Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MORFOLOGI DAN ANATOMI BUNGA

Dosen Pembimbing:

DI SUSUN OLEH:

1. IGNASIUS GINO
NIM:230200353121

2. SEBINUS
NIM:230200353621

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FALKUTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS KAPUAS SINTANG

TAHUN AKADEMIK 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang m embangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sintang, 3 November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I (PENDAHULUAN)..................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Tujuan Masalah.......................................................................................................1
C. Rumusan Masalah...................................................................................................2

BAB II...................................................................................................................................3

A. Pengertian Bunga...........................................................................................................3
B. Bunga Majemuk (Anthotaxis Inflorescentia)..............................................................4
a. Bunga Majemuk Berbatas ...............................................................................5
b. Bunga Majemuk Tak Berbatas ........................................................................8
C. Bagian-Bagian Penting pada Bunga............................................................................14
D. Kelamin Pada Bunga.....................................................................................................15
E. Dasar Bunga (receptaculum)........................................................................................15
F. Kelopak Bunga (calyx)..................................................................................................16
G. Putik (pistillum).............................................................................................................16
H. Bunga Terbagi atas , Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk.....................................16
I. Diagram Bunga..............................................................................................................17
J. Rumus Bunga.................................................................................................................18

BAB III..................................................................................................................................19

A. Kesimpulan.....................................................................................................................20

B.Saran..................................................................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu tumbuhan pada waktu sekarang telah mengalami kemajuan yang demikian
pesat, hingga bidang-bidang pengetahuan yang semula hanya merupakan cabang-
cabang ilmu. Tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri-
sendiri. Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri
adalah Morfologi Tumbuhan. Morfologi Tumbuhan yang mempelajari bentuk dan
susunan tubuh tumbuhanpun sudah demikian besar perkembangannya hingga
dipisahkan menjadi morfologi luar dan morfologi saja (morphology in sensu stricto =
dalam arti yang sempit) dan morfologi dalam atau anatomi tumbuhan.
Bunga (flos) merupakan salah satu organ tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai
alat perkembangbiakan secara generatif yang memiliki bentuk dan susunan yang
berbeda-beda menurut jenisnya, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut
lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. Jika kita
memperhatikan suatu bunga, mudahlah diketahui bahwa bunga adalah penjelmaan
suatu tunas (batang dan daun-daun) yang bentuk, warna dan susunannya disesuaikan
dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini dapat berlangsung
penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya dapat dihasilkan alat-alat
perkembangbiakan.
Mengingat pentingnya bunga pada tumbuhan, pada bunga terdapat sifat-sifat yang
merupakan penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat
perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya dari suatu bunga sifat-sifat yang
amat menarik ialah bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya,
warnanya, baunya, ada dan tidaknya madu ataupun zat lain.
B. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Bunga ?
2. Untuk mengetahui macam perbungaan ?
3. Untuk mengetahui bagian penting pada Bunga ?
4. Untuk mengetahui kelamin pada Bunga ?
5. Untuk mengetahui diagram Bunga ?
6. Untuk Mengetahui Rumus Bunga ?

