Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH POLINASI

( PENYERBUKAN )

DIBUAT OLEH :

1. Henderina kamis
2. Krescentia w
3. Fitriani peni
4. Fransiska pano

PROGAM STUDI AGRONOMI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
SEKOLAH SMKN 1 SEBATIK BARAT
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan dan juga waktu sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “POLINASI ( PENYERBUKAN )” dengan lancar dan tepat waktu. Terima
kasih kami ucapkan.

Kami menyadari masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah kami. Oleh karena
itu, kami berharap pembaca memberikan kritikan yang konstruktif dan logis untuk membangun
kesempurnahan makalah kami selanjutnya.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................

DAFTAR ISI ...............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................

A. Latar Belakang ...................................................................................................


B. Rumusan Masalah .............................................................................................
C. Tujuan ................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................

A. Pengertian polinasi ............................................................................................


B. Faktor Yang Mempengaruhi Polinasi .................................................................
C. Jenis-Jenis Polinasi .............................................................................................

BAB III PENUTUP ......................................................................................................

A. Kesimpulan ........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUHAN

A. Latar Belakang

Sebelum suatu tumbuhan mati, tumbuhan pasti melalukan hal untuk


memperbanyak diri yaitu dengan menghasilkan organ yang nantinya akan
menjadikan tumbuhan individu baru. Alat/organ tersebut dinamakan dengan alat
perkembangbiakan (organum reproductivum), yang dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu yang bersifat vegetatif dan yang bersifat generatif. Alat
perkembangbiakan generatif memiliki bentuk dan susunan yang berbeda-beda pada
setiap speseis tumbuhan, namun, pada tumbuhna berbiji, alat tersebut kita kenal
dengan bunga. Apabila tumbuhan berbiji ini mencapai saatnya maka akan
mengeluarkan bunga. Pada bunga inii terjadi penyerbukan dan pembuahan yang
akan menghasilkan biji dan biji ini lah yang akan menjadi bakal individu baru dari
tumbuhan tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksut dengan polinasi atau penyerbukan?


2. Bagaimana proses polinasi atau penyerbukan?
3. Apasaja jenis dari polinasi atau penyerbukan?
C. Tujuan

Makalah ini dibuat bertujuan untuk:

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan polinasi atau penyerbukan


2. Mengetahui proses terjadinya polinasi atau penyerbukan
3. Mengetahui macam jenis dari polinasi atau penyerbukan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertiaan Polinasi

Polinasi atau penyerbukan adalah proses menempelnya serbuk sari pada


kepala putik. Proses polinasi pada tumbuhan Angiospermae memiliki
tahapanlepasnya serbuk sari dari bunga jantan, proses perpindahan serbuksari dari
kepalasari (anther) menuju kepala putik ( stigma) (Rochedi,2004). Bakal biji akan
berkembang menjadi biji setelah terjadinya fertilisasi antara sel kelamin
jantandengan sel kelamin betina, sebelum terjadinya pembuahan (fertilisasi)
didahuluidengan terjadinay proses penyerbukan (polinasi) tersebut. Apabila proses
penyerbuka tersebut tidak terjadi maka bakal biji akan mati dan bunga tidak
akanmenghasilkan biji.

Bunga yang siap untu penyerbukan, kepala sarinya akan pecah dan
mengeluarkan serbuk sarinya dan oleh karena sesuatu hal serbuk sari tersebut akan
jatuh dan menempel pada kepal putik dan terjadilah penyerbukan atau polinasi. Jika
serbuk sari jatuh pada kepala putik yang cocok, serbuk sari akan berkecambah,
terjadilah buluh serbuk sari yang tumbuh menuju ke arah bakal biji. Selama
pertumbuha ini, inti dalam serbuk sari akan membelah menjadi dua,satu di bagian
depan buluh dan yeng menjadi penuntun gerak tumbh buluh itu kearah baka biji
(inti vegetatif), yang kedua lalu membelah lagi menjadi dua intisperma (inti
generativ). Jika penyerbukan berhasil maka akan diikiuti dengan pembuahan. Bakal
buah akan menjadi buah, bakal biji akan menjadi biji, dan bagian-bagian bunga
lainya akan gugur.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Polinasi

Menurut Kartika (2008), penyerbukan tumbuhan sangat berpengaruh pada


bentuk bunga atau alat reproduksinya. Arsitektur bunga yang meliputiukuran,
kedudukan organ reproduksi, aksesibilitas nektar, struktur bunga, danmasa
pembungaan semua memengaruhi interaksi antara tumbuhan dengan polinator.
Sebagian besar agaen penyerbuk atau polinatir menunjukkan variasi yang spesifik
dalam hal ukuran tubuh, kemampuan sensorik, perilaku pencariaan makanan dan
sumber energi yang dibutuhkan. Hal tersebut ada hubungan yangerat antara
arsitektur pembungaan dengan tipe polinatornya.

