeba akan melindungi diri dengan membentuk kista yang berdinding
sangat kuat.  Di dalam kista tersebut, Amoeba membelah diri berulang-ulang menghasilkan
banyak individu baru dengan ukuran yang lebih kecil. Ketika kondisi lingkungan membaik,
dinding kista akan pecah dan individu-individu baru akan keluar, tumbuh dan berkembang
menjadi Amoeba dewasa.

b)      Fragmentasi

Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memotong bagian tubuh, kemudian potongan


tubuh tersebut tumbuh menjadi individu baru. Hewan yang melakukan reproduksi secara
fragmentasi adalah cacing Planaria.

Cacing Planaria mempunyai daya regenerasi yang sangat tinggi. Seekor cacing Planaria yang
dipotong menjadi dua bagian, masing-masing potongan akan tumbuh dan berkembang
menjadi dua ekor cacing Planaria.

c)      Pembentukan Tunas

Tunas adalah cara perkembangbiakan di mana individu baru merupakan bagian tubuh dari
induk yang terlepas kemudian tumbuh. contoh Hewan yang berkembang biak dengan
membentuk tunas ialah Hydra sp.

Individu baru Hydra terbentuk dari bagian tubuh Hydra dewasa. Setelah cukup besar, tunas
akan melepaskan diri dari tubuh induknya. Hewan lain yang melakukan reproduksi dengan
tunas misalnya ubur-ubur, hewan karang, dan anemon laut.

d)     Sporulasi

Sporulasi adalah proses pembelahan berganda (pembelahan multipel) yang menghasilkan


spora. Hewan yang melakukan reproduksi dengan sporulasi adalah Plasmodium sp.
Plamodium adalah protozoa bersel satu yang dikenal sebagai penyebab penyakit malaria.

 Dalam siklus hidupnya, plasmodium mengalami dua fase, yaitu fase generatif dan fase
vegetatif. Fase generatif berlangsung di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina, sedangkan
fase vegetatif berlangsung di dalam tubuh penderita penyakit malaria.

2.    Perkembangbiakan seksual


Pada reproduksi seksual tidak selalu terjadi pembuahan, namun kadang-kadang dapat
terbentuk individu baru tanpa adanya pembuahan, sehingga reproduksi secara kawin pada
hewan invertebrata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1.      Tanpa pembuahan, yaitu pada peristiwa partenogenesis, sel telur tanpa dibuahi dapat
tumbuh menjadi individu baru. Misalnya pada lebah jantan dan semut jantan.

2.      Dengan pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan anisogami.

·Konjugasi, ini terjadi pada invertebrata yang belum jelas alat reproduksinya misalnya
Paramecium.

·Anisogami, yaitu peleburan dua asel kelamin yang tidak sama besarnya, misalnya peleburan
mikrogamet dan makrogamet pada Plasmodium, dan peleburan sperma dengan ovum di
dalam rahim.

1.      Invertebrta

a.      Platyhelminthes

Organ reproduksi jantan (testis) dan organ betina (Ovarium) pada Platyhelminthes terdapat
dalam satu individu sehingga disebut hewan hemafrodit. Alat reproduksi terdapat pada bagian
ventral tubuh. Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit. Platyhelminthes yang
hidup bebas memakan hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat organik lainnya seperti sisa
organisme. Platyhelminthes parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inangnya.

Habitat Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat yang
lembap. Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit) pada siput
air, sapi, babi, atau manusia.

Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual. Pada reproduksi seksual
akan menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh (internal).
Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain. Reproduksi aseksual tidak
dilakukan oleh semua Platyhelminthes. Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat melakukan
reproduksi aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan
tubuh tersebut menjadi individu baru. 
b.      Nemathelminthes

Nemathelminthes umumnya bereproduksi secara seksual karena sistem reproduksinya


bersifat gonokoris, yaitu alat kelamin jantan dan betinanya terpisah pada individu yang
berbeda. Fertilisasi dilakukan secara internal. Hasil fertlisasi dapat mencapai lebih dari
100.000 telur per hari. Saat berada di lingkungan yang tidak menguntungkan, maka telur
dapat membentuk kista untuk perlindungan dirinya.

c.       Annelida

Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet, memiliki


klitelum sebagai alat kopulasi. Klitelum = struktur reproduksi yang mengsekresi cairan &
membentuk kokon tempat deposit telur. Namun ada juga yang bereproduksi secara
fregmentasi, yang kemudian beregenerasi. Organ seksual Annelida ada yang menjadi satu
dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris) melalui
larva trochophore berenang bebas.