1
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bunga ?
2. Ada berapa macam Bunga ?
3. Ada berapa bagian penting pada Bunga ?
4. Sebutkan ada berapa kelamin pada bunga ?
5. Apa yang di maksud diagram Bunga ?
6. Apa yang itu rumus bunga?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bunga
Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh
dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu.
Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis
diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan,
dan ketersediaan air (lihat artikel Pembentukan bunga).
Bunga hampir selalu berbentuk simetris, yang sering dapat digunakan sebagai
penciri suatu takson. Ada dua bentuk bunga berdasar simetri
bentuknya: aktinomorf ("berbentuk bintang", simetri radial) dan zigomorf (simetri
cermin). Bentuk aktinomorf lebih banyak dijumpai.
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat
betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut
bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki
semua bagian utama bunga. Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah
sebagai berikut: Kelopak bunga atau calyx; Mahkota bunga atau corolla yang
biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu
proses penyerbukan; Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros
oikia: rumah pria) berupa benang sari.
Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah
wanita") berupa putik. Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum yang
pada pangkalnya terdapat bakal buah(ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal
biji (ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio.
Pada ujung putik terdapat kepala putik atau stigma untuk menerima serbuk
sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus berperan sebagai jalan bagi pollen menuju
bakal bakal buah.
Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan di atas dikatakan sebagai struktur
tumbuhan yang "umum", spesies tumbuhan menunjukkan modifikasi yang sangat
bervariasi. Modifikasi ini digunakan botani untuk membuat hubungan antara
tumbuhan yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh, dua subkelas dari tanaman
berbunga dibedakan dari jumlah organ bunganya: tumbuhan dikotil umumnya
3
mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5) sedangkan
tumbuhan monokotil memiliki tiga organ atau kelipatannya.
B. Bunga Majemuk (Anthotaxis Inflorescentia)
Suatu bunga majemuk harus dapat dibedakan dari cabang yang mendukung
sejumlah bunga di ketiaknya.Pada suatu cabang dengan sejumlah bunga di ketiak jelas
kelihatan,bahwa diantara bunga-bunganya sendiri yang terdapat pada cabang itu
terdapat daun-daun biasa yang berguna untuk berasimilasi.Pada suatu bunga majemuk
sumbu yang mendukung bunga-bunga yang telah berkelompok itu tidak lagi berdaun
atau jika ada daunnya,daun-daun tadi telah mengalami metamorphosis dan tidak lagi
berguna sebagai alat untuk asimilasi.Walaupun demikian menurut kenyataannya
sering kali tidak mudah untuk membedakan suatu bunga majemuk dari cabang yang
mempuyai bunga-bunga di ketiak daunnya.Pada suatu bunga majemuk lazimnya dapat
kita bedakan bagian-bagian berikut: Bagian-bagian yang bersifat seperti cabang atau
batang,yaitu:
1. Ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculus communis atau rhacis), yaitu bagian
yang biasanya merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga
majemuk tadi. Ibu tangkai ini dapat bercabang ,dan cabang-cabangnya bercabang
lagi,dapat pula sama sekali tak bercabang.
2. Tangakai bunga(pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung
bunganya.
3. Dasar bunga(receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga, yang mendukung bagian-
bagian bunga lainnya.
Bagian-bagian yang bersifat seperti daun,antara lain:
1. Daun-daun pelindung (bractea), yaitu bagian-bagian yang serupa daun yangdari
ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya.
2. Daun tangkai (bracteola), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada
tangkai bunga. Pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) biasanya terdapat dua
daun tangkai yang letaknya tegak lurus pada bidang median,sedang kan pada
tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae) hanya terdapat satu daun tangkai dan
letaknya di dalam bidang median,di bagian atas tangkai bunga.
3. Seludang bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar, yang sering kali
menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu belum mekar, misalnya terdapat
pada bunga kelapa (Cocos nucifera L.).

4
4. Daun-daun pembalut (bractea involucralis, involucrum), yaitu sejumlah daun-
daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran, terdapat misalnya pada
bunga matahari (Helianthus annuus L.).
5. Kelopak tambahan (epicalyx), yaitu bagian-bagian serupa daun yang berwarna
hijau, tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat di bawah kelopak, misalnya
pada bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.), kapas (Gossypium sp.).
6. Daun-daun kelopak (sepalae).
7. Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae).
8. Daun-daun tenda bunga (tepalae), jika kelopak dan mahkota sama bentuk dan
warnanya.
9. Benang-benang sari (stamina).
10. Daun-daun buah (carpella)

Telah dikemukakan tadi,bahwa ibu tangkai bunga pada bunga majemuk dapat
mengadakan percabangan dapa pula tidak.Ibu tangkai bunga yang tidak bercabang
dan tidak berdaun seringkli dinamakan sumbu bunga (scapus).Ibu tangkai yang
bercabang memperlihatkan cara percabangan yang bermacam-macam.Selain dari
itu,jumlah cabang,panjangnya dibandingkan dengan ibu tangkai serta susunan cabang-
cabang tadi,berpengaruh terhadap urut-urutan mekarnyamasing-masing bunga pada
suatu bunga majemuk.Bertalian dengan sifat-sifat itu bunga majemuk dibedakan
dalam golongan:
1. Bunga Majemuk Berbatas (infloscentia cymosa atau inflorecentia centrifuga,
inflorecentia definite) adalah bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu
ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang
terbatas. Ibu tangkai ini dapat pula bercabang-cabang, dan cabang-cabang tadi
seperti ibu tangkainya juga selalu mendukung suatu bunga pada ujungnya. Pada
bunga majemuk berbatas bunga yang mekar dulu ialah bunga yang terdapat di
sumbu pokok atau ibu tangfkainya, jadi tengah ke pinggir ( jika dilihat dari atas),
oleh sebab itu dinamakan : inflorecentia centrifuga.
Berdasarkan jumlah cabang pada ibu tangkai, Bunga Majemuk
Berbatas (infloscentia cymosa atau inflorecentia centrifuga, inflorecentia
definite) dibedakan dalam tiga macam:

5
1. Yang bersifat “ monochasial” . jika ibu tangkai hanya mempunyai satu
cabang, ada kalanya lebih (dua cabang ), tetapi tidak pernah berhadapan ,
dan ada yang satu lebih besar dari yang lainnya. Cabang yang besar
selanjutnya seperti ibu tangkai setiap kali hanya mengeluarkan satu cabang
saja. Bunga majemuk semacam ini ditemukan pada berbagai jenis tumbuhan
yang berbiji tunggal (Monocotiledoneae). Contoh:

Kapas (Cossipium sp.)


2. Yang bersifat “dichasial” jika dari ibu tangkai keluar dua cabang yang
berhadapan, terdapat pada tumbuhan dengan

Bunga berbibir (Labiatae)


3. Yang bersifat “pleiochasial”, jika dari ibu tangkai keluar lebih dari dua
cabang pada suatu tempat yang sama tingginya pada ibu tangkai tadi.
Contoh:

Bunga oleander (Nerium oleander L.)

Dalam golongan ini dapt lagi dibedakan:


1. Anak payung menggarpu (dichasium). Pada ujjung ibu tangkai terdapat satu
bunga. Di bawahnya terdapat dua cabang yang sama panjangnya, masing-
masing mendukung satu bunga pada ujngnya. Bunga yang mekar dahulu
ialah bunga yang terdapat pada ujung ibu tangkainya, seperti misalnya bunga
melati.

6
(Jasminium sumbac Ait.),
Ada pula kalanya cabang bunga anak payung menggarpu yang majemuk,
yang seluruhnya terdiri atas tujuh bunga, misalnya pada Clematis.
2. Bunga tangga atau bunga becabang seling (cincinnus), yaitu suatu bunga
majemuk yang ibu tangkainya becabang lagi, tetapi setiap kali bercabang
hanya berbentuyk satu cabang saja, yang arahnya berganti-ganti ke kiri dan
ke kanan. Bunga yang demikian ini antara alin terdapat pada

Buntut tikus (Helitropium indicus L.).


Pada beberapa jenis tumbuhan yang tergolong suku Euphorbiaceae,
misalnya kayu merah (Euphrobia pulcherrima Wilid.), patikan (Euphorbia hirta
L.), dll. Terdapat bunga majemuk, dengan susunan yang khas, yaitu; satu bunga
betina dikelilingi oleh lima bunga bercabang seling, masing-masing terdiri atas
empat bunga jantan. Bunga majemuk dengan susunan yang demikian itu
disebut Cyanthium.
1. Bunga sekerup (bostryx), ibu tangkai bercabang-cabang, tetapi setiap kali
bercabang juga hanya terbentuk satu cabang, yang semuanya terbentuk ke kiri
atau ke kanan dan cabang yang satu berturut-turut membentuk sudut 90 o,
sehingga jika kita mengikuti arah percabangan kita akan mengadakan gerakan
seperti sekerup atau spiral, misalnya; bunga kenari (Canarium commune L.).

2. Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tetapi semua percabangan


terletak pada satu bidang, hingga bunga seluruhnya menampakkan bentuk
seperti sabit, terdapat pada tumbuhan suku Juncaceae.
3. Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga becabang seling, semua percabangan
terletak pada satu bidang dan cabang tidak sama panjang, sehingga semua