C. Polinasi Jenis
1. Berdasarkan asal serbuk sari yang jatuh ke kepala puti.
Menurut Tjitrosoepomo (2009), berdasarkan asal serbuk sari yang jatuhke kepala
putik, penyerbkan dapat dibedakan sebagai berikut.

5
A. Penyerbukan sendiri ( autogamy )

Dapat dikatakan penyerbukan sediri apabila serbuk sari yang jatuh dikepala
putik berasal dari bunga itu sendiri (Tjitrosoepomo, 2009). Penyerbukan ini hanya
bisa dilakukan dan berhasil pada bunga hermaprodithus atau bunga banci. Pada
angiospermae, yang memiliki bunga kasmogam, artinya, disaatmekar, bunga
mendedahkan antera dan stigma yang telah dewasa kepada unsur penyerbuk yakni
polinator. Kasus ekstrim terjadi pada bunga kleistogamdimana bunga ini tidak
mekar, sehingga serbuk sari pasti jatuh pada stigma bunga itu sendiri.

B. Penyerbukan tetangga ( geitonogamy )

Dapat dikatakan suatu tanaman mengalami penyerbukan secara


Geitonogamy atau penyerbukan tetangga apabila serbuk sari yang dilepaskan jatuh
di kepala putik dari bunga yang berbeda, namun tetap dalam tumbuhan,dalam
pohon yang sama. Para ahli menyatakan bahwa penyerbukan tetanggaini adalah
salah satu variasi dari penyerbukan sendiri, sehingga tidak ada pemisahan pada
penyerbukan sendiri ini, karena penyerbukan tetangga adalah penyerbukan yang
tetap pada satu pohon yang sama hanya berbeda bunga saja.Jika suatu tumbuhan
dapat menghasilkan buah dan biji melalui penyerbukansendiri, tumbuhan tersebut
dapat dikatakan bersifat subur seniri. Sebaliknyaapabila suatu tumbuhan yang
hanya dapat membentuk buah dan biji karena adanya penyerbukan silang,
tumbuhan tersebut dikatan tumbuhan yang memiliki sifat mandul sendiri.

C. Penyerbukan silang ( allogamy, xenogamy )

Dikatakan bunga mengalami penyerbukan silang ( allogamy, xenogamy )


apabila serbuk sari yang dilepaskan jatuh dikepala putik namun, putik tersebut
berasal dari bunga tumbuhan lain, namun masih tergolong dalam jenis yang sama.

D. Penyerbukan bastar ( hybridogamy )

Dikatan bunga mengalami penyerbukanbastar ( hybridogamy ) apabila


serbuksari yang dilepaskan jatuh ke kepala putik dengan bunga tumbuhan lain
yang beda jenisnya, atau sekurang-kurangnya memiliki satu sifat yang
berbeda.Penyerbukan bastar dapat terjadi dengan sendirinya di alam, namun
penyerbukan ini sering terjadi dilakukan sengaja oleh manusia, bertujuan untuk
menghasilkan keturunan yang baru dengan sifat-sifat tertentu. pembastaran dapat
dilakukan:

6
1) Antar dua tumbuhan yang berbeda varietas atau pembastaran antara
varietas,
2) Antara dua jenis tumbuhan atau pembastaran antar jenis,
3) Antara dua jenis tumbuhan yang berbeda marga atau genusnya atau
pembastaran antar marga ( genus ),

2. Berdasarkan vektor atau perantara penyebab polinasi

Beberapa spesies angiospermae dapat melakukan polinasi-diri,


namunspesies semacama itu hanya dapat melakukan inbreeding di alam. Sebagian
besar spesies angiospermae mengandalkan agenpenyerbuk atau polinator
yanghidup (biotik) maupun yang tidak hidup (abiotik) yang dapat memindahakan
polen dari anther pada stamen suatu bunga pada suatu tumbuhan ke stigma pada
karpel suatu bunga pada tumbuhan yang lain. Kira-kira 80% polinasi
padaangiospermae bersifat biotik, memanfaatkan hewan sebagai perantara.
Selainyang biotik, 98% mengandalkan angin dan 2% lainya mengandalkan air.

a. Polinasi abiotik oleh angin.