d.      Arthropoda

Secara normal udang adalah diossious, hanya dalam keadaan luar biasa mereka adala
hemaprodit. Alat reproduksi jantan adalah testis terletak di bawah pericardial sinus. Dua vasa
differensia yang terbuka melalui coxopodite pada kaki jalan ke 5. Alat reproduksi betina
adalah ovarium yang berupa testis baik bentuk maupun letaknya. Sebuah oviduct terbuka
pada coxopodite pada kaki jalan ketiga. Kopulasi udang biasanya terjadi pada bulan
September, Oktober, Nopember pada tahun pertama. Mereka hidup bersama setelah umur
mereka lebih satu bulan. Kopulasi kedua terjadi pada musim hujan kedua.  

e.       Moluscca
Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada
individu lain.Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan
telur.Telur berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa.

f.       Echinodermata

Secara umum filum Echinodermata, menglami seks secara terpisah dengan beberapa


perkecualian. Gonad yang relative besar terletak di sebelah luar dengan pembuluh sederhana,
jumlah ovum banyak sekali dan pembuahan terjadi dalam air, larva mikroskopis, bersilia dan
transparan serta biasanya hidup bebas dengan berenag-renang dalam air, bermetamorfosis
yang kompleks. Beberapa spesies vivipar, beberapa berkembang biak dengan aseksual yaitu
dengan pembelahan sel, memiliki daya regenerasi yang besar sekali bila terdapat bagian yang
rusak atau terlepas.

Contohnya pada bintang laut, seks bintang laut terpisah yakni ada yang jantan atau betina.
Alat reproduksi strukturnya bercabang-cabang pada masing-masing lengan terdapat dua
cabang yang berada di bagian dasar pertemuan lengan. Pada hewan betina alat seksnya dapat
melepaskan 2,5 juta telur dalam tiap 2 jam, sehingga tiap musim bertelur dapat melepaskan
telur sebanyak kurang lebih 200 juta. Hewan jantan pun dapat menghasilkan sperma lebih
banyak dari jumlah sel telur telur betina. Fertilisasi atau pembuahan terjadi dalam air,
kemudian akan tumbuh menjadi larva bipinria.

g.      Porifera

Porifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi secara aseksual


terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule. Gemmule disebut juga tunas internal.
Gemmule dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh Porifera yang hidup di air
tawar. Secara seksual dengan cara peleburan sel sperma dengan sel ovum, pembuahan ini
terjadi di luar tubuh porifera.

h.      Coelenterata
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.Reproduksi aseksual dilakukan
dengan pembentukan tunas.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang
berbentuk polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh
induknya sehingga membentuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan
gamet (ovum dengan sperma).Gamet dihasilakan oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa
dan beberapa Coelenterata bentuk polip.Contoh Coelenterata berbentuk polip yang
membentuk gamet adalah hydra.

2.      Vertebrata

a.       Pisces

Pada fase permulaan tidak dapat dibedakan jantan atau betinanya, tapi fase berikutnya akan
tumbuh menjadi jantan atau betina. Dengan demikian cyslostomata adalah diocious pada
hewan dewasa. Pada hewan yang dewasa terdapat gonad yang memanjang terletak dalam
rongga abdominalis. Tidak memiliki saluran genetialis, sel telur atau sperma ditumpahkan
melalui sepasang porus genitalis ke dalam sinus urogenitalis kemudian keluar. Contoh pada
kelas chondrichthyes (kelas ikan bertlang rawan) :

Seks terpisah, alat kelamin jantan terdiri atas sepasang testis, terdapat beberapa vasa
efferensia yang menuju vasa deferensia. Saluran itu terbentang sebelah bawah ginjal dan
berakhir pada papil urogenitalis. Pada perkawinan sperma tertuang pada kloaka hewan betina
dengan bantuan claspers.