7
bunga pada bunga majemuk itu terdapat pada tempat yang sama tingginya,
terdapat antara lain pada tumbuhan suku Iridocea.
2. Bunga Majemuk Tak Berbatas (inflorescentia racemosa, inflorescentia
botryoides atau inflorecentia centripetal)
Bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang
yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin
muda semakin dekat ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini
mekar berturut-turut dari bawah ke atas. Jika ujung ibu tangkai tak mendukung suatu
bunga, tampaknya seakan-akan bunga majemuk ini tak berbatas, lagi pula jika dilihat
dari atas, nampak bunga mulai mekar dari pinggir dan yang terakhir mekarnya ialah
bunga yang menutup ibu tangkainya. Karena yang mekar mulai dari pinggir menuju
ke pusat itulah maka bunga majemuk yang bersifat demikian ini
danamakan: inflorecentia centripetala. Bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia
racemosa, inflorescentia botryoides atau inflorecentia centripetal) contohnya:
mangga (Mangifera indica L.), bunga kenikir
Dalam golongan ini dapat lagi dibedakan:
1. Ibu tangkai tidak bercabang-cabang, sehingga bunga (bertangkai atau tidak)
langsung terdapat pada ibu tangkainya. Dalam golongan ini dapat dibedakan
menjadi:
a. Tandan (racemus atau botrys), jika bunga bertangkai nyata, duduk pada ibu
tangkainya. Kita dapat pula mengatakan ibu tangkai bercabang, dan cabang-
cabangnya masih mendukung satu bunga pada ujungnya.
b. Bulir (spica), seperti tandan tetepi bunga tidak bertangkai. Contoh:

Lengkuas (Zingiber officinale)

8
c. Untai atau bunga lada (amentum), seperti bulir tetapi ibu tangkai hanya
mendukung bunga-bunga yang berkelamin tunggal, dan runtuh seluruhnya
(bunga majemuk yang mendukung bunga jantan, yang betina menjadi buah).
Contoh:

Pada sirih (Piper betle L.)


d. Tongkol (spadix), seperti bulir, tetapi ibu tangkai besar, tebal, dan sering kali
bergading. Contoh: Jagung (Zea mays L.), tetapi hanya pada bunga betina,Pada
suatu bunga tongkoi seringkali terdapat seludang bunga yang indah dan menarik
warnanya, yang selain berguna untuk menarik serangga, juga merupakan
perangkap bagi serangga yang mengunjungi bunga ini. Pada sebuah tongkol,
bunga betinanya terdapat dibagian atas, sedang bunga jantan di bagian bawah,
dan diantara kedua jenis bunga itu seringkali terdapat bunga-bunga yang
mandul, seperti pada iles-iles (Amorphopallus variabilis BI.) dan tumbuhan
yang tergolong suku Araceace pada umumnya.
e. Bunga payung (umbella), yaitu suatu bunga majemuk tak terbatas, yang dari
ujung ibu tamgkainy mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjangnya.
Masing-masing cabang mempunyai suatu daun pelindung pada pangkalnya,
dank arena pangkal daun sama tinggi letaknya, maka tampak seakan-akan pada
pangkal cabang-cabang tadi seperti terdapat daun-daun pembalut. Contoh:Pada
suatu bunga paying cabang-cabang ibu tangkai masing-masing dapat
mengulangi cara percabangan ibu tangkainya, hingga dengan demikian terjadi
bunga paying yang bertingkat, yang lazimnya lalu disebut Bunga payung
majemuk, seperti terdapat pada.

9
Wortel (Daucus carota L.)

f. Bunga bongkol (capitulum),suatu bunga majemuk yang menyerupai bunga


cawan, tetapi tanpa daun-daun pembalut, dan ujung ibu tangkai biasanya
membengkak, sehingga bunga majemuk seluruhnya berbentuk seperti bola.
Bunga-bunga yang duduk di bagian membengkak tadi seringkali
mempunyai sisik (palea) pada pangkal, jadi sisik itu terletak pada bongkolnya
(ujung ibu tangkai yang membengkak tadi). Bentuk tumbuhan
suku Mimosaceae,misalnya

Petai (Parkio speciosa Hassk.)

g. Bunga periuk (hypanthodium). Bunga ini dapat dibedakan dalam dua bentuk,
yaitu:
1) Ujung ibu tangkai menebal, berdaging, mempunyai bentuk seperti gada,
sedang bunga-bunganya terdapat meliputi seluruh bagian yang menebal tadi,
sehingga tercapai bentuk bulat dan silinder. Daun-daun pembalut tidak ada.
Bunga majemuk yang demikian susunannya contohnya seperti: nangka
(Artocarpus integra Merr.),

Bunga nangka (Artocarpus integra Merr.),

10
2) Ujung tangkai menebal berdaging, membentuk badan yang menyerupai
periuk, sehingga bunga-bunga yang semestinya terletak padanya lalu terdapat di
dalam periuk tadi, dan sama sekali tak tampak dari luar

h. Bunga cawan (corymbus atau anthodium), yaitu suatu bunga majemuk yang
ujung ibu tangkainya lalu melebar dan merata, sehingga mencapai bentuk seperti
cawan (ada kalanya tidak begitu lebar dan rata, sehingga bentuk cawan tidak
begitu nyata), dan pada bagian itulah tersusun bunga-bunganya. Pada pangkal
bunga majemuk yang demikian ini biasanya terdapatdaun-daun
pembalut (involucrum) . selain dari itu pada bunga cawan lazimnya kita dapati
dua macam bunga, yaitu;
1) Bunga pita: Bunga yang mandul yang terdapat sepanjang tepi cawan, oleh
sebab itu dinamakan pula bunga pinggir (flos marginalis), yang seringkali
mempunyai mahkota yang berbentuk pita, oleh sebab itu dinamakan pula bunga
pita (flos ligulatus).
2) Bunga tabung, yaitu bunga-bunga yang tedapat di atas cawannya sendiri (flos
disci), seringkali mempunyai mahkota yang berbentuk pita, oleh sebab itu
dinamakan bunga tabung. Bunga inilah yang mempunyai kedua macam alat
kelamin (benang sari dan putik) dan dapat menghasilkan buah.
Bunga cawan dengan bagian-bagiannya yang lengkap seperti diuraikan di atas
terdapat misalnya pada bunga matahari (Helianthus annus L.), bunga dahlia,

bunga dahlia

11
2. Ibu tangkai bercabang-cabang, dan cabang-cabangnya dapat bercabang lagi,
sehingga bunga-bunga tidak terdapat pada ibu tangkainya. Dalam golongan ini
dapat disebut:
1. Malai (panicula): Ibu tamgkainya mengdakan percabanga secara
monopodial, demikian pula cabang-cabangnya, sehingga suatu malai dapat
disamakan denga suatu tandan majemuk. Secara heseluruhan seringkali
memperlihatkan bentuk sebagai kerucut atau limas, misalnya; bunga
mangga (Mangifera indica L.), rambutan, langsat

2. Malai rata (corymbus romosus): Ibu tangkai mengdakan percabangan,


demikian pula seterusnya cabangnya, tetapi cabang- cabang tadi
mempunyai sifat demikian rupa sehingga seakan-akan semua bunga pada
bunga majemuk ini terdapat pada suatu bidang datar atau agak melengkung,
contohnya; soka (Ixoro grandiflora).

3. Bunga payung majemuk (umbella composite), yaitu suatu bunga payung


yang tersusum, dapat pula dikatakan sebagai bunga paying, yang bagian-
bagiannya berupa suatu payung kecil (umbellula). Pada pangkal
percabangan yang pertama terdapat daun-daun pembalut (involucrum),
demikian pula pada pangkal percabangan yang berikutnya, hanya daun-
daunnya lebih kecil (involucellum),. Bunga bertingkat atu majemuk
terdapat misalnya pada wortel (Daucus carota).

12
4. Bunga tongkol majemuk, yaitu bunga tongkol, yang ibu tangkainya
becabang-cabang dan masing-masing cabang merupakan bagian denga
susunan sepaerti tongkol pula, terdapat misalnya pada kelapa (Cocos
nucifera) dan palma (Palmae) umumnya. Suatu tongkol majemuk sebelum
mekar biasanya diselubungi oleh seludang yang besar, tebal, dan kuat.
5. Bulir majemuk, jika ibu tangkai bunga cabang-cabang dan masing-masing
cabang mendukung bunga-bunga dengan susunan seperti bulir, misalnya
bunga jagung (Zea mays L.) yang jantan, dan bunga berbagai jenis
rumput (Gramineae).
C. Bagian-Bagian Penting pada Bunga
1. Tangkai bunga (pedicellus) Yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang,
padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian-bagian yang
menyerupai daun, berwarna hijau, yang seakan-akan merupakan peralihan dari
daun biasa ke hiasan bunga.
2. Dasar bunga (receptaculum) Yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan
ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang telah mengalami
metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain,
bahkan biasanya lalu tampak duduk dalam satu lingkaran.
3. Hiasan bunga (perianthium) Yaitu yang terdiri dari Kelopak (calyx) dan Mahkota
atau Tajuk Bunga (corolla), jika kelopak dan mahkotanya tidak dapat dibedakan
maka disebut sebagai tenda bunga (perigonium). Yaitu bagian bunga yang
merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan
tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas.
4. Alat kelamin betina (gynaecium), berupa putik (pistilum). Yang pada bunga
merupakan bagian yang biasanya di sebut putik (pistillum), juga putik terdiri atas
metamorfosis daun yang di sebut daun buah (carpella). Pada bunga dapat di
temukan satu atau beberapa putik, dan setiap putik dapat terdiri atas beberapa daun
buah, tetapi dapat pula hanya terdiri atas satu daun buah.
5. Alat kalamin jantan (androecium), berupa benang sari (stamen).

13
Bagian ini sesungguhnya juga merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan
serbuk sari.(Androecium) terdiri atas sejumlah benang sari (stamen).
Dilihat dari bagian-bagian yang menyusun suatu bunga, dapat kita bedakan ada bunga
lengkap dan ada bunga sempurna, berikut penjelasannya.
1. Bunga Lengkap : Bunga ini terdiri dari kelopak (calyx), mahkota(corolla), benang
sari (androecium) dan putik (gynaecium).
2. Bunga tak Lengkap : Bunga ini tidak memiliki salah satu bagian bunga seperti
bunga lengkap, misalnya tidak memiliki kelopak.
3. Bunga Sempurna : Hanya terbatas bahwa bunga ini memiliki benang
sari(androecium) dan putik (gynaecium).
4. Bunga tak Sempurna : Bunga ini tidak memiliki benang sari (androecium) atau
tidak memiliki putik (gynaecium).
D. Kelamin Pada Bunga
1. Bunga banci (hermaprodithus), dimana pada satu bunga terdapat benang sari dan
putik, dapat pula disebut bunga sempurna.
2. Bunga Berkelamin Tunggal (unisexualis), terbagi menjadi 3 macam yaitu :
a) Bunga yang terdiri dari benang sari saja, yang disebut bunga jantan (flos
masculus).
b) Bunga yang terdiri dari putik saja yang disebut bunga betina (flos femineus)
c) Dan bunga yang tidak memiliki kelamin, atau bunga mandul.
E. Dasar Bunga (receptaculum)
Fungsi utama dasar bunga adalah mendukung bagian-bagian bunga
Bentuk dari dasar bunga bermacam-macam ada yang rata, kerucut, cawan, dan
mangkuk.
Menurut fungsi itu, dapat dibedakan beberapa macam dasar bunga, yaitu:
1. Dasar bunga yang mendukung mahkota bunga (anthophorum)
1) Dasar bunga yang mendukung benang sari (androphorum)
2) Dasar bunga yang mendukung putik (gynophorum)
3) Dasar bunga yang mendukung benang sari dan putik (androgynophorum)
4) Cakram (discus)

F. Kelopak Bunga (calyx)

14
Fungsinya adalah sebagai pelindung bunga waktu masih kuncup. Mahkota Bunga /
Tajuk Bunga (corolla) Berfungsi sebagai daya tarik untuk mendatangkan hewan agar
membentu proses penyerbukan. Selain itu juga melindungi benang sari dan putik.
G. Putik (pistillum)
Putik terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Bakal Buah (ovarium)
2. Tangkai putik (stylus)
3. Kepala putik (stigma)
4. Benang Sari (stamen)
Benang sari terdiri dari 3 bagian, yaitu:
1. Tangkai sari (filamentum)
2. Kepala sari (anthera)
3. Penghubung ruang sari (connectivum)
H. Bunga Terbagi atas , Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk
Bunga tunggal sering disebut dengan planta uniflora.
Bunga majemuk disebut dengan planta multiflora. Planta multiflora ( bunga Majemuk
) ini terbagi menjadi beberapa macam menurut sifatnya, yaitu :
1. Bunga Majemuk tak Berbatas (inflorescentia racemosa), dengan ciri jika bunga
mekar, yang terlihat mekar adalah bagian bawah atau yang dekat dengan ibu
tangkainya. Jika dilihat dari atas, mekarnya bunga tampak dari samping ke tangah.
Yang ibu tangkainya tidak bercabang lagi :
a) Tandan (racemus) pada bunga kembang merak (Caesalpinia pulcherimma)
b) Bulir (spica) pada bunga jarong
c) Untai (amentum) pada bunga sirih (Piper betle) dan lada (Piper nigrum)
d) Tongkol (spadix) pada bunga jagung betina (Zea mays)
e) Bunga Payung (umbella) pada bunga wortel (Daucus carota)
f) Bunga Cawan (corymbus) pada daun kaki kuda (Centela asiatica)
g) Bunga Bongkol (capitullum) pada bunga puteri malu (Mimosa pudica)
h) Bunga Periuk (Hypanthodium) pada bunga nangka (Artocarpus integra)
Yang ibu tangkainya bercabang dan cabangnya bercabang lagi :
a) Malai (panicula) pada bunga mangga (Mangifera indica)
b) Malai rata (corymbus ramosus) pada bunga soka
c) Bunga payung majemuk (umbella composita) pada bunga wortel (Daucus
carota)
15
d) Bunga tongkol majemuk pada bunga kelapa (Cocos nuctifera)
e) Bulir majemuk pada bunga jagung jantan (Zea mays)
2. Bunga Majemuk Berbatas (inflorescentia cymosa), dengan ciri jika bunga mekar,
yang terlihat mekar adalah bagian atas atau yang paling jauh dengan ibu
tangkainya...jika dilihat dari atas, mekarnya bunga tampak dari tengah ke
samping.
a) Anak payung menggarpu (dichasium) pada bunga melati (Jasminum sambac)
b) Bunga tangga (cincinnus) pada bunga euphorbia (Euphorbia hirta)
c) Bunga sekerup (bostryx) pada bunga kenari
d) Bunga sabit (drepanium) pada bunga suku juncaceae
e) Bunga kipas (rhipidium) pada bunga suku iridaceae
3. Bunga Majemuk Campuran (inflorescentia mixta), bunga dengan sifat
penggabungan antara bunga majemuk berbatas dan majemuk tak berbatas.
Misalnya pada bunga soka, ada bagian yang bersifat payung majemuk dan anak
payung menggarpu.
I. Diagram Bunga
Dalam mendeskripsikan bunga, di samping secara verbal dapat ditambahkan
gambar-gambar, agar pembaca dapat memperoleh kesan yang lebih mendalam tentang
keadaan bunga. Salah satu gambar yang melukiskan keadaan bunga dan bagian-
bagiannya adalah diagram bunga.
Dalam menbicarakan tentang bunga dan bagian-bagiannya, telah diterangkan,
bahwa bagian-bagian bunga duduk di atas dasar bunga, masing-masing teratur dalam
satu lingkaran atau lebih. Dalam diagram bunga, masing-masing bagian harus
digambarkan sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin dua bagian bunga yang
berlainan digambarkan dengan lambang yang sama. Mengingat, bahwa yang
digambar pada diagram pada diagram itu penampang-penampang melintang masing-
msing bagian bunga seperti telah diuraikan di atas, maka kemungkinan adanya
persamaan gambar hanyalahn mengenai daun-daun kelopak dan daun tajuk bunga,
sedangkan mengenai benang sari dan putiknya rasanya tidak akan terjadi kekeliruab.
Oleh sebab itu kelopak dan dau tajuk harus selalu digambar dengan lambang-lambang
yang jelas berbeda, walaupun bentuknya mirip satu sama lain.
Jik kita hendak membuat diagram bunga, kita harus memperhatiakan hal-hal sebagai
berikut :

16
a. Letak bunga pada tumbuhan. Dalam hubungannya dengan perencanaan suatu
diagram, kita membedakan dua macam letak bunga.
b. Bungs pada ujung batang atau cabang (flos terminalis)
c. Bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos axillaris).
J. Rumus Bunga
Susunan bunga dapat pula dinyatakan dengan sebuah rumus, yang terdiri atas
lambang-lambang, huruf-huruf, angka-angka, yang semua itu dapat memberikan
gambar mengenai berbagai sifat bunga beserta bagian-bagiannya.
Lambang-lambang yang di pakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat
bunga yang berkaitan dengan simetrinya atau jenis kelaminnya, sedangkan angka-
angka menunjukkan jumlah masing-masing bagian bunga. Disamping itu masih
terdapat lambang-lambang lain yang memperlihatkan hubungan bagian-bagian bunga
satu sama lain.
Oleh suatu rumus bunga hanya dapat di tunjukkan hal-hal mengenai 4 bagian
pokok bunga sebagai berikut:
1) Kelopak, yang dinyatakan dengan huruf K singkatan kata kalix
yang merupakan istilah ilmiah untuk kelopak.
2) Tajuk atau Mahkota, yang dinyatakan dengan huruf C singkatan kata corolla
(istilah ilmiah untuk mahkota bunga).
3) Benang-benang sari, yang di nyatakan dengan huruf A, singkatan
kata androecium (istilah ilmiah untuk alat-alat jantan pada bunga).
4) Putik, yang dinyatakan dalam huruf G, singkatan kata gynaecium(istilah ilmiah
untuk alat betina pada bunga).
Jika kelopak dan mahkota sama, baik bentuk maupun warnanya, kita lalu
mempergunakan huruf lain untuk menyatakan bagian tersebut, yaitu huruf P,
singkatan kata perigonium ( tenda bunga). Dibelakang huruf-huruf tadi lalu di
taruhkan angka-angka yang menunjukkan jumlah masing-masing bagian tadi, dan di
antara dua bunga yang di gambarkan dengan huruf dan angka itu di taruh koma. Jika
bunga misalnya mempunyai 5 daun kelopak, 5 daun mahkota, 10 benang sari dan
putik yang terjadi dari sehelai daun buah, maka rumusnya adalah K 5.C5.A10.G1
(bunga merak )

BAB III
PENUTUP
17
A. Kesimpulan
Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan
oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah
fitohormon tertentu.
1. Ada tiga macam bentuk bunga majemuk yaitu:
a. Bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa).
b. Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa).
c. Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta).
2. Bagian-bagian bunga :
1) Tangkai Bunga.
2) Dasar Bunga.
3) Hiasan Bunga.
4) Alat-alat kelamin jantan.
5) Alat-alat kelamin betina.
3. Diagram Bunga.
Jika kita hendak membuat diagram bunga, kita harus memperhatiakan hal-hal
sebagai berikut : Letak bunga pada tumbuhan. Dalam hubungannya dengan
perencanaan suatu diagram, kita membedakan dua macam letak bunga :
a. Bungs pada ujung batang atau cabang (flos terminalis).
b. Bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos axillaris).
c. Bagian-bagian bunga kan kita buat diagram tadi tersusun dalam berapa
lingkaran.
4. Rumus Bunga.
Oleh suatu rumus bunga hanya dapat di tunjukkan hal-hal mengenai 4 bagian
pokok bunga sebagai berikut:
a. Kelopak, yang dinyatakan dengan huruf K singkatan kata kalix
yang merupakan istilah ilmiah untuk kelopak.
b. Tajuk atau Mahkota, yang dinyatakan dengan huruf C singkatan kata corolla
(istilah ilmiah untuk mahkota bunga)
c. Benang-benang sari, yang di nyatakan dengan huruf A, singkatan
kata androecium (istilah ilmiah untuk alat-alat jantan pada bunga).
d. Putik, yang dinyatakan dalam huruf G, singkatan kata gynaecium(istilah ilmiah
untuk alat betina pada bunga).
18
B. Saran
Morfologi Tumbuhan tepatnya BUNGA perlu di pelajari lebih seksama untuk
lebih memahimanya. Namun semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu
para pembaca atau pendengar untuk mengetahui tentang materi BUNGA.

DAFTAR PUSTAKA

19
Tjirosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.
Morton, J. 1987. Mango. p. 221–239. In: Fruits of warm climates. Julia F.
Morton, Miami, FL. New York.
Syamsuhidayat, Sugati S., dan Hutapea, J.R., 1991, Inventaris Tanaman
Obat Indonesia.Edisi ke-2, Departemen Kesehatan RI Bagian Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Jakarta.
Tjitrosoepomo,G, 1994, Morfologi Tumbuhan, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.

20

Anda mungkin juga menyukai