Keberhasilan reproduktif pada polinasi ini tidak bergantung padausaha


memikat penyerbuk, tidak ada tekanan selektif, yang mengumpulkan bunga-bunga
yang berwarna dan berbau harum. Sehingga, evolusi spesies-spesies tanaman yang
mengandalkan polinasi oleh angin, menghasilkan bungayang seringkali memiliki
ukuran yang kecil, berwarna hijau, dan tidak menarik,serta tidak menghasilkan
nektar dan juga bau wangi. Spesies yang perantara polinasinya angin, menghasilkan
serbuk polen yang sangat banyak. Dan polinasi oleh angin seringkali lebih efisien
daripada yang terlihat karenastruktur bunga dapat menciptakan arus memutar yang
membantu penangkapan polen. Sekitar 20% spesies angios spermae diserbuki oleh
angin.

b. Polinasi oleh lebah.

Lebah penyerbuk bergantung pada nektar dan polen sebagai


makanan.Bunga yang diserbuki oleh lebah biasanya memiliki wangi yang manis
dansamar. Lebah terpikat pada warna-warna yang cerah, terutama warna kuningdan
biru. Lebah kurang menyukai warna merah, namun lebah dapat melihatsinar
ultraviolet.

c. Polinasi oleh ngengat dan kupu-kupu.

Ngengat dan kupu-kupu mendeteksi bau, dan bunga-bunga yangdiserbuki


oleh kedua jenis hewan tersebut seringkali berbau manis. Kupu-kupu melihat banyak
warna yang cerah. Bunga yang di serbuki oleh ngengat biasanya memiliki warna
putih atau kuning, yang mencolok dalam remang-remang.

d. Polinasi oleh burung.

7
Bunga yang diserbuki oleh burung biasanya memiliki ukuran yang besar,
memiliki warna merah atau kuning cerah dan tidak perlu yang berbabau.Burung
tidak terlalu memanfaatkan indra penciuman, sehingga tidak adatekanan selektif
yang mengunggulkan prosuksi wangi pada bunga. Akan tetapi untuk memenuhi
kebutuhan energi burung, dibutuhkan nektar dalam jumlah yang besar,nektar
adalah hadia bagi pelinator.

e. Polinasi oleh lalat.

Bunga yang diserbuki oleh lalat memiliki warna kemerahan dan berdaging,
dengan bau seperti daging busuk. Lalat yang mengunjungi bunga bangkai yang
membusuk dan lalat tersebut bertelur diatasnya. Setelah proseslalat bertelur
tersebut, maka lalat tersebut pada tubuhnya akan dipenuhi oleh polen yang terbawa
ke bunga-bunga lain. Ketika telur tersebut menetas, larvatersebut salah mengira
bahwa itu adalah bangkai untuk dimakan, sehinggalarva tersebut akan mati.

f. Polinasi oleh kelelawar.

Bunga yang diserbuki oleh kelelawar memiliki warna yang cerah dan
wangi,untuk memikat penyerbuk nokturnal. Pada saat memaman nektar dari
bunga,kelelawar menransfer polen dari satu tumbuhan ke tumbuhan yang lain.

D. Fertilisasi

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Polinasi adalah proses menempelnya serbuk sari pada kepala putik.

2. Preoses polinasi diawali dengan pecahnya kepala sari dan mengeluarkanserbuk sarinya dan
oleh karena sesuatu hal serbuk sari tersebut akan jatuhdan menempel pada kepal putik dan
terjadilah penyerbukan atau polinasi.Jika serbuk sari jatuh pada kepala putik yang cocok,
serbuk sari akan berkecambah, terjadilah buluh serbuk sari yang tumbuh menuju ke arah
bakal biji.

3. Berdasarkan asal serbuk sari yang jatuh ke kepala putik, polinasi dibedakan menjadi
penyerbuka sendiri, penyerbukan tetangga, penyerbukan silang, dan penyerbukan bastar.
Berdasarkan vektor atau perantara penyebab polinasi, polinasi dibedakan menjadi polinasi
oleh unsur abiotik dan biotik.Penyerbukan oleh unsur abiotik dilakukan oleh angin dan air.
Sedangkanunsur biotik dilakukan oleh lalat, lebah, kupu-kupu dan ngengat, burung, dan
kelelawar.

9
DAFTAR PUSTAKA

Campbel, Neil. A. 2008. BIOLOGI. Edisi kedelapan. Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Hidayat, Estiti B.. 1994. MORFOLOGI TUMBUHAN. Bandung: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan

Kartikawati, N. M.. 2008.Polinator pada Tumbuhan Kayu Putih. Jurnal Balai Besar Penelitian
Bioteknologi Tumbuhan. Jogjakarta

Rochedi, A. B.. 2004.Studi Polinasi pada Iles-Iles. Skripsi. Bogor: JurusanAgronomi dan Holtikultura.
Fakultas Pertanian. IPB

Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada UniversityPress Yogyakarta

10

Anda mungkin juga menyukai