Alat reproduksi ikan (a) betina dan (b) jantan

Alat kelamin betina terdiri atas sebuah ovarium yang menggantung sebelah dorsal denga satu
membrane. Dua buah ovianterior mempunyai saluran besar di mana sel-sel telur masak
kedalamnya. Pada bagian anterior masing-masing saluran melebar sebagai glandulae shell.
Pada jenis yang ovovivipar pada bagian posterior itu mengalami perluasan menjadi “uterus”
yang akan berisi hewan yang masih muda sekali. Saluran oviduct akan terbuka secara
terpisah ke dalam kloaka.

b.      Amphibi
System reproduksi pada amphibi terjadi atas :

1.      Sistema genitalis masculinus

Berupa sepasang testis berbentuk oval berwarna keputih-putihan, terletak di sebelah anterior
dari ren, diikat oleh alat penggantungnya yang kita sebut mesorchium yang terjadi dari
lipatan peritoneum. Di sebelah cranial testis melekatlah corpus adiposum suatu zat lemak
yang berwarna kekuning-kuningan, sedang di sebelah median dataran testis terdapat saluran-
saluran halus yang disebut vasa efferentia yang bermuara pada saluran kencing, kemudian
menuju ke kloaka. Akhir dari ureter mengalami pembesaran dan disebut vesicular seminalis,
yakni sebagai tempat penampungan spermatozoa sementara.

2.      Sistema genitalis feminus

Sistema genitalis feminus yang terdiri atas sepasang ovarium dilkatkan denga bagian dorsal
coelom oleh alat penggantung yang disebut mesovarium, yang terjadi dari lipatan
peritoneum. Pada hewan yang telah dewasa kadang-kadang ovum yang berwarna hitam dan
putih berbentuk bintik-bintik. Pada ovarium juga terdapat corpus adiposum yang berwarna
kekuning-kuningan.

Pada “breeding season” ovum yang telah masak menembus dinding ovarium untuk masuk
kedalam oviduct, yaitu suatu saluran yang berkelok-kelok dengan ujung terbuka sehingga
tidak berhubungan dengan ovarium. Pada sebelah posterior saluran ini melebar dengan
dinding yang tipis, kadang-kadang ada yang menyebut sebagai uterus. Selanjutnya ovum
menuju ke kloaka pada suatu papillae. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, tapi walaupun
demikian “ breeding season” katak jantan menempel di punggung katak betina untuk
memudahka terjadinya fertlilisasi.

c.       Reptilia

Sistem reproduksi atau genitalis dapat dibedakan menjadi sistema genitalis feminalis dan
sistema genitalis masculinalis.

Sistema genitalis feminus terdiri atas sepasang ovarium yang berbentuk ovoid, pada
datarannya terdapat benjolan retroperitoneal. Oviduct yang merupakan saluran berdinding
tipis, mulai cranial sebagai corong ostium abdominalis. Oviduct memiliki kelenjar
dindingnya yang member kulit keras pada ovum yang sudah dibuahi. Oviduct bermuara di
cloaka yang dinding dorsal agak ke muka dari pada muara ureter.

Alat reproduksi reptil (a) betina dan (b) jantan.

Sistema genitalis musculinus terdiri atas sepasang testis, yang berbentuk oval kecil berwarna
keputih-putihan. Di dekatnya terdapat saluran epididimis, kemudian dilanjutkan oleh saluran
vasa deferensia. Pada bagian caudanya bersatu dahulu dengan ureter baru masuk kloaka. Di
samping itu semua terdapat alat kopulasi yang di sebut hemi penis, yang terjadi atas dua
organon yang terjadi karena tonjolan dinding kloaka. Pada waktu istirahat melipat masuk
dengan dinding otot di sebelahnya. Pada waktu hemipenis ditonjolkan keluar sedang otot
daging ke sebelah dalam. Semua bagian alat-alat genetalis itu digantung oleh penggantung
yang masing-masing ialah mesovarium untuk ovarium, ligament untuk oviduct, mesochium
untuk testis.

d.      Aves

Pada hewan jantan terdapat sepasang testis yang bulat, berwarna putih, melekat di sebelah
anterior dari ren dengan suatu alat penggantung. Testis sebelah kanan lebih kecil dari pada
yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa deferensia sejajar dengan ureter
yang berasal dari ren. Pada sebagian besar aves memiliki vesicular seminlais yang merupakan
gelembung kecil bersifat kelenjar sebagai tempat menampung sementara sperma sebelum
dituangkan melalui papil yang terletak pada kloaka. Di dalam kloaka pada beberapa spesies
memiliki penis sebagai alat untuk menuangkan sperma ke kloaka hewan betina.

Pada hewan betina terdapat sepasang ovary, hanya yang dextrum mengalami atrophis
(mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovary menjulur oviduct panjang berkelok-kelok,
berlubang pada bagian cranial dengan suatu bentuk corng. Lubang oviduct itu disebut ostium
abdominalis. Dinding oviduct selanjutnya tersusun atas musculus dan epithelium yang
bersifat glandular, yang member sekresi yang kelak membungkus telur, yakni albumen
sebagai putih telur, membrane tipis di sebelah luar albumen, dan cangkok yang berbahan zat
kapur yang disebut oleh kelenjar di sebelah caudal. Uterus yang sebenarnya belum ada.
Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan mengadakan kopulasi.
e.       Mamalia

Pada hewan jantan terdapat testis yang terletak dalam skrotum yang merupakan perluasan
kulit ganda dari rongga abdomen di sebelah bawah atau muka anus. Antara rongga skrotum
dan abdomen terdapat saluran penghubung yang disebut canalis inguinalis. Dari masing-
masing testes (jamak, testis) sperma dikumpulkan melalui pembuluh epididmis terus ke
saluran sperma atau vasa deferensia. Saluran ini bersama-sama pembuluh darah dan saraf
pada canalis inguinalis membentuk funiculus spermaticus masuk dalam rongga abdomen.
Kedua vasa deferensia pada akhirnya masuk dasar uretra membentuk saluran umum
urogenitalis melalui alat kopulasi penis yang akan mentransfer sperma ke dalam vagina
hewan betina pada waktu kopulasi.

Terdapat dua kelenjar yakni kelenjar prostat yang terletak sekitar dasar uretra dan glandulae
bulbo urethralis yang glandulae cowperi yang terletak juga pada sekitar urethra pangkal
pennies. Kedua kelenjar itu mengeluarkan yang sifatnya memudahkan dalam transper
sperma. Kecuali kedua macam kelenjar tersebut beberapa jenis mamalia memiliki glandulae
vesicalis (kadang-kadang dengan salah disebut vesica seminalis) dan glandulae inguinalis
yang terletak pada pangkal penis, kelenjar itu mengeluarkan getah berbau yang merangsang
hewan betina.

Hewan betina memiliki dua ovari yang terletak di belakang ren. Sebelah lateral dari masing-
masing ovarium terdapat pembuluh ostium yang selanjutnya berhubungan dengan saluran
silindris oviduct (tuba falopi). Kedua oviduct itu membentuk saluran yang berdinding tebal
yang disebut vagina yang terletak antara vesica urinaria dan rectum dan berakhir pada muara
urogenitalis. Di sebelah ventral dari muara urogenitalis terdapat badan kecil yang disebut
clitoris yang homolog dengan pennies pada hewan jantan.

Dalam reproduksi ova dihasilkan oleh foliculus graafi (follicle de graff) yang kemudian
masuk ostia. Di dalam oviduct ova akan dibuahi oleh sperma yang pindah dari vagina setelah
kopulasi. Ova yang telah dibuahi akan memisahkan pada uterus. Dalam proses selanjutnya
terbentuk membrane fetalis dan plasenta. Melalui plasenta itu embrio mendapat makanan dari
induknya selama dalam kandungan sampai lahir.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tumbuhan bereproduksi dengan 2 cara, yaitu secara generatif dan vegetatif.


Perkembangbiakan tumbuhan secara generatif adalah perkembangbiakan tumbuhan secara
kawin atau penyerbukan, penyerbukan ini dibantu oleh lingkungan disekitarnya. Sedangkan
perkembangbiakan secara vegetatif adalah perkembangbiakan tanpa melalui perkawinan
dengan cara menggunakan bagian tubuh induknya, perkembangbiakan ini hanya melibatkan
satu induk saja. Perkembangbiakan vegetatif dibedakan menjadi dua yakni vegetatif alami
dan buatan.
Hewan bereproduksi dengan 2 cara, yaitu aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual
adalah reproduksi yang tidak melibatkan, meiosis, ploidi pengurangan, atau fertilisasi.
Reproduksi ini biasanya terjadi pada hewan tingkat rendah atau avertebrata dan sebagian
kecil vertebrata. Sedangkan reproduksi secara seksual adalah reproduksi yang melibatkan alat
reproduksi sehingga terjadi proses fertilisasi atau pertemuan antar gamet jantan dan gamet
betina. reproduksi secara kawin pada hewan invertebrata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
Tanpa pembuahan dan dengan pembuahan.

B. SARAN

Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan baik penyusunan maupun
penulisan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
memperbaiki kesalahan di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Irnaningtyas. 2016. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai